LP Eliminasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Teori 1.1.1



Pengertian Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh.



Pembuangan



dapat melalui urin ataupun feses.



Eliminasi dibutuhkan untuk



mempertahankan homeostatis melalui pembuangan feses dan urin (Wartoanah, 2016). Eliminasi Urin adalah pengosongan kandng kemih yang lengkap (SLKI, 2018). Eliminasi Fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan, kemudian dikeluarkan melalui anus (Cynthia, Dea Laras 2013). 1.1.2



Etiologi 1.Usia 2. Diet 3. Asupan cairan 4. Aktivitas 5. Pengobatan 6. Gaya hidup 7. Penyakit 8. Nyeri 9. Kehamilan



1.1.3



Fisiologis Saluran kencing adalah satu jenis untuk mengeluarkan kotoran beberapa



garam organis produk-produk buangan yang mengandung nitrogen dan air disingkirkan dari aliran darah dikumpulkan dan dibuang atau dibuang atau dikeluarkan melalui fungsi yang baik dari saluran urine. 1.



Ginjal Terletak di kanan dan di kiri tulang punggung, di belakang peritoneum dan di belakang rongga perut.



2.



Ureter Adalah pengubung antara ginjal dari kandung kencing.



3.



Kandung kencing Adalah sebuah kantung dengan otot yang mulus yang berfungsi sebagai penampung air seni.



4.



Uretra 1



Ukurannya 13,7 – 16,2 cm terdiri dari 3 bagian : prostate, selaput, dan bagian yang berongga. Ada tiga tahap pembentukan urine : 1)



Proses filtrasi Terjadi di Glomerolus adanya penyerapan darah, sedangkan sebagian lagi (glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat), ditampung oleh simpai bowman untuk diterusakan ke tubulus ginjal.



2)



Proses reabsorbsi Terjadi penyerapan kembali dari sampai bowman yaitu : glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beerapa ion bikarbomat pada tubulus atas (obligat reabsorbsi) sodium dan ion bikarbonat pada tubulus bawah (reabsorbsi fakultatif) sisanya dialirkan pada papilla renalis.



3)



Proses sekresi Sisanya penyimpanan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan keluar pada ginjal. Selanjutnya keluar.



Sedangkan fisiologis defekasi adalah 1. Mulut Proses pertama dalam sistem pencernaan berlangsung di mulut. 2. Faring Berfungsi dalam sistem pencernaan sebagai penghubung antara mulut dan esophagus. 3. Esofagus Pada saat menelan, makanan akan dipicu oleh gelombang peristaltic yang akan mendorong masuk ke lambung. 4. Lambung Di dalam lambung makanan yang masuk akan disimpan lalu disalurkan ke usus halus. 5. Usus Halus Usus halus merupakan tempat penyerapan berlangsung. 6. Usus Besar Usus besar adalah organ penyimpan makanan. 7. Rektum dan anus 1.1.4



Klasifikasi Eliminasi Urin 1.



Gangguan eliminasi urin merupakan disfungsi eliminasi urin.



2.



Inkontinensia urin berlanjut adalah pengeluaran urin tidak terkendali dan terus menerus tanpa distensi atau perasaan penuh pada kandung kemih.



2



3.



Inkontinensia urin berlebih adalah kehilangan urin yang tidak terkendali akibat overdistensi kandung kemih.



4.



Inkontinensia urin fungsional adalah pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak mampu mencapai toilet pada waktu yang tepat.



5.



Inkontinensia urin refleks adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung kemih tertentu tercapai.



6.



Inkontinensia urin stress adalah kebocoran urin mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena aktivitas



yang meningkatkan tekanan intra



abdominal. 7.



Inkontinensia urin urgensi adalah keluarnya urin tidak terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat untuk berkemih.



8.



Retensi urin adalah pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.



Eliminasi Fekal 1.



Inkontinensia fekal adalah perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai dengan pengeluaran feses secara involunter (tidak disadari).



2.



Konstipasi adalah penurunan defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta kering dan banyak.



3. 1.1.5



Diare adalah pengeluran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk.



Manifestasi Klinis Eliminasi Urin 1. Penurunan kekuatan atau dorongan aliran urine, tetesan. 2. Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap, dorongan dan frekuensi berkemih. 3. Nokturia, disuria, hematuria. 4. ISK berulang, riwayat batu. Eliminasi Fekal 1.



Rasa ingin BAB



2.



Rasa sakit di bagian rectum



3.



Nyeri pada abdomen



4.



Rasa tidak nyaman pada daerah abdomen



5.



Feses disertai darah



6.



Terdengar bunyi timpani di abdomen



7.



Iritasi pada daerah sekitar anus



8.



Diperlukan tenaga yang besar saat mengedan



9.



Distensi pada lambung dan usus



3



1.1.6



Pemeriksaan Penunjang



1. Urinalis Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan SDM, SDP, kristal, asam urat, kalsium oksalat, serpihan, mineral, bakteri, pus, PH mungkin asam (meningkatkan sistim dan batu asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat amonium atau batu kalsium fosfat). 2. Urine (24 jam) Kreatinin, asam urat, kalsium, fofat, oksalat atau sistin mungkin meningkat. 3. Kultur urine Mungkin menunjukkan ISK (stapilococus auresus, proteus, klebsiola, pesuodomonas) 4. BUN / Kreatinin Serum Urine Abnormal (tinggi pada serum atau rendah pada urine) sekunder terhadap tinggi batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia atau nekosis. 5. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses 1.1.7



Penatalaksanaan Eliminasi Urin 1. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine. 2. Menentukan pola berkemih normal pasien. 3. Menyelidiki keluhan kandung kemih penuh 4. Mengobservasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran 5. Memberikan posisi yang nyaman 6. Melakukan perawatan chateter 7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Eliminasi Fekal 1) Menganjurkan untuk banyak minum atau cair 2) Mengadakan pola kebiasaan untuk BAB 3) Pemberian katartik atau laksatif ( pencahar ) untuk melunakkan feses sehingga merangsang peristaltic dan BAB 4) Pemberian enema 5) Pemberian makanan yang adekuat untuk mengurangi resiko eliminasi (diet tinggi serat dan sari buah) 6) Memperbanyak kegiatan fisik atau aktivitas



1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan 1.2.1



Pengakajian



1.2.1.1 Amnanesa Hal-hal yang harus dikaji antara lain : 4



1) Pola defekasi a. Frekuensi (berapa kali per hari/minggu?) b. Apakah frekuensi itu dapat berubah? c. Apa penyebabnya? 2) Perilaku defekasi a. Apakah klien menggunakan laksatif? b. Bagaimana cara klien mempertahankan pola defekasi? 3) Deskripsi feses a.



Warna



b.



Tekstur



c.



Bau



4) Diet a. Makanan apa yang mempengaruhi perubahan pola defekasi klien? b. Makanan apa yang biasa klien makan? c. Makanan apa yang klien hindari/pantang? d. Apakah klien makan secara teratur? 5) Stress a. Apakah klien mengalami stres yang berkepanjangan? b. Kopingapa saja yang klien gunakan dalam menghadapi stres? c. Bagaimana respon klien terhadap stres? Positif/negatif? 6) Pembedahan atau penyakit menetap a. Apakah klien pernah menjalani tindakan bedah yang dapat mengganggu pola defekasi? b. Apakah klien pernah menderita penyakit yang mempengaruhi sistem gastrointestinalnya? 1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik 1. Abdomen Pemeriksaan dilakukan pada posisi telentang, hanya bagian abdomen saja yang tampak. a.



Inspeksi. Amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas, adanya distensi atau gerak peristaltik.



b.



Auskultasi. Dengarkan bising usus, lalu perhatikan intensitas, frekuensi, dan kualitasnya.



c.



Perkusi. Lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya distensi berupa cairan, massa, atau udara. Mulailah pada bagian kanan atas dan seterusnya.



5



d.



Palpasi. Lakukan palpasi untuk mengetahui konsistensi abdomen serta adanya nyeri tekan atau massa di permukaan abdomen.



2. Rektum dan anus a.



Inspeksi. Amati daerah perianal untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi, lecet, fistula, konsistensi, hemoroid.



b.



Palpasi. Palpasi dinding rektum dan rasakan adanya nodul, massa, nyeri tekan. Tentukan lokasi dan ukurannya.



3. Feses. Amati feses klien dan catat konsistensi, bentuk, warna, bau, dan jumlahnya. 1.2.2



DiagnosaKeperawatan



Diagnosis : gangguan eliminasi urine Gangguan eliminasi urin Definisi Disfungsi eliminasi urin



D.0040



Penyebab 1. Penurunan kapasitas kandung kemih 2. Iritasi kandung kemih 3. Penurunan kemampuan menyadari tanda gangguan kandung kemih 4. Efek tindakan medis dan diagnotik (mis. Operasi ginjal, operasi saluran kemih, anestesi, dan obat obatan) 5. Kelemahan otot pelvis 6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. Mobilisasi) 7. Hambatan lingkungan 8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi 9. Outlet kandung kemih tidak lengkap 10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun Gejala dan tanda mayor Subjektif Objektif 1. Desakan berkemih 1. Distensi kandung kemih 2. Urin menetes 2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy) 3. Sering buang air kecil 3. Volume residu urin meningkat 4. Nokturia 5. Mengompol 6. Uneresis Gejala dan tanda minor Subjektif Objektif Tidak tersedia Tidak tersedia Kondisi klinis terkait 1. Infeksi ginjal dan saluran kemih 2. Hiperglikemia 3. Trauma 4. Kanker 5. Cedera/tumor/infeksi medula spinalis 6. Neuropati diabetikum 7. Neuropati alkoholik 8. Stroke 9. Parkinson 10. Skeloris multipel 11. Obat alpha adrenergik



6



Manajemen eliminasi urine



1.04152



Definisi Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi urine Tindakan Observasi - Identifikasi tanda dan gejalan retensi atau inkontenensia urine - Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkotenensia urine - Monitor eliminasi urine (frekuensi, aroma, volume, dan warna) Terapeutik - Catat waktu dan haluaran berkemih - Batasi asupan cairan jika perlu - Ambil sampel urine tengah atau kultur Edukasi - Ajarkan tanda gejala infeksi saluran kemih - Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine - Ajarkan mengambil spesimen urine midstream - Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih - Anjurkan minum cukup - Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur Kolaborasi - Kolaboasi pemberian obat supositoria uretra Dukungan perawatan diri :BAK/BAB



1.11349



Definisi Menfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air kecil dan buang air besar Tindakan Observasi - Identifikasi kebiasan bab/bak sesaui usai - Monito integritas kulit pasien Terapeutik - Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi - Dukung penggunaan toilet/pispot - Jaga privasi selama eliminasi - Ganti pakaian pasien setelah eliminasi - Bersihkan alat bantu bak/bab - Sediakan alat bantu Edukasi - Anjurkan bak/bab secara rutin - Anjurkan ke kamar mandi/toilet Eliminasiurine



L.04034`



Definisi Pengosongan kandung kemih yang lengkap Ekspetasi



membaik



Kriteria hasil



7



Cukup menurun 1 2 Cukup meningkat meningkat Menurun



Sensasi berkemih Desakan berkemih (urgensi) Distensi kandung kemih Berkemih tidak tuntas (hesitency) Volume residu urine Urine menetes Nokturia Mengompol Enuresis Disuria Anuria



3 sedang



Cukup meningkat meningkat 4 5 Cukup menurun menurun



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1 1 1 1 1 1



2 2 2 2 2 2 Cukup menurun 2 2



3 3 3 3 3 3



Menurun Frekuensi Bak Karakteristik urino



sedang



1 1



sedang 3 3



4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 Cukup meningkat meningkat 4 5 4 5



Diagnosis : Konstipasi Konstipasi



D.0049



Definisi Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses dan tidak tuntas serta feses kering dan banyak Penyebab Fisiologis 1. Penurunan motilias gastrointestinal 2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi 3. Ketidakcukupan diet 4. Ketidakcakupan asupan serat 5. Ketidakcukupan asupan caira 6. Aganglionik 7. Kelemahan otot abdomen Psikologis 1. Konfusi 2. Depresi 3. Gangguan emosional Situasional 1. Perubahan kebiasan makan 2. Ketidakadekuatan toileting 3. Aktifitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan 4. Penyalahgunaan laktasif 5. Efek agen farmakologis 6. Ketidakteraturan kebiasan defekasi 7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi 8. Perubahan lingkungan



8



Gejala dan tanda mayor Subjektif 7. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu 8. Pengeluaran feses lama dan sulit Gejala dan tanda minor



Objektif 4. Feses keras 5. Peristaltik usus menurun Objektif 1. Distensi abdomen 2. Kelemahan umum 3. Teraba masa pada rektal



Subjektif 1. Mengejan saat defekasi Kondisi klinis terkait 12. Lesi pada medula spinalis 13. Spina bifida 14. Stroke 15. Sklerosis multipel 16. Penyakit perkinson 17. Demensia 18. Hiperparatoriodisme 19. Hipoparatiroidisme 20. Ketidakseimbangan elektrolit 21. Hemoroid



22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.



Obesitas Pasca operasi obstruksi bowel Kehamilan Pembesaran prostat Abses rektal Fisura anorektal Ulkus rektal Tumor Impaksi feces



Manajemen eliminasi fekal 1.04151 Definisi Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi fekal Tindakan Observasi - Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar - Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal - Monitor buang air besar - Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi Terapeutik - Berikan air hangat setelah makan - Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien - Sediakan makanan tinggi serat Edukasi - Jelaskan jenis makana yang membantu meingkatkan keteraturan peristaltik usus - Anjurkan mencatat warna, frekuensi konsistensi dan volume - Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik - Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas - Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi - Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian obat supositoria anal Manajemen konstipasi 1.04155 Definisi



9



Mengidentifikasi dan mengelola pencegahan dan mengatasi sembelit Tindakan Observasi - Periksa tanda dan gejala konstipasi - Periksa pergerakan usus, karakterisrik feses - Indentifikasi faktor resiko konstipasi - Monitor tanda dan gejala ruptur usus Terapeutik - Anjurkan diet tinggu serat - Lakukan masase abdomen - Lakukan evaluasi feses secara manual - Berikan emema dan irigasi Edukasi - Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan - Anjurkan peningkatan asupan cairan - Latih buang air besar secara teratur - Ajarkan cara mengatasi kosntipasi Kolaborasi - Konsultasi dengn tim medis tentang penurunan frekuensi suara usus - Kolaborasi penggunaan obat pencahar Eliminasifekal



L.04033`



Definisi Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses konsistensi frekuensi serta bentuk feses normal Ekspetasi



mudah dan



membaik



Kriteria hasil Kontrol pengeluaran fese Keluhan defekasi lama dan sulit Mengejan saat defekasi Diistensi abdomen Terasa massa pada rektal Urgency Nyeri abdomen Kram abdomen



Menurun



Cukup menurun



sedang



1



2



3



4



5



meningkat



Cukup meningkat



sedang



Cukup menurun



Menurun



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1 1 1



2 2 2 Cukup memburu k 2 2



3 3 3



4 4 4



5 5 5



sedang



Cukup membaik



Membaik



3 3



4 4



5 5



Memburuk Konsistensi feses Frekuensi



1 1



10



Cukup Meningkat meningkat



defekasi Peristaltik usus Diagnosa : Diare diare



D.0020



Definisi Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk Penyebab Penyebab 11. Inflamasi gastrointestinal 12. Iritasi gastrointestinal 13. Proses infeksi 14. Malabsorpsi



Situasional 1. Terpapar kontaminan 2. Terpapar toksin 3. Penyalahgunaan laksatif 4. Penyalahgunaan zat 5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesic, pelunak feses, ferosulfat, antasida) 6. Perubahan air dan makanan 7. Bakteri pada air



Psikologis 1. Kecemasan 2. Tingkat stress tinggi



Gejala dan tanda mayor Subjektif Tidak bersedia



Objektif 1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam 2. Feses lembek atau cair



Gejala dan tanda minor Subjektif 1. Urgency 2. Nyeri.kram abdomen Kondisi klinis terkait 1. Kanker kolon 2. Diverticulitis 3. Iritasi usus 4. Crohn’s disease 5. Ulkus peptikum 6. Gastritis



Objektif 1. Frekuensi peristaltic meningkat 2. Bising usus lembek atau cair 7. Spasme kolon 8. Kolitis ulseratif 9. Malaria 10. Kolera 11. Disentri



Manajemen diare



1.05174



Definisi Mengidendtifikasi dan mengelola diare dan dampaknya Tindakan Observasi - Identifikasi penyebab diare mis inflamasi gastro, iritasi gastro - Identifikasi riwayat pemberian makanan - Identifikasi gejala invaginasi seperti tangisan pada bayi - Monitor warna volume frekuensi dan kosistensi tinja - Monitor tanda dan gejala hypovolemia mis tacikardi, nadi teraba lemah - Monitor iritasi dan ulserasi kulit daerah perianal - Monitor jumlah pengeluaran diare 11



- Monitor keamanan penyiapan makanan Terapeutik - Berikan asupan cairan oral mis oralit - Pasang jalur intravena - Berikan cairan intravena miss RL, ringer asetat - Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit - Ambil sampel feses untuk kultur Edukasi - Anjurkan makanan prosi keccil dan sering - Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas pedas - Anjurkan melanjutkan pemberian asi Kolaborasi - Kolaborasi pemberian obat antimotilitas mis difenoksilat - Kolaborasi pemberian obat antispasmotic miss papaverin - Kolaborasi pemberian obat pengeras feses Pemantauan cairan 1.03121 Definisi Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan Tindakan Observasi - Monitor frekuensi dan kekuatan nadi - Monitor frekuensi napas - Monitor tekanan darah - Monitor berat badan - Monitor waktu pengisian kapiler - Monitor elastisitas atau turgor kulit - Monitor jumlah warna dan berat jenis urine - Monitor kadar albumin dan protein total - Montor hasil hasil pemeriksaan serum (BUN) - Monitor intake dan output cairan - Identifikasi tanda tanda hipovolemia - Identifikasi tana tanda hipervolemia - Identifikasi faktor ketidakseimbangan cairan Terapeutik - Attur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien - Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi - Jelaskan tujuan prosedur pemantauan - Informasikan hasil pemantauan Manajemen cairan



1.03098



Definisi Mengidendtifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat ketidaksembgan cairan Tindakan Observasi - Monitor status hidrasi mis frekuensi nadi, kekuatan nadi dan akral



12



Monitor berat badan harian Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis Monitor hasil pemeriksaan lab mis hematrokit, Na, K, Cl berat jenis urine, BUN Monitor status hemodinamik Terapeutik - Catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam - Berikan asupan cairan - Berikan intravena Kolaborasi - kolaborasi pemberian deuretik



-



Manajemen eliminasi fekal 1.04151 Definisi Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi fekal Tindakan Observasi - Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar - Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal - Monitor buang air besar - Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi Terapeutik - Berikan air hangat setelah makan - Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien - Sediakan makanan tinggi serat Edukasi - Jelaskan jenis makana yang membantu meingkatkan keteraturan peristaltik usus - Anjurkan mencatat warna, frekuensi konsistensi dan volume - Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik - Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas - Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi - Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian obat supositoria anal Eliminasifekal



L.04033



Definisi Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses konsistensi frekuensi serta bentuk feses normal Ekspetasi



mudah dan



membaik



Kriteria hasil Kontrol pengeluaran fese



Menurun



Cukup menurun



Sedang



1



2



3



4



5



meningkat



Cukup



sedang



Cukup



Menurun



13



Cukup Meningkat meningkat



meningkat Keluhan defekasi lama dan sulit Mengejan saat defekasi Diistensi abdomen Terasa massa pada rektal Urgency Nyeri abdomen Kram abdomen



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1 1 1



3 3 3



4 4 4



5 5 5



sedang



Cukup membaik



Membaik



1



2 2 2 Cukup memburu k 2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



Memburuk Konsistensi feses Frekuensi defekasi Peristaltik usus



menurun



Fungsi gastrointestinalL.03019 Definisi



Kemampuan saluran cerna untuk memasukkan dan mencerna makanan serta menyerap nutrisi dan membuang zat sisa Ekspetasi



membaik



Kriteria hasil Menurun



Cukup menurun



Sedang



1



2



3



1



2



meningkat



Cukup meningkat



1 1 1 1 1 1 1



Toleransi terhadap makanan Nafsu makan mual Muntah Dispepsia Nyeri abdomen Distensi abdomen Regurgitasi Jumlah residu cairan lambung



Memburuk Frekuensi BAB Konsistensi feses Peristaltik usus Jumlah feses Warna feses



1 1 1 1 1



Cukup Meningkat meningkat 4



5



3



4



5



sedang



Cukup menurun



Menurun



2 2 2 2 2 2



3 3 3 3 3 3



4 4 4 4 4 4



5 5 5 5 5 5



2



3



4



5



Cukup memburuk 2 2 2 2 2



Keseimbangan cairan



sedang 3 3 3 3 3



Cukup membaik 4 4 4 4 4 L.03020



Definisi 14



Membaik 5 5 5 5 5



Kemampuan saluran cerna untuk memasukkan dan mencerna makanan serta menyerap nutrisi dan membuang zat sisa Ekspetasi



membaik



Kriteria hasil 1 1



Cukup menurun 2 2



1



2



3



4



5



1



3



3 3



4 Cukup menurun 4 4 4 4 Cukup membaik 4 4



5



1 1 1 1 Memburu k 1 1



2 Cukup meningkat 2 2 2 2 Cukup memburuk 2 2



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1 1 1



2 2 2



3 3 3



4 4 4



5 5 5



Menurun Asupan cairan Haluaran urin Kelembaban mukosa membran Asupan makanan



meningkat Edema Dehidrasi Asites konfusi Tekanan darah Denyut nadi radia Tekanan arteri rata rata Membran mukosa Turgor kulit Berat badan Mata cekung



Sedang 3 3



sedang 3 3 3 3 sedang



Cukup meningkat meningkat 4 5 4 5



Menurun 5 5 5 5 Membaik 5 5



1.2.3 Evaluasi Evaluasi terhadap masalah kebutuhan eliminasi alvi dapat dinilai dengan : 1)



Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi



2)



Tanda-tanda vital pasien normal



3)



Keadaan umum pasien normal



4)



Turgor kulit dan bising usus normal



DAFTAR PUSTAKA Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019 Standar Luaran Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.



15



Wartonah, dan Tarwoto.2016.Kebutuhan Dasar Keperawatan.Jakarta :SalembaMedika.



Manusia



Dan



Proses



Mubarak, Wahid Iqbal.2016.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul.2016.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta:SalembaMedik



16