LP Fix DHF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DHF Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Anak pada semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021



Di Susun Oleh : Maria Ineksia Rumfudi



1490120055



Martha Kalay



1490120078



Meri Rotua Panjaitan



1490120091



Michail Meyer



1490120080



Midzi Nur Oktaviani



1490120090



Natalia Magdalena



1420090177



PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG 2021



A. PENGERTIAN Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina, Resti, 2014). DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (PADILA, 2012). B. ETIOLOGI Virus dongue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain. (Smeltzer & Suzanne, 2001). C. KLASIFIKASI Klasifikasi DHF berdasarkan kriteria menurut WHO yaitu : 1. Derajat I ( ringan ) Demam mendadak dan sampai 7 hari di sertai dengan adanya gejala yang tidak khas dan uji turniquet (+). 2. Derajat II ( sedang )



Lebih berat dari derajat I oleh karena di temukan pendarahan spontan pada kulit misal di temukan adanya petekie, ekimosis, pendarahan, 3. Derajat III ( berat ) Adanya gagal sirkulasi di tandai dengan laju cepat lembut kulit dngin gelisah tensi menurun manifestasi pendarahan lebih berat( epistaksis, melena) 4. Derajat IV ( DIC ) Gagal sirkulasi yang berat pasien mengalami syok berat tensi nadi tak teraba. (Smeltzer & Suzanne, 2001). D. ANATOMI FISIOLOGI Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et al, 2014) yang berhubungan degan penyakit DHF yang petama adalah sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari selsel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah, dan darah. 1. Jantung Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara paru-paru, agak lebih kearah kiri.



Gambar 1 : Anatomi sistem sirkulasi (Vyas, et al, 2014) 2. Pembuluh Darah Pembuluh darah ada 3 yaitu : a. Arteri (Pembuluh Nadi) Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan. Beberapa pembuluh darah arteri yang penting : 1. Arteri koronaria Arteri koronaria adalah arteri yang mendarahi dinding jantung 2. Arteri subklavikula adalah bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher dan melewati aksila. 3. Arteri Brachialis adalah arteri yang terdapat pada lengan atas 4. Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari 5. Arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan otak 6. Arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya di depan telinga 7. Arteri facialis adalah arteri yang denyutan disudut kanan bawah. 8. Arteri femoralis adalah arteri yang berjalan kebawah menyusuri paha menuju ke belakang lutut 9. Arteri Tibia adalah arteri yang terdapat pada kaki 10. Arteri Pulmonalis adalah arteri yang menuju ke paru-paru.



b. Kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar yang disebut vena. c. Vena (pembuluh darah balik) Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang penting : 1. Vena Cava Superior Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas. 2. Vena Cava Inferior Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ tubuh bagian bawah 3. Vena jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung 4. Vena pulmonalis Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paruparu. 3. Darah Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma. Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah



yang befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume darah pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada air yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan temperature 380C dan PH 7.37 – 1.45. Fungsi darah secara umum terdiri dari : a. Sebagai Alat Pengangkut 1. Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh. 2. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paruparu. 3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh. 4. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal. b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibody atau zat-zat anti racun. c. Menyebarkan



panas



keseluruh



tubuh



Adapun



proses



pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu : sumsum tulang, hepar dan limpa. a. Sumsum Tulang Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah : 1. Tulang Vertebrae Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang mampu melaksanakan fungsinya sebagai



pendukung dan penopang tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae mempunyai korpus (badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan terletak di depan dan menyangga. Bagian yang menjorok dari korpus di belakang disebut arkus neoralis (Lengkung Neoral) yang dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan tulang belakang yang dinamakan prosesus spinosus. 2. Sternum (tulang dada) Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang kosta dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium



sterni,



corpus



sterni,



dan



processus



xipoideus. 3. Costa (Tulang Iga) Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang Costa vertebio sterno, 3 pasang costa vertebio condralis dan 2 pasang costa fluktuantes. Costa dibagian posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae dan di bagian anterior melekat pada tulang sternum, baik secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada yang sama sekali tidak melekat. b. Hepar Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus hepatikus sinestra, keduanya bertemu membentuk ductus hepatikus comunis. Ductus



hepaticus



comunis



menyatu



dengan



ductus



sistikus



membentuk ductus coledakus. c. Limpa Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan berwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan berat normal 100 -150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak. E. PATOFISIOLOGI Virus dongue yang pertama kali masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali member gejala DF. Pasien akan mengalami gejala viremia, sakit kepala, mual, nyei otot, pegal seluruh badan, hyperemia ditenggorokkan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pasa RES seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limfa. Reaksi yang berbeda Nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Berdasarkan hal itu timbullah the secondary heterologous infection atau sequential infection of hypothesis. Re- infeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi. Terdapatnya



kompleks



virus



antibody



dalam



sirkulasi



darah



mengakibatkan hal sebagai berikut: 1.



Kompleks virus antibody akan mengaktivasi system komplemen, yang berakibat dilepasnya anafilatoksin C3a dan C5a. C5a menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah



dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang sangat berperan terjadinya renjatan. 2.



Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami metamorphosis.



Trombosit



yang



mengalami



kerusakan



metamorphosis akan dimusnahkan oleh system retikuloendotelial dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit akan melepaskan vasokoaktif (histamine dan serotonin) yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit factor III yang merangsang koagulasi intravascular. 3.



Terjadinya aktivasi factor hegamen (factor XII) dengan akibat kahir terjadinya pembentukan plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin



dan



penghancuran



fibrin



menjadi



fibrinogen



degradation product. Disamping itu aktivasi akan merangsang system



kinin



yang



berperan



dalam



proses



meningginya



permeabilitas dindin pembuluh darah. (PADILA, 2012). Pathway



F. TANDA DAN GEJALA Diagnose penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan criteria diagnosa klinis dan laboratories. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD dengan diagnose klinis dan laboratories: a. Diagnose klinis 1) Demam tinggi 2 sampai 7 hari (38-40̊ C) 2) Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji tourniquet positif, petekie (bintik merah pada kulit), purpura (perdarahan kecil di dalam kulit), ekimosis, perdarahan konjungtiva



(perdarahan



pada



mata),



epitaksis



(perdarahan hidung), perdarahan gusi, hematemesis (muntah darah), melena (BAB darah) dan hematusi (adanya darah dalam urin). 3) Perdarahan pada hidung 4)  Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah 5)   Pembesaran hati (hepatomegali) 6)   Rejan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80mmHg atau lebih rendah 7)  Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya nafsu makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala. b. Diagnose laboratories 1) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000/mmHg 2)  Hemokonsentrasi, meningkatnya hemotokrit sebanyak 20% atau lebih (Resti, 2014). G. PENATALAKSAAN 1. Tirah baring 2. Pemberian makanan lunak . 3. Pemberian cairan melalui infus, Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter. 4. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik. 5. Anti konvulsi jika terjadi kejang



6. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR). 7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan. 8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut 9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari H. KEMUNGKINAN DATA FOCUS a. Wawancara 1.



Pengkajian Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan



secara



keseluruhan,



pada



tahap



ini



data/informasi pasien yang dibutuhkan, dikumpulkan untuk menentukan



masalah



kesehatan/keperawatan.



Tahap



pengkajian terdiri dari pengumpulan data, validasi data dan pengelompokan data (Hidayat, 2008). Adapun data yang dikumpulkan pada kasus DHF adalah sebagai berikut: 2. Data Biografi Identitas pasien, meliputi nama, umur, jenis kelamin , pendidikan, pekerjaan, tanggal atau jam masuk rumah sakit,



nomor



penanggungjawab



register, meliputi



diagnose, nama,



dan alamat,



identitas umur,



pendidikan, pekerjaan, agama dan suku bangsa. 3. Keluhan Utama Biasanya pasien dengan penderita DHF mengeluh Sakit kepala, badan panas dan tidak ada nafsu makan. 4. Riwayat penyakit sekarang Kapan mulai ada keluhan, sudah berapa lama, bagaimana kejadiannya dan apa saja upaya untuk mengatasi penyakitnya. 5. Riwayat penyakit dahulu



Bagaimana kesehatan pasien sebelumnya, pasien apakah pernah mengalami penyakit atau ada riwayat penyakit yang lain dan jika ada, biasanya pergi berobat kemana. 6. Riwayat penyakit keluarga Bagaimana kesehatan keluarganya, apakah ada diantara anggota keluarganya ada yang mengalami penyakit yang sama 7. Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual Dalam pengkajian kebiasaan sehari –hari atau kebutuhan dasar, penulis menggunakan konsep dasar menurut Virginia Handersoon yaitu: 8. Kebutuhan respirasi Pengumpulan data tentang pernapasan klien, apakah mengalami gangguan pernapasan atau tidak. 9. Kebutuhan nutrisi Pada pola nutrisi yang akan ditanyakan adalah bagaiaman nafsu makan klien, jumlah makan atau minum serta cairan yang masuk, ada tidaknya mual dan muntah dan kerusakan pada saat menelan. 10. Kebutuhan eliminasi Pada pola eliminasi yang perlu ditanykan adalah jumlah kebiasaan defekasi perhari, ada atau tidaknya konstipasi, diare, kebiasaan berkemih, ada tidaknya disuria, hematuri, retensi dan inkontenensia. 11. Kebutuhan istirahat tidur Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah jam tidur pada malam hari, pagi, dan siang hari. Apakah klien merasa tenang sebelum tidur, masalah selama tidur, adanya insomnia.



12. Kebutuhan aktifitas Pada pengumpulan data ini yang peerlu ditanyakan adalah kemampuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, apakah klien mampu melakukannya sendiri secra mandiri atau di bantu oleh keluarga maupun perawat 13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman Biasanya



ditanyakan



bagaiman



kenyamanan



klien,



pengkajian nyeri dengan menggunakan PQRST. Dimana , P (Provokatif) yaitu penyebab nyeri yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan intra luminal sehingga suplai darah terganggu dan mengakibatkan terjadinya hipoksia jaringan. Q (Quality) yaitu apakah kualitas nyeri ringan, sedang, berat, apakah rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam atau trauma tumpul. R (region) yaitu daerah terjadinya/ perjalanan nyeri (0-10) atau (0-5). T (time) waktu klien merasakan nyari, apakah terus menerus atau klien merasakn nyari pada waktu pagi hari, siang, sore, atau malam. 14. Pengaturan Suhu Tubuh Harus mengetahui fisiologis panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperatur, kelembapan atau pergerakan udara atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktivitasnya. 15. Kebutuhan berpakaian Bagaimna kebiasaan klien dalam dalam berpakaian dan beberapa kali klien mengganti baju dalam sehari 16. Kebutuhan personal hygiene



Pada pemgumpulan data ini yang perlu ditanyakan adalah berapa kali klien mandi, menyikat gigi, keramas dan memotong kuku, perlu juga ditanyakan penggunaan sabun mandi, pasta gigi, dan sampo. Namun hal tersebut tergantung keadaan klien dan gaya hidup klien, tetapi pada umumnya kebutuhan personal hygiene dapat terpengaruhi miskipun hanya bantuan keluarga. 17. Kebutuhan bermain dan rekreasi Pada pengumpulan data ini biasanya klien ditanya mengenai kebiasaan klien dalam menggunakan waktu senjang, kebiasaan bermain atau berekreasi dan tempat yang dikunjungi. Umumnya kebutuhan bermain dan berekreasi tidak bisa dilaksanakan sebagaimana halnya orang sakit, bagi orang sakit biasanya bermain/ berekreasi dengan membaca, berbincangbincang tetapi tergantung individu. 18. Kebutuhan sepiritual Bagaimana keyakinan klien pada agamanya, bagaimana cara klien mendekatkan diri kepada tuhan dan pantangan dalam agama selama klien sakit. b. Pemerikaan fisik 1. TTV 2. Head to toe  Kepala ( bentuk, pupil, rambut, tektur, kebersian )  Mata



( bentuk, pupil, sklere, konjugtive, kelainan,



kebersian )  Telingga ( bentuk, kelainan sekret, kebersihan )  Hidung ( bentuk, kebrsihan )  Mulut ( bentuk, warna bibir, keberihan )



 Leher ( bentuk, kebersihan )  Kulit ( warna, oedema, turgor, kebersihan )  Dada ( inspeksi, palpasi,perkusi, auskultasi )  Ekstremitas ( ekstremitas atas dan bawah )  Abdomen ( inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi )  Genitalia ( kelainan, pengeluaaran ) 3. Pola Aktivitas  Pola Nutrisi  Kebutuhan cairan  Pola eliminasi ( BAB dan BAK )  Pola tidur dan istirahat  Pola aktivita dan latihan c. Pemeriksaan diagnosti Langkah - langkah diagnose medik pemeriksaan menurut (Murwani, 2011): a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria 40-50%; wanita 35-47% b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-anak. Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi. c. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali dengan memakai kertas saring (filter paper) yang pertama diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada suhu kamar sampai menunggu saat pengiriman.



d. Isolasi virus: bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringanjaringan untuk penderita yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang meninggal melalui autopay. Hal ini jarang dikerjakan. d. Terapi IVFD RL 28 tts/menit Invomit Injeksi Neurosanbe I. ANALISA DATA No 1



Data Ds :



Etiologi DHF



 Ibu



Pasien



mengatakan



Masalah Kekurangan Volume Cairan



Stress



pasien mengeluh lemas



Merangsang keluarnya histamin



Do :  Mual, muntah



HCL Meningkat



 Tampak Cemas



Mengiritasi Lambung Mual, muntah Kekurangan volume cairan



2



Ds :



Pengaktifan komplek



Hipertemi



 Ibu



Pasien



imun antibodi



mengatakan pasien



Merangsang



mengeluh demam



endotoksin ( pyrogen dan endogen )



Do :  Suhu Tubuh 38,50C



Interleukin meningkat menggeser set point



 Kulit



pasien



terasa



panas



saat disentuh



dari titik normal Menstimulasi Hipotalamus



3



Hipetermi Extravaskuler



Ds : P:Ibu



Nyeri Akut



Pasien



mengatakan



Abdomen



pasien mengeluh nyeri



Ascites



pada



abdomen



Mual, muntah



Do :  Pasien



Penekanan abdomen



tampak menahan



Nyeri



nyeri 4.



Ds : 



Mual, muntah Ibu



pasien



Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari



mengatakan pasien tidak ada nafsu makan Do : 



Pasien



tidak



Penurunan Nafsu Makan



kebutuhan tubuh



Input Tidak adekuat Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



menghabiskan makanan 



Pasien



terlihat



lemas 5.



Ds :  Ibu



Perubahan status pasien



Ansietas



kesehatan



mengatakan kurang



Kurang informasi



pengetahuan tentang penyakit



Ansietas



anaknya Do :  Ibu



pasien



tampak bingung  Ibu tampak



pasien sering



bertanya tentang penyakit anaknya J. Diagnose Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif 2. Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia, mual dan muntah



3. Nyeri akut b/d proses patologis penyakit 4. Ansietas b/d perubahan status kesehatan 5. Hipertemi b/d proses infeksi virus K. Rencana Asuhan Keperawatan No DX Keperawatan



Tujuan



1



hasil (noc) Tupan :



Kekurangan volume b/d



dan



1. Kaji



cairan Setelah



dilakukan



kehilangan tindakan



volume



cairan selama



aktif



kriteria Intervensi (nic)



keperawatan 3x24



jam



keadaan



tanda-tanda vital



darikeadaan normalnya



input



dan



3. Observasi adanya



Tupen :



tanda-tanda syok



Setelah



dilakukan



4. Anjurkan



pasien banyak



tindakan



keperawatan



untuk



selama



1x24



minum



diharapkan keseimbangan



jam



2. Mengetahui



balance



cairan dan elektronik dalam tubuh/homeostatis 3. Agar



dapat



segera



dilakukan tindakan jika terjadi syok



adanya



5. Kalaborasi



cairan



dengan



4. Asupan cairan sangat diperlukan



untuk



dengan



dalam pemberian



menambah



volume



Kriteria Hasil :



cairan I.V



cairan tubuh 5. Pemberian cairan I.V



Menunjukan keseimbangan



sangat



cairan



klien yang mengalami







tugor kulit baik



deficit volume cairan







TTV



untuk



dalam



Tupan :



penting



1.



Kaji



keadaan



bagi



memenuhi



kebutuhan



batas normal Ketidakseimbang



penyimpangan



dokter







2



dengan



cepat



output cairan



volume cairan teratasi



1. Mengetahui



umum pasien dan 2. Kaji



diharapkan kekurangan



Rasional



pasien. 1. Memudahkan



cairan



nutrisi



kurang Setelah



dilakukan



umum pasien



untukintervensi



Beri



makanan



selanjutnya



sesuai kebutuhan



merangsang



tubuh pasien



makan



Anjurkan orng tua



sehingga pasien mau



nutrisi teratasi



pasien



makan



Tupen :



memberikan



dari



kebutuhan tindakan



keperawatan



b/d



anoreksia, selama



3x24



mual dan muntah



2.



jam



diharapkan ketidakseimbangan



Setelah



3.



dilakukan



tindakan



keperawatan



selama



1x24



untuk



makanan



sedikit



nasfsu klien



2. Makanan porsi



dalam



kecil



tapi



tapi sering



sering memudahkan



Anjurkan orng tua



organ



kebutuhan



pasien



memberi



dalam metabolisme



nutrisi pasien terpenuhi



makan



TKTP



dengan



dalam



bentuk



Kriteria Hasil :



lunak



diharapkan







jam



4.



3. Makanan



dengan



komposisi



TKTP



berfungsi membantu



Menunjukan



mempercepat proses



kebutuhan



penyembuhan 4. Berat



nutrisi terpenuhi 



pencernaan



badan



Memperlihat



merupakan



adanya



satu



selera



indicator



pemenuhan



makan



salah nutrisi



berhasil 5. Untuk 3



Nyeri akut b/d Tupan : proses patologis Setelah penyakit



tindakan selama diharapkan teratasi



1. dilakukan keperawtan 3x24



jam nyeri



2.



Lakukan



mengetahui



status nutrisi pasien. 1. Mengetahui nyeri



pengkajian nyeri



yang dialami pasien



secara



sehingga



komprehensif



dapat



Kaji factor-faktor



cara mengatasinya



yang



perawat menentukan



2. Dengan mengetahui



Tupen : Setelah



dilakukan



tindakan



keperawatan



selama



1x24



diharapkan



jam



3.



factor-faktor tersebut



reaksi



maka perawat dapat



pasien



terhadap nyeri



melakukan



Berikan



intervensi



posisi



yang



yang nyaman dan



sesuai



berkurang dengan



ciptakan suasana



masalah pasien



Kriteria Hasil :



ruangan







nyeri



mempengaruhui



4.



dan



situasi



yang



Berikan



suasana



nyeri



gembira



bagi



Mengetahui



pasien



yang nyaman pada



Analgetic



pasien



tingkatan nyeri 



3. Posisi yang nyaman



tenang



Dapat mengontrol







yang



dengan



5.



Ekspresi wajah



administrasion



rileks



tenang



dapat



membuat



perasaan



4. Dengan



suasana



berikan analgesic



gembira



dapat



sesuai tipe dan



sedikit mengahlikan



beratnya pasien



perhatian



terhadap



nyeri 5. Obat analgesic dapat menekankan



rasa



nyeri 4



Ansietas



b/d Tupan :



1. Kaji



perubahan status Setelah kesehatan



dilakukan



tindakan selama



keperawtan 3x24



diharapkan



jam,



Ansietas



teratasi



1.



kecemasan 2. Jelaskan prosedur



2.



Untuk



menambah



pengobatan



pengetahuan



perawatan



tua



pada dilakukan



Mengetahui kecemasan



3. Beri kesempatan



Tupen : Setelah



tingkat



untuk



orng



tua



bertanya



orng



tentang



kecemasan 3.



Untuk memperoleh informasi



dan



tindakan



keperawatan



tentang



selama



1x24



pasien



jam



diharapkan



4. Beri



pengetahuan



ibu



kondisi



mengurangi kecemasan



penjelasan



setiap



orng



tua 4.



Memberikan



terpenuhi dengan



prosedur/tindakan



penjelasan tentang



Kriteria Hasil :



yang



prose







akan



penyakit,



Mampu



dilakukan



mengidentifikasi



terhadap



dan



dan mamfaatnya



kemungkinan



mengungkapkan



bagi pasien



pemberian



5. Beri



gejala cemas



menjelaskan pasien



tentang



dorongan



perawatan



spiritual



jika







TTV normal







Menunjukan



diperlukan



teknik



pasien



untuk 5.



mengontrol



intesif memang oleh



Memberikan ketenangan kepada



cemas



pasien



dengan



berserah diri kepda Tuhan yang Maha 5



Hipertemi proses virus



b/d Tupan : infeksi Setelah tindakan



1. Observasi tandadilakukan keperawtan



selama 3x24 diharapkan



merupakan



jam



untuk mengetahui



2. Beri kompres air hangat



pada



Tupen :



bagian



lipatan



dilakukan



tindakan



keperawatan



selama



1x24



jam



vital



tanda vital tiap 3



hipetermi teratasi Setelah



Esa. 1. Tanda-tanda



keadaan



acuan umum



pasien 2. Kompres



hangat



tubuh (paha dan



dapat



aksila)



mengembalikan



3. Monitor



intake



suhu



normal



diharapkan suhu badan pasien normal dengan Kriteri Hasil :  Menunjukan



dan output



memperlancar



4. Berikan obat anti piretik.



suhu



5. Beri



3. Untuk menhetahui banyak



adanya



(+1-1,5



ketidakseimbangan



tubuh dalam rentang



minum



normal.



liter/hari) sedikit



 TTV normal



tapi sering 6. Ganti



sirkulasi



cairan tubuh 4. Dapat menurunkan



pakian



demam peringatan



pasien



dengan



suhu tubuh akan



bahan



tipis



menyebabkan



menyerap



penguapan



keringat.



meningkat sehingga



tubuh perlu



diimbangi dengan asupan cairan yang banyak 5. Pakian yang tipis menyerap keringat dan



membantu



mengurangi penguapan akibat peningkatan



tubuh dari suhu



dan dapat terjadi konduksi



Daftar Pustaka Padila. 2012.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikat Bedah Brunner dan Suddart. Jakarta: EGC Anonyn.2012.laporan pendahuluan DHF (Degue Haemoragic Faver), htpp;



//bagibagiwak.blogspot.com/2012/12/laporan-pendahuluan-dhf-



dengue.html