LP Gangguan Nutrisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI



Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar Proesi dan Keperawatan Medikal Bedah



Disusun Oleh : Mega Siti Nurlani NPM



PROGRAM PROFESI NERS NUSANTARA INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG 2021



LAPORAN PENDAHULUAN



1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Sistem pencernaan atau sistem gastrontestinal (dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam mausia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah serta membuang zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Berikut urutan sistem pencernaan manusia yang dijelaskan mulai dari sistem pencernaan, fungsi serta penjelasan mulai dari mulut hingga anus. a) Mulut Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Ludah mengandung antibodi dan enzim yang memecah protein dan menyerang bakteri secara lansung. Kelenjar air liur mengandung enzim amilase (ptialin) yang berfungsi untuk mencerna poisakarida (amilum) menjadi disakarida. (Kenemkes RI, 2017) b) Tenggorokan (Faring) Tenggorokan (faring) merupakan penghubung antara mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. (Kemenkes RI, 2017) c) Kerongkongan (Esofagus) Esofagus adalah sebuah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke lambung.



Panjang esofagus ± 20 cm dan lebar ± 2 cm. Esofagusdibagi menjadi tiga bagian, yaitu superior, bagian tengah, dan bagian inferior. (Kemenkes RI, 2017) d) Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang keledai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : 1) Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.



Setiap



kelainan



pada



lapisan



lendir



ini,



bisa



menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. 2) Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. 3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein) e) Usus Halus Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus melepaskan lendir dan air. Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu: 1) Usus dua belas jari (duodenum) Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong



(jejunum). Pada duodenum terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empdu. 2) Usus kosong (jejunum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, diantara duodenum dan ileum. Pada orang dewasa panjang usus halus antara 2-8 meter dimana 1-2 meter adalah bagian usus kosong. 3) Usus penyerapan (Ileum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang 2-4 meter. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. (Kemenkes RI, 2017) f) Usus besar (colon) Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan usus yang berupa umbai cacing (appendix). Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik (ascending), mendatar (transverse), dan menurun (descending). Pada usus besar tidak terjadi pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. Coli dan diperoleh vitamin K. g) Rectum dan Anus Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempet penyimpanan sementara feses. Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu di kolon desendens. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk ke rektum maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Anus merupakan ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (BAB) yang merupakan fungsi utama anus.



h) Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum. i) Hati Hati merupakan organ terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini berperan penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma dan penetralan obat. j) Kandung empedu Kandung empedu adalah organ yang berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap. 2. Konsep dasar kebutuhan nutrisi a) Definsi Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahanbahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2006) b) Komponen zat gizi 1) Air Merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel tergantung pada lingkungan cairan. Air menyusun 60%-70% dari seluruh berat badan. Prosentase seluruh air dalam tubuh lebih



banyak untuk orang kurus daripada yang gemuk karena otot terdiri dari banyak air dari pada jaringan lain kecuali darah. 2) Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan



oleh



karbohidrat.



Setiap



1



gram



karbohidrat



menghasilkan 4 kkal. Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen. 3) Protein Protein memberikan sumber energi dan juga penting untuk mensintesis/membangun jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino. Asam amino esensial adalah yang tidak dapat disintesis oleh tubuh tapi harus diberikan dalam diet, yang lainnya/dapat disintesis diklasifikasi sebagai non esensial. 4) Lemak Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis. 5) Vitamin Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet. Walau vitamin terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh; proses penyimpanan/persiapan. Kandungan tertinggi terdapat pada makanan segar .Vitamin sebagai yang larut air dan lemak. 6) Mineral



Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium,mangan,fosfor, kalium,



natriun,



sulfur,



dan



seng.



Semuanya



harus



tersedia dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2006). Mineral dikategorikan menjadi 2 : (a) Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih dari 100 mg. Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida, dan sulfur. (b) Micromineral,



yaitu



:



seseorang



memerlukan



setiap



harinyasejumlah kurang lebih 100 mg. Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium, tembaga, dan klorida. c) Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi Beberapa faktor yang memoengaruhi kebutuhan nutrisi antara lain: 1) Pengetahuan 2) Usia 3) Jenis kelamin 4) Tinggi dan berat badan 5) Ekonomi 6) Status kesehatan 7) Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan



d) Kebutuhan nutrisi menurut usia Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang.



No 1.



Rentang usia



Kebutuhan Nutrisi



Neonatus



Kecukupan energi: 550 kkal Kecukupan protein: 10 gram



2.



Bayi



Kecukupan energi: 650 kkal



Pada bayi pencernaan dan absorbsi Kecukupan protein: 16 gram masih sederhana sampai 6 bulan. Nutrisi yang cocok adalah ASI. 3.



Toddler



Kecukupan energi: 650 kkal Kecukupan protein: 16 gram



4.



Pra sekolah



Kecukupan energi: 1800 kkal Kecukupan protein: 45 gram



5.



Usia anak sekolah (6- 12 tahun)



Laki-laki 1. Kecukupan energi: 2050 kkal 2. Kecukupan protein: 50 gram Perempuan 3. Kecukupan energi: 2050 kkal 4. Kecukupan protein: 50 gram



6.



Remaja (13 – 21 tahun)



Laki-laki



Kebutuhan kalori, protein, mineral, 5. Kecukupan energi: 2600 kkal dan vitamin sangat tinggi berkaitan 6. Kecukupan protein: 65 gram dengan proses pertumbuhan. Lemak Perempuan tubuh



meningkat



akan



mengakibatkanobesitas sehingga akan



7. Kecukupan energi: 2200 kkal 8. Kecukupan protein: 55 gram



menimbulkan stress pada body image. 7.



Dewasa (23- 45 tahun)



Laki-laki



Kebutuhan nutrisi berkaitan dengan 9. Kecukupan energi: 2550 kkal proses pemeliharaan dan perbaikan 10. Kecukupan protein: 60 gram tubuh. Masa dewasa merupakan masa Perempuan produktif khususnya terkait dengan 11. Kecukupan energi: 1900 kkal aktivitas fisik.



12. Kecukupan protein: 50 gram



8.



Lansia



Laki-laki 13. Kecukupan energi: 2250 kkal 14. Kecukupan protein: 60 gram Perempuan 15. Kecukupan energi: 1750 kkal 16. Kecukupan protein: 50 gram



e) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi manusia Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Anoreksia Nervosa. 1) Kekurangan nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Tanda klinis : (a) Berat badan 10-20% dibawah normal (b) Tinggi badan dibawah ideal (c) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar (d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot (e) Adanya penurunan albumin serum (f) Adanya penurunan transferin Kemungkinan penyebab: (a) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker. (b) Disfagia karena adanya kelainan persarafan (c) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa (d) Nafsu makan menurun 2) Kelebihan nutrisi



Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Tanda klinis : (a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal (b) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal) (c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita (d) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton. Kemungkinan penyebab : (a) Perubahan pola makan (b) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. 3) Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. 4) Malnutrisi Malnutrisi



merupakan



masalah



yang



berhubungan



dengan



kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain. (a) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM) Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi. (b) Kwashiorkor



Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat: retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis. (c) Marasmus Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat : kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal, diare. f) Penilaian kebutuhan nutrisi 1) Pengukuran Atropometri (a) Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10% (b) Lingkaran Pergelangan tangan (c) Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance) - Nilai normal wanita: 28.5 cm - Nilai normal pria: 28,3 cm Tabel ukuran lingkungan lengan atas untuk remaja dan dewasa Lingkar Lengan Atas (LLA) Usia



100% (standar) Laki-laki



85%



80%



perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan



15-16



25,0



24,5



21,0



20,5



20,0



19,5



16



26,0



24,5



22,0



21,0



20,5



19,5



17



27,0



25,0



23,0



21,5



21,5



20,0



Dewasa



29,5



28,5



25,0



23,5



23,5



23,0



(d) Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold) - Nilai normal wanita: 16,5-18 cm - Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm (e) Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)



IMT =



Berat badan



(kg)



ATAU



IMT =



Berat badan (lb) x



704,5 Tinggi



badan



(m)2



Tinggi



badan



(in)2



Tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia



Kurus



Katagori



IMT



Kekurangan berat badan tingkat ringan



18,5-25,0



Normal



Gemuk



Kelebihan berat badan tingkat ringan



>25,0-27,0



Kelebihan berat badan tingkat berat



>27,0



g) Pathway Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah



Berkurangnya pemasukan makanan



Berlebihnya pemasukan makanan



Kekosongan lambung



Zat makanan tersimpan di jaringan adipose dipakai sebagai energi



Erosi pada lambung (gesekan) Energi berlebih masuk kedalam tubuh Produksi HCL meningkat Berat badan meningkat



Asam lambung refleks



Intake makanan tidak adekuat



Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh



Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh h) Pemeriksaan penunjang 1) Kadar total limfosit 2) Albumin serum 3) Zat besi 4) Transfer serum 5) Kreatinin 6) Hemoglobin 7) Hematokrit 8) Keseimbangan nitrogen 9) Tes antigen kulit Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit,



penurunan limfosit, penurunan albumin serum < 3.5 gr/dL dan peningkatan /penurunan kadar kolesterol. (Mubarak, 2008) i) Terapi medis 1) Terapi farmakologi dengan pemberian obat/injeksi vitamin 2) Terapi non farmakologi dengan memberikan pendekatan serta edukasi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan sedikit tapi sering 3) Nutrisi parenteral, diberikan secara intravena. Nutrisi parenteral adalah larutan dextrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya memberikan semua kalori yang dibutuhkan. (Kozier, 2011)



A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat dikaji : a) Pengukuran antropometik 1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring. 2) Berat badan - Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang. - Pasien ditimbang tanpa alas kaki. - Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang. - Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.



3) Tebal lipatan kulit



- Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran. - Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien. - Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan. - Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon. - Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks. - Alat yang digunakan adalah kaliper. 4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas. b) Data Biomedis 1) Pemeriksaan fsik Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fsik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. 2) Pemeriksaan biokimia Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995). c) Riwayat Diet Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi 1) Riwayat diet - Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan - Asupan makanan tidak adekuat - Diet yang salah atau ketat - Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih - Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih



- Tidak



adekuatnya



dana



untuk



penyediaan



bahan



makanan - Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan - Tidak



adekuatnya



fasilitas



penyimpanan



bahan



makanan - Ketidakmampuan fsik - Lansia yang tinggal dan makan sendiri 2) Riwayat penyakit - Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang - Penurunan berat badan dan tinggi badan - Mengalami penyakit tertentu - Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal - Anoreksia - Mual dan muntah - Diare - Alkoholisme - Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker) - Disabilitas mental - Kehamilan remaja - Terapi radiasi 3) Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, antidepresan, agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain 2. Diagnosa keperawatan Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi (Kozier, 2004): a) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b) Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh



3. Perencanaan keperawatan Rencana keperawatan



Diagnosa Keperawatan



NOC



Ketidakseimbangan nutrisi



kurang



a. Nutritional status: dari



kebutuhan tubuh



adequacy of nutrient



Berhubungan dengan:



b. Nutritional status:



Ketdakmampuan untuk



food and fluid



memasukkan



intake



atau



mencerna nutrisi oleh



c. Weigt control



karena faktor biologis,



Setelah dilakukan



psikologis



tindakan selama 3



atau



ekonomi



kali 24 jam



DS:



diharapkan nutrisi



a. Nyeri abdomen



pasien terpenuhi



b. Muntah



dengan kriteria hasil:



NIC  Kaji adanya alergi makanan  Monitor adanya penurunan BB  Monitor lingkungan selama makan  Monitor intake nutrisi  Monitor mual dan muntah  Monitor turgor kulit



 Pasien mau makan  Pertahankan terapi d. Rasa penuh tiba-tiba sedikit tapi sering IV line setelah makan  Pasien tidak  Informasikan c. Kejang perut



DO:



memuntahkan



kepada keluarga



e. Diare



makanan



tentang manfaat



f. Rontok rambut yang  TTV dalam batas berlebih g. Kurang nafsu makan h. Bising usus berlebih i. Konjungtiva pucat j. Denyut nadi lemah



normal



nutrisi  Ajarkan pasien cara membuat catatan harian  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi



yang dibutuhkan oleh pasien Ketidakseimbangan



a. Nutrisional status:



Weight



nutrisi lebih dari



food and fluid



management



kebutuhan tubuh.



intake







Berhubungan dengan:



b. Nutritional status:



DS: k. Laporan adanya



Diskusikan bersama pasien



nutrient intake



mengenai



c. Weight control



hubungan antara



sedikit aktivitas atau



Setelah dilakukan



intake, makanan,



tidak ada aktivitas



tindakan keperawatan



latihan dan



DO:



selama 3x24 jam



peningkatan BB



l. Lipatan kulit tricep >



ketidakseimbangan



25 mm untuk wanita



nutrisi telah teratasi



bersama pasien



dan > 15 mm untuk



dengan kriteria hasil:



mengenai kondisi



pria







Mengerti faktor



medis yang dapat



yang



mempengaruhi BB



2. BB 20% diatas ideal











Diskusikan



untuk tinggi dan



meningkatkan



kerangka tubuh ideal



berat badan



bersama pasien



Mengidentifikasi



mengenai resiko



respon eksternal



tingkah laku



yang berhubungan



(misalnya: situasi



dibawah kontol



dengan BB



sosialsepanjang hari)



klien



berlebih



3. Makan dengan



4. Dilaporkan atau











Memodifikasi diet







Diskusikan



Dorong pasien



diobservasi adanya



dalam waktu yang



untuk merubah



disfungsi pola makan



lama untuk



kebiasaan makan



(misal:



mengontrol berat



memasangkan



badan



makanan dengan







aktivitas yang lain) 5. Konsentrasi intake makanan pada











Perkirakan BB ideal pasien



Penurunan berat



Nutrition



badan 1-2 pounds



Management



per minggu







Menggunakan



Kaji adanya alergi makanan



menjelang malam



energi untuk







Kolaborasi dengan



aktivitas sehari-



ahli gizi untuk



hari



menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 



Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein vitamin C



DAFTAR PUSTAKA



Brunner & Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta Carpenito-Moyet, L. J., 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 13, Jakarta: EGC. Doenges M. E., 2001, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 4, 2013, Jakarta: EGC. Jackson, Lee dan Marilynn Jackson. 2009. Seri Panduan Praktis: Keperawatan Klinis. Penerbit Erlangga Medical Series: Jakarta Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi 2015. Mediaction: Yogyakarta Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta