9 0 97 KB
HARGA DIRI RENDAH I. DEFINISI A. Pengertian Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang memanjang karena adanya penilaian negatif kemampuan diri. Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu lama. B. Etiologi 1. Faktor Predisposisi a. Faktor yang mempengaruhi harga diri: penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal b. Faktor yang mempengaruhi peran: wanita maupun pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri: ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan strukttur sosial d. Faktor
biologis:
kadar
serotonin
yang
menurun
dapa
mengakibatkan
klien
mengalami depresi 2. Faktor Presipitasi a. Stressor yang dapa mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, proses tindakan dan pengobatan b. Stressor yang dapat mempengarui harga diri dan ideal diri; penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya
diuntut, persaingan
dengan
saudara, kesalahan
dan
kegagalan
yang
berulang c. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal: trauma, penganiayaan seksual dan psikologis, ketegangan peran
C. Klasifikasi a. Situasional: Gangguan konsep diri: harga diri rendah yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus melakukan operasi, mengalami
kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga
harus dipenjara. b. Kronik: lama
Gangguan konsep diri: harga diri rendah biasanya sudah berlangsung sejak yang
dirasakan
klien
sebelum
sakit
atau
sebelum
dirawat.
Klien
memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi semakin negatif saat dirawat. D. Manifestasi Klinik Menurut Fitria (2014) tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah adalah: a. Mengkritik diri sendiri b. Perasaan tidak mampu c. Pandangan hidup yang pesimistis tidak menerima pujian d. Penurunan produktivitas e. Penolakan terhadap kemampuan diri f. Kurang memprihatikan perawatan diri g. Berpakaian tidak rapi h. Selera makan kurang i. Tidak berani menatap lawan bicara j. Lebih banyak menunduk k. Bicara lambat dengan nada suara lemah Sementara menurut Fajariansyah (2012) tanda dan gejala harga diri rendah adalah: a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi) b. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri) c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri) d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan) e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.
Adapun menurut SDKI PPNI 2016 menjelaskan bahwa harga diri rendah terbagi menjadi 2 macam yaitu: a. Harga Diri Rendah Kronis Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus – menerus. Tanda dan Gejala Mayor: 1) Subyektif
Menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)
Merasa malu atau bersalah
Merasa tidak mampu melakukan apapun
Meremahkan kemampuan mengatasi masalah
Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
Melebih – lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
2) Objektif
Enggan mencoba hal baru
Berjalan menunduk
Postur tubuh menunduk
Tanda dan Gejala Minor: 1) Subjektif
Merasa sulit konsentrasi
Sulit tidur
Mengungkapkan keputusasaan
2) Objektif
Kontak mata kurang
Lesu dan tidak bergairah
Berbicara pelan dan lirih
Pasif
Perilaku tidak asertif
Mencari penguatan secara berlebihan
Bergantung pada pendapat orang lain
Sulit membuat keputusan
Sering kali mencari penegasan
b. Harga Diri Rendah Situasional Harga Diri Rendah Situasional adalah evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini. E. Pohon Masalah Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) : Resiko timggi perilaku kekerasan
Perubahan persepsi sensori; Halusinasi
Isolasi Sosial; Menarik Dir
Harga Diri Rendah
Kopping Individu Tidak efektif
F. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan (Eko, 2014). Pertahanan tersebut mencakup berikut ini : a) Menurut Eko (2014), pertahanan Jangka pendek, mencakup berikut ini : 1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif). 2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng). 3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) b) Menurut Pardede (2019), pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini : 1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu 2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan (displacement, berbalik marah terhadap diri seniri, dan amuk). G. Pemeriksaan Diagnostik 1) Test psikologik: test keperibadian 2) EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis 3) Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi 4) Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik
H. Penatalaksanaan 1) Psikofarmaka 2) Elektro convulsive therapy 3) Psikoterapy 4) Therapy okupasi 5) Therapy modalitas 6) Terapi keluarga 7) Terapi lingkungan 8) Terapi perilaku 9) Terapi kognitif 10) Terapi aktivitas kelompok II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
(HDR)
1. Pengkajian Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa factor presipitasi, penilaian stressor, suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi: a. Identitas klien, Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, pekerjaan, pendidikan, tangggal MRS, informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien. b. Keluhan Utama c. Factor predisposisi d. Pemeriksaan Fisik 1) Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudahrontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur. 2) Kepala: Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, kebersihan. 3) Mata: Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah 4) Hidung: Lihat kebersihan hidung, membran mukosa 5) Mulut: Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan
6) Gigi: Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi 7) Telinga: Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi 8) Kulit: Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan bulu. 9) Genetalia: Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang dikeluarkan e. Aspek fisik/biologis, Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien. f. Aspek Psikososial g. Genogram yang menggambarkan tiga generasi h. Konsep Diri 1) Citra diri 2) Identitas Diri 3) Peran 4) Ideal Diri 5) Harga Diri i. Hubungan social j. Spiritual k. Status Mental l. Kebutuhan persiapan pulang 1) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan 2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, membersikan dan merapikan pakaian. 3) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi. 4) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur dapat beraktivitas didalam dan diluar rumah 5) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar. m. Mekanisme Koping n. Masalah psikososial dan lingkungan. Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas. o. Pengetahuan, Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah. p. Aspek medic
2. Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh, perubahan peran sosial, ketidakadekuatan pemahaman, perilaku tidak konsisten dengan nilai, kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan, riwayat penolakan, transisi perkembangan ditandai dengan menilai diri negative (mis. tidak berguna, tidak tertolong), merasa malu atau bersalah, melebih – lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri sendiri, berbicara pelan dan lirih, menolak berinteraksi dengan orang lain, berjalan menunduk, postur tubuh menunduk, sulit berkonsentrasi, kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, pasif, tidak mampu membuat keputusan (D.0087) 3. Intervensi Keperawatan No Diagnosa
Tujuan
Keperawatan 1
dan Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
Harga Diri Rendah Setelah
Manajemen
Situasional
diberikan
(I.12463)
(I.12463)
berhubungan dengan
tinndakan
Observasi
Observasi
1. Identifikasi
1. Untuk
perubahan pada citra asuhan tubuh,
perubahan keperawatan
peran
sosial, selama 3 x 60
ketidakadekuatan
menit,
pemahaman, perilaku diharapkan tidak
Perilaku Manajemen Perilaku
harapan
untuk
mengendalikan
harapan
perilaku
mengendalikan
Terapeutik
nilai, meningkat
tanggung
kegagalan
hidup dengan
terhadap perilaku
riwayat hasil :
kehilangan,
riwayat (L.09069)
penolakan,
Penilaian
jawab 2. Untuk mendiskusikan
3. Jadwalkan
tanggung
jawab
terhadap
perilaku
kegiatan
sehingga pasien dapat
terstruktur
menyadari
transisiperkembangan
diri
ditandai dengan
meningkat
pertahankan
menilai diri negative
Kontak mata
lingkungan
(mis. tidak berguna,
dapat
Terapeutik
dengan berulang,
agar
perilaku
konsisten harga diri pasien 2. Diskusikan kriteria
mengidentifikasi
4. Ciptakan
dan
perilaku
yang harus dihindari 3. Untuk menjadwalkan
dan
kegiatan terstruktur
kegiatan perawatan 4. Untuk
membina
tidak
tertolong),
merasa
malu
atau
meningkat
konsisten
Aktif
dinas
setiap
meninngkat
lebihkan
Perasaan
aktivitas
negative tentang diri
malu
sesuai kemampuan
sendiri,
menurun
menolak
positif tentang diri sendiri,
saling
percaya dengan pasien
bersalah, melebih – penilaian
hubunngan
5. Tingkatkan
5. Untuk fisik
6. Batasi
jumlah
focus pasien terhadap pengalaman
buruk
yang dapat memicu
penilaian
Postur tubuh
berbicara pelan dan
dengan yang di alami menampakan 7. Bicara nada rendah dan 6. Untuk memberikan wajah
lirih,
meningkat
menolak
berinteraksi
pengunjung
mengalihkan
kambuhnya
tenang
rasa
HDR
privasi
kepada
dengan orang lain, berjalan
pasien Percaya diri 8. Lakukan kegiatan pengalihan 7. Agar pasien merasa berbicara
menunduk,
meningkat
terhadap
menunduk, sulit berkonsentrasi,
Penerimaan
agitasi
kontak mata kurang,
positif
lesu
bergairah, pasif, tidak
terhadap diri 10. Berikan penguatan 9. Untuk positif terhadap timbulnya sendiri
mampu
meningkat
postur
tubuh
dan
tidak membuat
keputusan (D.0087)
penilaian
9. Cegah
sumber
8. Untuk perilaku
pasif dan agresif
keberhasilan
kesan dan rasa tenang kepada pasien mencegah perilaku
10. Sebagai
perilaku
bentuk
apresiasi
11. Lakukan
dukungan
pengekangan fisik sesuai indikasi bersikap
menghentikan 13. Hindari mengancam
terhadap membatasi
perilaku menyimpang yang mungkin timbul 12. Agar
pembicaraan.
dan
pasien 11. Untuk
menyudutkan dan
berdebat.
memberikan
pasif dan agresif
mengendalikan
12. Hindari
berharga dan dihargai
pasien
tidak
merasa tersudutkan. sikap 13. Agar dan
pasien
tidak
merasa tertekan saat berkomunikasi dengan
14. Hindari
berdebat
atau
orang lain.
menawar 14. Agar
pasien
tidak
batas perilaku yang
tersinggung
dan
telah ditetapkan
pasien
mau
Edukasi
terbuka
15. Informasikan
perawat.
keluarga
bahwa Edukasi
keluarga
sebagai 15. Untuk
tetap
dengan
mengedukasi
dasar pembentukan
keluarga agar dapat
kognitif.
memberikan dukungan penuh kepada pasien sehingga
mampu
menunjang
proses
penyembuhan gangguan psikososial yang di alami pasien. Promosi
Harga Diri Promosi Harga Diri
(I.09038) Observasi
Observasi
1. Monitor
1. Untuk
verbalisasi merendahkan
yang diri
sendiri Terapeutik 2. Motivasi menerima
menjelaskan ungkapan yang
Terapeutik 2. Untuk
baru
menerima
memberikan klien
agar
tantangan
atau hal baru yang akan dijalani
terhadap penilaian 3. Untuk diri
diri
sendiri
motivasi
kepercayaan
membuat
merendahkan
tantangan atau hal 3. Diskusikan
membantu
diskusi
mengajak kepercayaan
4. Berikan
umpan
balik positif atas peningkatan
dalam
penilaian diri perilaku 4. Untuk
mencapai tujuan Edukasi 5. Jelaskan
penting
menanyakan
kembali
seberapa
klien kepada
mengetahui
tentang harga diri dan
keluarga
berikan umpan balik
pentingnya
positif
dukungan
dalam Edukasi
perkembangan
5. Menjelaskan
kepada
konsep positif diri
keluarga
bahwa
pasien
pentingnya dukungan
6. Anjurkan
dan
perkembangan
mempertahankan
konsep positif harga
kontak mata saat
diri
berkomunikasi dengan orang lain 7. Latih
6. Untuk
menjalin
komunikasi yang baik dan kontak mata yang
meningkatkan
baik
saat
kepercayaan pada
berkomunikasi
kemampuan dalam 7. Melatih klien untuk menangani situasi
percaya
diri
dalam
menghadapi situasi
4. Implementasi Keperawatan Pelaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari rangkaian dan penentuan diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan dan implementasi harus sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini kita melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan kriteria hasil sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan menggunakan format SOAP seperti :
S: Subjective (pernyataan atau keluhan dari pasien)
O: Objective (data yang diobservasi oleh perawat)
A: Analisys (kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P: Planning (rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)
DAFTAR PUSTAKA Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia