LP Heg [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG NIFAS 1 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh BANJARMASIN



Tanggal 17 April - 22 April 2017



Oleh: Arief Hidayat, S. Kep NIM. 16301331004



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2017



LEMBAR PENGESAHAN NAMA



: Arief Hidayat, S.Kep



NIM



: 163013310004



JUDUL LP



:



Asuhan Keperawatan pada Klien dengan



Hiperemesis



Gravidarum di Ruang NIFAS 1 Bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin



Banjarmasin, April 2017



Mengetahui, Pembimbing Akademik



Fitri Ayatul Azlina, S.Kep, Ns NIK. 1990.2016.1.198 A. Definisi



Pembimbing Lahan



Nurdiana, S.Kep, Ns NIP. 1981028 200903 2 005



Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999) Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson, 2006) B. Etiologi Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secra pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic pada otak, jantung hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah masuknya bagian – bagian villus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan endokin misalnya hypofungsi cortex glandula suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.



Namun beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :



a) Faktor adaptasi dan hormonal Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan khorionik gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum itu. b) Faktor psikologis Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas. Besar kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum. C. Patofisiologi dan Pathway Perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologik hormone estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat berkuangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan – bulan. Mual dan muntah terus – menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Belum jelas mengapa gejala – gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat. Hyperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler ke plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah



menurun, demikian pula khlorida air kemih. selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan meruska hepar. Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi pedarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.



Kehamilan



Peningkatan hormon estrogen



Hormon HCG Peningkatan pada HCL



Peristaltik



Lambung Kosong



Nyeri di Gaster HCL meningkat



Mual Muntah Berlebih



Peningkatan Sensitivas Pada Indra Pengecap



HCL ikut keluar



Output Berlebih



Rasa pahit dimulut



Gangguan Nyamar (Nyeri)



Nafsu makan menurun Intake kurang



Perubahan Psikologis Krisis Ancaman kehilangan janin Cemas



BB turun



Ketidaksinambungan cairan & elektrolit



Kurang Informasi



Nutrisi kurang dari kebutuhan



Metabolisme Intrasel Menurun



Kurang Pengetahuan



tubuh



Otot Lemah Kelemahan Tubuh Intoleransi aktifitas



Gambar 1. Pathway HEG



Cairan Intrasell Intertitial Haus Dehidrasi



9



D. Tanda dan Gejala Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan. Tingkat 1 : Ringan Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung. Tingkat 2 :Sedang Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton. Tingkat 3 :Berat Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati. E. Komplikasi Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain: a) Komplikasi ringan: Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis. b) Komplikasi yang mengancam kehidupan: Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.



F. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.Tetapi



harus difikirkan kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit lain yang juga dapat menyebabkan muntah seperti ileus, appendicitis akuta, pielonefritis, ulkus ventrikulus, dan tumor serabi. a) Pemeriksaan diagnostic: b) Labolatorium Darah ; hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estriol Urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang, reduksi. Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I yang dilakukan



:



elektrolit darah dan urinalisis. Pada hiperemesis gravidarum urin terdapat aseton c) USG Untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion berkurang, derajat kematangan plasenta. d) Pemeriksaan cardiotokografi (CTG) Untuk mengetahui DJJ yang abnormal e) Pemeriksaan Amnioskopi Untuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur mekonium dan mengandung sel-sel G. Pencegahan Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara : a) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik b) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. c) Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering d) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih e) f) g) h)



dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin Defekasi teratur Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.



H. Penatalaksanaan Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa



oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C. Manuaba, 2008).  Terapi Obat Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen.Dapat menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg, avomin, torecan) antasida dan anti mulas.Pada keadaan lebih berat diberikan anti emetic seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin.Penanganan hiperemesis gravidarum 



yang lebih berat perlu dikelola di Rumah Sakit (Sarwono P, 2007). Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik.Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan







berkurang tanpa pengobatan (Sarwono, 2007). Terapi Psikologik Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini







(Sarwono, 2007 : 134). Cairan Parenteral Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glucose 5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar control caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan







berkurang dan keadaan bertambah baik (Sarwono, 2007 : 134). Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit o Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya o Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan mu. o Terapi psikologis o Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan o Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam. o Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.



o Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan (Mochtar R.. 1998). I. ASKEP A. Pengkajian 1. Data Subjektif a. Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi. b. Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan



mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan fisik Keadaan Umum a. Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.Stabil,Menurun dari composmentis sampai koma,Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh ibu Tanda-tanda vital a. Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun. b. Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278) c. Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat. Muka a. Kelopak mata : Cekung b. Konjungtiva : Pucat c. Sklera : Putih d. Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada. e. Oedem : ada atau tidak ada Hidung a. Polip : ada atau tidak ada b. Pendarahan : ada atau tidak ada c. Sekret : ada atau tidak ada d. Peradangan : ada atau tidak ada e. Mulut dan Gigi f. Caries : ada atau tidak ada g. Gusi : ada pendarahan atau tidak ada h. Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada



Telinga a. Serumen : ada/ tidak b. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak c. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak Dada a. Jantung : ictus cordis regular/ tidak b. Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing Payudara a. Bentuk : simetris/ tidak b. Kebersihan : bersih/tidak c. Benjolan : ada/ tidak d. Rasa Nyeri : ada/ tidak Punggung dan pinggang a. Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak b. Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk Ekstermitas atas dan bawah a. Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada b. Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada c. varises kanan/kiri : ada/tidak ada d. Reflek patella : kanan/kiri positif/ negative Abdomen a. Linea : Tidak ada b. Striae : Tidak ada c. Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak d. Benjolan : tidak ada e. Konsistensi : lembek f. TFU Leopold I a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus c. Konsistensi uterus Leopold II a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri b. Menentukan letak punggung janin Leopold III a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan ) Leopold IV a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar : 1990;92 ) c. Fetus DJJ : belum terdengar d. Anogenital



e. Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini dan skene. B. Masalah Keperawatan 1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah 2. Devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan terhadap mual muntah 3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan 4. Intoleransi aktifitas b/d ketidak adekuatan sumber energi sekunder 5. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d keterbatasan informasi



No 1.



Diagnosa keperawatan



Perencanaan Intervensi 1. Klien akan



nutrisi kurang dari



Tujuan Setelah di lakukan tindakan



kebutuhan tubuh



keperawatan selama 2x24jam



mengkonsumsi asupan



berhubungan dengan



diharapkan masalah dapat



oral diet yang



anoreksia, mual-muntah teraatasi dengan: Kriteria Hasil ; 1. Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequate 2. Klien tidak mengalami nausea dan vomitus 3. Klein akan mentoleransi diit yang telah di programkan 4. Klien akan mengalami peningkatanberat badan yang sesuai selama hamil



1.



Rasional Dapat mencukupi



asupan



nutrisi yang dibutuhkan tubuh



mengandung zat gizi yang 3. dapat menstimulus mual dan adequate 2. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak 3. anjurkan untuk makan



muntah 4. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual



muntah yang berlebih makanan selingan seperti 5. Untuk mempertahankan biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang



hari dan sebelum tidur 4. Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu. 5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Terapi gizi :Diet makanan



keseimbangan nutrisi. 6. Untuk mengurangi rasa mual muntah.



cukup dalam semua zat 2.



Devisit volume cairan



Setelah



b/d kehilangan cairan



keperawatn



terhadap mual muntah



ja,diharapkan



gizi kecuali kalium tindakan 1. Tentukan frekuensi atau



dilakukan selama



2x24



1. Memberikan data berkenaan



beratnya mual/muntah.



kebutuhan



dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon



cairan terpenuhi dengan:



Korionik gonadotropin



Kriteria Hasil :



(HCG), perubahan



1. Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal,yangterbukti dengan turgor kulit normal,membrane



metabolisme karbohidrat dan 2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus



penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada kehamilan



peptikum, gastritis. 3. Kaji suhu badan dan turgor 2. Membantu dalam



mukosa lembab, berat



kulit, membran mukosa,



mengenyampingkan



badan stabil ttv dalam



TD, input/output dan berat



penyebab lain untuk



batas normal;



jenis urine. Timbang BB



mengatasi masalah khusus



elektrolit,serum,Hb,hema



klien dan bandingkan



dalam mengidentifikasi



tocrit,dan berat jenis urin akan berada dalam batas normal. 2. KLien tidak akan muntah lagi. 3. Klien akan



dengan standar. 4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat.



intervensi 3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan



5. Timbang Berat Badan setiap hari



hidrasi.



mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adequate.



6. Kolaborasi Pemberian obat :  Sedativa : phenobarbital  Vitamin : vitamin B1 atau B6- kompleks  Anti histamine: dramamin, avomin  Anti emetik: (pada keadaan lebih berat): Disiklomin



4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. 5. Mendetaksi kehilangan cairan,penurunan 1kg BB sama dengan Kehilangan cairan 1lt.



6. Menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang.



3.



Cemas berhubungan



Tujuan: setelah dilakukan



1. Kontrol lingkungan klien



 Untuk mencegah dan



dengan Koping tidak



tindakan keperawatan selama



efektif; perubahan



2x24 jam,diharapkan



dan batasi pengunjung 2. Kaji tingkat fungsi



mengurangi kecemasan  Untuk menjaga intergritas



psikologi kehamilan



ketakutan klien teratasi



psikologis klie 3. Berikan support psikologis



psikologis  Untuk menurunkan



dengan :



kecemasan dan membina



Kriteria Hasil: Klien memverbalisasi



4. Berikan penguatan positif



perasaan dan kekhawatirannya 5. Berikan pelayanan tentang kesejahteraan janin



kesehatan yang maksimal



rasa saling percaya  Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan  Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien



4.



Intoleransi aktifitas b/d Setelah dilakukan tindakan ketidak adekuatan



keperawatan selama 2x24 jam



sumber energi sekunder diharapkan px. Dapat beraktifitas secara mandiri dengan kriteria hasil : 1. Px. Dpat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi 2. Px. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas.



Mandiri: 1. Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang



1. Meningkatkan istirahat dan ketenangan 2. Meningkatkan fungsi pernapasan dan



tenang ; batasi



meminimalkan tekanan



pengunjung sesuai



pada area tertentu u/



keperluan 2. Ubah posisi dengan sering,Berikan perawatan kulit yang baik 3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,bantu melakukan latijan rentang gerak sendi pasif/aktif 4. Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress.contoh progresiv,visualisasi, bimbingan imajinasi Kolaborasi 5. Pemberian obat sesuai indikasi: sedative,agen antiansietas,contoh diazepam



menurunkan resikokekurangan jaringan 3. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang menunggu periode istirahat. 4. Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memutuskan kembali perhatian dapat meningkatkan koping 5. Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur



(valium);lorazepam (Ativan). 5. Setelah



dilakukan



keperawatan



Mandiri tindakan 1. Jelaskan Tentang



selama



2x24



jam,diharapkan klien tentang perubahan



fisiologis



dan



psikologis yang normal dan Kurang pengetahuan



tanda-tanda bahaya kehamilan



tentang penyakit b/d



dengan kriteria hasil:



keterbatasan informasi



Hiperemesis Gravidarum dan kaji pengetahuan px. 2. Berikan Pendidikan keseatan tentang Hiperemesis gravidarum 3. Buat hubungan perawat-px. Yang mendukung & terus



1. Klien menjelaskan



menerus perubahan fisiologis dan 4. Petahankan sikap terbuka psikologis normal berkaitan dengan kehamilan trimester



pertama 2. Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan 3. Mengidentifikasi tandatanda bahaya kehmilan



terhadap keyakinan klien. 5. Evaluasi apengetahuan peubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan



1. U/ mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan tentang penatalaksanaan di rumah. 2. U/ meningkatkan pengetahuan pasien tentang Hiperemesis Gravidarum 3. Peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan 4. Penerimaan penting u/ menggambarkan dan mempertahankan hubungan. 5. Memberikan informasi u/ membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebtuhan dan membuat rencana



keperawatan



DAFTAR PUSTAKA Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell. Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc. Soetjiningsih.2010.Masalah yang dialami ibu hamil trimester satu . Jakarta: EGC Dwana Estiwidani, DKK, “Konsep Kebidanan”, 2008 Ayu, Ida. 2008. Buku Ajar PatologiObstetri. Jakarta: EGC. Hlm 41-53 Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40 Farkas, G. and Farkas Jr., G.: The psychogenic etiology of hyperemesis gravidarum. Proc IIIrd intern. Congr. Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC. Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.