LP Kanker [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KANKER



DISUSUN OLEH: NAMA



: TIARA



NIM



: 20201440120009



KELAS



:VB



YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2022/2023



LAPORAN PENDAHULUAN KANKER A. DEFINISI Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas (Brunicardi, et al, 2010). Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel- sel jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan hiperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berproliferasi secara tidak normal dan invasif, dysplasia yaitu kondisi sel yang tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada nucleus(inti sel), hyperplasia merupakan kondisi sel normal pada jaringan mengalami pertumbuhan berlebihan (Ariani, 2015) Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya (Lubis, 2009). B. ETIOLOGI Penyebab kanker belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang telah ditetapkan, keduanya lingkungan dan genetic. Spindle cell sarcoma adalah sejenis kanker jaringan ikat dimana sel berbentuk spindle saat diperiksa di bawah mikroskop. Tumor umumnya mulai di lapisan jaringan ikat seperti di bawah kulit, antara otot, dan organ sekitarnya, dan umumnya akan mulai sebagai



benjolan



kecil dengan peradangan yang tumbuh. Pada awalnya benjolan itu akan menjadi mandiri karena tumor ada di tahap 1 dan tidak akan selalu berkembang melampaui bentuknya yang terenkapsulasi. Namun, hal itu mungkin mengembangkan proses kanker yang hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis. Faktor genetic dan lingkungan meningkatkan faktor risiko terjadinya kanker. Salah satu yang penting adalah riwayat keluarga. Beberapa keluarga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Faktor risiko lainnya seperti kelainan kromosom, faktor lingkungan salah satu contohnya adalah merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring, dan kandung kemih. Faktor risiko lainnya makanan yang lebih banyak



menyebabkan kanker pada saluran pencernaan. Bahan kimia tertentu dalam makanan diketahui dapat menyebabkan kejadian kanker. Virus dan infeksi juga meningkatkan faktor risiko seseorang terkena kanker (Smeltzer dan Bare, 2013). C. PATOFISIOLOGI Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhandilingkungan sekitarnya sel. Sel mendapatkan karakteristik invasif sehingga terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang membawa sel kearea tubuh yang lain. kejadian ini dinamakan metastasis (kanker menyebar kebagian tubuh yang lain). Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas/ maligna dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat jaringan yang tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat tersebut meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan menggunakan imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan dalam karsinomagenesis (transpormasi maligna) mencakup virus dan bakteri, agens fisik, agens kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens hormonal. Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang ankolog dari inggris menemakan neoplasma sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan berlebih, dan tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal, dan selalu tumbuh meskipun rangsangan yang menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh, sehingga terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh sembaban jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua yaitu jinak dan ganas. Jika tumor ganas dinamakan kanker.



D. PATHWAY



E. TANDA DAN GEJALA 1. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ atau bagian tubuh keorgan atau bagian tubuh yang lain melalui invasi dan bermetastase. Sehingga manifestasinya seseuai organ atau tubuh yang terkena. 2. Kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berat badan (disfagia (kesulitan menelan), anoreksia, sumbatan), dan nyeri (sering kali distadium akhir). 3. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan kanker nonfungsional atau jaringan yang sangat produktif (misalnya gangguan sumsum tulang dan anemia ataukelebihan produksi steroid adrenal), tekanan pada struktur sekitar, peningkatan kebutuhan metabolik, dan gangguan produksi sel-sel darah (Suddarth, 2016). F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis kanker, yaitu dengan penanda tumor, patologi anatomi, USG, mammografi, pemeriksaan imaging (Smith, Cokkinides, & Brawley, 2009). Penanda tumor umumnya diperiksa dari darah. Kegunaan dari penanda tumor adalah untuk



skrining kanker. Penanda tumor yang biasanya diperiksa adalah Alpha fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh kantung telur yang akan menjadi sel hati pada janin. Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah protein yang dihasilkan oleh epitel saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna orang dewasa. Cancer antigen 72-4 atau dikenal dengan Ca 72-4 adalah mucine-like, tumor associated glycoprotein TAG 72 di dalam serum. Cancer antigen l9-9 (Ca 19-9) adalah antigen kanker yang dideteksi untuk membantu menegakkan diagnosis, keganasan pankreas, saluran hepatobiliar, lambung dan usus besar. Cancer antigen l2-5 (Ca 125) digunakan untuk indikator kanker ovarium epitel nonmucinous. Human chorionic gonadotropin (HCG) meningkat pada keganasan seperti mola hidatidosa, korioepitelioma, koriokarsinoma testis. Cancer antigen l5-3 (Ca 153) digunakan untuk mengidentifikasi kanker payudara dan monitoring hasil pengobatan. Prostat Spesific Antigen (PSA) digunakan untuk diagnosis kanker prostat. Neuron Specific Enolase (NSE) digunakan untuk menilai hasil pengobatan dan perjalanan penyakit keganasan small cell bronchial carcinoma, neuroblastoma, dan seminoma. Squamous cell carcinoma (SCC) antigen diperoleh dari jaringan karsinoma sel skuamosa dari serviks uteri. Umumnya SCC meningkat pada keganasan sel squamosa seperti faring, laring, palatum, lidah dan leher. Cyfra 2l-l digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru yang jinak seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan emfisema. Patologi anatomi adalah pemeriksaan morfologi tumor baik secara makro maupun mikro. Bahan yang digunakan dapat diperoleh dari biopsi. Ada beberapa cara biopsi, diantaranya biopsi insisi, eksisi, truncut, aspirasi, ataupun endoskop. Setelah bahan didapatkan, diproses melalui beberapa cara agar dapat terpotong halus, diantaranya: sediaan beku, paraffine block, plastic coupe, dan dilakukan pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan. USG adalah singkatan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Penggunaan USG salah satunya dalam mendiagnosis kanker adalah dalam pemeriksaan penunjang pada tumor testis. Pemeriksaan



melakukan



ultrasonografi



pada



umumnya dilakukan dengan menggunakan suatu transduser frekuensi tinggi yang linier. Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Dengan



mammografi,



kanker



payudara



dapat



dideteksi



dengan



akurasi



sampai 90%. Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan



diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) terdapat banyak jenis mulai dari yang konvensional hingga yang canggih. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. G. PENATALAKSANAAN 1. Pembedahan Sangat efektif bila dilakukan pada penderita kanker stadium awal sehingga mempunya peluang sembuh. 2. Kombinasi Pengobatan



kombinasi



memadukan



antara



kemoterapi



radioterapi



dan



pembedahan. 3. Radiasi Radiasi (penyinaran) bertujuan untuk menghancurkan jaringan yang terkena kanker. 4. Kemoterapi Pengobatan kemoterapi bertujuan menjangkau sel-sel kanker yang menyebar ke bagian tubuh lain dengan cara menghambat dan mengontrol pertumbuhan sel kanker



H. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien Pastikan pasien telah menggunakan gelang identitas. Tanyakan kepada pasien nama dan tanggal lahir yang kemudian dicocokkan dengan gelang identitas. 2. Review Of System a. Breath  Kaji saturasi oksigen, bentuk dada, pergerakan dada, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, dan adanya sianosis.  Dengarkan suara napas (vesikuler, gargling, snoring, atau wheezinf)  Auskultasi suara napas pada paru (seimbang pada kedua paru, seimbang di setiap lobus, adanya suara tambahan)  Tanyakan kepada pasien adanya riwayat asma dan atau gangguan fungsi paru sebelum MRS. b. Blood  Kaji adanya perdarahan, frekuensi nadi, tekanan darah, suhu tubuh, warna kulit, suara jantug dan CRT.  Kaji riwayat gangguan fungsi kardiovaskuler. c. Brain  Kaji kesadaran pasien, nilai BCS (Glasglow Coma Scale) untuk mengetahui fungsi otak pasien. d. Bladder  Tanyakan kepada pasien apakah memiliki riwayat gangguan berkemih. Kaji apakah pasien terpasang kateter urin. e. Bowel  Tanyakan kepada pasien waktu terakhir kali mengkonsumsi makanan. Kaji bising usus pasien. f. Bone  Kaji adanya kelainan struktur tulang atau sendi.



I. DIAGNOSA, INTERVENSI KEPERAWATAN



DAFTAR PUSTAKA Brunicardi, 2010. Wound Healing In F. Charles Brunicardi, Dana K., Andersen Timoty R., Billiar, Dvid L., et al., eds. Schwartz’s Principles of Surgery. 9th ed. New York: McGraw-Hill Book Companies Ariani, 2015. Stop Kanker Yogyakarta Istana Media Lubis, 2009. Makna Hidup pada Penderita Kanker, Jurnal Kesehatan 42(1), 14-19 Smeltzer, Bare, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth Volume 2. Jakarta : EGC