15 0 244 KB
LAPORAN PENDAHULUAN KATARAK
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Doenges, 1999). 2. Etiologi a) Trauma b) Terpapar substansi toksik c) Penyakit d) Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin e) Usia lanjut 3. Manifestasi Klinis a) Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap b) Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa c) Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang d) Pada pupil terdapat bercak putih/leukokoria e) Mata sering berair
4. Penatalaksanaan Medis a) Pembedahan Metoda yang paling populer dalam mengeluarkan katarak
adalah
ECCC
(extracapsular
cataract
extraction) atau ekstraksi lensa ekstrakapsular. b) Koreksi lensa Dilakukan
karena
lensa
atau
isi
lensa
dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu dengan lensa intraokular. Ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa eksternal, kaca mata katarak atau lensa kontak (contact lens). 5. Patofisiologi Dalam karena
keadaan
adanya
normal
keseimbangan
transparansi antara
lensa
protein
terjadi
yang
dapat
larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermeable.
Apabila
terjadi
peningkatan
jumlah
protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain kecil
sehingga di
membentuk
sekitar
massa
lensa,
transparan
membentuk
suatu
atau
bintik
kapsul
yang
dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan dan disintegrasi pada serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya
terhambat
dan
mengakibatkan
gangguan
penglihatan. 6. Penatalaksanaan Medis Bila pupil
dan
penglihatan retraksi
dapat
kuat
dikoreksi
sampai
titik
dengan
dilaton
dimana
kelayan
melakukan
aktivitas
sehari
–
hari,
maka
penanganan
konservatif. Pembedahan memerlukan keamanan.
diindikasikan
penglihatan Biasanya
akut
bagi untuk
diindikasikan
mereka bekerja
bila
yang ataupun
koreksi
tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau
lebih
buruk
lagi
mempengaruhi
keamanan
visialisasi
segmen
atau
bila
ketajaman
kualitas
posterior
pandangan
hidup
sangat
atau
perlu
bika untuk
mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus seperti : diabetes dan glaukoma. Ada dua macam teknik pembedahan, yaitu ekstraksi katarak intra kapsuler dan esktraksi katarak ekstra kapsuler. Clinical Pathway Katarak
Trauma
Degeneratif
Penyakit lain
Perubahan serabut
Kompresi sentral
Jumlah protein meningkat
Densitas
Keruh
Lensa mata
Katarak
Menghambat jalan cahaya
Penurunan ketajaman penglihatan
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Aktivitas / istirahat Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan dengan gangguan penglihatan. b. Makan / cairan Gejala : mual
/
muntah
(pada
komplikasi
kronik
/
glaukoma akut) c. Neurosensori Gejala : gangguan sinar
penglihatan
terang
kehilangan kesulitan
(kabur/tidak
menyebabkan
bertahap memfokuskan
silau
penglihatan kerja
dengan
jelas), dengan perifer, dekat
merasa di ruang gelap. Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.
/
d. Nyeri / kenyamanan Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba – tiba, berat menetap atau tekanan pada sekitar mata. e. Penyuluhan dan pembelajaran Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular, riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan endokrin. 2. Diagnosa Keperawatan a. Pre Operasi
Gangguan
persepsi
sensori
visual
/
penglihatan
berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
Cemas
berhubungan
dengan
pembedahan
yang
akan
dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali. b. Post Operasi
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasif.
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan).
Gangguan
sensori
berhubungan status
organ
dengan
–
perceptual
gangguan
indera,
:
penglihatan
penerimaan
lingkugan
sensori/
secara
terapeutik
kondisi
prognosis
dibatasi.
Kurang
pengetahuan
tentang
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
3. Perencanaan a. Pre Operasi P e r e n c a n a a n Diagnosa No
Tujuan dan kriteria Keperawatan
Intervensi
Rasional
hasil 1. Gangguan
Tujuan
:
gangguan 1. Orientasikan
pasien
terhadap 1. Memperkenalkan pada pasien
persepsi
persepsi
sensori
sensori
aktifitas
teratasi.
meninggalkan
Kriteria hasil :
penglihatan.
visual penglihatan berhubungan
/
Dengan
2. Bedakan
dengan
penglihatan
penurunan
terbatas
ketajaman
mampu
penglihatan,
lingkungan
penglihatan
semaksimal
ganda.
mungkin.
lingkungan aktifitas.
Mengenal
yang klien
melihat
kemampuan
tentang
lapang
pandang diantara kedua mata.
3. Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi
lingkungan sehingga
dam dapat
stimulus
2. Menentukan kemampuan lapang pandang tiap mata.
3. Mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus.
pasien.
4. Dorong klien untuk melakukan 4. Meningkatkan input sensori, aktivitas
sederhana
seperti
menonton TV, radio, dll.
dan mempertahankan perasaan normal, tanpa meningkatkan
perubahan stimulus
stress. yang 5. Anjurkan
positif
dan
kacamata
katarak,
Mengidentifikasi
catat terjadinya bintik buta.
6. Posisi
pandang
pintu
perifer
harus
1. Ciptakan
berhubungan
teratasi
tenang
dengan
Kriteria hasil :
dorongan
relaks,
untuk
berikan
yang akan
kekhawatirannya
perhatian.
dijalani dan
dan
kemungkinan
mengenai
kegagalan
pembedahan
untuk
akan dijalani.
pembedahan katarak yang akan
Mengungkapkan
dijalani.
memperoleh penglihatan
ketakutan 2. Yakinkan klien bahwa ansietas
pemahaman
yang
diperkirakan
mengidentifikasi
sumber ansietas.
verbalisasi
dan mendengarkan dengan penuh
respon
penglihatan
perifer dan gerakan.
yang 1. Membantu
Mengungkapkan
mempunyai
perifer dan gerakan.
tertutup 6. Menurunkan
lingkungan dan
penglihatan
dan
terbuka, jauhkan rintangan.
Tujuan : kecemasan
cegah
lapang
lingkungan.
pembedahan
menggunakan 5. Menurunkan
negatif.
kebiasaan
2. Cemas
pasien
normal
terjadi
dan pada
3. Tunjukkan kesalahpahaman yang
2. Meningkatkan klien.
keyakinan
kembali.
tindakan perioperasi perawatan.
rutin dan
diekspresikan klien, berikan 3. Meningkatkan informasi yang akurat.
keyakinan
klien.
4. Sajikan informasi menggunakan metode
dan
media 4. Meningkatkan proses belajar
instruksional.
dan
informasi
mempunyai
5. Jelaskan
kepada
aktivitas
klien
premedikasi
sumber
rujukan
setelah pulang.
yang 5. Pengetahuan yang meningkat
diperlukan.
6. Diskusikan
tertulis
tindakan
akan
menambah
kooperatif
klien
dan
menurunkan
kecemasan.
keperawatan pra operatif yang 6. Pengetahuan yang meningkat diharapkan.
7. Berikan
informasi
tentang
aktivitas
penglihatan
suara
berkaitan
yang
periode intra operatif.
akan
menambah
kooperatif
klien
dan
menurunkan
kecemasan
dan 7. Menjelaskan dengan
pilihan
memungkinkan klien membuat keputusan secara benar.
b. Post Operasi P e r e n c a n a a n Diagnosa No
Tujuan dan kriteria Keperawatan
Intervensi
Rasional
hasil 1.
Gangguan rasa
Tujuan
nyaman (nyeri
teratasi
akut)
Kriteria
berhubungan
: nyeri
1. Bantu
klien
dalam
mengidentifikasi hasil
:
klien melaporkan
penghilangan
tindakan nyeri
yang
efektif.
1. Membantu pasien menemukan tindakan
yang
menghilangkan mengurangi
dengan
penurunan nyeri
prosedur
secara progresif
invasive.
dan nyeri
terjadi
terkontrol
setelah pembedahan.
dapat atau
nyeri
yang
efektif.
2. Jelaskan
bahwa sampai
nyeri
dapat
beberapa
jam
2. Nyeri dapat terjadi sampai anestesi memahami
local hal
ini
habis, dapat
setelah
membantu
intervensi.
kecemasan yang berhubungan dengan
mengurangi
yang
tidak
diperkirakan.
3. Lakukan
tindakan
mengurangi
3. Latihan
nyeri
dengan
nyeri dengan cara:
-
menggunakan
Posisi : tinggikan bagian
non
kepala tempat tidur, ganti
memungkinkan
posisi
memperoleh
dan
tidur,
ganti
posisi dan tidur pada sisi
tindakan
yang
farmakologi klien rasa
untuk kontrol
terhadap nyeri.
yang tidak dioperasi
-
Distraksi
-
Latihan relaksasi
4. Berikan obat analgetik sesuai program
reseptor nyeri.
5. Lapor dokter jika nyeri tidak hilang pemberian
setelah obat,
½
jam
jika
nyeri
disertai mual. 2.
Resiko tinggi
Tujuan
:
infeksi
terjadinya
tidak terjadi
dengan :
infeksi
Kriteria hasil :
-
berhubungan
Tanda-tanda
1. Tingkatkan
Beri
4. Analgesik dapat menghambat
5. Tanda
ini
peningkatan ocular
menunjukkan tekanan
atau
komplikasi
lain.
penyembuhan
luka
-
Nutrisi
dan
yang dorongan
mengikuti
intra
diet
untuk seimbang
optimal
meningkatkan secara
hidrasi
kesehatan
keseluruhan,
dengan
infeksi
prosedur
terjadi
invasif (bedah pengangkatan) .
tidak
eritema,
cairan
yang
meningkatkan penyembuhan
luka
pembedahan.
luka
tepat waktu
purulen
asupan
adekuat
Penyembuhan
Bebas
dan
-
drainase , dan
Instruksikan
untuk
-
Memakai
hari
dan menurunkan kekuatan
pertama
setelah
atau
sampai
iritasi
tangan
sebelum
memulai Pegang
alat
penetes
agak
jauh dari mata.
-
Ketika kontk
meneteskan antara
kelopak
mata
aseptic
masuknya
meneteskan tetes mata : Cuci
penyembuhan
mata
terhadap jahitan luka.
2. Gunakan tehnik aseptic untuk 2. Tehnik
-
mata
meingkatkan
diberitahukan.
-
pelindung
tetap menutup mata sampai
operasi
demam
klien
hindari dengan
tetesan dan alat penetes.
menimalkan
mikroorganisme
dan mengurangi infeksi.
3. Gunakan tehnik aseptic untuk membersihkan mata dari dalam 3. Tehnik
aseptic
ke luar dengan tisu basah /
resiko
penyebaran
bola kapas untuk tiap usapan,
/ bakteri dan kontaminasi
ganti balutan dan memasukkan
silang.
menurunkan infeksi
lensa bila menggunakan.
4. Tekankan
pentingnya
menyentuh
/
tidak 4. Mencegah
menggaruk
mata
kontaminasi
dan
kerusakan sisi operasi.
yang dioperasi.
5. Observasi
tanda
dan
gejala
infeksi seperti : kemerahan, kelopak
mata
drainase
purulen,
konjunctiva menonjol),
6. Anjurkan
injeksi
(pembuluh
darah
dini
memungkinkan yang
infeksi penanganan
cepat
meminimalkan
untuk keseriusan
infeksi.
peningkatan suhu. untuk
ketegangan dengan
bengkak,
5. Deteksi
cara
pada :
mencegah jahitan menggunakan
6. Ketegangan
pada
jahitan
dapat
menimbulkan
interupsi,
menciptakan
kacamata pelindung
protektif mata
pada
dan
jala
malam
masuk
untuk
mirkoorganisme
hari.
7. Kolaborasi
obat
sesuai
-
indikasi :
-
Antibiotika parental
7.
(topical, atau
sub
Sediaan
topical
digunakan
secara
profilaksis,
dimana
terapi
conjunctiva)
lebih
agresif
diperlukan bila terjadi infeksi.
-
Steroid.
3.
Gangguan
Hasil yang
sensori –
diharapkan:
perceptual :
Meningkatkan
1. tentukan penglihatan,
ketajaman catat
Menurunkan inflamasi.
1. Kebutuhan
apakah
pilihan
satu atau kedua mata terlibat
pilihan
individu
dan
intervensi
dan
intervensi
penglihatan
ketajaman
bervariasi
sebab
berhubungan
penglihatan
kehilangan
penglihatan
dengan
dalam batas
terjadi
gangguan
situasi individu
progresif.
lambat
dan
penerimaan
Mengenal
2. orientasi
pasien
terhadap
2. Memberikan
peningkatan dan
sensori/
gangguan sensori
lingkungan, staf/ orang lain
kenyamanan
status organ
dan
di area
kekeluargaaan,
indera,
berkompensasi
cemas
lingkugan
terhadap
pasca operasi.
secara
perubahan
terapeutik dibatasi, ditandai dengan :
3. observasi
tanda-tanda
gejala-gejala
dan
disorientasi,
gangguan penglihatan. Perubahan
yang
tak
mengalami
tidur
penglihatan
sampai
benar-benar
disorientasi
3. Terbangun dalam lingkungan
pertahankan pengamanan tempat
dikenal
keterbatasan dapat
orangtua.
4. ingatkan kacamata
klien
menggunakan
katarak
yang
tujuannya memperbesar ± 25%, penglihatan perifer hilang.
4. Perubahan
ketajaman
kedalaman
persepsi
menyebabkan
dan dapat
bingung
/
meningkatkan resiko cedera
respo
sampai
biasanya
untuk mengkompensasi.
terhadap
dan
mengakibatkan bingung pada
sembuh dari anesthesia.
Menurunnya ketajaman,
dan
menurunkan
pasien
belajar
rangsang. 4.
Kurang
Tujuan
: Setelah
1. Kaji
informasi
tentang
individu
prognosis
1. Meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan
diberikan
kondisi
tentang
tindakan
tipe prosedur, tipe prosedur
kondisi
keperawatan
lensa.
prognosis
berupa HE
pengobatan
diharapkan
perawatan.
berhubungan
klien mengerti
melaporkan
dengan tidak
dengan
berawan.
mengenal
kondisi,
sumber
prognosis,dan
untuk menghindari tetes mata
campur
informasi,
pengobatan.
yang dijual bebas.
diberikan.
ditandai dengan klien
Kriteria hasil :
Dapat melakukan
2. Tekankan pentingnya evaluasi
3. Informasikan
penglihatan
kepada
klien
adekuat, makan terserat.
perawatan dengan
mengikuti
prosedur yang
instruksi,
benar
menghindari
Dapat
berkedip,
untuk
4. Dorong pemasukan cairan yang
kurang
sering
Beritahu
kerjasama
dengan
program
pasca operasi
2. Pengawasan
periodic
menurunkan
resiko
komplikasi serius.
3. Dapat
bereaksi dengan
4. Memertahankan faeces
untuk
silang obat
/
yang
konsistensi menghindari
mengejan
5. Anjurkan
klien
untuk
5. Aktifitas yang menyebabkan
membaca,
mata lelah tegang, manuver
mengangkat
yang
valsava
atau
meningkatkan
bertanya
menyembuhkan
berat,
mengejar
saat
TID
terjadi
kembali apa yang
defekasi,
membongkok
pada
hasil
komplikasi
telah
panggul,
yang dapat
dijelasakan
penggunaan
dicegah.
meniup spray,
bubuk, merokok.
hidung bedak
dapat
mempengaruhi
operasi
dan
mencetuskan perdarahan. Catatan : iritasi pernapasan yang menyebabkan batuk / bersih dapat meningkatkan TID.
Sumber https://www.scribd.com/document/62468056/WOC-KATARAK