LP KB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INDIVIDU LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA (KB)



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitas di Puskesmas Kepanjen Kota Malang



Oleh: Anastasia Intan Pradana 190070300011045



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020



LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA (KB) A. DEFINISI Keluarga



berencana



adalah



tindakan



yang



membantu



individu



untuk



mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015” dimana misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Oleh karena itu diperlukan suatu metode kontrasepsi untuk mengatur kelahiran anak (Saifuddin, 2010).Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk: a. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan d. Mengatur interval diantara kelahiran e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.Jadi



kontrasepsi adalah menghindari/mencegah



terjadinya



kehamilan



sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. B. TUJUAN Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga yang sejahtera.



Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. C. JENIS-JENIS Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya: a. Alami 1. Metode Suhu Basal Tubuh Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik Contoh grafiknya seperti ini :



2. Metode Lendir Serviks Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita.Lendir ini dicek di vagina.Sesudah haid vagina biasanya kering.Setelah itu muncul lendir yang lengket (sticky).Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and slippery).Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi. 3. Metode Sympthotermal Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi serta konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai variabel.Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.



4. Metode Kalender Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.Sedangkan, bila siklus haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan.Yang paling normal haid adalah 28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari.Masa subur awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11.Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur adalah antara hari ke 7 s/d 24.



5. Metode Amenorea Laktasi Pada



periode



menyususi



sering



wanita



menjadi



tidak



haid



akibat



hormon



laktasi.Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat.Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu2 harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6 bulan pertama jika diterapkan dengan benar angka kehamilannya hanya 2 %.Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan hamil semakin muncul. 6. Coitus Interruptus  (senggama terputus) Ejakulasi dilakukan di luar vagina.Efektivitasnya 75-80%.Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. b. Kontrasepsi Mekanik 1. Kondom Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir atau barrier sperma.Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. o



Cara Kerja



Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum Efektivitas



o



Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB. Keuntungan



o



a) Dapat dipaki sendiri b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain e) Tidak mengganggu kesehatan f)



Tidak ada efek samping sistemik



g) Tersedia secara luas h) Tidak perlu resep atau penilaian medis i) o



Tidak mahal (jangka pendek)



Kekurangan metode ini: a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan c) Mengurangi sensasi seksual



Baik untuk pasangan yang:



o



a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak b) Jarang bersenggama c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil Kontraindikasi



o



Alergi. 2. Spermatisida Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum



senggama.



Efektivitasnya



70%.



Sayangnya



bisa



menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.



3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak. o



Jenis Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea. Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T. Multi Load IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Lippes Loop IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.



o



Cara Kerja AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut: a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus



o



Efektivitas Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1 tahun)



Keuntungan



o



a) Tidak terganggu faktor lupa b) Metode



jangka



panjang



(perlindungan



sampai



10



tahun



dengan



menggunakan tembaga T 380 A) c) Mengurangi kunjungan ke klinik d) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang Baik untuk Wanita yang:



o



a) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka panjang b) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak c) Memberikan ASI d) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI e) Berada dalam masa pasca aborsi f)



Mempunyai resiko rendah terhadap PMS



g) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari h) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya i)



Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat Kontraindikasi



o



a) Hamil atau diduga hamil b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin c) Pernah menderita radang rongga panggul d) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal e) Riwayat kehamilan ektopik f) o



Penderita kanker alat kelamin Efek samping



a) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya b) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim. o



Waktu Penggunaan IUD Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat:



a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL) d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi e) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi Waktu Kontrol IUD



o



Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah: a) 1 bulan pasca pemasangan b) 3 bulan kemudian c) Setiap 6 bulan berikutnya d) Bila terlambat haid 1 minggu e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya c. Kontrasepsi Hormonal Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu: 1.



Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.



2.



Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.



1. Kontrasepsi PIL Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin. o



Cara Kerja a) Menekan ovulasi b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan. c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu



d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma) Efektivitas



o



Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur. Keuntungan



o



a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista Ovarium d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim e) Pemulihan kesuburan hampir 100% Baik untuk wanita yang:



o



a) Masih ingin punya anak b) Punya jadwal harian yang rutin Kontraindikasi



o



a) Menyusui (khsusu pil kombinasi) b) Pernah sakit jantung c) Tumor atau keganasan d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya f)



Penyakit gondok



g) Gangguan fungsi hati & ginjal h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental i)



Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun Efek Samping



o



Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunangkunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulanbulan. 2. KB Suntik Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan atau injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri



atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi. Cara Kerja



o



a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus. b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa. c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi. Efektivitas



o



Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%. Keuntungan



o



a) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu. b) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg. c) Tingkat efektifitasnya tinggi d) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi. e) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama. f)



Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.



g) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain. h) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain. i)



Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.



o



Kerugian a) Perdarahan yang tidak menentu b) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan c) Berat badan yang bertambah



d) Sakit kepala e) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan f)



Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.



g) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%. h) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.



o



i)



Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan



j)



Memerlukan biaya yang cukup tinggi. Saat Pemberian yang tepat:



a) Pasca persalinan 1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami. 2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya. b) Pasca Abortus 1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari. 2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan. c) Interval. 1. Hari kelima menstruasi 2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan. o



Baik untuk Wanita yang: a) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil b) Lebih suka disuntik daripada makan pil c) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi d) Mungkin tidak ingin punya anak lagi e) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid



o



Kontraindikasi a) Hamil atau disangka hamil b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya c) Tumor/keganasan d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices



o



Efek Samping 1) Gangguan Haid : a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem. b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan. c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya



2) Keputihan Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi) 3) Perubahan berat badan Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan 4) Pusing dan sakit kepala Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala .Ini biasanya bersifat sementara. 5) Hematoma Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. 3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/ Implant Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit. o



Cara Kerja AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah. Bekerja dengan cara: a) Lendir serviks menjadi kental b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi c) Menekan ovulasi



o



Efektivitas Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%



o



Keuntungan a) Sekali pasang untuk 3 tahun b) Tidak mempengaruhi produksi ASI c) Tidak mempengaruhi tekanan darah d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk di tubektomi



o



Baik untuk wanita yang: a) Ingin metode yang praktis b) Mungkin tidak ingin punya anak lagi



c) Tinggal di daerah terpencil d) Tak khawatir jika tak dapat haid o



Kontraindikasi a) Hamil atau disangka hamil b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya c) Tumor/keganasan d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis



o



Efek samping Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.



o



Waktu Mulai Menggunakan Implant a) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7 b) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat c) Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan d) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan e) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari



4. Koyo KB (Patch) Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi. Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z (PI).Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun.Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut. d. Kontrasepsi strerilisasi Adalah pemotongan atau pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi. 1. Kontap Pada Wanita ( TUBEKTOMI ) TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita bersangkutan tidak hamil lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan angka kegagalankurang dari 1%



Keuntungan Tubektomi



o



a) Sangat efektif b)



Permanen



c)



Tidak mempengaruhi proses menyusui



d)



Tidak bergantung pada faktor senggama



e)



Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius



f)



Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local



g) Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang h) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual i)



Berkurangnya resiko kanker ovarium Yang Dapat Menjalani Tubektomi



o



a) Usia > 26 tahun b) Peritas > 2 c) Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak d) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius e) Pasca persalinan f)



Pasca keguguran



g) Secara sukareka setuju dengan prosedur ini Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi



o



a) Hamil b) Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn c) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan f)



Belum memberikan persetujuan tertulis



Kapan dilakukan



o



a) Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb tidak hamil b) Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi ) c) Pasca persalinan 2. Kontap Pada Pria ( VASEKTOMI ) VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.



Indikasi



o



Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga. Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi



o



a) Infeksi kulit pada daerah operasi b) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien c) Hidrokel atau varikokel yang besar d) Hernia inguinalis e) Filariasis / elephantiasis f)



Undesensus testikularis



g) Massa intraskrotalis h) Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia D. SIKLUS MENSTRUASI a. Pengertian



Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi. Bila siklus haid teratur (28 hari) : Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid. b. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi : 1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. 2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. 3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.



c. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu: 1. Masa menstruasi Berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah. a) Masa proliferasi  Dimulai dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.  Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.  Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke- 12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) b) Masa sekresi. Masa



sekresi



adalah



masa



sesudah



terjadinya



ovulasi.Hormon



progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium



untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim). d. Mekanisme Siklus Menstruasi 



Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis yang menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam ovarium.







Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen,







Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing hormone)







Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis







Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang dan makin banyak mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung esterogen. Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium menyebabkan endometrium tumbuh (menebal) yang disebut masa proliferasi







Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.







Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna merah) yang akan menjadi korpus luteum (berwarna kuning).







Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon progesteron mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi (masa sekresi)







Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi yang menyebabkan kadar esterogen dan progesteron menurun, sehingga terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik, yang disebut masa mestruasi.







Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum dipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum graviditatis



E. PATHWAY 1. Suntik Suntik Progesterone



Estrogen



Sirkulasi



GIT



Retensi cairan



Merangsang pusat reseptor makanan



Peningkatan TD Menghambat siklus oksigenasi



BB meningkat



Nyeri kepala Nyeri Asam lambung meningkat Merangsang muntah Mual



Devisit vol.cairan



Stimulasi hipotalamus Menekan LH,FSH



Nafsu makan meningkat



Menghambat produksi prostaglandin Peningkatan proteksi terhadap mukosa lambung Iritasi mukosa lambung



Perubahan body image



Faktor pembekuan darah meningkat



Reproduksi



Ovulasi terhambat Perubahan maturasi endometrium



Pengentalan lender serviks Menghambat penetrasi sperma Sperma & ovum tidak bertemu



Atropi Lender meningkat Dinding rahim sulit lepas Amenorrhea Ansietas



Keputihan



Trombosis



2. PIL KOMBINASI PIL Progesterone



Estrogen



Sirkulasi



Faktor pembekuan darah meningkat



Reproduksi GIT



Retensi cairan & Na



Stimulasi hipotalamus Merangsang pusat nafsu makan



Peningkatan TD



Nafsu makan meningkat



Menghambat sikluas oksigenasi Nyeri kepala



BB meningkat Menghambat produksi prostaglandin



Nyeri Asam lambung meningkat Merangsang muntah Devisit vol.cairan



Peningkatan proteksi terhadap mukosa lambung Iritasi mukosa lambung



Perubahan body image



LH,FSH menurun Ovulasi terhambat Perubahan maturasi endometrium



Pengentalan lender serviks Menghambat penetrasi sperma Sperma & ovum tidak bertemu



Atropi Lendir meningkat Dinding rahim sulit lepas Amenorrhea Ansietas



Konsepsi tidak terjadi



Trombosis



3. IMPLANT IMPLANT



Hormon levonorgestrel (progestin sintetik)



Kadar progestin tetap konstan



Supresi maturasi siklik endometrium



Mucus servik menebal, kental dan jumlahnya menurun



Mengganggu proses pembentukan endometrium



Membentuk sawar untuk penetrasi sperma Menghambat pergerakan sperma



Merangsang hipotalamus dan hipofisis Supresi peningkatan Luteininzing Hormone (LH)



Atrofi endometrium Menghambat terjadinya implantasi



Menekan terjadinya ovulasi



Benda asing dibawah kulit



Reaksi radang di lengan kiri Pelepasan mediator inflamasi



Kurang pengetahuan tentang prosedur pemasangan dan efek yg terjadi Ansietas



Stimulasi saraf simpatis & parasimpatis Persepsi nyeri Nyeri



4. IUD IUD Benda asing dalam uterus



Reaksi radang di cavum uteri Fagosit meningkat Perubahan endometrium



Perubahan reaksi kimia Perubahan reaksi enzimatik uterus



Erosi endometrium



Kontraksi uterus



Perubahan endometrium



Spotting



Iskemia otot uterus



Nidasi tidak terjadi



Infeksi



Pelepasan mediator inflamasi



Keputihan meningkat Infeksi pelvis Hipertermi Perubahan suhu tubuh



Terjadi efek mekanik



Makrofag meningkat Menekan sperma Sperma dan ovum tidak bertemu



Stimulasi saraf simpatis & parasimpatis Persepsi nyeri Nyeri



Kurang pengetahuan tentang prosedur pemasangan dan efek yg terjadi Ansietas



ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas klien dan suami b. Keluhan utama c. Riwayat penyakit sekarang d. Riwayat mestruasi e. Riwayat KB f. Riwayat psikologi g. Pemeriksaan fisik h. Riwayat obstetric 2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul a. Kontrasepsi suntik  Nyeri akut  Deficit volume cairan  Perubahan body image  Ansietas b. Kontrasepsi pil  Nyeri akut  Perubahan body image c. Implant  Nyeri akut  Ansietas  Kurang pengetahuan d. IUD  Nyeri akut  Perubahan suhu tubuh  Ansietas  Kurang pengetahuan 3. Intervensi Keperawatan a. Nyeri akut



Diagnosa Keperawatan



Rencana keperawatan Luaran Keperawatan



Nyeri akut



Setelah



Penyebab:



dilakukan



tindakan



inflamasi,



iskemia,



pencedera



Manajemen nyeri 1)



tingkat nyeri menurun dan



-



-



neoplasma) b. Agen



a.



keperawatan selama 1x24 jam, a. Agen pencedera fisiologis kriteria hasil: (mis.



Intervensi



kimiawi



Observasi Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas



nyeri



Kemampuan



-



Identifikasi skala nyeri



menuntaskan aktivitas



-



Identifikasi respons nyeri non verbal



meningkat



-



Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri



(mis. terbakar, bahan kimia



-



Keluhan nyeri menurun



-



Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri



iritan)



-



Meringis menurun



-



Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri



c. Agen pencedera fisik (mis.



-



Sikap protektif menurun



-



Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup



abses, amputasi, terbakar,



-



Gelisah menurun



-



Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan



terpotong,



-



Kesulitan tidur menurun



-



Monitor efek samping penggunaan analgetik



operasi,



-



Menarik nadi menurun



fisik



-



Berfokus pada diri sendiri



berat,



mengangkat



prosedur



trauma,



latihan



berlebihan) Dibuktikan dengan



menurun



Terapeutik - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.



-



Diaphoresis menurun



TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,



-



Perasaan depresi



aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi



(tertekan) menurun



bermain)



Data Mayor 1. Tampak meringis



2)



-



Perasaan takut



- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,



2. Bersikap protektif (mis.



mengalami cedera



pencahayaan, kebisingan)



berulang menurun



- Fasilitasi istirahat dan tidur



-



Anoreksia menurun



- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi



-



Perineum terasa tertekan



waspada, posisi menghindari nyeri) 3. Gelisah 4. Frekuensi nadi meningkat 5. Sulit tidur



meredakan nyeri



menurun -



Data Minor:



3)



Edukasi



Uterus teraba membula



- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri



menurun



- Jelaskan strategi meredakan nyeri



1. Tekanan darah meningkat



-



Ketegangan otot menurun



- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri



2. Pola napas berubah



-



Pupil dilatasi menurun



- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat



3. Nafsu makan berubah



-



Muntah menurun



- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri



4. Proses berpikir terganggu



-



Mual menurun



4)



5. Menarik diri



-



Frekuensi nadi membaik



-



6. Berfokus pada diri sendiri



-



Pola napas membaik



7. Diaphoresis



-



Tekanan darah membaik



-



Proses berpikir membaik



-



Focus membaik



-



Fungsi berkemih membaik



-



Perilaku membaik



- Identifikasi riwayat alergi obat



-



Nafsu makan membaik



- Identifikasi kesesuaian jenis analgesic (mis. narkotika, non-narkotik,



-



Pola tidur membaik



b.



Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



Pemberian analgesic 1)



Observasi - Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)



atau NSAIO) dengan tingkat keparahan nyeri - Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic



a. Luaran tambahan: 1) Fungsi gastrointestinal



- Monitor efektifitas analgesik 2)



Terapeutik



2) Kontrol nyeri



- Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai analgesia



3) Mobilitas fisik



optimal, jika perlu



4) Penyembuhan luka



- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk



5) Perfusi miokard



mempertahankan kadar dalam serum



6) Perfusi perifer



- Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respons



7) Pola tidur



pasien



8) Status kenyamanan



- Dokumentasikan respons terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan 3) 4) -



Edukasi Jelaskan efek terapi dan efek samping obat Kolaborasi Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, jika perlu



b. Ansietas Diagnosa Keperawatan



Rencana keperawatan Luaran Keperawatan



Ansietas (D.0080) b.d: (penyebab) 1. 2. 3. 4.



Krisis situasional Kebutuhan tidak terpenuhi Krisis maturasional Ancaman terhadap konsep diri 5. Ancaman terhadap kematian 6. Kekhawatiran 7. Disfungsi sitem keluarga 8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan 9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir) 10. Penyalahgunaan zat 11. Terpapar bahaya lingkungan (toksin, polutan) 12. Kurang terpapar informasi dd: (Gejala dan Tanda Mayor) Subjektif 1. Merasa bingung 2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang



Setelah dilakukan intervensi dalam….. jam, ansietas akan menurun, dengan kriteria hasil: Tingkat Ansietas (L.09093) 1. Verbalisasi kebingungan menurun 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun 3. Perilaku gelisah menurun 4. Perilaku tegang menurun 5. Konsentrasi membaik 6. Pola tidur membaik 1. 2. 3. 4.



Keluhan pusing menurun Anoreksi menurun Palpitasi menurun Frekuensi pernafasan menurun 5. Frekuensi nadi menurun 6. Tekanan darah menuruh 7. Diaforesis menurun 8. Tremor menurun 9. Pucat menurun 10. Perasaan keberdayaan membaik 11. Kontak mata membaik



Intervensi Reduksi Ansietas (1.09314) Observasi 1. Identifikasi saat ansietas berubah (kondisi, waktu, stressor) 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal) Terapeutik 1. Ciptakan suasana terapeuti untuk menumbuhkan kepercayaan 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan 3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan 6. Diskusikan rencana realistis tentang peristiwa yang akan datang Edukasi 1. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami 2. Informasi secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien jika perlu 4. Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang tidak kompetitif sesuai kebutuhan 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan perssepsi 6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat 8. Latih teknik relaksasi Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu



dihadapi 3. Sulit berkonsentrasi Objektif



12. Pola berkemih membaik 13. Orientasi membaik



Terapi Relaksasi (1.09326)



4. Tampak gelisah 5. Tampak tegang 6. Sulit (Gejala dan tanda Minor)



NB: Luaran tambahan (tergantung kasus)



1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejal lain yang mengganggu kemampuan kognitif 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan dan penggunaan teknik sebelumnya 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan 5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi Terapeutik



Subjektif 1. Mengeluh pusing 2. Anoreksi 3. Palpitasi 4. Merasa tidak berdaya Objektif 5. Frekuensi nafas meningkat 6. Frekuensi nadi meningkat 7. Tekanan darah meningkat 8. Diaforesis 9. Tremor 10. Muka tampak pucat 11. Suara bergetar 12. Kontak mata buruk 13. Sering berkemih 14. Berorientasi pada masa lalu



1. Dukungan Sosial (L.13113) 2. Harga Diri (L.09069) 3. Kesadaran Diri (L.09072) 4. kontrol Diri (L.09076) 5. Proses Informasi (L.10100) 6. Status Kognitif (L.09086) 7. Tingkat Agitasi (L.09092) 8. Tingkat Pengetahuan (L.12111)



Observasi



1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanda gangguan dengan pencahayaan dan suhu diruangan jika memungkinkan 2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi 3. Gunakan pakaian longgar 4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama 5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis jika sesuai Edukasi 1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (music, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif) 2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 3. Anjurkan mengambil posisi nyaman 4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi 5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih 6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi



c. hipertermia No. 1.



Diagnosis Keperawatan Hipertermia



Luaran Keperawatan Setelah dilakukan intervensi selama



Intervensi Keperawatan Manajemen Hipertermia



b.d: (penyebab) 1. Dehidrasi 2. Terpapar lingkungan panas 3. Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker) 4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan 5. Pengingkatan laju metabolisme 6. Respon trauma 7. Aktivitas berlebihan 8. Penggunaan Inkubator d.d: (gejala mayor): 1. Suhu tubuh diatas normal (gejala minor): 1. Kulit merah 2. Kejang 3. Takikardi



3x24 jam, maka termoregulasimembaik dengan kriteria hasil sebagai berikut :                



Menggigil menurun Suhu tubuh membaik Suhu kulit membaik Kulit merah menurun Kejang menurun Akrosianosis menurun Konsumsi oksigen menurun Piloereksi menurun Vasokonstriksi perifer menurun Kutis memorata menurun Pucat menurun Takikardi menurun Takipnea menurun Bradikardi menurun Dasar kuku sianotik menurun Hipoksia menurun











 



4. Takipnea 5. Kulit terasa hangat



Observasi: 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator) 2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor kadar elektrolit 4. Monitor haluaran urine 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia Terapeutik: 1. Sediakan lingkungan yang dingin 2. Longgrakan atau lepaskan pakaian 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 4. Berikan cairan oral 5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih) 6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila) 7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin 8. Berikan oksigen bila perlu Edukasi: 1. Anjurkan tirah baring Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian antipiretik, cairan dan elektrolit intravena (jika perlu)



Regulasi Temperature 



Observasi 1. Monitor suhu tubuh sampai stabil (36.5037.50C) 2. Monitor suhu tubuh tiap 2 jam 3. Monitor tekanan darah, frekuensi















No



Diagnosa Keperawatan Defisit pengetahuan



pernapasan dan nadi 4. Monitor warna dan suhu kulit 5. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau hipertermi Terapeutik 1. Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu 2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat 3. Gunakan kasue pendingin, water circulating blankets, ice pack atau gel pad dan intravascular cooling cathetedzation untuk menurunkan suhu tubuh 4. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien Edukasi 1. Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke Kolaborasi 1. Kolaboasi pemberian antipiretik, jika perlu



Rencana keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Setelah dilakukan intervensi selama Edukasi Kesehatan 3x24 jam, maka tingkat



Definisi : ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dngan topik tertentu. Penyebab : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



kteratasan kognitif Gangguan fungsi kognitif kekeliuran mengikuti anjuran Kurang terpapar informasi Kurang minat dalam belajar Kurang mampu mengingat ketidaktahuan menemukan sumber informasi Gejala dan tanda mayor Subjektif 1. Menanyakan masalah yang dihadapi Objektif 1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran 2. Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah Gejala dan tanda minor Subjektif 1. -----Objektif 1. menjalani pemeriksaan yang tidak tepat 2. menunjukkan perilaku berlebihan (mis.apatis, bermusuhan, agitasi, histeria) Kondisi klinis terkait 1. Kondisi klinis yang baru dihadapi olh pasien 2. Penyakit akut 3. Penyakit kronis



pengetahuanmembaik dengan kriteria hasil sebagai berikut : 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 2. verbarlisasi minat dalam belajar meningkat 3. kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat 4. kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat 5. perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat 6. pertanyaan tentang masalah yang dihadapi meningkat 7. persepsi yang keliru terhadap masalah



Mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidu bersih dan sehat Tindakan Observasi - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi - identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat Terapeutik - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan - berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi - Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan - ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat - ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkat perilaku hidup bersih dan sehat



Diagnosis ini dispesifikasikan berdasarkan topik tertentu, yaitu : 1. gaya hidup sehat 2. keamanan diri 3. keamanan fisik anak 4. kehamilan dan persalinan 5. kesehatan maternal pasca persalinan 6. Kesehatan maternal prekonsepsi



DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2008. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Hidayati. 2009. Buku Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Salemba Medika Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta



KB



non



IUD



di



Kecamatan



Pedurungan



Kota



Semarang.



(http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf). (Online).(Diakses tanggal 01 Maret 2020. Pada pukul 19.00 WIB) Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi



yang



Digunakan



Pada



Pasangan



Usia



Subur.



(http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf).(Online),



(Diakses



tanggal 01 Maret 2020. Pada pukul 19.00 WIB). Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :EGC. PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta Saifuddin, Bari, A. 2010. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.