LP Parkinson [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Penyakit parkinson adalah gangguan neurologik progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang penyakit Parkinson.



2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian penyakit Parkinson. b. Mahasiswa mengetahui dan memahami gambaran klinis pada penderita Parkinson. c. Mahasiswa dapat memahami patofisiologi penyakit Parkinson. d. Mahasiswa dapat mengaplikasikan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Parkinson.



1



BAB II LAPORAN PENDAHULUAN PARKINSON



A. Pengertian Penyakit parkinson adalah gangguan neurologik progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesis, kekakuan otot dan hilangnya reflek-reflek postural. (Patofisiologi, Buku II, hal 991) Kelompok kelainan neurologis yang ditandai oleh hipokinesis, rigiditas, dan tremor. (Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 26) Kelainan sistem ektrapiramidal yang paling sering ditemukan dan mempunyai beberapa sebab. (Patofisiologi, Buku II)



B. Etiologi Pada



kebanyakan



pasien,



penyebab



penyakit



tidak



diketahui.



Parkinson



atherosklerotik terlihat lebih sering pada kelompok usia lanjut. Kondisi ini menyertai ensephalitis, keracunan, toksisitas (mangaan, karbon monoksida), hipoksia, tetapi banyak kasus tidak diketahui penyebabnya. 1. Idiopatik Tidak diketahui secara pasti, sama dengan Paralysis Agitans. Penemuan terakhir tentang peranan MTP (Metypenyl Tetrahydrophyridin). 2. Parkinson sekunder / Symtomatik a. Pasca encepalitis (encepalitis van Economo) b. Pasca infeksi lain (sfilis, meningovaskuler, tuberculosis) c. Iatrogenik, induksi obat. d. Lain-lain: perdarahan cerebral, infark, pasca trauma, hypoparatyroid, tumor, arterio sklerotik otak, polusi udara monocarbon.



2



C. Klasifikasi 1. Idiopatik atau primer. Paling banyak didapat/terjadi. 2. Symtomatik, sekunder Penyakit parkinson di sini akibat penyakit lain. 3. Syndrom Para Parkinson (Parkinson Plus)



D. Gambaran klinis Parkinson 1. Kepala membungkuk kedepan 2. Tremor kepala dan tangan 3. Gerakan tangan memutar pil 4. Cara perjalan dengan kaki terseret seperti didorong 5. Berdiri kaku 6. Akinesia 7. Hilangnya refleks postural 8. Ekspresi wajah seperti topeng 9. Postur tubuh membungkuk 10. Kehilangan BB 11. Mengeluarkan air liur



E. Patofisiologi Lesi utama tampak menyebabkan hilangnya neuron pigmen, terutama neuron di dalam substansia nigra pada otak. Salah satu neurotransmitter mayor di daerah otak ini, dan bagian-bagian lain pad sistem saraf pusat adalah dipamine yang mempunyai fungsi penting dalam menghambat gerakan pada pusat kontrol gerakan. Walaupun dopamine normalnya ada dalam konsentrasi tinggi di bagian-bagian otak tertentu, apda penyakit Parkinson dopamine menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum. Penipisan kadar dopamine dalam basal ganglia berhubungan dengan adanya bradikinesia, kekakuan, dan tremor. 3



Aliran darah serebral regional menurun pada pasien dengan penyakit Parkinson, dan ada kejadian demensia yang tinggi. Data biokimia dan patologik menunjukkan bahwa pasien demensia dengan penyakit Parkinson mengalami pasien penyerta Alzheimer.



Skema Patofisiologi



Athesklerotik, ensefalitis, toksisitas, keracunan, hipoksia, pengaruh obat  Aliran darah serebral menurun  Terjadi lesi  Neuron pigmen hilang  Neurotransmitter terganggu  Penipisan kadar dopamin  Bradikinesia, tremor, kekakuan, koordinasi, dan keseimbangan terganggu  1. Kerusakan mobilitas fisik 2. Kurang perawatan diri 3. Konstipasi 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 5. Koping tidak efektif



4



F. Evaluasi Diagnostik 1. Diagnosa dibuat berdasarkan observasi gejala klinis dan pertimbangan usia serta riwayat pasien. 2. CT dan MRI dapat dilakukan utuk mengesampingkan gangguan-gangguan lain.



G. Pengobatan 1. Antikolinergik untuk menurunkan aktivasi jalur kolinergik, yang dianggap akan hiperaktif pada keadaan difisiensi dopamine. 2. Amantadin, yang dapat memperbaiki pelepasan dopamine didalam otak 3. Levodopa-karbidopa untuk menghambat destruksi I-dopa dialiran darah, agar cukup tersedia bagi otak. 4. Bromokriptin, agonis dopaminergik yang mengaktivasi reseptor dopamine di dalam otak. 5. Inhibitor oksidase monoamine (deprenil, selegilin) sebagai tambahan aterapi levodopa. 6. Menambah fungsi dopaminergik Dopamin tak menembus sawar darah otak diberi senyawa pendahulu yakni L-dopa. 7. Mengurangi aktivitas kolinergik Reseptor Muskarini pada Striatum (sinaps kolinergik central) dapat diblok dengan alkaloid beladona atau sintetisnya.



H. Komplikasi 1. Pneumonia 2. Urinary track infection 3. Fall and accident



I. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Pemeriksaan urine dan luquor = jumlah homovalik acid turun. 5



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PARKINSON



A. Pengkajian 1. Identitas Nama



:



Umur



: Paling sering pada usia 50-60 tahun. Tapi tidak jarang pada usia pertengahan.



Jenis kelamin



:



Suku / bangsa



:



Agama



:



Pekerjaan



:



Pendidikan



:



Alamat



:



2. Keluhan utama Klien mengeluh tangan dan kaki bergetar tidak teratur. Rasa cepat lelah, tremor, regiditas, akenesia / bradikenesia.



3. Riwayat penyakit dahulu Selain faktor degeneratif, penyakit Parkinson juga terjadi akibat: -



Infeksi / post Infeksi (meningitis, encepalitis)



-



Intoksikasi



-



Obat-obatan



-



Trauma kepala, tumor otak



4. Riwayat penyakit keluarga Penyakit Parkinson terindikasi adanya faktor genetik.



6



5. Riwayat penyakit sekarang a. Kaki dan tangan bergetar b. Klien mengatakan saat berdiri kaku c. Susah tidur



6. Pemeriksaan Fisik -



Kesadaran



: Composmentis



-



GCS



: EVM 4,5,6 = 15



-



Postur tubuh



: Badan membungkuk, dagu lebih kedepan dari jari kaki.



-



Tanda vital



: Nadi dan suhu dalam batas normal. Respirasi rate normal/baik.



-



Kulit



: Kulit tampak berminyak, berkeringat, hipersekresi



-



Kepala



: Gerakan otot mimik wajah sangat kurang (hipomimia), wajah mirip topeng / tanpa ekspresi



-



Mata



: Kelopak mata lebih melebar, pandangan mata terus kedepan, mata jarang berkedip (2-3 x / menit). Pada pemeriksaan convergensi penglihatan jadi kabur, reflek glabella hiperaktif. Spasme otot-otot konjugasi mata. Mata terfiksasi kearah atas.



-



Mulut



: Drolling/ngeces aliran ngiler. Sulit menelan.



-



Perut



: Terjadi konstipasi. Kandung kemih sering penuh.



-



Ekstrimitas



: (bagian atas) Tremor saat istirahat/resting tremor. Sifat tremor Altenating tremor. Pill rolling, micrografi.



7. Activity Daily Living (ADL) a. Pola aktivitas Aktivitas klien sangat lamban baik saat berjalan, berbalik, bangun dari duduk dan saat mengambil barang / mengerjakan sesuatu. b. Gaya Berjalan Pada saat berjalan klien sulit menghentikan jalan, baik jalan kedepan (propulsi,) kebelakang (retropulsi), atau berjalan kesamping (ateropulsi).



7



Klien sulit berpaling arah dengan cepat, cara berputar en bloc. Cara berjalan klien menyeret / menggeser kaki kecil-kecil, langkahnya cepat dan terburu-buru untuk memperoleh keseimbangan. Tidak adanya asosiatif saat berjalan, posisi tangan saat berjalan fleksi / adduksi. c. Pola Komunikasi Suara jadi mengecil, disfoni, palilali, desertri, dan monoton. d. Pola Pikir Klien sulit membuat suatu keputusan. e. Pola Nutrisi Klien mengalami kesulitan menelan. d. Pola Eliminasi Klien mengalami gangguan BAK dan BAB (terjadi konstipasi)



B. Diagnosa Keperawatan 1. Kurang perawatan diri berhubungan dengan tremor. Tujuan: -



Klien melaporkan mampu merawat diri



-



Klien terlihat bersih / personal hygiene terawat. Intervensi 1. Kaji derajat ketidak mampuan pasien, izinkan sebanyak mungkin untuk melakukannya secara otonomi. Anjurkan pasien memberikan masukan dalam perencanaan jadwal perawatan. 2. Berikan/sediakan waktu yang cukup untuk melakukan tugastugas dan tingkatkan kesabaran ketika pergerakan pasien lambat. 3. Antisipasi kebutuhan kebersihan diri dan bantu sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan kuku, kulit dan rambut, perawatan mulut, dan sebagainya. 4. Berikan alat bantu sesuai dengan indikasi, seperti mandi di kursi,



Rasional 1. Berpartisipasi dalam perawatan diri sendiri dapat meringankan frustasi atas hilangnya kemandirian yang dimilikinya. Kualitas hidup pasien terlihat meningkat ketika pasien mampu untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. 2. Penurunan keterampilan motorik/spastisitas dapat menghambat kemampuan untuk menangani pekerjaan yang sederhana. 3. Contoh oleh pemberi pelayanan dapat menata satu upaya terhadap penerimaan keutuhan yang mungkin hilang pada pasien atau 8



meningkatkan tempat duduk untuk defekasi dengan penyokong yang hangat.



mungkin bertentangan dengan orang terdekat. 4. Menurunan kelelahan, meningkatkan parsitipasi dalam perawatan diri pasien.



2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tekanan psikologis Tujuan: -



Klien mengatakan mampu tidur 7-8 jam Intervensi 1. Berikan kesempatan untuk beristirahat/tidur sejenak, anjurkan latihan saat siang hari, turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari. 2. Hindari penggunaan “pengikatan” secara terus menerus. 3. Evaluasi tingkat stres/orientasi sesuai perkembangan hari demi hari. 4. Lengkapi jadwal tidur dan ritual secara teratur. Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur. 5. Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung. 6. Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.



Rasional 1. Karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat meningkatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanda stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur. 2. Risiko gangguan sensori, meningkatkan agitas dan menghambat waktu istirahat. 3. Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkat laku yang tidak kooperatif (sindrom sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapat tidur pulas. 4. Penguatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan. Catatan: penundaan waktu tidur mungkin diindikasikan untuk memungkinkan pasien membuang kelebihan energi dan memfasilitasi tidur. 5. Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk. 6. Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemih selama malam hari.



9



3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Tujuan: -



Klien melaporkan tidak cemas.



-



Klien mengatakan tidak gelisah. 1.



2.



3. 4.



Intervensi Tempatkan pasien dekat ruang perawat, periksa pasien secara teratur. Kaji kembali kemampuan pasien untuk menggunakan alat panggil lampu secara reguler. Berikan perawatan primer/hubungan staf perawat yang konsisten Berikan bentuk komunikasi alternatif jika diperlukan Diskusikan adanya perubahan citra diri, ketakutan akan kehilangan kemampuan yang menetap, kehilangan fungsi, kematian, masalah mengenai kebutuhan penyembuhan/perbaikan.



1.



2.



3. 4.



Rasional Memberikan keyakinan bahwa bantuan segera dapat diberikan jika pasien secara tiba-tiba menjadi tidak memiliki kemampuan. Meningkatkan saling percaya pasien dan membantu untuk menurunkan kecemasan. Menurunkan perasaan tidak berdaya dan perasaan terisolasi. Membawa perasaan takut secara terbuka, memberikan kesempatan untuk mengkaji persepsi/informasi. Informasi yang salah dari pasien dan memberikan jalan dalam pemecahan masalah pada keadaan yang diharapkan.



4. Potensial terjadinya kecelakaan berhubungan dengan hilangnya sel-sel dari subtansia nigra. Tujuan: -



Klien dan keluarga dapat menerima dan mencegah terjadinya kecelakaan. Intervensi 1. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang diderita 2. Siapkan keluarga dan klien untuk kenyataan penyakit berkutnya 3. Beri alternatif cara menghindari kecelakaan 4. Observasi efek samping penggunaan obat



Rasional 1. Pengertian yang positif dari keluarga mempermudah tindakan selanjutnya 2. Keluarga dan klien menyadari kondisi penyakit yang diderita 3. Mengatasi terjadinya gravitasi bumi yang terlalu cepat 4. Deteksi dini reaksi yang terjadi



C. Intervensi sesuai dengan implementasi D. Evaluasi sesuai dengan tujuan 10



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Parkinson adalah kelompok kelainan pada sistem ekstrapiramidal yang sifatnya profresif pada pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur pergerakan ditandai dengan tremor, bradikinesis, regiditas muskuler.



B. Saran Melalui penyusunan makalah ini, penyaji sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya untuk mengetahui bagaimana tentang Asuhan Keperawatan klien dengan Parkinson. Selain itu, penyaji juga menyadari dalam makalah ini banyak sekali kesalahan, maka sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepan dalam penyusunan makalah menjadi baik dan sempurna.



11



DAFTAR PUSTAKA



Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta Prof. DR. dr. S.M. Lumban Tobing, Sp. S (K), SpKj. 2005. Gangguan Gerak. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta



12