LP Pola Nafas TDK Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN OKSIGENASI: POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG CEMPAKA RSUD BANYUMAS



Oleh : DWI LESTARI PUJI ASTUTI, S.Kep.



KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2011 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN OKSIGENASI: POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF



A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan oksigenasi pada pasien yang mengalami gangguan paruparu yang paling sering terjadi salah satunya adalah terjadinya sesak napas (dypnea) yang menyebabkan pola napas menjadi tidak efektif. Terjadinya sesak nafas pada pasien pneumonia merupakan dampak dari agen yang memunculkan produksi pus dalam alveolus paru, yang mengakibatkan proses ventilasi udara di paru tidak optimal dan meningkatkan kadar CO2 darah, selanjutnya kemoreseptor di otak menyuruh pusat kendali pernafasan medulla oblongata untuk meningkatkan proses pernafasan yaitu peningkatan Respiration Rate (RR) sehingga muncul gejala peningkatan RR. Jika tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dapat menyebabkan kelemahan (Smeltzer&Bare, 2002). Ruang cempaka RSUD Banyumas terdapat beberapa pasien dengan gangguan paru-paru. Pada pasien ini terjadi gangguan oksigenasi yaitu pola nafas tidak efektif. Hal inilah yang menyebabkan penulis mengangkat tema tentang gangguan oksigenasi pada pasien di ruang cempaka RSUD Banyumas. Laporan pendahuluan ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi standar kompetensi mahasiswa profesi yang mengikuti Praktek Klinik Keperawatan Terpadu (PKKT) stase Kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dilakukan di ruang Cempaka RSUD Banyumas. 2. Tujuan Dengan dilakukan asuhan keperawatan gangguan oksigenasi pada pasien pneumonia diharapkan dapat : a. Tujuan Umum: Untuk mengetahui gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif. b. Tujuan Khusus:



1) Untuk mengetahui definisi atau pengertian pola napas tidak efektif. 2) Untuk mengetahui etiologi pola napas tidak efektif. 3) Untuk mengetahui faktor pencetus/presipitasi pola napas tidak efktif. 4) Untuk mengetahui patofisiologi pola napas tidak efktif. 5) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari pola napas tidak efktif. 6) Untuk mengetahui jenis pemeriksaan penunjang untuk pola napas tidak efktif. 7) Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan pola napas tidak efktif. 8) Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dengan adanya pola napas tidak efktif. 9) Mengetahui rencana asuhan keperawatan untuk pasien pola napas tidak efktif. B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Secara umum pola napas tidak efektif dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat (NANDA, 2005). 2. Etiologi Beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan munculnya masalah keperawatan gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif adalah: a. Hiperventilasi b. Hipoventilasi c. Deformitas tulang d. Nyeri e. Deformitas dinding dada f. Cemas g. Penurunan energi/kelelahan



h. Disfungsi neuromuscular i. Kerusakan musculoskeletal j. Kerusakan persepsi/kognitif k. Obesitas l. Cedera tulang belakang m. Posisi tubuh n. Imaturitas neurologis o. Kelemahan otot pernapasan 3. Faktor Pencetus/Presipitasi Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif yaitu bisa terjadi karena faktor pencetus dari penyakit penyebabnya seperti: Pneumonia, CHF, Infark Miokard Akut, Status asmatikus dll. 4. Patofisiologi



5. Tanda dan Gejala Menurut NANDA (2005), tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien yang mengalami masalah pola napas tidak efektif adalah: a. Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi. b. Penurunan ventilasi permenit. c. Penggunaan otot napas tambahan untuk bernapas. d. Pernapasan nasal faring. e. Dispnea. f. Orthopnea. g. Penyimpangan dada. h. Napas pendek. i. Napas pursed-lip (dengan bibir). j. Ekspirasi memanjang. k. Peningkatan diameter anterior posterior. l. Frekwensi napas: 1) Bayi



: 60



2) 1-4 th : 30 3) 5-14 th : 25 4) >14 th : 24 m. Kedalaman napas:



1) Volume tidal dewasa saat istirahat 500 ml. 2) Volume tidal bayi 6-8 ml/kgBB. n. Penurunan kapasitas vital. 6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk memastikan masalah keperawatan pola napas tidak efektif diantaranya: a. Pemeriksaan spirometri b. Pemeriksaan fisik dada c. Rontgen 7. Pengkajian Data Subjektif: Pasien mengatakan sesak napas, sering batuk-batuk, bila berjalan cepat merasa capek dan nafsu makan menurun. Data Objektif: a. Suhu b. Nadi c. TD d. RR e. Kesadaran 8. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul a. Pola napas tidak efektif Kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi Setelah dilakukan tindakan 1. Respiratory keperawatan diharapkan monitoring: pasien dapat :  Monitor rata-rata  Mengetahui keefektifan 1. Status kepatenan irama, kedalaman, pernapasan. jalan napas normal: dan usaha untuk  RR normal bernapas.  Irama napas  Catat gerakan dada,  Untuk mengetahui kembali normal lihat kesimetrisan, penggunaan otot bantu 2. Status ventilasi penggunaan otot pernapasan.



pernapasan seimbang:  Ekspansi dada simetris  Dapat melakukan napas dalam  Bernapas melalui hidung  Dalam bernapas tidak menggunakan otot bantu.  Napas melalui 2. pursed-lip sudah tidak ada  Dyspnea saat istirahat dan saat beraktivitas tidak ada  Orthopnea sudah tidak ada  Volume tidal kembali normal  Kapasitas vital paru kembali normal



bantu saat bernapas dan relaksasi dinding dada.  Monitor suara napas.  Mengetahui penyebab napas tidak efektif.  Monitor kelemahan otot diafragma.  Catat omset, karakteristik dan durasi batuk.  Catat hasil foto rontgen Manajemen jalan napas:  Posisikan pasien  Pasien mendapatkan untuk mendapatkan posisi yang nyaman untuk ventilasi yang bernapas. maksimal.  Instruksikan  Mengeluarkan dahak bagaimana melakukan yang ada didalam saluran batuk efektif. napas.  Auskultasi suara napas.  Untuk mengetahui  Gunakan kelainan napas. bronkodilator secara  Memperlebar jalan napas. benar  Ajarkan kepada pasien cara penggunaan inhaler dengan benar.



DAFTAR PUSTAKA



Smeltzer dan Bare,2002, Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8,EGC, Jakarta. McCloskey dan Bulechek 2000, “Nursing interventions classification (NIC)”, United States of America, Mosby. Meidean, JM, 2000, “Nursing Outcomes Classification (NOC)”,United States of America, Mosby.



NANDA 2005, “Nursing diagnosis definitions & classification”, Philadelphia, Locust Street.