LP Post Partum Spontan Dengan KPD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG NIFAS RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu



Stase Keperawatan Maternitas



DISUSUN OLEH :



MAHRITA DIAH OKTAVIANI



62019040036



JURUSAN PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN 2019



LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM DENGAN KETUBAN PECAH DINI A. Definisi Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlansung kira-kira 6 minggu (Rahayu, 2012). Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010). Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Dewi, vivian dan Tri sunaesih, 2011). Ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membranes (PROM) adalah pecahnya kantung ketuban sebelum onset persalinan yang benar, terlepas dari lamanya kehamilan. Pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan 5, induksi persalinan, partus pervaginam Penatalaksanaan



KPD



menurut



Manuaba



(2009)



tentang



penatalaksanaan KPD adalah : a. Mempertahankan kehamilan sampai cukup bulan khususnya maturitas



paru



sehingga



mengurangi



kejadian



kegagalan



perkembangan paru yang sehat. b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis, maningitis janin, dan persalinan prematuritas c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin. d. Pada umur kehamilan 24-32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi



persalinan,



dengan



kemungkinan



janin



tidak



dapat



diselamatkan e. Menghadapi KPD, diperlukan penjelasan terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.



f. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru. g. Waktu terminasi pada kehamilan aterm dapat dianjurkan selang waktu 6-24 jam bila tidak terjadi his spontan. (Manauba, 2009). K. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN Pola fungsional menurut Gordon: 1. Pola persepsi kesehatan Adakah riwayat infeksi sebelumnya, persepsi pasien dan keluarga mengenai pentingnya kesehatan bagi anggota keluarganya. 2. Pola nutrisi dan cairan Pola makan dan minum sehari-hari, jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, jenis makanan dan minuman, waktu berapa kali sehari, nafsu makan menurun / tidak, jenis makanan yang disukai, penurunan berat badan. 3. Pola eliminasi Mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama sakit, mencatat konsistensi, warna, bau, dan berapa frekuensi dalam sehari, konstipasi ataupun beser. 4. Pola aktivitas dan latihan Reaksi setelah beraktivitas (muncul keringat dingin, kelelahat/ keletihan), perubahan pola nafas setelah aktifitas, kemampuan pasien dalam aktivitas secara mandiri. 5. Pola tidur dan istirahat Berapa jam sehari, terbiasa tidur siang, gangguan selama tidur (sering terbangun), nyenyak, nyaman. 6. Pola persepsi kognitif Konsentrasi,



daya



ingat,



dan



kemampuan



mengetahui



tentang



penyakitnya. 7. Pola persepsi dan konsep diri Adakah perasaan terisolasi diri atau perasaan tidak percaya diri karena sakitnya. 8. Pola reproduksi dan seksual 9. Pola mekanisme dan koping



Emosi, ketakutan terhadap penyakitnya, kecemasan yang muncul tanpa alasan yang jelas. 10. Pola hubungan Hubungan



antara



keluarga,



interaksi,



komunikasi,



serta



cara



berkomunikasi 11. Pola keyakinan dan spiritual Agama pasien, gangguan beribadah selama sakit, ketaatan dalam berdo’a dan beribadah. L. DIAGNOSA KPERAWATAN



1. Resiko infeksi b.d. ketuban pecah dini 2. Defisiensi pengetahuan b.d. kurang pengetahuan tentang KPD 3. Nyeri akut b.d. kontraksi uterus 4. Ansietas b.d. status kesehatan (KPD)



5. Resiko Perdarahan bd Laserasi jalan lahir M. INTERVENSI No.



Dx kep



NOC



NIC



1.



Resiko infeksi b.d. ketuban pecah dini



NOC : setelah dilakukan



-kaji tanda-tanda infeksi



tindakan keperawatan



-Pantau keadaan umum



selama....x24 jam,



pasien



diharapkan masalah



-ajarkan klien atau



resiko infeksi dapat



keluarga tanda-tanda



teratasi dengan kriteria



infeksi



hasil :



-kolaborasi pemberian



-Pasien terbebas dari



antibiotik



tanda dan gejala infeksi -Leukosit dalam rentang normal -Suhu tubuh dalam retang normal -DJJ normal



2. Defisiensi pengetahuan b.d. kurang pengetahuan



NOC : setelah dilakukan NIC : tindakan



keperawatan -Kaji tingkat pengetahuan



tentang KPD



selama....x24



jam, klien tentang KPD



diharapkan defisiensi dapat



masalah -sediakan



pengetahuan tentang definisi KPD



teratasi



dengan -sediakan



kriteria hasil : -klien



informasi



informasi



tentang penyebab KPD



secara



verbal -kolaborasi



mengatakan



dengan



tim



sudah medis dalam pemberian



memahami



tentang terapi obat



kondisi kesehatannya -klien



mampu



menjelaskan definisi dari KPD -klien



mampu



menjelaskan



penyebab



KPD 3. Nyeri



akut



b.d. NOC : setelah dilakukan NIC :



kontraksi uterus



tindakan



keperawatan -kaji



selama....x24



nyeri



secara



jam, komprehensif



diharapkan masalah nyeri -berikan



posisi



yang



akut dapat teratasi dengan nyaman kriteria hasil : -pasien



secara



-ajarkan



teknik



verbal nonfarmakologi



untuk



mengatakan



4. Ansietas



nyeri mengatasi nyeri



berkurang



-kolaborasi



dengan



tim



-skala nyeri (3-4)



medis dalam pemberian



-TTV normaL



terapi analgetik



b.d. NOC : setelah dilakukan NIC :



status kesehatan



tindakan



keperawatan -Kaji tingkat kecemasan



selama....x24 diharapkan ansietas



dapat



jam, -Monitor



kesadaran



dan



masalah capillary refill teratasi -ajarkan



teknik



dengan kriteria hasil :



nonfarmakologi



-akral teraba hangat



mengurangi kecemasan



-TTV normal



-kolaborasi



-CRT : kurang dari 2 detik



medis dalam pemberian



dengan



untuk



tim



-keadaran : composmentis terapi obat.



5. Resiko Perdarahan



NOC : setelah dilakukan NIC bd tindakan



Laserasi jalan lahir



keperawatan - Memonitor perdarahan



selama....x24 diharapkan



jam, - Memantau TTV masalah -



Menghindari



prosedur



resiko perdarahan dapat invasif , jika diperlukan teratasi



dengan



kriteria maka pantau dengan ketat



hasil :



- Mengkoordinasi prosedur



- TTV normal



invasif



- Tidak ada bleding



trombosit



dengan



transfusi



-Menghindari mengangkat benda berat



DAFTAR PUSTAKA Dewi, Vivian Nanny lia &Tri sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:EGC Hanretty, Kevin P. 2014. Ilustrasi obstetri. Edisi ke 7. Editor edisi Indonesia. Budi Iman santoso & Elysabeth Muliawan. Indonesia: pentasada. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC Rahayu et.all. 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: Mitra wancana Medika. Hermawan, T. Heather 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC Butcher, Howard., dkk. 2018. Nursing Interventions Classification (NIC): Edisi Ketujuh, Bahasa Indonesia. Yogyakarta: mocomedia. Diterjemahkan oleh Intansari Nurjana Moorehead, Sue., dkk. 2018. Nursing Outcome Classification (NOC): Edisi Keenam, Bahasa yakarta: mocomedia. Diterjemahkan oleh Intansari Nurjanah Kumala. (2011). Hubungan antara Paritas dengan kejadian Ketuban Pecah Dini diruang VK



RS Bhakti Rahayu Surabaya.



Manuaba (2009). Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC. Morgan. Geri. (2009). Obstetri Genekologi Praktik. Edisi II. Jakarta: Penerbit Buku Kodokteran, EGC. Ritawati. (2009). Hubungan Anemia dengan resiko kejadian Ketuban Pecah Dini di Kabupaten Purworejo.