LP Sol Serebri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN SPACE OCCUPYING LESSION ( SOL )



1. KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIAN SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah mengenai adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor pada intracranial (Smeltzer & Bare, 2013)



B. ETIOLOGI Faktor Resiko, tumor otak dapat terjadi pada setiap kelompok Ras, insiden meningkat seiring dengan pertambahan usia terutama pada dekade kelima, keenam dan ketujuh .faktor resiko akan meningkat pada orang yang terpajan zat kimia tertentu ( Okrionitil, tinta, pelarut, minyak pelumas ), namun hal tersebut belum bisa dipastikan.Pengaruh genetik berperan serta dalam tibulnya tumor, penyakit sklerosis TB dan penyakit neurofibomatosis. Penyebab lain dari SOL adalahseperti: 1. Riwayat trauma kepal 2. Faktor genetic 3. Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik 4. Virus tertentu 5. Defisiensi imunologi



C. PATOFISIOLOGI Tumor intrakranial jinak memiliki efek yang membahayakan karena berkembang didalam rongga tengkorak yang berdinding kaku.Tumor intrakranial ganas berarti pertumbuhan yang cepat, diferensiasi yang buruk, selularitas yang bertambah, mitosis, nekrosis, dan proliferasi vaskular.Namun, metastasis kedaerah ekstrakranial jarang terjadi.Gangguan neurologi pada



tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal akibat tumor dan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Tentu saja disfungsi terbesar terjadi pada tumor infiltratif yang tumbuh paling cepat (yaiti glioblastoma multiforma). Perubahan suplai



darah akibat



tekanan tumor



yang bertumbuh



menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai hilangnya fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebro vaskularprimer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, infasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan ICP dapat disebabkan oleh beberapa faktor: bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi



cairan



serebrospinal.



Pertumbuhan



tumor



menyebabkan



bertambahnya massa karena tumor akan mendesak ruang yang relatif tetap pada ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanisme belum begitu dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Beberapa tumor dapat menyebabkan pendarahan. Obstruksi vena dan edeme akibat kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan peningkatan volume intrakranial dan ICP. Obstruksi sirkulasi CSF dari ventrikel lateralis keruangan subaraknoid menimbulkan hidreosefalus. Peningkatan ICP akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif sehingga tidak berguna bila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah interkranial, volume CSF, kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim. Peningkatan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan terjadinya herniasi



unkus timbul bila girus medialis lobus tempuralis tergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Pada herniasi serebelum, tonsil serebelum tergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi selain yang terjadi akibat peningkatan ICP yang cepat adalah beradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gagal nafas.



D. PATHWAY Idiopatik Tumor otak



Penekananjaringanotak Invasijaringanotak Kerusakan jar. Neuron ( Nyeri ) Kejang



Bertambahnyamassa Nekrosis jar. otak



Penyerapancairanotak



Gang.Suplai darah



Hipoksiajar ingan



Obstruksi vena di otak



Gang.Neurolog isfokal



Gang.Fungs iotak



Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif



Oedema



Defisitneurolo gis



Disorientasi



 Aspirasise kresi  Obs. Jlnnafas  Dispnea  Hentinafas  Perubahan polanafas



Peningkatan TIK



Perubahan proses pikir



Resti.Cidera Hambatan Mobilitas Fisik



Gang.Pertukaran gas Suddart, Brunner. 2001



Hidrosefalus



Defisit Perawatan Diri



Hernialisulk us



Bradikardiprogresif, hipertensisitemik, gang.pernafasan Ancamankema tian



Bicaraterganggu, afasia



Menisefalontek anan



Gang.Komunikasi Cemas



Gang. Rasa nyaman (Nyeri akut)



verbal



Mual, muntah, papileodema, pandangankabur, penurunanfungsipende ngaran, nyerikepala



Gang.k esadara n



E. MANIFESTASI KLINIS 1. Tanda dan gejala umum : a) Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah bila batuk membungkuk. Merupakan keluhan utama pada kira-kira 20% kasus. Dapat dirasakan selama perjalanan penyakitnya, dapat umum atau terlokalisir pada daerah yang berlainan. Sifat nyerinya digambarkan sebagai nyeri berdenyut atau dirasakan sebagai rasa penuh di kepala dan seolah-olah kepala mau "meledak". Timbulnya dimulai pagi hari, dikaitkan oleh karena kenaikan kadar CO2 selama tidur. Adanya CO2 ini menyebabkan aliran darah serebral meningkat serta kongesti dari sistema vena serebral. Ini mengakibatkan tekanan intrakranial meningkat. b) Kejang. Kejang dapat merupakan manifestasi pertama tumor otak pada 15% kasus. Dikatakan, bahwa apabila terjadi kejang fokal pada orang berumur di bawah 50 tahun, harus dipikirkan adanya tumor otak, selama penyebab lain belum ditemukan. c) Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial : ‫־‬



pandangan kabur



‫־‬



muntah Muntah tidak berhubungan dengan lokalisasi tumor, sering timbul pada pagi hari. Sifat muntah adalah khas, yaitu proyektil atau muncrat dan tidak didahului rasa mual.



‫־‬



penurunan fungsi pendengaran



‫־‬



perubahan TTV, afasia.



d) Gangguan memory. e) Gangguan alam perasaan



2. Gejala terlokalisasi (spesifik sesuai dengan daerah otak yang terkena) a) Tumor korteks motorik Gerakan seperti kejang-kejang yang terletak pada satu sisi tubuh (kejang jacksonian) b) Tumor lobus oksipital Hemianopsia homonimus kontralateral (hilang penglihatan pada setengah lapang pandang, pada sisi yang berlawanan dengan tumor) dan halusinasi penglihatan c) Tumor serebelum Pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderungan



jatuh



kesisi



yang



lesi,



otot-otot



tidak



terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama dan tidak disengaja) d) Tumor lobus frontal Gangguan kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku, disintegrasi perilaku mental, pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri e) Tumor sudut serebelopontin Tinitus dan kelihatan vertigo, tuli (gangguan saraf kedelapan), kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan llidah (saraf kelima), kelemahan atau paralisis (saraf kranial ketujuh), abnormalitas fungsi motorik f) Tumor intrakranial Menimbulkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan bicara dan gangguan gaya berjalan terutama pada lansia (Brunner & Sudarth, 2003)



F. KOMPLIKASI Komplikasi setelah pembedahan dapat disebabkan efek depresif anestesi narkotik dan imobilitas.Echymosis dan edema periorbital umumnya terjadi setelah pembedahan intracranial. Komplikasi khusus/spesifik pembedahan



intrakranial tergantung pada area pembedahan dan prosedur yang diberikan, misalnya: a. Kehilangan memory b. Paralisis c. Peningkatan ICP d. Kehilangan / kerusakan verbal / berbicara e. Kehilangan / kerusakan sensasi khusus f. Mental confusion Peningkatan TIK yang disebabkan edema cerebral / perdarahan adalah komplikasi mayor pembedahan intrakranial, memfestasi klinik : 1. Perubahan visual dan verbal 2. Perubahan kesadaran (level of conciousnes/LOC) berhubungan dengan sakit kepala 3. Perubahan pupil 4. Kelemahan otot / paralysis 5. Perubahan pernafasan



Disamping terjadi komplikasi di atas, ada beberapa juga temuan gangguan yang terjadi, yaitu : 1) Gangguan fungsi neurologis Jika tumor otak menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan pada serebelum maka menyebabkan pusing, ataksis (kehilangan kesiambangan)



atau



gaya



berjalan



yang



sempoyongan



dan



kecenderungan jatuh ke sisi yang lesu, otot-otot tidak terkoordinasi dan ristagmus



(gerakan



mata



berirama



tidak



disengaja)



biasanya



menunjukkan gerakan horizontal. 2) Gangguan kognitif Pada tumor otak akan menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan sehingga dampaknya kemampuan berpikir, memberikan rasional, termasuk



proses



mengingat,



memerhatikan juga akan menurun



menilai,



orientasi,



persepsi



dan



3) Gangguan tidur dan mood Tumor otak bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar pireal, sehingga hormone melatonin menurun akibatnya akan terjadi risiko sulit, badan malas, depresi, dan penyakit melemahkan system lain dalam tubuh. 4) Disfungsi seksual a. Pada wanita mempunyai kelenjar hipofisis yang mensekresi kuantitas prolaktin yang berlebihan dengan menimbulkan amenurrea atau galaktorea (kelebihan atau aliran spontan susu) b. Pada pria dengan prolaktinoma dapat muncul dengan impotensi dan hipogonadisme c. Gejala pada seksualitas biasanya berdampak pada hubungan dan perubahan tingkat kepuasan



G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG a) Rontgent tengkorak Untuk diagnostik sekurang-kurangnya diambil dari dua arah yaitu antero poterior dan lateral. b) Biopsi Stereotaktik bantuan komputer (tiga dimensi) Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis. c) Angiograf serebral Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor d) EEG Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. e) CT. Scan Memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.



f) MRI Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hiposisis, dimana tulang mengganggu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan.



H. PENATALAKSANAA MEDIS/KEPERAWATAN Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan ke arah kematian, salah satu akibat peningkatan TIK atau dari kerusakan otak yang disebabkan oleh tumor.Pasien dengan kemungkinan tumor otak harus dievaluasi dan diobati dengan segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat diubah.Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau banyak kemungkinan tanpa meningkatkan penurunan neurologik (paralisis, kebutaan) atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian (dekompresi). a. Pendekatan pembedahan (craniotomy) Dilakukan untuk mengobati pasien meningioma, astrositoma kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ke-3, tumor kongenital seperti demoid dan beberapa granuloma. Untuk pasien dengan glioma maligna, pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin, tetapi dapat melakukan tindakan yang mencakup pengurangan TIK, mengangkat jaringan nefrotik dan mengangkat bagian besar dari tumor yang secara teori meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau menjadi resisten terhadap radiasi atau kemoterapi. b. Pendekatan kemoterapy Terapi radiasi merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap transplantasi sum-sum tulang autologi intravens digunakan pada beberapa pasien yang akan menerima kemoterapi atau terapi radiasi karena keadaan ini penting sekali untuk menolong pasien terhadap adanya keracunan sumsum tulang sebagai akibat dosis tinggi radiasi.



Kemoterapi digunakan pada jenis tumor otak tertentu saja. Hal ini bisa digunakan pada klien : ‫־‬



Segera setelah pembedahan/tumor reduction kombinasi dengan terapi radiasi



‫־‬



Setelah tumor recurance



‫־‬



Setelah lengkap tindakan radiasi



c. Pendekatan stereotaktik Stereotaktik merupakan elektroda dan kanula dimasukkan hingga titik tertentu di dalam otak dengan tujuan melakukan pengamatan fisiologis atau untuk menghancurkan jaringan pada penyakit seperti paralisis agitans, multiple sklerosis & epilepsy. Pemeriksaan untuk mengetahui lokasi tumor dengan sinar X, CT, sedangkan untuk menghasilkan dosis tinggi pada radiasi tumor sambil meminimalkan pengaruh pada jaringan otak di sekitarnya dilakukan pemeriksaan Radiosotop (III) dengan cara ditempelkan langsung ke dalam tumor.



2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Data-data yang dikumpul atau dikaji meliputi : a. Data Umum Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan) Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya. b.



Keluhan Utama Dan Riwayat Keluhan Utama Merupakan keluhan yang dirasakan pasien, sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke Rumah Sakit.



c.



Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang Merupakan kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi: 1) P : Provocative or Palliative : -



Apa penyebab timbulnya keluhan atau gejala…?



-



Hal



apakah



yang



memperberat



dan



mengurangi



keluhan…? -



Apa yang dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan…?



-



Keluhan psikologis yang dirasakan…?



2) Q : Quality or Quantity : -



Bagaimana gambaran sifat keluhan yang dirasakan, dilihat, didengar…?



-



Seberapa sering merasakan keluhan tersebut…?



3) R : Region or Radiation : -



Dimana lokasi atau area yang dikeluhkan…?



-



Bagaimana penjalaran keluhannya…?



4) S : Skala or Severity : -



Bagaimana skala yang dirasakan jika keluhan kambuh skala 1 – 10…?



5) T : Timing and Treatment: -



Kapan keluhan mulai dirasakan…?



-



Apakah keluhan terjadi mendadak atau bertahap…?



-



Seberapa lama keluhan berlangsung ketika kambuh…?



d. Riwayat Penyakit Dahulu Dalam pengkajian ini, perawat perlu mengetahui data-data mengenai rekam kesehatan pasien masuk rumah sakit. e. Riwayat Penyakit Keluarga Menanyakan riwayat penyakit keluarga adalah salah satu bagian dari anamnesis.Informasi yang diperoleh dari anamnesis merupakan bagian yang penting dalam menentukan diagnosis.Perawat perlu mengkaji tentang faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga f. Pengkajian 1) Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat a) Pola sehat – sejahtera yang dirasakan b) Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat c) Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif d) Ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan 2) Pola nutrisi – metabolik a) Pola makan biasa dan masukan cairan b) Tipe makanan dan cairan c) Peningkatan / penurunan berat badan d) Nafsu makan, pilihan makanan 3) Pola eliminasi a) Defekasi, berkemih b) Penggunaan alat bantu c) Penggunaan obat-obatan



4)



Pola aktivitas – latihan a) Pola aktivitas, latihan dan rekreasi b) Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll)



5) Pola tidur dan istirahat a) Pola tidur – istirahat dalam 24 jam b) Kualitas dan kuantitas tidur 6) Pola kognitif – perseptual a) Penglihatan, perasa pembau b) Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan 7) Pola persepsi-konsep diri a) Sikap klien mengenai dirinya b) Persepsi klien tentang kemampuannya c) Pola emosional d) Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri 8) Pola peran dan tanggung jawab a) Persepsi klien tantang pola hubungan b) Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab 9) Pola seksual – reproduksi a) Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya b) Tahap dan pola reproduksi 10) Pola koping dan toleransi stres a) Kemampuan mengendalian stress b) Sumber pendukung 11) Pola nilai dan keyakinan a) Nilai, tujuan dan keyakinan b) Spiritual c) Konflik



B. Diagnose Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan tumor otak 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik : tumor otak 3. Gangguan



mobilitas



fisik



berhubungan



dengan



gangguan



verbal



berhubungan



dengan



gangguan



neuromuskular 4. Gangguankomunikasi neuromuskuler 5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular 6. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi 7. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian 8. Resikocidera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor 9. RisikoPerfusi serebral tidak efektif



C. Perencanaan No



Diagnosa



Tujuan Dan



Keperawata



Kriteria Hasil



Intervensi



Rasional



n 1



Ketidakefekt



Setelah dilakukan



1. Pantau status



1. Mengkaji adanya



ifan perfusi



asuhan keperawatan



neurologis secara



perubahan pada



jaringan



selama …x 24 jam



teratur dan



tingkat kesadran



otak



diharapkan perfusi



bandingkan dengan



dan potensial



berhubunga



jaringan adekuat,



nilai standar.



peningaktan TIK



n dengan



dengan kriteria hasil:



dan bermanfaat



tumor otak



1. Mempertahankan



dalam



tingkat kesadaran



menentukan



biasanya/



okasi, perluasan



membaik, fungsi



dan



kognitif, dan



perkembangan



motorik/ sensori



kerusakan SSP. 2. Pantau tanda vital



2. Normalnya



tiap 4 jam.



autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.



3. Pertahankan posisi



3. Kepala yang



netral atau posisi



miring pada salah



tengah, tinggikan



satu sisi menekan



kepala 200-300.



vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.



4. Pantau ketat



4. Bermanfaat



pemasukan dan



sebagai indikator



pengeluaran cairan,



dari cairan total



turgor kulit dan



tubuh yang



keadaan membran



terintegrasi



mukosa.



dengan perfusi jaringan.



5. Bantu pasien untuk



5. Aktivitas ini



menghindari/memb



akanmeningkatka



atasi batuk, muntah,



n tekanan intra



pengeluaran feses



toraks dan intra



yang



abdomen yang



dipaksakan/mengej



dapat



an.



meningkatkan TIK.



6. Perhatikan adanya



6. Petunjuk non



gelisah yang



verbal ini



meningkat,



mengindikasikan



peningkatan



adanya



keluhan dan



penekanan TIK



tingkah laku yang



atau mennadakan



tidak sesuai



adanya nyeri



lainnya.



ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.



2



Nyeri akut



Setelah dilakukan



berhubunga



asuhan keperawatan



pengkajian



n dengan



selama ....x.......jam



secara



agen cedera



diharapkan nyeri



komprehensif



fisik : tumor



klien menjadi ringan



termasuk



otak



dengan Kriteria



karakteristik,



Hasil:



durasi, frekuensi,



1. Klien



kualitas dan faktor



mengungkapkan nyeri yang



1. Lakukan



1. Mengetahui secara nyeri



spesifik penyebab nyeri dan kualitas dari nyeri



lokasi,



presipitasi 2. Observasi



reaksi



2. Mengetahui



dirasakan



nonverbal



dari



berkurang atau



ketidaknyamanan



keparahan



dari



nyeri



dapat diadaptasi ditunjukkan



3. Gunakan



penurunan skala



komunikasi



nyeri. Skala = 1-3



terapeutik



2. Klien tidak merasa kesakitan. 3. Klien tampak



teknik 3. Komunikasi yang baik untuk



dapat



menimbulkan



mengetahui



hubungan



pengalaman nyeri



percaya



pasien



mendapatkan



releks



saling dan



keakuratan



4. Kontrol lingkungan



data



4. Mengurangi nyeri yang



yang



disebabkan



dapat



oleh



lingkungan



mempengaruhi



sekitar



nyeri seperti suhu rungan, pencahayaan



dan



kebisingan



5. Kurangi



faktor 5. Membuat



presipitasi nyeri



dalam



pasien keadaan



nyaman



6. Pilih dan lakukan 6. Mengurangi penanganan nyeri



dengan segera rasa



(farmakologi, non



nyeri



farmakologi



dirasakan pasien



dan



yang



inter personal)



7. Berikan analgetik 7. Mengurangi untuk mengurangi



rasa



nyeri yang tidak



nyeri



8. Evaluasi



tertahankan



8. Agar



keefektifan kontrol



dilakukan



nyeri



berkala



9. Tingkatkan istirahat



dapat secara



9. Mempercepat proses penyembuhan



3



Gangguan



Setelah dilakukan



1. Periksa kembali



mobilitas



asuhan keperawatan



kemampuan dan



an kemungkinan



fisik



selama… x ....jam,



keadaan secara



kerusakan secara



berhubunga



diharapkan pasien



fungsional pada



fungsiaonal dan



n dengan



mampu



kerusakan yang



mempengaruhi



gangguan



mempertahankan



terjadi



pilihan intervensi



neuromuskul mobilisasi yang ar



1. Mengidentifikasik



yang akan



optimal.



dilakukan



Dengankriteria hasil :



2. Observasi derajat



1. Klien mampu



2. Seseorang dalam



imobilisasi pasien



semua ketegori



meningkatkan



dengan



sama-sama



kekuatan



menggunakan



mempunyai resiko



ototpada



skala



kecelakaan namun



ekstremitas yang



ketergantungan (0-



kategori dengan



terkena



4)



nilai 2-4



2. Mempertahankan integritas kulit 3. Mampu melakukan ROM 4. Mendemonstrasik an perilaku yang



mempunyai resiko terbesar untuk terjadinya bahaya tersebut sehubungan dengan imobilisasi



memungkinkan melakukan aktivitas.



3. Letakan pasienn



3. Perubahan posisi



dalam posisi



yang teratur



tertentu untuk



menyebabkan



menghindari



penyebaran



kerusakan karena



terhadap berat



tekanaN.



badan dan meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh



4. Berikan/bantu



4. Mempertahankan



dalam latihan



mobilisasi dan



rentang gerak



fungsi sendi/posisi normal ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis



5. Berikan perawatan



5. Mingkatkan



kulit dengan



sirkulasi dan



cermat, masase



elstisitas kulit dan



dengan pelembab,



menurunkan resiko



dan ganti



terjadinya



linen/pakaian yang



ekskoriasi kulit



basah dan pertahankan linen tersebut tetap bersih dan bebas dari kerutan. 6. Pantau keluaran



6. Pemakaian kateter



urine. Catat warna,



foley selama fase



bau urine. Bantu



akut mungkin



dengan latihan



dibutuhkan untuk



kandung kemih



jangka waktu yang



jika



panjang sebelum



memungkinkan.



memungkinkan untuk melakuakan latihan kandung kemih



7. Pantau pola



7. Defekasi yang



eliminasi dan



teratur merupakan



berikan/ bantu



kebutuhan yang



untuk dapat



sederhana tetapi



melakukan



tindakan yang



defekasi secara



amat penting



teratur



untuk mencegah terjadinya komplikasi.



4



Gangguan



Setelah dilakukan



1. Observasi tipe



1. Membantu



komunikasi



asuhan keperawatan



derajat disfungsi,



menentukan



verbal



selama …x .........



seperti pasien



daerah dan derajat



berhubunga



jam pasien



tidak tampak



kerusakan serebral



n dengan



diharapkan mampu



memahami



yang terjadi dan



tumor otak



untuk berkomunikasi



kesulitan berbicara



kesulitan pasien



dengan kriteria hasil:



atau membuat



dalan beberapa



1) Mengindikasikan



pengertian sendiri.



atau seluruh tahap



pemahaman tentang



proses



masalah komunikasi



komunikasi.



2) Membuat metode komunikasi dimana



2. Perhatikan



2. Pasien mungkin



kebutuhan dapat



kesalahan dalam



kehilangan



diekspresikan



kominikasi



kemampuan untuk



3) Menggunakan



danberikan umpan



memantau ucapan



sumber-sumber yang



balik



yang keluar dan



tepat



tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkannya tidak nyata.



3. Mintalah pasien



3. Melakukan



untuk mengikuti



penilaian terhadap



perintah sederhaha



adanyan kerusakan



seperti buka mata,



sensorik



tunjuk ke pintu. Ulangai dengan kata/kalimat yang sederhana.



4. Tunjukkan objek



4. Melakukan



dan minta pasien



penilaian terhadap



untuk menyebutkan



adanya kerusakan



nama benda



motorik, seperti



tersebut.



pasien mungkin mengenalinya tetapi tidak dapat menyebutkannya.



5. Berikan metode



5. Memberikan



komunikasi



komunikasi



alternatif, seperti



tentang kebutuhan



menulis di papan



berdasarkan



tulis/gambar.



keadaan/defisit



Berikan petunjuk



yang



visual (gerakan



mendasarinya



tangan, gambargambar, daftar kebutuhan dan demonstrasikan)



6. Anjurkan



6. Mengurangi isolasi



pangunjung/orang



sosial pasien dan



terdekat



meningkatkan



mempertahankan



penciptaan



usahanya untuk



komunikasi yang



berkomunikasi



efektif



dengan pasien, seperti membaca surat, diskusi tentang hal-hal yang terjadi pada keluarga.



7. Kolaborasi/Konsult



7. Pengkajian secara



asikan dengan/rujuk



individual



kepada ahli terapi



kemampuan bicara



wicara



dan sensori, motorik dan kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan terapi.



5



Ansietas



Setelah dilakukan



1. Berikan penjelasan



berhubunga



asuhan keperawatan



hubungan antara



pemahaman,



n dengan



selama ...x.... menit



proses penyakit



mengurangi rasa



ancaman



diharapkan



dan gejalanya.



takut karena



kematian



ketakutan klien



ketidaktahuan dan



berkurang dengan



dapat membantu



Kriteria hasil:



menurunkan



1. Klien



1. Meningkatkan



ansietas



mengakui dan



2. Berikan



2. Mengungkapkan



mendiskusika



kesempatan pasien



rasa takut secara



n rasa takut.



untuk



terbuka dimana



mengungkapkan



rasa takut dapat



mengungkap



isi pikiran dan



ditujukan



kan



perasaan takutnya.



2. Klien



keakuratan pengetahuan



3.Libatkan pasien/



3. Meningkatkan



tentang



keluarga dalam



perasaan kontrol



situasi.



perawatan,



terhadap diri dan



parencanaan



meningkatkan



rileks dan



kehidupan sehari-



kemandirian



melaporkan



hari, membuat



ansietas



keputusan sebanyak



berkurang



mungkin.



3. Klien tampak



sampai pada tingkat dapat diatasi.



4.Berikan dukungan



4. Meningkatkan



terhadap



perasaan akan



perencanaan gaya



keberhasilan



hidup yang nyata



dalam



setelah sakit dalam



penyembuhan.



keterbatasannya tetapi sepenuhnya



menggunakan kemampuan/ kapasitas pasien.



5.Berikan patunjuk



5. Memberikan



mengenai sumber-



jaminan bahwa



sumber penyokong



bantuan yang



yang ada seperti



diperlukan adalah



keluarga, konselor



penting untuk



professional dan



meningkatkan/



sebagainya.



menyokong mekanisme koping pasien.



6. Jawab setiap



6. penting untuk



pertanyaan dengan



manciptakan



panuh perhatian,



kepercayaan dan



dan berikan



informasi yang



informasi tentang



dapat



penyakitnya



memberikan keyakinan pada pasien dan juga keluarga



7. Kolaborasi



7. Memberikan



Rujuk pada



dukungan untuk



kelompok



beradaptasi pada



penyokong yang



parubahan dan



ada, pelayanan



mamberikan



social, konselor



sumber-sumber



financial/ konselor



untuk mengatasi



kerja, psikoterapi



masalah



dan sebagainya



6



Risikocidera



Setelah dilakukan



1. Sediakan



berhubunga



Aasuhan



lingkungan yang



peningkatan resiko



n dengan



keperawatan selam



aman untuk pasien



cedera



ketidaktepat



…x... jam pasien



an mekanika



diharapkan klien



tubuh.



tidak mengalami



kebutuhan



perkembangan



cidera. Dengan



keamanan pasien,



kebutuhan



criteria hasil :



sesuai dengan



keamanan pasien



1.Klien terbebas dari



kondisi fisik dan



cedera



fungsi pasien dan



2.Klien mampu



riwayat penyakit



menjelaskan cara/



terdahulu pasien



2. Identifikasi



1. Mengurangi



2. Mengetahui



metode mencegah terjadinya cedera 8.Mampu memodifikasi



3. Menghindari lingkungan yang



3. Mencegah rasa cedera fatal



berbahaya



gaya hidup untuk mencegah injury 9.Menggunakan fasilitas yang ada 10.



4. Menyediakan



4. Memenuhi



tempat tidur yang



kebutuhan



nyaman dan bersih



keamanan pasien



Mampu



mengenali



5. Menganjurkan



5. Membantu



perubahan status



keluarga untuk



mengidentifikasike



kesehatan.



menemani pasien



butuhan pasien



6. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan



6. Menekan resiko cedera fatal



7. Berikan penjelasan



7. Memberikanedukas



pada pasien dan



i untuk membantu



keluarga atau



mengidentifiasi



pengunjung adanya



perubahan status



perubahan status



kesehatan penyebab



kesehatan dan



penyakit



penyebab panyakit



7



Defisit



Setelah dilakukan



1. Monitor



1. Untuk mengetahui



Perawatan



keperawatan selama



kemampuan



seberapa banyak



Diri



...x....jam, defisit



klien



perawstan diri



berhubunga



perawatan diri



perawatan diri



yang dapat



n dengan



teratasi dengan



yang mandiri



dilakukan oleh



gangguan



kriteria hasil :



neuromuskul



a. Klien



ar



untuk



klien



terbebas



dari bau badan b. Menyatakan



2. Monitor



2. Untuk mengetahui



kebutuhan



kebutuhan apa saja



kenyamanan



klien



yang diperlukan



untuk



alat-alat bantu



klien untuk



melakukan



kebersihan



melakukan



aktivitas



diri,



perawatan diri



c. Dapat



untuk



berpakaian,



melakukan



berhias,



aktivitas dengan



toileting



bantuan



makan



dan



3. Sediakan



3. Untuk



bantuan sampai



memudahkan klien klien



dalam



mampu secara



aktivitas



untuh



hari



untuk



melakukan



memenuhi sehari-



perawatan diri 4. Dorong



4. Untuk memotivasi



klien/keluarga



klien agar dapat



untuk



memenuhi



mendorong



kebutuhan



kemandirian,



perawatan dirinya



untuk



secara mandiri



dan



memberikan bantuan hanya jika klien tidak mampu untuk melakukannya



5. Beri aktivitas



5. Untuk



rutin sehari-



membiasakan klien



hari sesuai



melakukan



kemampuanny



kegiatan sehari-



a



hari sesuai kemampuannya



8



Risiko



Setelah dilakukan



1. Pantau



status 1. Menkaji perubahan



Perfusi



asuhan keperawatan



neurologis



pada tingkat



serebral



selama ....x.... jam,



secara



kesadaran dan



tidak efektif



diharapkan



dan bandingkan



potensial



adekuat



dengan



peningkatan TIK



dengan kriteria hasil:



standar



jaringan



perfusi



teratur



nilai



1. Mempertahanka n tingkat kesadaran



2. Pantau



TTV 2. Mempertahankan



tiap 4 jam



2. Fungsi kognitif,



aliran darah ke otak secara stabil



motorik/sensori membaik



3. Pertahankan



3. Kepala miring



posisi atau



netral



dapat menekan



tinggikan



vena juga laris



20o-30o



dengan menghambat aliran vena



4. Pantau ketat



4. Sebagai indikator



pemasukan dan



dari cairan total



pengeluaran



tubuh yang



cairan, turgor



terintegrasi dengan



kulit dan



perfusi jaringan



keadaan membran mukosa



5. Bantu pasien untuk



5. Dapat meningkatkan TIK



menghindari batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksa



D. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal, pelaksanaan adalah wujud dari tujuan keperawatan pada tahap perencanaan.



Daftar Pustaka



Brunner & Sudarth, 2003, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3 , EGC, jakartaDoenges . EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC.



Lombardo, Mary caster.2005. Keperawatan Mediakal Bedah. Jakarta: EGC



Long Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah, suatu pendekatan proses.



Nurarif, Amin Huda.,Hardhi Kusuma.2013.Nanda NIC NOC. MediAction



Lembar Pengesahan : Denpasar,..........................2018



Mengetahui, Clinical Instructure/CI



Mahasiswa,



(..............................................................) (………………………………..….) NIP.



NIM.



Mengetahui, Pembimbing Akademik



(........................................................................) NIP.