LP Tumor Otak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TUMOR OTAK



OLEH : RENI RIZKIYANTI NS0618155



Ci Lahan



(



CI Institusi



)



(



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2019



)



A. Definisi Tumor Otak Tumor otak atau tumor intracranial adalahneoplasma atau proses desak ruang (space occupying lesionatau space taking lesion)yang



timbul



didalam



rongga



tengkorak



baik



didalam



kompartemen supratentorial maupun infratentorial (NANDA NIC-NOC, 2015). Klasifikasi tumor dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Berdasarkan jenis tumor 



Jinak : acoustic neuroma, meningioma, pituitary adenoma, astrocytoma (grade I )







Malignant :



astrovytoma (grade 2, 3, 4), oligodendroglioma,



apendymoma 2. Berdasarkan lokasi Tumor intradural 



Ekstramdular : cleurofibroma, meningioma







Intramudular



:



oligodenroglioma,



hemangioblastoma,



apendymoma, astrocytoma Tumor ekstradular 



Merupakan metastase dari lesi primer,



biasanya pada



payudara, prostal, tiroid, paru-paru, ginjal dan lambung. B. Etiologi Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :



1. Herediter Riwayat tumor otak dalam suatu anggota keluarga jarang ditemukan neurofibroma



kecuali



pada



dapat



meningioma,



dijumpai



pada



astrositoma



dan



anggota-anggota



sekeluarga.Sklerosis tuberose atau penyakit sturge-weber yang dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor0faktor hereditas yang kuat pada neoplasma. 2. Sisa-sisa selembrional Bangunan-bangunan



embrional



berkembang



menjadi



bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggi dalam tubuh, menjadi ganas an merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi kraniofaringioma, terotoma intracranial dan kordoma. 3. Radiasi Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenrasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma.Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya radiasi. 4. Virus Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumnor pada sistem saraf pusat. 5. Subtansi-subtansi karsinogenik



Penyelidikan tentang subtansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.Kini telah diakui bahwa ada subtansi yang karsinogenik seperti



methylcholanthrone,



nitroso-ethyl-urea.Ini



berdasarkan



percobaan yang dilakukan pada hewan. C. Patofisiologi Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel tunggal dengan DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan pembelahan mitosis sel yang tidak terkontrol. Sistem imun tidak mampu membatasi dan menghentikan abberant,pertumbuhan sel baru.pada saat tumor meluas,kompresi dan infiltrasi menyebabkan kematian jaringan otak.Tumor otak tidak hanya menyebabkan lesi pada otak,tetapi juga menyebabkan edema otak.tengkorak bersifat rigit dan hanya memiliki sedikit tempat untuk espansi isinya.Jika perawatan tidak berhasil tumor otak akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial secara progresif yang akan menyebabkan displacement struktur stem otak (herniasi) tekanan pada stem tak menyebabkan kerusakan signs kritis yang mengontorl tekanan darah,nadi dan respirasi,yang akan memicu kematian. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra cranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor: bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya



oedema



sekitar



tumor



dan



perubahan



sirkulasi



cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relative dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaringan otak.Mekanisme belum sepenuhnya dipahami, namun diduga



disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan.Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya



menimbulkan



kenaikan



volume



kenaikan



volume



intracranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal ventrikel laseral ke ruang sub arakhhnoid menimbulkan hidrocepalus. Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan



sebelumnya



sebelumnya.



Mekanisme



kompensasi



memerlukan waktu berhari-hari/ berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itutidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebelum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporal bergesar ke inferior melalui insisura oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ketiga. Pada herniasi serebelum tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi



medula



oblongata



dan



henti



nafas



terjadi



dengan



cepat.Intracranial yang cepat adalah bradikardi progresif, hipertensi sistemik. D. Manifestasi Klinik Menurut lokasi tumor: 1. Lobus frontalis: gangguan mental/ gangguan kepribadian ringan: depresi, bingung, tingkah laku aneh, sulit member argumentasi/ menilai benar atau tidak, hemiparesis, ataksia dan gangguan bicara



2. Korteks presentalis posterior: kelemahan/ kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari 3. Lobus parietalis: kelemahan pada ekstremitas bawah 4. Lobus oksipital: kejang, gangguan penglihatan 5. Lobus



temporalis:



tinitus,



halusinasi



pendengaran,



afsia



sensorik, kelumpuhan otot wajah 6. Lobus Parietalis: hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan penglihatan 7. Cerebelum: papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hiperekstremitas sendi, hipotonia. Tanda dan gejala umum: 1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah bila batuk dan membungkuk 2. Kejang 3. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra cranial: pandangan kabur,



mual,



muntah,



penurunan



fungsi



pendengaran,



perubahan tanda-tanda vital, afasia. 4. Perubahan kepribadian 5. Ganggguan memori dan alam perasa Trias Klasik: 1. Nyeri kepala 2. Papil Oedema 3. Muntah E. Penatalaksanaan Medik Penanganan yang dikakukan tergantung dari keadaan tumor tersebut, apakah masih bisa dioperasi (operable) ataupun in operable.Sebelum dilakukan pembedahan, persiapan pre operasi



harus dilakukan seperti pemeriksaan laboraturium lengkap, tes fungsi hati, ginjal, EKG dan lain-lain. 1. Tindakan operatif dilakukan pada keadaan berikut: a. Emergensi, misalnya pasien dengan penurunan kesadaran b. Elektif (direncanakan), misalnya pada penderita tumor otak stadium dini. 2. Tindakan operatif dengan radioterapi dan kemoterapi Temozolomide dilakukan pada kasus Anaplastic Oligodendroglima (grade III). Untuk kasus malignant glioma dilanjutkan dengan interstitial radioterapi/brachyterapi dengan radioaktif irridium192 atau iodine125 langsung ke tumor.Stereotactic radiotherapy dan radiosurgery dilakukan hanya terbatas pada lesi-lesi dengan diameter tidak lebih dari 3-4 cm dan sangat potensial untuk malignant glioma yang berada jauh didalam otak.Pada tumor dengan metastase tunggal diotak, dilakukan tindakan operatif terhadap tumornya tetapi disertai dengan



whole



brain



radiotherapy (WBRT)



ataupun



dengan



stereotactic radio surgery.Selain itu, dilanjutkan lagi dengan kemoterapi, seperti pada tumor small cell lung carcinoma, germ cell tumor ataupun pada breast cancer. 3. Paliatif, dilakukan pada kasus-kasus yang tidak mungkin lagi operasi. F. Komplikasi 1. Edema serebral Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar



lesi



sehingga



menambah



efek



amsa



yang



mendesak.Edema serebri dapat terjadi ekstrasel atau intrasel.



2. Hidrosefalus Peningkatan



intracranial



yang



disebabkan



oleh



ekspansin massa dalam rongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi



jika



terjadi



obstruksi



pada



aliran



cairan



serebrospinal akibat massa. 3. Herniasi otak Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus dan singuli. 4. Epilepsy 5. Metastase ke tempat lain.



KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. Riwayat keperawatan 1.Keluhan utama Biasanya klien mengeluh sakit kepala 2. Riwayat penyakit saat ini Kaji bagaimana terjadi nyeri kepala, mual muntah, kejang, dan penurunan kesadaran.Adanya penurunan kesadaran atau perubahan tingkat



kesadaran



dihubungkan



dengan



perubahan



di



dalam



intracranial.Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi.Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responseif dan koma. 3. Riwayat Penyakit dahulu Kaji adanya riwayat nyeri kepala sebelumnya. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit saar ini dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya. 4. Pengkajian psiko-sosial-spiritual Mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk dikaji guna menilai respon emosi terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga atau masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga ataupun masyarakat.



B. Pemeriksaan fisik keperawatan 



Airway Adanya



sumbatan/obstruksi



jalan



nafas



oleh



adanya



penumpukan secret akibat kelemahan reflek batuk 



Breathing Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan atau tidak teratur, suara nafas terdengar ronchi/ aspirasi







Circulation Circulation TD dapat normal atau menginkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dna membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.







Saraf Kejang,



tingkah



laku



aneh,



disorientasi,



afasia,



penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis. 



Penglihatan Penurunan lapang pandang, penglihatan kabur







Pendengaran Tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi







Jantung Bradikardi, hipertensi







Motorik Hiperekstensi, kelemahan sendi.



C. Diagnostik test 



CT scan dan MRI Memperlihatkan semua tumor intracranial dan menjadi prosedur investigasi awal ketika penderita menujukkan gejala yag progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal.







Foto polos dada Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastase yang memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak







Pemeriksaan cairan serebrosipinal Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga merker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologic ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi.







Biopsi stereotaktik Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis







Angiografi serebral Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral







Elektroensefalogram (EEG) Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.



D. Patodiagram Berhubungan Dengan Penyimpangan KDM Etiologi



Pertumbuhan sel otak abnormal



Obatruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke sub arachnoid



Penekanan jaringan otak terhadap sirkulasi darah dari O2



Hidrochepalus



Kerusakan aliran darah otak Perpindahan cairan intravaskuler kejaringan otak



Peningkatan volume intracranial



Peningkatan TIK



Massa dalam otak bertambah



Penurunan suplai O2 ke jaringan otak akibat obstruksi sirkulasi otak



Hipoksia serebral



ketidakefektifan perfusi jaringan serebral Kompensasi (butuh waktu berhari-hari sampai berbulan-bulan dengan cara 



Kelebihan volume cairan



Tumor otak







Penurunan volume darah intracranial Penurunan cairan cerebrospinal



Tubuh melalukan kompensasi dengan mempercepat pernapasan



Ketidakefektivan pola napas Tidak terkompensasi



Nyeri (kepala)



Kompresi subkortikal dan batang otak



Kehilangan auto regulasi serebral



Iritasi pusat vegal dimedula oblongata



Muntah



Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh



E. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d penurunan suplai darah ke jaringan otak 2. Nyeri akut b/d peningkatan tekanan intracranial 3. Ketidakefektifan pola napas b/d suplai O2 ke otot pernapasan 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah dan penurunan intake makanan 5. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme pengaturan otak 6. Ansietas berhubungan dengan tindakan operasi F. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan perfusi jarigan serebral b/d penurunan suplai darah ke jaringan otak NOC: 



Circulation status







Tissue prefusion: serebral



Kriteria Hasil:  Mendemonstrasikan status sirkulasi NIC:  Monitor secara berkala tanda dan gejala peningkatan TIK 1. Kaji perubahan tingkat kesadaran, periksa nilai GCS R: mengetahui fungsi retikuler aktivasi system dalam batang otak, tingkat kesadaran memberikan gambaran adanya perubahan TIK 2. Kaji tanda-tanda vital



R: mengetahui keadaan umum pasien, karena pada stadium awal tanda vital tidak berkolerasi langsung dengan kemunduran status neurologi 3. Atur posisi dengan meninggikan kepala R: peninggian bagian kepala akan mempercepat aliran darah balik dari otak. 4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen R: memenuhi kebutuhan oksigen 2. Nyeri akut b/d peningkatan tekanan intracranial NOC: 



Pain level







Pain control







Comfort level



Kriteria Hasil 



Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri







Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.



NIC: 1. Lakukan pengkajian nyeri R : Untuk mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan klien 2. Ajarkan tekhnik relaksasi R: Membantu dalam mengurangi nyeri yang dirasakan



3. Anjurkan untuk banyak beristirahat R: menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi rasa nyeri. 4. Kolaborasi dalm pepmberian analgesic R: Mengurangi dan menghilangkan nyeri 3. Ketidakefektifan pola napas b/d suplai O2 ke otot pernapasan NOC: 



Respiratory status: ventilation







Respiratory status: airway patency







Vital sign status



Kriteria Hasl: 



Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspnea







Menunjukkan jalan napas yang paten







Tanda-tanda vital dalam rentang normal



NIC: 1. Monitor status oksigen pasien R: Mengetahui frekuensi pernapasan pasien 2. Atur posisi pasien semi fowler R: Memaksimalkan ventilasi pasien 3 3. Anjurkan pasien beristirahat dan tekhnik napas dalam R: Membantu mengurangi aktivitas dan kelelahan



4. Kolaborasi pemberian O2 atau tindakan suction R: Membantu memenuhi kebutuhan oksigen dan sebagai tindakan terapi pengobatan 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah dan penurunan intake makanan NOC: 



Nutritional status







Nutritiona; status: food and fluid







Intake







Nutritional status: nutrition intake







Weight control



Kriteria Hasil 



Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan asuhan







Tidak ada tanda mal nutrisi







Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi







Berat badan ideal sesuai tinggi badan



NIC: 



Kaji adanya alergi makanan



R: Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi dan mencegah terjadiny alergi yang dapat menghambat proses penyembuhan 



Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sedang



R: Membantu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi  Anjurkan klien untuk makan-makanan dalam kondisi hangat R: Membantu dalam meningkatkan selera makan  Kolaborasi dengan ahli untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 5. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme pengaturan otak NOC: 



Electrolit and acid base balance







Fluid balance







Hydration



Kriteria Hasil 



Terbebas dari edema, efusi dan anaskara







Bunyi napas bersih







Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular







Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal







Menjelaskan indicator kelebihan cairan.



NIC: 1. Kaji hasil Hb sesuai dengan retensi cairan R: Untuk mengetahui kadar Hb pasien 2. Berikan pemasangan kateter urin



R: Pemasangan kateter membantu pengeluaran urin pada pasien 3. Anjurkan pasien untuk mengurangi banyak minum R: kebanyakan minum dapat membuat volume cairan menjadi lebih 4. Kolaborasi pemberian diuretic R: Untuk mempercepat produksi urin



DAFTAR PUSTAKA Kusuma, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC jilid 3. Yogyakarta: Media Action Danir Ahmad. (2013). Asuhan Keperawatan Tumor Otak. Https://www.slideshare.net. Diakses Tanggal 28 Januari 2019.