M6 PSC-Infus Intravena [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INFUS INTRAVENA Pemberian intravena  Bolus : pemberian obat sekaligus.  Infus : pemberian obat secara perlahan dengan pengaturan kecepatan infus.



menjadi 2R) dapat meningkatkan Css, tetapi tidak mempercepat waktu tercapainya Css.  Rumus kadar tunak model kompartemen satu R Css = VD × k



Keuntungan infus  Mudah diberikan untuk pasien yang kritis.  Laju infus dapat diatur sesuai kebutuhan pasien.  Fluktuasi kadar obat dalam darah dapat dicegah.



Keterangan: Css = kadar tunak R = kecepatan infus (volume/waktu mL/jam; tetes/menit) VD = volume distribusi (Liter) k = konstanta eliminasi (jam-1 atau /jam)  Rumus t½ eliminasi obat Css - CP kt log ( )= − Css 2,3



Kerugian infus  Obat yang sudah masuk ke dalam tubuh tidak dapat diambil kembali sehingga risiko toksisitas tinggi.  Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan speed shock.  Bisa timbul komplikasi tambahan seperti kontaminasi mikroba dari titik injeksi, iritasi vaskular (phlebitis/ radang pembuluh darah), dan ada masalah inkompatibilitas serta interaksi pada berbagai obat tambahan. Prinsip  Mempertahankan kadar obat di dalam darah pada rentang terapeutik dengan pemberian frekuen (dosis kecil, interval waktu sering).  1 mL = 20 tetes  1 % b/v = 1 gram dalam 100 mL Teori Infusi Intravena  Obat diberikan dengan kecepatan konstan (K0) dalam bentuk mg/jam.  K0 dapat dihitung dari konsentrasi obat dan kecepatan aliran infus. Contoh: Suatu infus 1% b/v (1 gram dalam 100 mL) diberikan dengan kecepatan konstan 10 mL/jam, maka obat yang diberikan pada pasien adalah 100 mg/jam.  Kadar plateu/kadar tunak/steady state comcentration (Css) merupakan suatu keadaan di mana laju eliminasi (laju obat yang meninggalkan tubuh) sama dengan laju obat yang masuk ke dalam tubuh.  Jika kecepatan infus (R) ditingkatkan maka Css lebih tinggi, tetapi waktu yang diperlukan untuk mencapai Css tidak berubah. Infus Intravena  Model Kompartemen Satu  Kurva naik bukan menunjukkan absorbsi, tetapi menunjukkan masuknya obat melalui infus dengan laju konstan. Peningkatan kecepatan infus (R



bisa



Keterangan: Css = kadar tunak CP = konsentrasi plasma k = konstanta eliminasi t = waktu saat CP  Contoh soal Gambar  Model Kompartemen Dua  Rumus kadar tunak model kompartemen dua R C∞ P = Vp × K Keterangan: C∞ P = kadar tunak R = kecepatan infus Vp = volume kompartemen sentral  Loading Dose (DL)  Loading dose/initial dose atau dosis muatan adalah dosis obat yang diberikan secara iv bolus agar kadar tunak tercapai secepat mungkin.  Rumus Loading Dose DL = C∞ P × VD → DL =



R K



Keterangan: DL = loading dose C∞ P = kadar tunak VD = volume distribusi R = kecepatan infus K = konstanta eliminasi



 Berbagai kondisi loading dose



a. Laju eliminasi iv bolus loading dose lebih kecil daripada laju masuknya infus ke dalam tubuh sehingga loading dose lebih besar daripada LATIHAN SOAL 1. Suatu antikonvulsan dengan konsentrasi 250 mg/ml sebanyak 3 ml dicampurkan ke dalam infus NaCl 1000 ml akan diberikan secara infus iv. Berapa kecepatan infus (dalam tetes/menit) yang perlu diberikan pada pasien dewasa (BB = 75 kg) untuk mencapai laju infus 1 mg/kgBB.jam?



kadar tunak (DL > CSS). Pemberian DL seperti ini dianggap berbahaya karena bisa menimbulkan efek toksik jika DL mencapai MTC (minimum toxicity concentration). b. Laju eliminasi iv bolus sama dengan laju masuknya infus ke dalam tubuh sehingga keadaan tunak langsung tercapai (DL = CSS). Pemberian DL seperti ini tepat bagi pasien. c. Laju eliminasi iv bolus loading dose lebih besar daripada laju masuknya infus ke dalam tubuh sehingga loading dose lebih rendah daripada kadar tunak yang diharapkan (DL < CSS). Pemberian DL seperti ini tidak efektif karena kadar tunak tidak langsung tercapai. d. Tanpa pemberian loading dose.



2. Kadar tunak sefalosporin setelah pemberian infus iv dengan kecepatan 250 mg/jam adalah 45 μg/ml. Berapakah klirens sefalosporin tersebut?



3. Antibiotik diberikan pada pasien dewasa (58 tahun, 75 kg) secara infus iv dengan kadar tunak diharapkan sebesar 20 μg/ml. Diketahui waktu paruh eliminasi obat adalah 8 jam dan volume distribusi 1,5 L/kg. Obat tersedia dalam kemasan ampul 60 ml dengan konsentrasi 15 mg/ml. a. Berapa laju infus yang direkomendasikan (dalam tetes/menit)? b. Berapa loading dose yang direkomendasikan? c. Kenapa perlu diberikan loading dose? d. Menurut industri, laju awal infus yang disarankan adalah 15 ml/jam. Setujukah Anda? Berikan alasan.