Makalah 1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Adii
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN BONGKAR MUAT MUATAN MINYAK DI KAPAL PROPOSAL PENELITIAN



Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diklat Pelaut DIPLOMA – III



LAKSAMANA ADI PERDANA KUSUMA NRT : 19.10.021.060 AHLI NAUTIKA TINGKAT III



PROGRAM PELAUT DIPLOMA - III POLITEKNIK PELAYARAN BANTEN TAHUN 2021



PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Laksamana Adi Perdana Kusuma



NRT



: 19.10.021.060



Program Diklat



: Ahli Nautika Tingkat III



Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul : PENANGANAN BONGKAR MUAT MUATAN MINYAK DI KAPAL Merupakan karya asli seluruh ide yg ada dalam KIT tersebut. Kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan,merupakan ide saya sendiri. Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar , maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan di Politeknik Pelayaran Banten.



TANGERANG, ……………2021



LAKSAMANA ADI .P.K



PERSETUJUAN PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN Judul



: PENANGANAN BONGKAR MUAT MUATAN MINYAK DI KAPAL



Nama Taruna



: Laksamana Adi Perdana Kusuma



NRT



: 19.10.021.060



Jurusan



: Nautika



Program Diklat



: Ahli Nautika Tingkat III



Dengan ini menyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan. TANGERANG,………………..2021 Menyetujui: Pembimbing 1



Pembimbing 2



Nama



Nama



Pangkat/Gol



Pangkat/Gol



NIP



NIP Mengetahui: Kepala Prodi Nautika



Nama Pangkat/Gol NIP PENGESAHAN PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN



PENANGANAN BONGKAR MUAT MUATAN MINYAK DI KAPAL Disusun oleh : Laksamana Adi Perdana Kusuma 19.10.021.066 Ahli Nautika Tingkat III Telah dipertahankan didepan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Pelayaran Banten Pada Tanggal ..................2021 Menyetujui: Penguji 1



Penguji 2



Penguji 3



(……………………….)



(……………………….)



(……………………….)



Mengetahui: Kepala Prodi Nautika



(……………………….)



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Diklat Pelaut Diploma – III di Politeknik Pelayaran Banten dengan mengambil Judul :



PENANGANAN



BONGKAR MUAT MUATAN MINYAK DI KAPAL.Penulis sangat menyadari bahwa didalam Proposal Karya Ilmiah Terapan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis mengharap koreksi dan saran yang nantinya dapat digunakan untuk menyempurnakan Proposal Karya Ilmiah Terapan ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Capt. Heru Widada, M.M. Selaku Direktur Politeknik Pelayaran Banten yang telah memberi fasilitas berupa ruang dan waktu atas terselenggaranya Karya Ilmiah Terapan. 2. Bapak Ahmad Fakri Saukani selaku dosen pembimbing kami. 3. Bapak/Ibu Dosen Politeknik Pelayarn Banten, khususnya lingkungan Prodi Nautika



yang telah



memberi



bekal ilmu



sehingga saya dapat



menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah Ini 4. Orang tua sya yang telah memberi doa restu sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah Ini Akhir kata penulis berharap proposal Karya Ilmiah Terapan ini Dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulisnya sendiri.Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk proposal Karya Ilmiah Terapan.



ABSTRAK Pada umumnya pelaksanaan proses bongkar muat di kapal berjalan dengan optimal, dikapal tempat peneliti melaksanakan praktek laut terdapat kendala yang menghambat kurang optimalnya proses bongkar muat, maka dari itu penulis berusaha menemukan penyebab dari terhambatanya proses bongkar muat dan peneliti memilih judul “Penanganan Bongakr Muat Muatan Minyak di Kapal”. Dari Penelitian inio peneliti menemukan kendala saat proses bongkar muat berlangsung yaitu kurangnya pemahaman, pengetahuan, dan kesadaran dari para kru kapal, interaksi yang kurang baik dan kurangnya perawatan alat bongkar muat. Kata Kunci : Penanganan, Kendala



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL    ............................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN   ..............................................................................ii PERSETUJUAN PROPOSAL   ..........................................................................iii PENGESAHAN PROPOSAL................................................................................iv KATA PENGANTAR   ..........................................................................................v ABSTRAK    .................................................................................................... vi DAFTAR ISI    ................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN   ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang   .................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah  ........................................................................... 2 1.4 Tujuan Penelitian  .......................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian   ..............................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA   .......................................................................... 7 2.1 Landasan Teori   ................................................................................... 7 2.1.1 Pengertian Kapal dan Muatan…………………………………..7 2.1.2 Teknik Bongkar Muat…………………………………………..7 2.2 Kajian Penelitan Relevan   ................................................................ 20 2.3 Kerangka Berpikir   ........................................................................... 21 BAB III METODELOGI  ..................................................................................23 3.1 Jenis Penelitian   ................................................................................. 23 3.2 Tempat Penelitian   ............................................................................. 23 3.3 Jenis Penelitian   .................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA  



BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Angkutan laut dewasa ini berkembang sangat pesat. Kapal sebagai sarana



angkutan laut yang dibangun dewasa ini lebih cenderung ke arah spesialisasi jenis muatan yang diangkutnya, seperti kapal tanker. Kegiatan pemuatan pada kapal tanker harus mempersiapkan kondisi tanki muat yang sesuai dengan jenis minyak yang akan dimuat, karena jenis minyak mempunyai karakter yang berbeda-beda antara minyak yang satu dengan yang lainnya. Tugas seorang Mualim I di atas kapal tanker minyak harus mengetahui cara pemuatan dengan mempelajari jenis minyak terakhir yang dibongkar terhadap minyak yang akan dimuat. Data-data mengenai jenis minyak dapat diketahui dari Cargo Data Sheet.Apabila ada perubahan muatan dari cargo yang dibongkar berbeda dengan cargo yang akan di muat, diperlukan pencucian tangki (tank cleaning). Masalah-masalah yang umum terjadi di atas kapal tanker yang mengangkut muatan minyak, baik minyak mentah maupun minyak produk yaitu masih ditemukannya ketidaksesuaian dalam memenuhi persyaratan tentang kebersihan tangki muatan yang mengakibatkan terlambatnya pelaksanaan pemuatan karena harus dicuci ulang bahkan dalam beberapa kasus diharuskan melaksanakan free gas untuk dilakukan pengecekan tangki lebih lanjut serta adanya complain dari pihak pemilik muatan dan kerugian waktu maupun biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan. 1.2



RUMUSAN MASALAH 1



1.



Kurang optimalnya persiapan ruang muatan dan pencucian tangki.



2.



Pembersihan ruang muat yang tidak sesuai prosedur.



3.



Kurangnya pengetahuan dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat muatan.



4.



Kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam persiapan ruang muat.



5.



Kurangnya penerapan prosedur kerja yang telah dibuat di atas kapal. BATASAN MASALAH Luasnya permasalahan, diperlukannya batasan-batasan dengan tujuan tidak



menyimpang dalam pembahasan.Batasan-batasan tersebut hanya mencakup penanganan bongkar muat muatan minyak di kapal.



1.3 TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui dan menganalisa penyebab dari kurang optimalnya penyiapan ruang muat muatan oil product, serta mencari pemecahan terhadap masalah kurang optimalnya penyiapan ruang muat. 1.4



MANFAAT PENELITIAN a.



Manfaat bagi dunia praktis Sebagai sumbang saran untuk perusahaan dan para pembaca karya tulis ilmiah ini, agar mengetahui bagaimana mencegah keterlambatan proses pemuatan minyak produk di pelabuhan muat pada kapal serta menyiapkan ruang muat untuk jenis muatan minyak produk di kapal tanker dan melakukan pengawasan yang baik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.



b.



Manfaat bagi dunia akademis Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi bagi para pembaca dan rekanrekansatu profesi dalam mencegah keterlambatan proses pemuatan minyak produk pada kapal di pelabuhan muat.



c.



Manfaat bagi penulis 1.



Membandingkan teori yang didapatkan selama belajar di kampus dengan kenyataan yang ada dalam hal proses pemuatan pada kapal.



2.



Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja yang akan kita hadapi di masa yang akan datang.



3.



Sebagai persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Nautika Tingkat III sekaligus menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III di Poltekpel Banten.



HIPOTESIS Berdasarkan isi dari Bab I, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Efektifitas dalam pelaksanaan bongkar muat muatan minyak di kapal. b. Kebersihan ruang muat. c. Penerapan dan pelaksanaan ISM Code dan STCW amandemen 2010.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kapal dan Muatan a. Kapal adalah semua alat berlayar, apapun nama dan sifatnya termasuk didalamnya adalah kapal karam, mesin pengeruk lumpur, mesin penyedot pasir dan alat pengangkut terapung lainnya. Meskipun benda-benda tersebut tidak dapat bergerak dengan kekuatannya sendiri, namun dapat digolongkan ke dalam “alat berlayar” karena dapat terapung/mengapung dan bergerak di air. (KUHD pasal 309 ayat 1). b. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. (Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran). c. Muatan kapal merupakan  segala macam barang dan barang dagangan (good and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk di angkut dengan kapal, guna diserahkan kepada orang/barang di pelabuhan atau pelabuhan tujuan. (Sudjatmiko, 1995:64). 2.1.2 Teknik Bongkar Muat Menurut Istopo (1999:1-2) adalah merupakan salah satu bagian yang penting dari ilmu kecakaan pelaut, dalam penataan, penyusunan dan pemadatan



7



muatan yang baik dengan mempertimbangkan keselamatan kapal, keselamatan muatan, keselamatan awak kapal dan stowage plan yang sedemikian rupa hingga broken stowage sekecil mungkin. Adapun faktor yang harus diperhatikan oleh seorang Perwira kapal sebelum melakukan pemuatan yaitu : a.



Persiapan dokumen-dokumen kapal dan muatannya. Sebelum kapal sandar maka semua dokumen-dokumen harus sudah



standby karena ketika gangway turun, agent, port officer, immifration officer dan yang lain-lain yang berkepentingan dengan proses pembongkaran muatan akan memeriksa dokumen-dokumen tersebut (Istopo, 1999:397-398). Adapun dokumen tersebut adalah sebagai beriku : 1.



Mate’s receipts yaitu suatu tanda terima barang yang dimuat di atas kapal yang ditandatangani oleh Mualim I.



2.



Bill of Loading (B/L)yaitu kontrak angkutan barang melalui laut.



3.



Manifest yaitu suatu dokumen yang berisi rekapitulasi kumpulan B/L dari barang-barang yang telah dimuat di kapal.



4.



Delivery order yaitu di pelabuhan bongkar maka consignee atau importer yang akan mengambil barangnya akan membawa B/L asli yang diterima dari Shipper/Seller di luar negeri ke Carrier/Perusahaan Pelayaran atau Agennya.



5.



Shipping instruction yaitu Eksortir/Shipper akan mengapalkan barangnya setelah menerima L/C (Letter of Credi) dari Buyer yang merupakan jaminan pembayaran dari Paying Bank.



b.



Persiapan alat-alat bongkar muat. Sebelum kapal tiba di pelabuhan, maka alat-alat pemuatan disiapkan agar



segera dapat dipergunakan setelah kapal tiba di pelabuhan muat. Hal ini bukan saja ditinjau dari segi teknis, tetapi sangat penting jika kanal itu dalam charter, karena Nakhoda akan membuat pernyataan tertulis ke charter via agent yang dinamakan Notice of Readiness yang isinya kapal siap melakukan pemuatan setiap saat. Selama pelayaran, peralatan bongkar muat dilepas dan disimpan pada tempatnya.Bagian-bagian yang sudah aus atau rusak segera diperbaiki atau diganti.Kawat-kawat dibersihkan dan yang terkupas harus diganti dan dilumuri gemuk.Winch dilumasi dengan minyak pelumas. c.



Pengecekan kondisi kapal secara fisik. Dalam pengecekan kondisi kapal secara fisik yang dilakukan oleh



Surveyordan beberapa orang anggotanya yaitu sebagai berikut : 1. Pengecekan dokumen-dokumen kapal. Pengecekan dokumen-dokumen kapal yang berkaitan dengan kelaik lautan kapal, kondisi kaal, rute dan jenis muatan yang dimuat sebelumnya. 2. Pengecekan tangki-tangki muatan. Pengecekan tangki-tangki muatan biasanya dilakukan oleh seorang Surveyor dan beberapa anggotanya dengan melihat kebersihan tangki, kekedapan tangki atau tidak adanya kebocoran pada dinding tangki. 3. Pengecekan draft.



Seorang Mualim I melakukan pengecekan draft bersama Surveyorsecara bergantian, pengecekan dilakukan pada draft belakang, draft tengah dan draft depan kemudian hasil yang diperoleh dicocokkan. 4. Pengecekan tangki-tangki ballast. Tangki-tangki ballast dicek oleh seorang Pembantu Surveyorbersama Jurumudi dan Mualim jaga pada saat itu. 5. Pengecekan tangki-tangki bahan bakar. Tangki-tangki bahan bakar di sounding oleh seorang Oiler yang ditemani oleh Masinis jaga dan disaksikan langsung oleh Surveyor atau yang mewakilinya. 6. Pengecekan tangki-tangki air tawar. Pengecekan tangki-tangki air tawar dengan cara di sounding oleh Jurumudi atau Kelasi yang ditemani oleh Mualim jaga yang dilihat dan dicatat langsung hasilnya oleh Surveyor atau yang mewakilinya. 7. Pembagian tugas jaga pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat. Dalam pembagian tugas ini dilakukan oleh seorang Mualim I yang disetujui atau ditandatangani oleh Nakhoda.Dengan adanya pembagian tugas ini setiap crew mempunyai tanggung jawab masing-masing kepada Mualim I dan Mualim I bertanggung jawab langsung kepada Nakhoda. d.



Kegiatan bongkar muat. Dalam teknik bongkar muat ini ada beberapa unsur penting yang harus



dipahami dan diterapkan oleh seorang Perwira kapal dalam operasionalnya agar tidak terjadi kesimpang siuran yang menimbulkan saling mengklaim, jadi untuk mencegah hal tersebut maka harus memperhatikan :



1.



Melindungi kapal (to protect the ship) Persoalan yang timbul dalam suatu keadaan dan pertimbangan muatan di



kapal, sehingga kapal tetap dan perimbangan pembagian muatan kapal, sehingga kapal tetap aman dan layak laut.Pembagian muatan di kapal harus dilakukan dengan baik yaitu pembagian muatan secara tegak (vertical), pembagian muatan secara membujur (longitudinal) dan pembagian muatan secara melintang (transversal). Pembagian muatan secara tegak (vertical)mempunyai pengaruh terhadap stabilitas kapal. Stabilitas kapal adalah suatu kemampuan kapal untuk kembali ke kedududukan tegaknya semula apabila terjadi oleng atau miring yang disebabkan oleh pengaruh gaya dari luar. Karena stabilitas kapal merupakan salah satu faktor keselamatan kapal, maka stowage harus dilakukan sedemikian rupa agar kapal tetap dalam kondisi stabil pada setiap keadaan.(Istopo, 1999:2). Adapun pembagian muatan secara membujur (longitudinal)mempunyai pengaruh atas trim kapal dan kondisi hogging ataupun sagging. Trim yaitu perbedaan sarat muka dan sarat belakang. Hogging maupun sagging yang akan dialami oleh bagian sambungan-sambungan kapal. Kapal sedapat mungkin dimuati sedemikian rupa agar tidak terdapat trim (even keel). Atau sedikit trim ke belakang (trim by the stern) setengah atau satu meter saja. Kapal yang dimuati sehingga nungging atau sarat mukanya lebih besar (trim by the head) beberapa sentimeter tidak akan mempengaruhi kecepatannya. Disarmping itu besarnya trim juga akan memengaruhi kecepatan kapal. Oleh karenanya Mualim harus memperhitungkan trim ini dengan cermat sebelum kapal berangkat sehingga kapal



dapat dimuati sesuai dengan trim yang diinginkan. (Tim BPLP Semarang, 1983:89). Selanjutnya yaitu pembagian muatan secara melintang (transversal). Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pengaturan muatan disisi kiri dan kanan dari centre line. Pembagian muatan secara transversal ini mempengaruhi rolling kapal. Apabila terlalu banyak muatan terpusat di tangki-tangki samping maka rolling kapal akan pelan dan periode oleng kapal menjadi singkat. Jadi untuk mengatasi hal tersebut di atas dan memperoleh stabilitas kapal yang baik atau ideal maka pemadatan harus dilakukan dengan cermat disamping itu pertimbangan berat harus disesuaikan dengan perhitungan yang telah dibuat (Tim BPLP Semarang, 1983:89) 2. Melindungi muatan (to protect the cargo). Barang-barang yang diterima di kapal secara kuantitas maupun kualitas harus sampai di tempat tujuan dengan selamat (diterima oleh consignee).Oleh karenanya pada waktu memuat, dalam perjalanan maupun pada waktu pembongkaran haruslah diambil tindakan untuk mencegah kerusakana muatan tersebut.(Tim BPLP Semarang, 1983:89). 3. Minyak Produk (Bahan Bakar Minyak) Ditinjau dari pengoperasiannya, kapal MT. Mangun Jaya adalah salah satu kapal tanker yang diperuntukkan khusus untuk mengangkut minyak produk yaitu premium, pertamax, pertalite dan solar. Jenis bahan bakar bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian.



Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda.Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Octane Number). Berdasarkan RON tersebut, maka BBM bensin dibedakan menjadi sebagai berikut : a.



Premium Premium (RON 88) yaitu bahan bakar minyak jenis distilat berwarna



kekuningan yang jernih.Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil dan sepeda motor.  Bahan bakar ini juga disebut motor gasoline atau petrol. b.



Pertamax Pertamax (RON 92) ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan



penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbale (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi di atas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronicfuel injection dan catalytic converters. Pertamax Plus (RON 95). Jenis BBM ini telah memenuhi Standart Performance International World Wide Fuel Charter (WWFC).Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar



beroktan



tinggi



dan



ramah



lingkungan.



Pertamax



plus



sangat



direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10.5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), Turbochargers dan catalytic converters.



c.



Pertalite Pertalite adalah Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang diproduksi



Pertamina, Jika dibandingkan dengan premium, pertalite memiliki kualitas bahan bakar lebih sebab memiliki kadar RON 90, di atas premium, yang hanya RON 88. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, “Pertalite merupakan produk yang lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan, kualitas dari pertalite yang lebih bagus serta diproduksi untuk cocok dengan segala jenis kendaraan”. Pertalite adalah bahan bakar minyak dari Pertamina dengan RON 90. Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak, diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi konsumen yang ingin BBM dengan kualitas diatas premium tetapi lebih murah dari pada pertamax. d.



Solar (HSD) High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki



angka performa octane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri. (PT. Pertamina, 2007).



4.



Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu



Menurut



Capt.



R.P.



Suyono



(2001)



dalam



bukunya



“Shipping”Pengangkutan Intermodal eksport Import Melalui Laut, bahwa proses sandar kapal yang belum tepat waktu sering kali disebabkan oleh adanya kongesti pelabuhan (port congestion) yaitu keadaan menunggu antrian kapal yang telah selesai melakukan kegiatan di pelabuhan. Kapal dapat menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu di luar pelabuhan untuk membongkar muatannya. Kongesti pelabuhan ini akan timbul jika kapasitas penampungan pelabuhan tidak sebanding dengan jumlah kapal yang hendak masuk pelabuhan untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat. Kongesti pelabuhan menurut Capt. R.P. Suyono (2001) bisa dihindari dengan merealisasikan saran dari BIMCO (The Baltic and International Maritime Conference) yang antara lain menyarankan untuk membuat perencanaan yang matang, manajemen yang baik, meningkatkan SDM terutama tenaga buruh, koordinasi yang terjalin dengan baik, lalu lintas yang teratur, kebijakan dalam operasional, pemeliharaan peralatan, prosedur penyelesaian dokumen dan mengantisiasi pengaruh iklim. Agar proses bongkar muat muatan berjalan dengan lancar, menurut Capt. Arso Martopo (2001) dalam bukunya Penanganan Muatan menjelaskan bahwa harus diusahakan dalam setiap kegiatan di pelabuhan dapat selesai pada waktu yang tepat agar tidak menimbulkan waiting time,delay kapal, long hatch dan keterlambatan pasang surut air, booking dermaga/pandu, convoy di Suez Canal. 5.



Peralatan dan Pompa pada Kapal Tanker Minyak



a.



Peralatan pada kapal tanker minyak



Kapal tanker dibuat untuk mengangkut minyak mentah melalui laut atau perairan dari pelabuhan muat atau pelabuhan produksi ke pelabuhan bongkar / pengolahan dan minyak produk dari pelabuhan pengolahan menuju pelabuhan bongkar / distribusi.Ukuran dari kapal pengangkut minyak mentah biasanya lebih besar dari pengangkut minyak produk, tetapi dalam pengaturan jaringan pipapipanya lebih kompleks. b.



Tangki-tangki muatan (cargo tanks) Tangki-tangki muatan (cargo tanks) biasanya terbagi tiga bagian secara



melintang dan dipisahkan dengan dinding - dinding membujur (longitudinal) sehingga masing - masing disebut tangki sayap kiri dan kanan (wing tank) serta tangki tengah (center tank). Pembagian secara membujur sangat tergantung dari kebutuhan dan ukuran kapal. Sebagian besar khususnya bagi kapal tanker modern, ruang kamar mesin, akomodasi dan anjungan terletak di belakang ruang muatan yang dipisahkan oleh kamar pompa, cofferdam dan tangki bunker. c.



Bagian-bagian dari susunan sistem pipa-pipa kapal tanker 1.



Deck lines



2.



Drop lines



3.



Stripping lines



4.



Cross over



5.



Bypasses



6.



Master valves



7.



Tank suction valves



8.



Sea suction valves



d.



Cargo pump kapal tanker Fungsi dari pompa adalah untuk membongkar muatan, membongkar sisa-



sisa muatan / pengeringan serta tank washing, ballast dan deballasting. Kapasitas efektif suatu pompa dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan kerangan, kecepatan dari aliran, viscosity dari cairan muatan, jarak ketempat penampungan serta kavitasi di dalam pompa. e.



Menjalankan pompa Hidupkan turbin dengan membuka penuh kerangan hisap pompa dan



kerangan buang (discharge valve) tertutup. Naikkan putaran turbin secara bertahap sampai discharge pressure pompa naik 5 kg/cm2, kemudian buka keran buang (discharge valve) dengan bertahap. f.



Hal-hal yang harus diperhatikan selama pompa beroperasi yaitu :



1.



Jangan sekali-kali membiarkan pompa beroperasi dengan tekanan discharge mendekati / dibawah nol.



2.



Jangan sekali-kali menutup kerangan isap sewaktu pompa beroperasi.



3.



Periksa temperatur dan minyak pelumas bearing.



4.



Periksa kebocoran dan temperatur dari mechanical seal.



5.



Kerangan buang (discharge valve) harus selalu terbuka penuh.



6.



Apabila ingin mengatur discharge rate sebaiknya dengan merubah putaran pompa.



7.



Apabila menggunakan 2 (dua) pompa parallel agar tekanan discharge kedua pompa selalu sama, tetapi bila salah satu pompa drop (misalnya tangki yang dibongkar tinggal sedikit), matikan salah satu pompa.



g.



Trouble check list (kesukaran/kelainan)



1.



Cairan muatan tidak mengalir. Penyebabnya adalah :



2.



a.



Pompa belum di cerat



b.



Pompa tidak terisi penuh cairan muatan



c.



Udara bocor ke pipa hisap



d.



Tinggi pipa hisap terlalu tinggi



e.



Saringan hisap buntu



f.



RPM terlalu rendah Cairan yang mengalir tidak banyak. Penyebabnya adalah :



a. Pompa tidak terisi penuh dengan cairan muatan b. Bell mouth hisap sebagian buntu c. RPM rendah d. Terdapat udara/gas di dalam saluran hisap e. Viscositas cairan muatan encer (lebih tinggi) f. Pompa makan banyak tenaga g. RPM terlalu tinggi h. Viscositas muatan lebih tinggi i. Muatan lebih berat j. Impeller menggesek mouth ring k. Rate pompa terlalu tinggi l. Pemeliharaan pompa 6.



Prosedur Pelaksanaan Tank Cleaning



Menurut Verwey, Tank Cleaning Guide (1998:3-7) tahapan-tahapan prosedur dalam melaksanakan tank cleaning yaitu : a. Precleaning (pembersihan awal) Biasanya dilakukan dengan menggunakan air laut atau air tawar, dilakukan untuk membersihkan sisa minyak dari dasar tangki ini dilakukan sesegera mungkin setelah tangki selesai dibersihkan atau kapal telah kosong yang berguna untuk memudahkan sisa minyak cepat bersih. b.



Cleaning (pembersihan) Cleaning dapat dilakukan mengguakan air atau dengan campuran air dan



detergen menggunakan air laut atau air tawar serta mesin butterworth. c.



Rinsing (pencucian) Kegiatan pembilasan tangki menggunakan air panas atau air dingin



dilakukan agar dapat menghilangkan sisa air laut yang masih terdapat di dalam tangki.Pembilasan tangki ini biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dari penyemprotan dengan air laut. d.



Flushing (pembilasan) Langkah ini sangat penting dilakukan untuk menghilangkan sisa muatan



dari dalam tangki dengan menyemprotkan air kedalam tangki dengan menggunakan butterworth. e.



Steaming (penguapan) Kegiatan penguapan tangki yang bertujuan menghilangkan bau dari



muatan sebelumnya. f.



Draining (pengurasan)



Tangki pipa dan pompa dikeringkan dengan hati hati.Udara dari compressor dapat dipergunakan untuk membantu mengeringkan. g.



Drying (pengeringan) Dilakukan pengeringan yang bertujuan memberikan keadaan yang bersih



dalam ruang muat sebelum pemuatan dilakukan. 2.2



KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan penulis adalah



penelitian yang dilakukan Laksamana Adi Perdana Kusuma, Taruna tingkat 3 Poltekpel Banten, dengan judul “Penanganan Bongkar Muat Muatan Minyak”. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.Adapun yang dimaksud pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang informasi atau data dikumpulkan tidak berwujud angka-angka dan analisanya berdasarkan prinsip logika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa penyebab dari kurang optimalnya penyiapan ruang muat muatan oil produk di kapal. Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan tindakan antisipasi yang perlu diambil agar mencegah terjadinya klaim yang diajukan oleh pihak ketiga (pemilik barang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlambatnya proses pemuatan diakibatkan oleh Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak disiplin dalam melaksanakan penyiapan ruang muatan. Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan penulis lakukan adalah membahas tentang persiapan ruang muat dan pencucian tangki (tank cleaning). Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu



sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi dan komunikasi langsung (wawancara). Perbedaan penelitian yang sebelumnya dengan yang akan dilakukan penulis yaitu lokasi dan fokus penelitiannya. Penulis memfokuskan kurang maksimalnya pelaksanaan penyiapan tangki muat di atas kapal serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat muatan serta kurang disiplinnya Anak Buah Kapal (ABK) dalam penyiapan ruang muat. 2.3



KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN Dalam kerangka berfikir pada karya tulis ilmiah ini akan menjelaskan atau



konsepsi dari penelitian yang disajikan dengan cara menerangkan hubungan antara variabel-variabel yang diperkirakan akan terjadi dengan diperoleh dari hasil dan penjabaran tinjauan pustaka. Faktor-faktor yang menghambat proses pemuatan minyak produk di pelabuhan muat yaitu pelaksanaan proses pemuatan yang belum sesuai prosedur, sehingga operasional kapal menjadi terhambat/tidak lancar. Adapun faktor yang menghambat operasional kapal yaitu kurang optimalnya persiapan ruang muatan dan pencucian tangki, kurangnya pengetahuan dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat muatan serta kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam persiapan ruang muat. Agar operasioanl kapal berjalan dengan lancar, maka hal-hal yang dapat dilakukan yaitu mengadakan safety meeting sebelum melaksanakan pembersihan ruang muat yang dipimpin oleh Mualim I yang dalam setiap



pertemuan dipaparkan dan dibahas tahapan-tahapan dan prosedur kerja, tugas dan tanggung jawab masing-masing kelompok kerja serta peralatan-peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan persiapan ruang muat, mengadakan familiarisasi dan serah terima antara crew yang baru dan crew yang lama sesuai dengan situasi yang sebenar-benarnya. Perusahaan harus memberikan pendidikan singkat (in house training) mengenai prosedur bongkar muat dan menyeleksi ABK sebelum diterima dinaikkan ke kapal, Nakhoda selalu melakukan pengawasan dalam pelaksanaan disiplin di atas kapal, disamping itu juga dituntut peran serta dari Nakhoda dalam penerapan dan pelaksanaan ISM Code dan STCW amandemen 2010. Dengan demikian akan tercipta Anak Buah Kapal (ABK) yang berpengalaman dengan standar kualifikasi kerja yang baik dan terampil.



BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang humanistik, serta dapat menjelaskan perspektif naturalistik dan perspektif interpretif pengalaman manusia. Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan/atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan/atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. 3.2 Tempat penelitian Penentuan lokasi dan setting penelitian selain dibingkai dalam kerangka teoretik juga dilandasi oleh pertimbangan teknis operasional. Untuk itu lokasi dan setting penelitian dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan dapat atau tidaknya dimasuki dan dikaji lebih mendalam. 3.3 Teknik penelitian Teknik yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data dilapangan yaitu menggunakan teknik observasi. Secara sederhana observasi/pengamatan dapat diartikan sebagai proses melihat situasi penelitian, pengamatan adalah teknik pengumpulan data di mana seorang peneliti melakukan pengamatan pada manusia yang menjadi objeknya.



DAFTAR PUSTAKA Tim penyusun Poltekpel Banten (2021). Tim jurusan Nautika Metode logi penelitian http://repository.uinsu.ac.id/145/6/BAB%20III.pdf TIM POLTEKPEL BANTEN 2021 “ PEDPMAN PENULISAN KARYA



ILMIAH TERAPAN” Tangerang : Politeknik Pelayaran Banten