16 0 412 KB
BAB I PENDAHULUAN
Penggabungan usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih membentuk suatu organisasi tunggal untuk menjalan usaha. Penggabungan usaha dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang berbeda. Penggabungan kesatuan-kesatuan usaha ini sering kali dicapai melalui penyatuan bermacam-macam perusahaan menjadi unitunit tunggal yang lebih besar. Pengendalian terhadap kesatuan usaha dapat dicapai melalui pemilikan saham atau melalui dewan pimpinan yang saling berpautan satu sama
lain.
Bermacam-macam
tujuan
dapat
dicapai
dalam
penggabungan
usaha.Tujuan ini diantaranya adalah perolehan daerah pemasaran yang lebih luas dan volume penjulan yang lebih besar,perolehan atau pengembangan organisasi yang lebih kuat dan produksi yang lebih baik serta bakat manajemen,penghematan biaya,efisiensi pada skala operasi yang lebih besar,peningkatan pengendalian pasar,perbaikan posisi bersaing dan lainnya. Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode yaitu penggabungan usaha berdasarkan penyatuan kepentingan (Pooling of interest) dan dengan metode pembelian (purchase Method). Metode penyatuan kepemilikan dianggap kurang relevan dan mengabaikan nilai ekonomis yang ditukar dalam transaksi sehingga
dilarang penggunaannya diberbagai Negara maju, namun di
Indonesia kedua metode ini masih digunakan. Secara umum, metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang sama dalam pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva dan kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Biaya perolehan bagi entitas pembeli untuk memperoleh perusahaan lain dalam suatu penggabungan usaha diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan atau surat berharga yang diterbitkan. Aktiva dinilai sesuai dengan nilai wajarnya pada saat transaksi penggabungan terjadi,biasanya perusahaan menggunakan jasa independen untuk menilai nilai wajar atau pun nilai pasar aktiva tersebut.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penggabungan usaha (business combination) adalah sebagai penyatuan dua tau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting) perusahaan lain ataupun memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Berdasarkan definisi tersebut, penggabungan tidak hanya terjadi ketika dua atau libih perusahaan yang terpisah lebur menjadi satu entitas hukum, melainkan kedua atau lebih perusahaan yang terpisah berada dalam satu pengendalian dimana salah satu perusahaan penjadi pihak pengendali.
2.2. Bentuk Penggabungan Usaha Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut : 1. Ditinjau
dari
bentuk
penggabungannya,
terdapat
tiga
bentuk
penggabungan usaha sebagai berikut : -
Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan
efisiensi
diantara
perusahaan-perusahaan
yang
bersangkutan tersebut. -
Penggabungan vertikal,
yaitu penggabungan
sebelumnya,
mempunyai
keduanya
perusahaan
hubungan
yang
yang saling
menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian
2
bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi. -
Penggabungan
konglomerat,
yaitu
merupakan
kombinasi
dari
penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).
2. Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi : -
Merger statutori (merger). Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan. Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas.
-
Konsolidasi statutori (konsolidasi). Penggabungan usaha di mana kedua perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk. Operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas dan tidak satu pun perusahaan yang bergabung masih tetep berdiri sejak dilakukan konsolidasi.
-
Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena tidak ada perusahaan yang
dilikuidasi,
perusahaan
pengakuisisi
memperlakukan
kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam
akuisisi
saham,
perusahaan
3
pengakuisisi
tidak
perlu
mengakuisisi seluruh saham milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham biasa.
2.3. Alasan-Alasan Penggabungan Usaha Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah: 1. Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi. 2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi. 3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitasfasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. 4. Mencegah
Pengambilalihan
(Avoidance
of
Takeovers).
Beberapa
perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
4
calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing. 5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.
2.4. Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha -
Metode Penyatuan Kepentingan (pooling of interest) Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
metode
penyatuan.
Dalam
metode
penyatuan
kepemilikan,
diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaanperusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaanperusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru. Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaanperusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
5
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest a) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan b) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung c) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung d) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan yang bergabung.
-
Metode Pembelian (purchase) Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode
6
ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase
Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya
Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.
2.5. Penerapan Metode Penyatuan Kepentingan Dalam metode ini, jumlah yang dicatat berdasarkan metode yang berbeda harus disesuaikan dan laporan keuangan harus dinyatakan kembali. Disini tidak ada pembelian oleh salah satu perusahaan yang bergabung terhdap yang lain.
7
KASUS 1 (Modal Setor melebihi Modal Saham) PT. Poppy menerbitkan 100.000 sahamnya dengan nilai nominal $10 untuk memperoleh aktiva dari Sunny. Harga pasar saham per lembar $16. Biaya langsung tambahan $5.000,honor laporan pendaftaran $10.000, biaya percetakan dan penerbitan sertifikat sebesar $25.000 dan honor pendiri serta konsultan sebesar $80.000. Poppy mencatat penerbitan 100.000 lembar saham dalam pembukuannya sebagai berikut. JURNAL PT. POPPY Investasi dalam Sunny
$1.600
Saham biasa,nominal $10
$1.000
Tambahan Modal Setor
$600
Mencatat penerbitan 100.000 lembar dengan penyatuan kepentingan dengan harga pasar $16 per saham
Poppy mencatat biaya langsung tambahan untuk penggabungan usaha sebagai berikut : JURNAL PT. JALA Investasi dalam Sunny
$80.000
Tambahan modal disetor
$40.000
Kas (atau aktiva bersih lain)
$120.000
Mencatat tambahan biaya langsung dalam penggabungan usaha dengan Sunny, honor pendiri dan konsultan sebesar $80.000 dan pendaftaran serta penerbitan sekuritas ekuitas sebesar $40.000
8
2.6. Penerapan Metode Pembelian Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun. Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang. Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi. Dalam makalah ini kami akan lebih memfokuskan pembahsan terhada penggabungan usaha yang berbentuk meregr. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul “Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank” memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank-bank lainnya. Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase : a. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya b. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi
9
secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan). c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva. d. Apabila penggabungan dianggap sebagai pembelian maka harus ada dasar baru untuk membukukan dan mempertanggungjawabkan aktiva yang diperoleh. Dalam hal ini, aktiva harus dicatat sebesar harga pokoknya bagi pembeli sehingga jumlahnya tidak perlu sama dengan nilai yang perlu dilaporkan pada buku penjual. e. Ketika transaksi pembelian berlangsung ,kita perlu menyesuaikan atau menentukan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya pada saat itu. f. Nilai agregat yang diberikan kepada aktiva bersih yang diperoleh (termasuk goodwill) akan sama dengan biaya yang terpakai dalam transaksi pembelian tersebut. g. Pada penggabungan usaha yang tergolong sebagai pembelian ,alat tukar yang diberikan untuk mengambil alih perusahaan lain bisa berupa uang ,bisa juga berupa aktiva lain atau surat berharga dari pembeli. Jika aktiva selain kas digunakan ,maka nilainya saat itu perlu diperhatikan agar total harga beli bisa ditentukan. h. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan dengan menggali factor-faktor lain dari transaksi pertukaran).
10
i. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva. j. Jika harga beli lebih rendah dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi
ada
beberapa
perlakuan
akuntansi
yang
bisa
dipertimbangkan untuk digunakan,mungkin kita berpendapat bahwa penghematan tersebut yang diperoleh berkat kemampuan pembeli untuk membeli dengan harga lebih murah harus diakui sebagai laba periode berjalan.Akan tetapi aktiva yang dibeli lazimnya dicatat sebesar harga pokoknya dan keuntungan pada umumnya tidak diakui dari pembelian tetapi justru dari penjualan,perlakuan lain dengan memperlakukan selisih tersebut sebagai goodwill negative dan memasukkan saldonya bersamasama dengan ekuitas pada neraca.
Negative Goodwill adalah lawan dari Goodwill, entah kenapa ini lebih dikenal sebagai goodwill negative dibandingkan dengan BADWILL. Goodwill negative terjadi apabila suatu perusahaan dibeli oleh perusahaan lain lebih rendah dari net asset-nya. Dengan contoh perhitungan dan pengakuan goodwill di atas, goodwill negative didapatkan dari beberapa kemungkinan yang tertera pada beberapa kasus diatas.
11
Ekses Pembelian dalam Penggabungan Pitt Corporation memperoleh aktiva bersih Seed Company melalui penggabungan dengan metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2006. Aktiva dan kewajiban Seed pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan nilai wajarnya, adalah sebagai berikut (dalam ribuan) :
Nilai Buku
Nilai Wajar
Aktiva Kas Piutang bersih Persediaan Tanah Bangunan-bersih Peralatan-bersih Paten Total Aktiva
$ 50 150 200 50 300 250 1000
50 140 250 100 500 350 50 1440
Kewajiban Utang usaha Wesel bayar Kewajiban lain Total kewajiban Aktiva bersih
60 150 40 250 750
60 135 45 240 1200
Selisih antara biaya perolehan diatas nilai wajar asset neto yang diperoleh diakui sebagai goodwill. Sebaliknya selisih lebih nilai wajar asset neto yang diperoleh diatas biaya perolehan diakui sebagai negative goodwill.
Kasus 1 (Goodwill) Pitt Corporation membayar $400.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal $10 per saham dan nilai pasar $20 per saham untuk memperoleh aktiva bersih Seed Company. Ayat jurnal untuk mencatat penggabungan usaha pada pembukuan Pitt Corporation per 27 Desember 2006 adalah :
12
Investasi dalam Seed Company (+A) Kas (-A) Saham Biasa, nominal $10 (+SE) Tambahan modal disetor (+SE) Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa
1.400 400 500 500
Nominal $10 ditambah kas $400.000 dalam penggabungan Usaha menurut metode pembelian dengan Seed Company
Kas
50
Piutang Bersih
140
Persediaan
250
Tanah
100
Bangunan
500
Peralatan
350
Paten
50
Goodwill
200
Hutang Usaha
60
Wesel bayar
135
Kewajiban Lain
45
Investasi dalam Seed Company
1.400
Untuk Membebankan biaya Seed Company ke aktiva yang dapat diidentifikasi yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dank e goodwill
Kasus 2 (Negative Goodwill) PT X menebitkan 40000 saham Rp 1000 par dengan harga pasar Rp2000/saham dan juga memberikan wesel bayar 5 tahun bunga 10% Rp 20.000.000 untuk asset neto PT Y. Jurnal pencatatan dengan pembelian saat itu adalah:
13
Jurnal yang dicatat PT X Investasi dalam Y
Rp. 100.000.000
Wesel Bayar 10%
Rp. 20.000.000
Saham Biasa Rp.1000par
Rp. 40.000.000
Tambahan Modal Setor
Rp. 40.000.000
Mencatat penerbitan 40.000 par ditambah Rp20.000.000 wesel bayar 10% dalam penggabungan Y dengan pembelian.
Jurnal yang dicatat PT X Kas
Rp.
5.000.000
Piutang Net
Rp. 14.000.000
Persediaan
Rp. 25.000.000
Tanah
Rp. 8.000.000
Gedung
Rp. 40.000.000
Peralatan
Rp. 28.000.000
Paten
Rp.
4.000.000
Hutang
Rp.
6.000.000
Hutang Wesel
Rp. 13.500.000
Liabilitas Lain
Rp.
Investasi dalam Y
Rp. 100.000.000
4.500.000
Jumlah yang ditetapkan pada tiap-tiap akun aktiva dan kewajiban pada jurnal diatas ditetapkan sesuai dengan ketetapan PSAK No.22 untuk penggabungan usaha secara pembelian. Karena nilai sebesar Rp120.000.000 dari aktiva bersih yang diperoleh dapat diidentifikasi melebihi harga beli Rp 100.000.000 sebesar Rp20.000.000 jumlah yang ditetapkan atas aktiva tidak lancar dikurangkan sebesar 20 persen (kelebihan sebesar Rp20.000.000/nilai wajar aktiva tidak lancar Rp100.000.000). Pengurangan pada aktiva tidak lancar adalah sbb:
14
Nilai wajar Aktiva
Kurang
20% Jumlah
Tidak Pengurangan
Lancar
yang
dapat ditetapkan
Atas Kekurangan Nilai untuk wajar terhadap Biaya*
aktiva
Tidak Lancar
Tanah
10.000.000
2.000.000
8.000.000
Bangunan
50.000.000
10.000.000
40.000.000
Peralatan
35.000.000
7.000.000
28.000.000
Hak paten
5.000.000
1.000.000
4.000.000
100.000.000
20.000.000
80.000.000
Total
2.7. Penyatuan dan Pembelian dibandingkan Pada 31 desember 2014 PT Bulan da PT Wita bergabung. Penerus adalah PT Bulan menerbitkan 50.000 sahamnya RP. 1000 par dengan harga pasar Rp.90.000.000 untuk aset neo PT Wita. Biaya registrasi dan penerbitan saham Rp. 2.000.000 dan biaya langsung lainnya Rp. 4.000.000 dibayar PT Bulan. Neraca dalam peraga 7-1 berikut ini neraca perbandingan PT Bulan dan PT Wita sebelum merger dalam metode penyatuan kepentingan dan metode pembelian. Nilai buku dan nilai wajar sebelum merger:
Neraca Saldo Komparatif 30 Desember 2014 Nilai buku
Nilai Buku
Nilai Wajar
PT Bulan
PT Wita
PT Wita
Kas
46.500.000
12.500.000
12.500.000
Piutang-net
60.000.000
30.000.000
30.000.000
Persediaan
80.000.000
20.000.000
25.000.000
15
Aset tetap dan penjualan net
120.000.000
35.000.000
Harga pokok penjualan
100.000.000
32.500.000
Beban lain
32.500.000
10.000.000
Total debet
440.000.000
140.000.000
Hutang
30.000.000
18.000.000
18.000.000
Hutang lain
20.000.000
12.000.000
12.000.000
150.000.000
50.000.000
Tambahan modal setor
20.000.000
4.000.000
Saldo laba
65.000.000
11.000.000
Penjualan
155.000.000
45.000.000
Total kredit
440.000.000
140.000.000
Modal saham Rp.1000 par
45.000.000
Jurnal: dibandingkan jurnal pencatatan antara kedua metode.
Kelompok penerbitan saham menunjukan bahwa dalam metode penyatuan, investasi dalam Wita Rp. 65.000.000, yaitu nilai buku aset neto Wita per 1 januari 2015. Sedangkan dalam metode pembelian, investasi dalam Wita Rp. 90.000.000, yaitu harga pasar saham yang di terbitkan PT Bulan pada 31 Desember 2014.
Kelompok biaya langsung penggabungan menunjukan bahwa berdasarkan metode penyatuan semua tambahan biaya penggabungan dicatat sebagai beban. Sedangkan dalam metode pembelian, biaya registrasi dan penerbitan saham dibebankan pada tambahan modal setor dan biaya langsung lainnya ditambahkan pada biaa perolehan PT Wita.
Kelompok alokas menunjukan bahwa biaya investasi Rp. 94.000.000 lebih besar dari nilai wajar aset neto yang identifiable Rp. 82.500.000 dibukukan ke goodwill Rp.11.500.000.
Perbedaan dalam pencatatan dengan metode penyatuan dan pembelian (000 rupiah) Penyatuan
16
Pembelian
Kepentingan Dr.
Cr.
Dr.
Cr.
Penerbitan Sekuritas Investasi dalam Wita
65.000
Modal saham Rp.1000 par Tambahan modal setor Saldo laba
90.000 50.000
50.000
4.000
40.000
11.000
Biaya langsung penggabungan Beban
6000
--
Investasi dalam Wita
--
4.000
Tambahan modal setor
--
2.000
Kas
6000
6.000
Alokasi Investasi Kas
12.500
12.500
Piutang-neto
30.000
30.000
Persediaan
20.000
25.000
Pabrik dan peralatan neto
35.000
45.000
Goodwill
11.500
Harga pokok penjualan
32.500
--
Beban lain
10.000
--
Hutang
18.000
18.000
Hutang lain
12.000
12.000
Penjualan
45.000
--
Investasi dalam Wita
65.000
94.000
Laporan Keuangan
17
Pada laporan keuangan gabungan dalam peraga 7-3 berikut ini terdapat perbedaan-perbedaan ;
Dalam metode penyatuan , penjualan dan beban digabungkan . sedangkan dalam metode pembelian tidak.
Dalam metode penyatuan, seluruh biaya penggabungkan dibukukan sebagai beban, sedangkan dalam
metode pembelian, biaya tidak langsung
penggabungan dibukukan pada tambahan modal setor dan biaya langsung ke investasi.
Perbedaan total aset PT Bulan antara ke dua metode Rp. 26.500.000 adalah akibat pengalokasian kelebihan
biaya investasi diatas nilai buku yang
diperoleh ke persediaan Rp. 5.000.000, aset tetap dan
peralatan
Rp.10.000.000 dan goodwill Rp. 11.500.000 dalam metode pembelian..
Tambahan modal setor dalam m etode penyatuan Rp. 24.000.000 adalah selisih modal setor gabungan Rp. 224.000.000 terhadap modal saham gabungan Rp. 200.000.000.
Tambahan modal setor dalam metode
pembelianRp.58.000.000 berasal dari saldo awal Rp.20.000.000 ditambah dari
penerbitan
50.000
saham
sebesar
Rp.40.000.000
,dikurangi
Rp.2.000.000 dari biaya pendaftaran dan percetakan saham.
Laporan Keuangan Komparatif Bulan dan Wita tahun Penggabungan
PT Bulan Laporan Keuangan Komparatif Untuk tahun yang berakhir pada Desember 2014 (dalam 000 rupiah)
Penyatuan
Pembelian
Laporan laba rugi Penjualan
200.000
18
155.000
Harga pokok penjualan
(132.500)
(100.000)
(48.500)
(32.500)
19.000
22.500
Saldo laba 1 januari 2014 (seperti dilaporkan)
65.000
65.000
Pertambahan dari pooling
11.000
Saldo laba 1 januari 2014 (seperti restated)
76.000
Penghasilan neto
19.000
22.500
Saldo laba 31 desember 2014
95.000
87.500
Kas
54.000
54.000
Piutang-net
90.000
90.000
Persediaan
100.000
105.000
Aset tetap dan peralatan net
155.000
165.000
--
11.500
399.000
425.500
Hutang
48.000
48.000
Hutang lain
32.000
32.000
200.000
200.000
Tambahan modal setor
24.000
58.000
Saldo laba
95.000
87.500
399.000
425.500
Beban lain Penghasialan neto Laporan saldo laba
Neraca Aset
Goodwill Total asset Kewajiban dan ekuitas pemegang saham
Modal saham Rp. 1000 par
Total kewajiban dan ekuitas pemegang saham
19
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN Penggabungan usaha dilakukan untuk tujuan tertentu dari dua perusahaan atau lebih menjadi unit-unit tunggal yang lebih besar. penggabungan usaha dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang berbeda. Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode,antara lain metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan metode pembelian (Purchase Method) dimana kedua-duanya masih dipakai di Indonesia. Metode pembelian merupakan suatu metode penggabungan usaha dimana berupa transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung.Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Secara umum,metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang sama dalam pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Ada tiga kelompok biaya yang dikeluarkan pada saat penggabungan usaha dilakukan yaitu biaya langsung yang berhubungan dengan penerbitan
20
saham,biaya langsung yang tidak berhubungan dengan penerbitan saham dan biaya tidak langsung seperti gaji manajemen. Ada beberapa ketentuan atau poin penting dari metode pembelian, diantaranya : (a) Apabila penggabungan dianggap sebagai pembelian aktiva harus dicatat sebesar harga pokoknya bagi pembeli sehingga jumlahnya tidak perlu sama dengan nilai yang perlu dilaporkan pada buku penjual, (b) Ketika transaksi pembelian berlangsung ,kita perlu menyesuaikan atau menentukan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya pada saat itu, (c) Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar
saham
tersebut
sebesar
harga
pasar
pada
tanggal
transaksi
penggabungan.perusahaan pengakuisisi, (d) Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva dan Jika harga beli lebih rendah dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi selisih tersebut sebagai goodwill negative dan memasukkan saldonya bersamasama dengan ekuitas pada neraca.
3.2. SARAN Indonesia sebaiknya sudah tidak lagi menggunakan metode penyatuan kepemilikan, karena dianggap kurang relevan dan mengabaikan nilai ekonomis yang ditukar dalam transaksi. Negara maju telah melarang metode penyatuan kepentingan ini, dan lebih memilih menggunakan metode pembelian. Namun, di Indonesia kedua metode ini masih digunakan.
21