Makalah Akuntansi Keuangan 2 KLP 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN 2 MODAL SAHAM



Oleh : Ni Wayan Meilanny



(1902622010562)



Ni Kadek Septiari



(1902622010571)



Ni Wayan Eka Juliani



(1902622010590)



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR GIANYAR 2020



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii KATA PENGANTAR.............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1.3 Tujuan ...................................................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Modal Saham.......................................................................................................... 2.2 Prosedur Akuntansi untuk Penerbitan Saham ......................................................................... 2.3 Akuntansi untuk Saham Preferen.............................................................................................. 2.4 Akuntansi untuk Saham Treasuri............................................................................................. 2.5 Ekuitas Pemegang Saham Dilaporkan Dan Dianalisis.............................................................



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 3.2 Saran ........................................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah mengenai tugas Akuntansi Keuangan yang membahas tentang “Modal Saham”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun berdasarkan kewajiban dan tugas yang diberikan untuk menjelaskan mengenai Modal Saham. Informasi yang penulis dapat bersumber dari media cetak maupun elektronik, maka penulis menuangkan dalam bentuk makalah agar dapat dijadikan pedoman. Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah mendukung dan memotivsi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Untuk perseorangan, istilah ekuitas (ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang ingin dikandungnya. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padanan kata Ekuitas walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Ekuitas mengandung unsur kepemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya kepemilikan. Karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan, informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang saham.. Karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen keuangan, tidak terdapat masalah definisional dalam pembahasan ekuitas seperti halnya elemen pendapatan, biaya dan laba. Teori ekuitas yang bersifat semantik adalah teori sudut pandang atau teori entitas. Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). sebagai pasangan modal setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau ciptaan (earned capital).



1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian dari Modal Saham? 2. Bagaimanakah Prosedur Akuntansi untuk Penerbitan Saham? 3. Bagaimanakah Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen? 4. Bagaimanakah Akuntansi untuk Saham Treasuri? 5. Bagaimanakah Ekuitas Pemegang Saham Dilaporkan dan Dianalisis?



1.3 Tujuan 1. Mengetahui Pengertian dari Modal Saham. 2. Mengetahui Prosedur Akuntansi untuk Penerbitan Saham. 3. Mengetahui Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen. 4. Mengetahui Akuntansi untuk Saham Treasuri. 5. Menegtahui Ekuitas Pemegang Saham Dilaporkan dan Dianalisis.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Modal Saham Perseoan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang disetornya. Selain itu, bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan pada pihak-pihak lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain, yang menjalankan PT adalah orang-orang yang diangkat oleh pemilik. Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham. Saham yang dikeluarkan oleh PT dapat dicantumkan nama pemiliknya, disebut saham atas nama, dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya. Jadi, saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut : 1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan. 3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah. 4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.



Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh pemegang saham mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka yang diberikan kepada masing-masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang disetujui. Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominalnya. Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing-masing lembar. 2.2 Prosedur Akuntansi Untuk Penerbitan Saham Perseroan memperoleh dana dari para pemegang sahamnya melalui serangkaian transaksi. Yang pertama, saham harus diotorisasi oleh pemerintah umumnya dalam anggaran dasar perusahaan. Berikutnya, saham ditawarkan untuk dijual dan kontrak penjualan saham ditandatangani. Akhirnya, pembayaran-pembayaran diterima dan lembar-lembar saham diterbitkan. Masalah akuntansi yang timbul dalam pengeluaran saham adalah sebagai berikut : 1. Penerbitan saham dengan nilai nominal / nilai pari 2. Penerbitan saham tanpa nilai nominal / tanpa nilai pari 3. Penerbitan saham dengan cara pesanan 4. Penerbitan saham kombinasi dengan surat berharga lainnya (penjualan lump sum) 5. Penerbitan saham dengan transaksi non kas 6. Akuntansi untuk biaya pengeluaran saham 2.2.1. Penerbitan saham dengan nilai nominal / nilai pari Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing-masing lembar saham. Nilai nominal saham tidak mempunyai hubungan dengan pasar saham. Nilai nominal hanya diperlukan untuk kepentingan hukum. Untuk dapat menyediakan informasi yang diperlukan sehubungan dengan penerbitan saham dengan nilai nominal, akuntan harus menyelenggarakan rekening-rekening berikut ini : a. Modal Saham Prioritas atau Saham Biasa, digunakan untuk mencatat nominal saham yang diterbitkan. Rekening ini dikredit pada saat saham mula-mula diterbitkan. Tidak



diperlukan jurnal tambahan terhadap rekening ini kecuali ada penerbitan saham tambahan atau pembatalan saham. b. Modal Disetor Kelebihan Diatas Nilai Nominal atau Tambahan Modal Disetor (Agio Saham), digunakan untuk mencatat kelebihan pembayaran harga saham oleh pembeli saham diatas nilai nominal. Kelebihan pembayaran harga saham diatas nilai nominal merupakan bagian dari modal disetor dan pemegang saham secara individual tidak mempunyai klaim yang lebih besar disbanding pemegang saham lainnya atas jumlah tersebut. c. Disagio Saham, digunakan untuk mencatat kekurangan pembayaran harga saham dibawah nilai nominalnya. Contoh : PT BANGKIT menjual 1.000 lembar saham nominal Rp 50/lembar dengan harga jual keseluruhan Rp 110.000. Jurnal saat penerbitan dan penjualan saham : Kas



110.000 Agio Saham Biasa



50.000



Modal Saham Biasa



60.000



Jika saham diatas dijual seluruhnya dengan harga Rp 40.000, jurnal yang dibuat : Kas



40.000



Disagio Saham Biasa



10.000



Modal Saham Biasa



50.000



2.2.2. Penerbitan saham tanpa nilai nominal / tanpa nilai pari Merupakan saham yang dikeluarkan perusahaan yang tidak mempunyai nilai tercetak dalam sertifikat saham. Alasan pengeluaran saham tanpa nilai nominal adalah : 1). Untuk menghindari kemungkinan timbulnya utang bersyarat jika saham dikeluarkan dengan harga dibawah nilai nominal (disagio) dan 2). Untuk ,enghindari kerancuan hubungan antara nilai nominal dengan nilai pasar saham. Akuntansi penerbitan saham tanpa nilai nominal/nilai pari seperti hal nya saham dengan nilai nominal, tetapi dalam saham tanpa nilai nominal tidak diperlukan pencatatan dalam rekening agio atau disagio saham.



Contoh : PT TEGUH JAYA yang bergerak dalam bidang elektronik didirikan dengan saham yang diotorisasi 10.000 lembar tanpa nilai nominal. 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp 1.000/lembar. Jurnal yang dibuat PT TEGUH JAYA : 



Saat otorisasi saham hanya dicatat dalam memorandum







Jika 500 lembar dijual secara tunai dengan harga Rp 1.000/lembar : Kas



500.000



Modal Saham Biasa-Tanpa Nilai Nominal 



500.000



Jika 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp 1.500/lembar : Kas Modal Saham Biasa-Tanpa Nilai Nominal



750.000 750.000



Apabila saham tanpa nilai nominal diterbitkan dengan nilai ditetapkan, yaitu jumlah minimum yang harus dibayar untuk penerbitan saham, perlakuan terhadap pengeluaran saham dengan nilai ditetapkan tersebut sama dengan pengeluaran saham dengan nilai nominal. 2.2.3. Penerbitan Saham Atas Dasar Pesanan Kadang-kadang penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu dengan cara dibayar sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang belum dilunasi dicatat sebagai piutang pesanan saham, dan jumlah nominal saham yang dipesan dikreditkan ke rekening modal saham dipesan. Apabila harga jual saham tidak sama dengan nilai nominalnya, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham pada waktu pesanan itu diterima. Untuk pesanan yang sudah melunasi harga saham maka sahamnya dikeluarkan. Pengeluaran saham ini dicatat dengan mendebit rekening modal saham dipesan dan mengkredit modal saham. Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat sebagai rekening control dan dibuatkan buku pembantunya dalam hal pemesan saham ini jumlahnya banyak. Biasanya piutang pesanan saham akan segera dilunasi oleh pemegang saham sehingga dimasukan dalam kelompok aktiva lancar. Sebagai penjelasan keterangan diatas, berikut contoh pembuatan jurnal untuk mencatat penjualan saham. Contoh :



PT Risa Fadila mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar nominal Rp 1.000 dan akan dijual semuanya (ditempatkan). Transaksi-transaksi dan cara pencatatan saham tersebut sbb : Transaksi Penjualan saham 400 lembar, Kas tunai Rp 100.000 dan mesin Mesin seharga Rp 300.000 Modal saham



Jurnal 100,000 300,000 400,000



Piutang pesanan saham Modal saham dipesan Diterima pesanan 500 lembar Agio saham saham dengan kurs 11, dibayar tunai 70% sisanya 30 hari Kas Piutang pesanan saham



550,000



Kas Piutang pesanan saham



99,000



Diterima pelunasan sisa pesanan untuk 300 lembar saham. Saham 300 lembar diserahkan



Modal saham dipesan Modal saham dipesan



500,000 50,000 385,000 385,000



300,000 300,000



Dalam contoh jurnal diatas, rekening modal saham dikredit dengan jumlah sebesar saham yang dijual. Pencatatan jumlah saham statuter dilakukan dengan catatan memo. Ada metode lain untuk mencatat modal saham statuter yaitu dibuat jurnal untuk mencatat modal saham statuter, dimana debitnya adalah rekening modal saham belum beredar. Setiap kali terjadi penjualan saham maka rekening modal saham belum beredar dikredit sebesar saham yang dijual. Apabila digunakan merode seperti ini, untuk mengetahui berapa jumlah saham yang sudah beredar adalah dengan cara mengurangkan saldo rekening modal saham belum beredar ke rekening modal saham statuter. Pembatalan pesanan saham Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan diserahkan kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat mengambil salah satu jalan sbb : a. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan. b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut. c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan). d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima. Pencatatan yang dilakukan perusahaan jika terjadi adanya pemesan yang tidak dapat melunasi kekurangannya tergantung dari tindakan yang diambil perusahaan. Contoh pencatatan pembatalan pesanan saham diambil dari contoh dimuka yaitu pesanan sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dari pesanan tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanya 100 lembar tidak dapat melunasi kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat dijual Kembali dengan kurs 105. Jurnal yang dibuat dalam masing-masing keadaan adalah sbb :



Keterangan



Jurnal



Modal saham dipesan Agio saham Piutang pesanan saham a). Uang yang sudah diterima Kas dikembalikan kepada pemesan. Kas Modal saham Agio saham



100,000 10,000



Modal saham dipesan Agio saham Piutang pesanan saham Utang pada pemesan



100,000 10,000



33,000 77,000 105,000 100,000 5,000



33,000 77,000



b). Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan Kas sesudah dikurangi biaya atau Utang pada pemesan kerugian penjualan kembali Modal saham saham-saham tersebut. Agio saham



105,000 5,000 100,000 10,000



Utang pada pemesan Kas



72,000 72,000



Modal saham dipesan Agio saham Piutang pesanan saham c). Uang yang sudah diterima Modal dari pembatalan pesanan saham dianggap hilang (tidak dikembalikan) Kas Modal saham Agio saham



100,000 10,000



Modal saham dipesan Agio saham Modal saham d). Mengeluarkan saham yang Piutang pesanan saham nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima. Kas Modal saham Agio saham



100,000 3,000



33,000 77,000 105,000 100,000 5,000



70,000 33,000 31,500 30,000 1,500



2.2.4. Penerbitan Saham Secara Lumpsum Penerbitan saham bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit saham. Unit saham ini terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara seperti ini maka penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut. Metode yang dapat digunakan adalah : 1). Metode Inkremental, dan 2). Metode Proporsional. Bila harga pasar kedua jenis saham diketahui maka perhitungannya menggunakan metode proporsional. Namun, apabila hanya harga salah satu jenis saham saja yang diketahui, makan digunakan metode incremental. Missal : 1 unit saham terdiri dari :



1 lembar saham prioritas nominal Rp 10.000 1 lembar saham biasa nominal Rp 1.000



Harga jual per unit Rp 10.500. pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa Rp 1.250. karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui, maka harga setiap saham dihitung dengan menggunakan metode incremental sbb : Harga 1 unit saham Harga pasar saham biasa Nilai saham prioritas



10,500 1,250 9,250



Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham dapat diketahui bahwa dari penjualan diatas, saham biasa mendapat agio sebesar Rp 250 dan saham prioritas mendapat disagio Rp 750. Penjualan satu unit saham dengan harga seperti diatas dicatat dengan jurnal sbb : Kas Disagio saham prioritas Modal saham prioritas Modal saham biasa Agio saham biasa



10,500 750 10,000 1,000 250



Dari contoh diatas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp 9.500 maka perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode proporsional sbb : Harga pasar saham biasa harga pasar saham prioritas Harga pasar keseluruhan saham



1,250 9,500 10,750



Dengan demikian maka harga saham biasa adalah : Rp 250 x Rp 10.500 = Rp 1.220 Rp 10.750 Harga saham prioritas adalah : Rp 9.500 x Rp 10.500 = Rp 9.280 Rp 10.750 Dari perhitungan diatas diketahui bahwa disagio saham biasa sebesar Rp 30 dan disagio saham prioritas sebesar Rp 500. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan satu unit saham sbb :



Kas Disagio saham biasa Disagio saham prioritas Modal saham biasa Modal saham prioritas



10,500 30 720 1,250 10,000



2.2.5. Pertukaran Saham Dengan Aktiva Selain Kas Kadang-kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain dari kas). Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening modal dan rekening aktiva didasarkan pada yang lebih mudah ditentukan dari : a. Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau b. Nilai wajar aktiva yang diterima PSAK No. 21 paragraf 13 (f) menyatakan bahwa saham dicatat berdasarkan nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila kedua dasar penilaian diatas tidak dapat ditentukan, biasanya dilakukan penilaian terhadap aktiva yang diterima. Penilaian ini bisa juga dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Kecenderungan yang sering terjadi jika penilaian dilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah menghindari adanya disagio saham, sehingga aktiva dan modal saham akan dicatat terlalu besar. Apabila modal saham dan aktiva yang diterima dicacat terlalu besar maka modal saham itu disebut “watered”. Tetapi jika dicatat terlalu keci maka neraca yang disusun mengandung “cadangan rahasia”. Contoh : PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp 1.000/lembar dan ditukar dengan sebuah gedung.



Keterangan 1). Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung diketahui sebesar



Gedung Modal saham Agio saham



Jurnal 15,000,000 10,000,000 5,000,000



2). Apabila harga pasar gedung Gedung tidak diketahui tetapi harga pasar Modal saham saham diketahui sebesar Rp Agio saham 14.000.000



14,000,000



3). Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui dan pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehan bengunan sebesar Rp 12.500.000



12,500,000



Gedung Modal saham Agio saham



10,000,000 4,000,000



10,000,000 2,500,000



2.3 Saham Preferen Saham Preferen merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuidasi. Adapun kelebihan dari saham preferen adalah : a. Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus dibagi untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru dibagi kepada poemegang saham biasa. b. Deviden saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi baru terutang jika sudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam satu periode maka deviden tadi hilang. c. Saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham preferen tidak mempunyai nilai nominal maka devidennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan dalam bentuk persentase. d. Perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen yang disebut saham preferen kesatu, saham preferen kedua, dan seterusnya. Dimana saham preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya.



1. Karakteristik Saham Preferen 1) Saham Preferen Kumulatif dan tidak kumulatif Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila dalam suatu tahun deviden tidak dibayarkan, maka pada tahun tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa. Jika saham preferen itu tidak kumulatif, deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahuin berikutnya. Jadi jika akan membagi deviden untuk saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar deviden saham preferen untuk tahun tersebut. 2) Saham Preferen Partisipasi dan tidak Partisipasi Saham Preferen mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Yang dimaksud dengan partisipasi penuh adalah jika saham preferen berhak atas deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham preferen. Partisipasi sebagian berarti saham pereferen akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan saham preferen. Jumlah tertentu yang akan diterima oleh saham preferen biasanya dinyatakan dalam persentase. 3) Saham Prfeferen atas Aktiva dan Deviden pada saat likuidasi. Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidasi akan tetap menerima deviden yang belum dibayar, walaupun saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi. Sesudah pelunasan devidennya, saham preferen ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan deviden dan nominal saham preferen dilakukan dari modal yang disetor dari saham biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak memperoleh pengembalian. 4) Saham Preferen yang dapat ditukar dengan saham biasa. Kadang-kadang saham preferen mempunyai preferensi dapat ditukar dengan sahm biasa. Pemegang saham preferen jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan



saham biasa dalam keadaan deviden yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada deviden untuk saham preferen. 2. Akuntansi untuk saham preferen Akuntansi saham preferen pada saat penerbitan sama dengan akuntansi saham biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds antara nilai pari saham preferen dan tambahan modal disetor. Contoh : Bishop Co. Menerbitkan 10.000 saham preferen dengan nilai pari sebesar $10 seharga $12 persaham. Bishop mencatat pembelian ini sebagai berikut : Kas Saham preferen



120.000



-



-



100.0000



Modal disetor sebagai kelebihan dari nilai pari



20.000



Berkebalikan dengan obligasi konvertibel ( dicatat sebagai kewajiban pada tanggal penerbitan ), perusahaan memasukkan saham preferen konvertibel sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Disamping itu, ketika menerbitkan saham preferen konvertibel, tidak ada justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Perusahaan tidak mengakui keuntungan atau kerugian ketika berurusan dengan pemegang saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik perusahaan. Namun, perusahaan memakai metode nilai buku ( book value method ) : mendebit saham preferen dan tambahan modal disetor yang terkait, mengkredit saham biasa dan tambahan modal disetor ( jika terdapat kelebihan ). Saham preferen umumnya tidak mempunyai tanggal jatuh tempo. Sehingga tidak ada kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham preferen. Akibatnya, perusahaan mengklasifikasikan saham preferen sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Saham preferen biasanya dilaporkan pada nilai pari sebagai pos pertama dalam kelompok ekuitas pemegang saham dari neraca perusahaan. Setiap kelebihan atas nilai pari dilaporkan sebagai bagian dari tambahan modal disetor. Deviden saham preferen diperlukan sebagai distribusi laba dan bukan sebagai beban perseroan. Perusahaan harus mengungkapkan hak-hak yang berhubungan dengan saham preferen yang beredar.



2.4 Akuntansi untuk Saham Treasuri A. Pengertian Saham Treasury (Treasury Stock) Yang dimaksud dengan treasury stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu. Perbedaan anatar saham yang belum beredar dengan treasury



stock adalah bahwa saham yang belum beredar itu merupakan modal saham yang belum dijual (diedarkan) sedangkan treasury stock merupakan modal saham yang beredar yang dibeli kembali. Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena berbagai alasan sebagai berikut: a. Untuk menaikkan harga pasar saham. b. Akan dijual kembali pada karyawa perusahaan. c. Akan dibagikan sebagai dividen. d. Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain, dan sebagainya. Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokan kembali dalam modal saham yang beredar. Kadang-kadang treasury stock dari hadiah (sumbangan) atau dari pelunasan hutang. B. Pencatatan Transaksi Treasury Stock Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pencatatan transaksi saham treasuri. Pendekatan-pendekatan itu merupakan dasar dari metode pencatatan saham treasuri sebagai berikut: 1. Pembelian saham treasuri dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang beredar dan metode pencatatannya disebut metode nilai nominal. 2. Pembelian saham treasuri dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang belum ditentukan penyelesaiannya. Metode pencatatannya disebut sebagai metode harga perolehan. Di bawah ini diberikan penjelasan mengenai metode-metode yang digunakan dalam pencatatan saham treasuri berdasarkan masing-masing pandangan yang ada. 1. Pembelian saham treasuri dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang beredar (metode nilai nominal) Dengan pandangan ini dianggap bahwa pembelian saham treasuri merupakan pelunasan kembali saham dari pemegang-pemegang saham yang tertentu sehingga pemegang saham itu tidak lagi menjadi pemegang saham perusahaan. Apabila saham treasuri itu dijual lagi maka



penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru. Dalam cara ini saham treasuri yang dibeli dapat dicatat dengan cara: a. Mendebit rekening modal sahan b. Mendebit rekening saham treasuri dan saldonya dilaporkan mengurangi modal saham beredar dalam neraca. Debit dalam rekening modal saham atau treasury stock dilakukan dengan jumlah sebesar nilai nominal saham-saham yang dibeli. Selisih harga beli dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio, disagio atau laba tidak dibagi tergantung dari harga jualnya dulu dan harga belinya sekarang. Berikut ini diberikan contoh-contoh transaksi-transaksi dan jurnal mencatat perubahan treasury stock untuk masingmasing metode: a. Rekening modal saham didebit dengan niali nominal yang dibeli kembali. Transaksi 2005



Jurnal Rp.1.200.000,00



Kas



Penjualan 1000 lembar saham, nominal



Modal saham



@Rp.1.000,00 dengan harga Rp.1.200,00



Agio saham



Rp.1.000.000,00 Rp.200.000,00



per lembar Laba tahun 2005 sebesar Rp.150.000,00



Laba rugi



2006



Laba tiadak dibagi Modal saham Rp.100.000,00



Rp.150.000,00



Pembelian kembali 100 lembar saham Agio saham



Rp.20.000,00



dengan harga @Rp.1.300,00



Laba tidak dibagi



Rp.10.000,00



2006



Kas



Kas



Rp.130.000,00 Rp.150.000,00



Penjualan kembali 100 lembar yang dibeli



Modal saham



denga harga jual @Rp.1.500,00 Sesudah penjualan treasury stock modal



Agio saham



Rp.100.000,00 Rp.50.000,00 Modal



saham dalam neraca nampak sebagai Modal saham berikut:



Rp.150.000,00



Rp.1.000.000,00



Agio saham



Rp.230.000,00



Laba tidak dibagi



Rp.140.000,00 Rp.1.370.000,00



Keterangan: Pada tahun 2006, saham yang beredar dibeli dengan harga Rp1.300.00 jika dibandingkan dengan harga jualnya pada tahun 2005 (Rp.1.200,00) maka terdapat selisih sebesar Rp.100,00 per lembar. Selisih ini (Rp.100.00 x 100 lembar) dianggap sebagai pembagian deviden dan dibebankan pada rekening laba tidak dibagi. Rekening modal saham di debit sebesar Rp.1.000.00 (nominal) x 100 lembar dan rekening agio saham dibatalkan dengan jumlah yang sebanding dengan agio yang diperoleh pada saat saham tersebut dijual tahun 2005 yaitu sebesar Rp.200.00 per lembar. Penjualan kembali treasury stock pada tahun 2006 dengan harga Rp1.500.00 per lembar dicatat dengan cara biasa.



b. Rekening treasury stock di debit dan saldonya dikurangkan pada modal saham. Transaksi 2005



Jurnal Rp.1.200.000,00



Kas



Penjualan 1000 lembar saham, nominal



Modal saham



@Rp.1.000,00 dengan harga Rp.1.200,00



Agio saham



Rp.1.000.000,00 Rp.200.000,00



per lembar Laba tahun 2005 sebesar Rp.150.000,00



Laba rugi



2006



Laba tiadak dibagi Rp.150.000,00 Saham Treasuri Rp.100.000,00



Rp.150.000,00



Pembelian kembali 100 lembar saham Agio saham



Rp.20.000,00



dengan harga @Rp.1.300,00



Laba tidak dibagi



Rp.10.000,00



2006



Kas



Kas



Rp.130.000,00 Rp.150.000,00



Penjualan treasuri stock denga harga



Saham Treasuri



Rp.100.000,00



@Rp.1.500,00 Sesudah penjualan treasury stock modal



Agio saham



Rp.50.000,00 Modal



saham dalam neraca nampak sebagai Modal saham berikut:



Agio saham



Rp.1.000.000,00 Rp.230.000,00



Laba tidak dibagi



Rp.140.000,00 Rp.1.370.000,00



Keterangan: Metode b adalah sama dengan metode a, hanya rekening yang dipakai mencatat pembelian saham sendiri yang berbeda. Dalam metode a, saham sendiri yang dibeli didebitkan ke rekining modal saham, sedang dalam metode b yang didebit adalah rekening saham treasuri. Begitu juga pada saat penjualan saham treasuri, dalam metode a yang dikredit adalah rekening modal saham, sedangkan dalam metode b yang dikredit adalah rekening saham treasuri.



2. Pembelian saham treasuri dianggap sebagai tambahan terhadap elemen modal yang belum ditentukan penyelesaiannya. (metode harga perolehan). Saldo rekening treasury stock ini dikurangkan pada modal perusahaan (yaitu mengurangi jumlah modal). Metode yang berdasarkan pada anggapan ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Treasury stok yang dibeli dianggap sebagai elemen modal yang negatif, dan tidak usah diidentifikasikan dengan elemen-elemen modal yang ada seperti modal saham atau laba tidak dibagi. Apabila treasury stock tadi dihentikan peredarannya dalam arti tidak dijual lagi maka saldo rekening ini akan dialokasikan ke elemen-elemen modal seperti dalam cara 1 (metode a dan b). Apabila treasury stock ini dijual lagi, maka penjualan ini dianggap sebagai penyelesaian terakhir dari saham-saham tersebut. Jadi sesudah diputuskan apakah treasury stock itu akan dihentikan peredarannya, atau sesudah treasury stock itu dijual kembali, barulah dapat diketahui akibat dari transaksi treasury stock ini terhadap elemen-elemen modal yang ada. Untuk menjelaskan penggunaan metode ini, di bawah ini diberikan contoh transaksi treasury stock seperti dalam model 1 diatas. Transaksi



Jurnal



2005



Kas



Rp.1.200.000,00



Penjualan 1000 lembar saham, nominal



Modal saham



@Rp.1.000,00 dengan harga Rp.1.200,00



Agio saham



Rp.1.000.000,00 Rp.200.000,00



per lembar Laba tahun 2005 sebesar Rp.150.000,00



Laba rugi



2006



Laba tiadak dibagi Rp.150.000,00 Saham Treasuri Rp.130.000,00



Pembelian kembali 100 lembar saham dengan harga @Rp.1.300,00 2006



Rp.150.000,00



Kas



Rp.130.000,00



Kas



Rp.150.000,00



Penjualan kembali 100 lembar yang dibeli



Saham Treasuri



denga harga jual @Rp.1.500,00 Sesudah penjualan treasury stock modal



Agio saham



Rp.130.000,00 Rp.20.000,00 Modal



saham dalam neraca nampak sebagai Modal saham berikut:



Rp.1.000.000,00



Agio saham



Rp.220.000,00



Laba tidak dibagi



Rp.150.000,00 Rp.1.370.000,00



Keterangan: Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock sebesar harga beli/harga perolehannya. Jika sebelum ada penjualan treasury stock dibuat neraca, maka treasury stock ini akan mengurangi jumlah modal sebagai berikut: Modal saham



Rp.1.000.000,00



Agio saham



200.000,00



Laba tidak dibagi



150.000,00 Rp.1.350.000,00



Treasury stock



130.000,00 Rp.1.220.000,00



Jika treasury stock dijual, ada 2 kemungkinan: a. Harga jual treasury stock lebih tinggi daripada harga perolehannya. Selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau rekening tersendiri yang akan dilaporkan menambah modal yang disetor.



b. Harga jual treasury stock lebih rendah daripada harga perolehannya. Selisihnya didebitkan ke rekening laba tidak dibagi.



C. Pembatasan Laba Ditahan untuk Pemilikan Treasury Stock Satu alasan pembatasan terhadap laba ditahan adalah untuk pembelian treasury stock. Agar modal yang disetor tidak menjadi lebih kecil maka pembelian treasury stock harus mempertimbangkan saldo yang ada dalam rekening Laba Ditahan. Untuk menjaga agar Laba Ditahan tidak diminta oleh pemegang saham (sebagai dividen) maka bila perusahaan membeli sahamnya sebagai treasury stock laba tidak dibagi akan dibatasi sebesar saham treasury yang dibeli. Pembatasan laba tidak dibagi ini adalah untuk menjaga agar modal yang disetor tidak berkurang, karena modal yang disetor ini adalah jaminan bagi kreditur. Ada beberapa prosedur yang bisa digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi dalam laporan neraca perusahaan. Perhatikan contoh soal jawaban saham treasury berikut ini: Rekening-rekening modal pada PT. Bangun adalah sebagai berikut: Modal Saham Biasa, (1.000 lembar dengan nominal Rp 1.000)



Rp 1.000.000



Agio Saham



Rp 150.000



Laba Tidak Dibagi



Rp 250.000



PT Bangun membeli 100 lembar sahamnya dengan harga @Rp.1.200,00 per lembar. Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi sebagai berikut: Laba tidak dibagi Laba tidak dibagi untuk pembelian treasury stock



Rp.120.000,00 Rp.120.000,00



Prosedur-prosedur yang dapat digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi dalam neraca sebagai berikut (digunakan metode harga perolehan untuk mencatat treasury stock) a. Pembatasan laba tidak dibagi ditujukan terpisah dari laba tidak dibagi yang masih bebas. Modal modal saham biasa (1.000 lembar @Rp.1.000,00



1000 lembar dibeli sebagai treasury stock)



Rp.1.000.000,00



Agio saham



Rp.150.000,00



Laba tidak dibagi Dibatasi-pembelian treasury stock



Rp.120.000,00



Bebas



Rp.130.000,00 Rp.250.000,00 Rp.1.400.000,00



(-) Harga perolehan treasury stock



Rp.120.000,00 Rp.1.280.000,00



b. Pembatasan laba tidak dibagi dijelaskan dengan keterangan. Dalam cara ini, tidak ada jurnal yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi seperti di atas. Modal Modal saham biasa (1.000 lembar, @Rp.1.000,00 100 lembar dibeli sebagai treasury stock) Agio saham



Rp.1.000.000,00 Rp.150.000,00



Laba tidak dibagi (Rp.120.000,00 dibatasi untuk pembelian Treasury stock)



Rp.250.000,00 Rp.1.400.000,00



(-) Harga perolehannya treasury stock



Rp.120.000,00 Rp.1.280.000,00



c. Pembatasan laba tidak dibagi tidak dibagi dijelaskan dengan footnote (catatan kaki). Dalam cara ini, tidak ada jurnal yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi seperti di muka. Modal Moda saham (1.000 lembar @Rp.1.000,00 100 lembar dibeli sebagai treasury stock)



Rp.1000.000,00



Agio saham



Rp.150.000,00



Laba tidak dibagi



Rp.250.000,00 Rp.1.400.000,00



(-) Harga perolehan treasury stock



Rp.120.000,00 Rp1.280.000,00



Laba tidak dibagi dibatasi penggunaanya untuk pembelian treasury stock sebesar Rp.120.000,00. Yang tersedia untuk pembagian dividen sebesar Rp.130.000,00 D. Treasury Stock Diterima Sebagai Sumbangan Pemegang saham bisa menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan. Sumbangan ini bisa : a. Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dnegan cara perusahaan menjual kembali saham yang disumbangkan tersebut. b. Sebagai hadiah untuk perusahaan. c. Menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu tinggi terhadap aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut. Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokakn sebagai treasury stock. Ada 3 metode yang digunakan untuk mencatat penerimaan sumbangan saham ini, yaitu: 1. Saham yang diterima dicatat dengan catatan memo (jika tidak ada biaya yang terjadi ketika menerima sumabnagan ini). Catatan memo ini menunjukan macam saha, jumlah lembar, dan penyumbangnya. Pada saat treasury stock ini dijual, penerimaan uangnya dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Kas Modal – sumbangan



Rp.xxx Rp.xxx



2. Treasury stock didebit dengan harga pasar saham pada saat penerimaan dan dikreditkan ke rekening modal sumbangan. Apabila treasury stock dijual, rekening treasury stock dikredit. Jika harga jualnya berbeda dengan harga



pasar pada saat saham tersebut diterima maka selisihnya dibebankan atau dikreditkan ke rekening modal sumbangan. Misalnya: Tanggal 1 juli 2006 diterima 100 lembar saham sendiri, harga pasar pada tanggal tersebut Rp.1.100,00 per lembar. Pada tanggal 15 agustus 2006, saham tersebut dijual @Rp.1.050,00. Jurnal yang dibuat sebagai berikut: 1 juli 2006 Treasury stock



Rp.110.000,00



Modal – sumbangan



Rp.110.000,00



15 agstus 2006 Kas Modal sumbangan



Rp.105.000,00 Rp.5.000,00



Treasury stock



Rp.110.000,00



3. Rekening treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang dinyatakan, agio/disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dan kreditnya adalah rekening modal sumbangan. Jika saham dijual maka selisihnya harga jual dengan nominal ditambah atau dikurangi dengan agio atau disagio didebitkan atau dikreditkan ke rekening modal sumbangan. Misalnya Tanggal 1 juli 2006 diterima sumbanagn saham sendiri 100 lembar nominal Rp.1.000,00. Saham-saham ini dulu dijual dnegan harga Rp.1.200,00/lembar. Pada tanggal 15 agustus 2006 saham-saham ini dijual dnegan harga 2Rp.1.100,00 per lembar. Jurnal yang dibuat sebgaai berikut: 1 juli 2006 Treasury Stock Agio Saham Modal – Sumbangan



Rp.100.000,00 Rp.20.000,00 Rp.120.000,00



15 agustus 2006 Kas



Rp.110.000,00



Treasury Stock



Rp.100.000,00



Modal Sumbangan



Rp.10.000,00



Apabila saham yang disumbangkan ini karena adanya penilaian terlalu tinggi terhadap aktiva yang diterima untuk menukar saham maka sumbanagn ini akan dicatat mengurangi nilai buku aktiva. Pada saat diterima saham dibuat catatan memo, dan pada saat saham itu dijual, kreditnya adalah aktiva. Misalnya: Diterima 100 lembar saham biasa sebagai sumbangan, karena pada waktu pertukaran, aktiva dinilai terlalu tinggi. Saham-saham tersebut kemudian dijual @Rp. 900 per lembar. Transaksi-transaksi diatas dicatat sebagai berikut: Memo: Diterima 100 lembar saham biasa dari Tuan X, nominal @Rp.1.000,00 penjualan saham dnegan harga Rp.900,00 per lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Kas



Rp.90.000,00 Aktiva



Rp.90.000,00



2.5 Ekuitas Pemegang Saham Dilaporkan Dan Dianalisis PSAK No. 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas sebagai  bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. 1.



Penyajian a.



Neraca



Salah satu kelompok yang disajikan didalam laporan posisi keuangan adalah ekuitas pemegang saham. Dalam penyajian ekuitas pemegang saham, perusahaan harus mengungkapkan hak-hak dan keistimewaan yang berkaitan dengan berbagai sekuritas yang beredar. Misalnya, perusahaan harus mengungkapkan semua dividen yang dikeluarkan setelahnya dan preferensi likuidasi, hak partisipasi, harga dan tanggal penarikan, persyaratan modal tertanam, hak suara khusus, dan syarat-syarat kontrak lain yang penting dalam menerbitkan saham tambahan b.



Laporan Ekuitas Pemegang Saham Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format dasar sebagai berikut :



2.



1.



Saldo pada awal periode



2.



Penambahan



3.



Pengurangan saldo pada akhir periode.



Analisis Analisis Rasio ekuitas pemegang sahamm digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan. Tiga rasio yang digunakan yaitu: 1. Tingkat Pengembalian atas ekuitas saham biasa Tingkat Pengembalian atas saham biasa = (Laba Bersih - Dividen Saham Preferen ) / Rata - Rata Ekuitas Pemegang Saham 2. Rasio pembayaran, Rasio Pembayaran = Dividen Tunai / Laba Bersih Dividen Preferen 3. Nilai buku per saham Nilai Buku Per Saham = Ekuitas Pemegang Saham Biasa / Saham yang Beredar.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran