Makalah Akuntansi Manajemen 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK-MARKETING ASPECT Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Dosen pengampu : Achmad Nasrullah, S.Pd., M.Ak.



Disusun Oleh : Kelompok 6 1. Ayu Sulistiawati (1903011023) 2. Dian Novitasari (103011025) 3. Rofi’ah (1903011028)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH CITANGKIL-CILEGON 2021/2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis Pengambilan Keputusan Jangka Pendek”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Akuntansi Manajemen”, makalah ini yang diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia Pendidikan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan mudahmudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu sebanyak-banyaknya.



Cilegon, 10 Maret 2021



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..…ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 Latar Belakang........................................................................................................................1 Tujuan.....................................................................................................................................1 Rumusan Masalah..................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2 Pengertian Pengambilan Keputusan.......................................................................................2 Konsep Biaya Relevan...........................................................................................................2 Penentuan Harga.....................................................................................................................3 BAB III PENUTUP....................................................................................................................9 Kesimpulan.............................................................................................................................9 Saran.......................................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara berbagai alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar ukuran tertentu, apakah probabilitas atau penghematan cost. Perusahaan adalah suatu organisasi yang menggunakan dan mengkoodinir sumbersumber ekonomi untuk menghasilkan produk agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen atau masyarakat dengan tujuan akhir untuk memperoleh keuntungan atau laba. Berdasarkan karakteristik kegiatan produksi dan produk yang dihasilkan, perusahaan dapat digolongkan menjadi tiga jenis utama yaitu perusahaan jasa, perdagangan dan pemanufakturan. B. Tujuan Disusunnya makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam upaya mengetahui dan memperdalam pengetahuan di bidang Akuntansi Manajemen khususnya yang berkaitan dengan materi pengambilan keputusan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka terlihat pentingnya pemahaman mengenai Apa yang dimaksud pengambilan keputusan, konsep biaya relevan dan penentuan harga. Pemahaman tentang analisis pengambilan keputusan jangka pendek akan menjadi lebih penting bagi perusahaan di Indonesia.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara berbagai alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar ukuran tertentu, apakah probabilitas atau penghematan cost. Para manajer berusaha menyusun situasi pengambilan keputusan dalam bentuk kuantitatif sebanyak mungkin, sehingga pilihan diantara berbagai alternative dapat dibuat dengan dasar yang sistematik. Jadi dengan informasi kuantitatif, para para pengambil keputusan dapat mengikuti proses yang logis di dalam memilih berbagai alternative, dapat mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil, dan dapat mengevaluasi hasil hasil yang dicapai. Proses pengambilan keputusan meliputi 4 tahap, yaitu: 1.      Menentukan masalah dengan penekanan pada tujuan yang hendak dicapai. 2.      Mengidentifikasi berbagai alternative tindakan. 3.      Mendapatkan informasi relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak relevan 4.      Membuat keputusan. Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam usaha mempertahankan eksistensinya, setiap perusahaan berupaya memenuhi permintaan produk atau jasa. Permintaan produk atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan dapat meningkat. Permintaan tersebut kemungkinan dapat melebihi kemampuan perusahaan. Peningkatan ini membuat perusahaan harus membuat keputusan mengenai tindakan yang akan diambil. Dalam hal ini perusahaan akan mencoba untuk memenuhi peningkatan permintaan dengan mengembangkan kapasitas atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan. Untuk itu diperlukan informasi-informasi yang memadai untuk mengurangi resiko ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Manajemen seringkali menemukan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. Beberapa pilihan keputusan dapat dibuat perusahaan berdasarkan informasi khusus untuk memenuhi tujuan tertentu pihak 2



managemen tersebut. Dalam tingkat-tingkat pengambilan keputusan dibagi menjadi beberapa macam yang salah satunya yaitu pengambilan keputusan taktis (pengambilan keputusan jangka pendek di antara berbagai alternative dengan hasil yang langsung atau terbatas yang dapat dilihat). Keputusan jangka pendek merupakan keputusan yang diambil manajer, dimana hasil dari keputusan tersebut dapat langsung dirasakan pada tahun dimana keputusan tersebut diambil. Altrenatif yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan jangka pendek antara lain yaitu; apakah pesanan dibawah harga pokok diterima atau ditolak, menjual sekarang atau memproses lebih lanjut produk tertentu. Nilai dari sebuah informasi dalam proses pengambilan keputusan adalah sangat berharga, karena hanya dengan informasi yang baik dan benar seorang manajer dapat mengambil keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa yang akan datang. Pada umumnya pengambilan keputusan akan lebih baik jika didasarkan atas analisa dan penilaian yang cermat dari pada keputusan yang hanya didasarkan atas instuisi. Informasi yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (1990, hal.4) dapat digambarkan sebagai berikut.



3



Informasi kuantitatif merupakan informasi yang berkaitan dengan fakta yang dapat dikuantitatifkan satuannya, misalnya mengenai berat, panjang, isi, luas, dan lain-lian. Sedangkan informasi kuantitatif merupakan informasi yang tidak dapat diukur dalam bentuk satuan, misalnya berita- berita di majalah, surat kabar, percakapan (dialog), dan lain-lain. Informasi akuntansi biasanya dinyatakan dengan uang, misalnya persediaan bahan baku Rp.50.000,-. Informasi bukan akuntansi dapat berupa umur, pengalaman kerja, jumlah karyawan, penggantian direktur, dan lain-lain. informasi operasi merupakan sumber informasi akuntansi yakni, sebagai penyedia data-data yang diperlukan dalam penyusutan laporan keuangan dan laporan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak ekstern dalam bentuk laporan keuangan dan akuntansi manajemen memberikan informasi untuk manajemen. Proses pengambilan keputusan jangka pendek tidak memerlukan waktu yang lama karena informasi yang tersedia cukup lengkap (full information). Dalam hal ini seorang akuntan manajemen harus mempunyai keahlian dan wawasan yang luas dalam bidang akuntansi manajemen, sehingga informasi yang tersedia di perusahaan dapat dianalisa dengan tepat dan relevan dengan masalah yang dihadapi, dengan tujuan keputusan yang diambil manajer tidak merugikan perusahaan. B. KONSEP BIAYA RELEVAN Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang bermacam -macam pada beberapa periode waktu yang tak terbatas. Pertanyaannya, “Lantas berapa biaya penggunaan aset tersebut selama periode tertentu?”. Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan (relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk melengkapi formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat perincian jumlah rupiah yang aktual yang dikeluarkan untuk membeli tenaga kerja, bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan 4



untuk tujuan-tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan yang dimaksudkan di atas. Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga secara tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara biaya dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi perusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut. Sedangkan Biaya relevan itu sendiri merupakan biaya yang akan terjadi karena sebuah keputusan. a. Syarat Relevant Cost 1. Merupakan biaya masa yang akan dating 2. Berbeda antara alternative tindakan Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut : 1. Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan. 2. Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.



C. PENENTUAN HARGA a. Strategi Penentuan Harga Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan seluruh elemen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas dari setiap elemen dan keseluruhan elemen. Tujuan yang menuntun strategi penetapan harga haruslah merupakan bagian dari tujuan yang menuntun strategi pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu tidaklah benar bila harga dipandang sebagai elemen yang mandiri dari bauran pemasaran, karena harga itu sendiri adalah elemen sentral dalam bauran pemasaran. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikian atas penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran. 3



Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas barang yang dijual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value) dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan dengan harga. Dengan demikian pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa substitusi. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. b. Tujuan Penentuan Harga Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penentuan harga, yaitu : 1. Tujuan Berorientasi pada Laba Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global, kondisi yang 4



dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan, yaitu target marjin dan target ROI (Return On Investment). 2. Tujuan Berorientasi pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan. 3. Tujuan Berorientasi pada Citra. Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan. 4. Tujuan Stabilisasi Harga Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan



stabilisasi



dilakukan



dengan



jalan



menetapkan



harga



untuk



mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader). 5. Tujuan-tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. Tujuan-tujuan penetapan harga di atas 3



memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya, pemilihan tujuan laba mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing. Pilihan ini dapat diterapkan dalam 3 kondisi, yaitu: 1. Tidak ada pesaing; 2. Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum; 3. Harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli. Berbeda dengan tujuan laba, pemilihan tujuan volume dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengatasi persaingan. Sedangkan tujuan stabilisasi didasarkan pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan persaingan. Dalam tujuan volume dan stabilisasi, perusahaan harus dapat menilai tindakan-tindakan pesaingnya. Dalam tujuan berorientasi pada citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus. c. Model Penentuan Harga Kotler dan Armstrong (1994, h. 341) berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yakni faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktor internal perusahaan mencakup tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan organisasi. Sedangkan faktor lingkungan eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan unsur-unsur lingkungan lainnya. Sejalan dengan teori Kotler dan Armstrong tersebut, Harper W. Boyd, Jr. dan Orville C. Walker, Jr. (1982) mengajukan suatu model pengambilan keputusan secara bertahap untuk penetapan harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal. Mengingat banyaknya faktor yang harus diperhitungkan pada saat penetapan harga, maka keduanya menyarankan perlunya suatu prosedur sistematis dalam menetapkan harga, yang dirasakan akan sangat membantu tugas manajemen. Untuk itu mereka mengajukan suatu moedel proses pengambilan keputusan mengenai penetapan harga, yang disarankan untuk digunakan terutama pada saat untuk pertamakalinya keputusan harga akan dilakukan, 4



misalnya saat pengenalan produk baru atau pada saat akan dilakukannya negosiasi suatu kontrak kerja. d. Pengaruh dan Kendala yang perlu diperhitungkan dalam penentuan harga. Terdapat banyak cara untuk menghitung harga, namun cara apapun yang digunakan, satu hal yang tetap harus diperhitungkan adalah faktor situasional, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Analisis internal lebih menekankan pada penilaian atau identifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dalam upaya untuk mencari keunggulan-keunggulan yang akan dapat dipakai untuk membedakan diri dari pesaing, sehingga harus dilakukan melalui kacamata (sudut pandang) konsumen. Analisis eksternal adalah penilaian terhadap kekuatan yang berada di luar perusahaan, di mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk mengendalikannya, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahan dalam industri tersebut. Lingkungan eksternal mencakup situasi perekonomian umum, pelanggan, dan pesaing. Cara yang umumnya dilakukan dalam analisis situasional antara lain adalah analisis produk, analisis pasar, analisis pelanggan, dan analisis lingkungan. Semua faktor ini diperkirakan dapat mempengaruhi atau menjadi kendala dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Adapun faktor situasional yang dianalisa dalam model penentuan harga ini adalah: 1. Strategi Perusahaan dan Strategi Pemasaran. Pertanyaan yang mendasar dari strategi perusahaan adalah : " Bagaimana kita akan bersaing dalam industri ini?" Jadi strategi perusahaan terutama memperhatikan pendistribusian sumber daya yang ada pada daerah-daerah fungsional dan pasar produk dalam upaya untuk memperoleh sustainable advantage terhadap kompetitornya. Porter (1980) mengemukakan tiga strategi generik, yaitu diferensiasi, fokus, dan kepemimpinan harga. Strategi pemasaran, yang termasuk dalam strategi fungsional, umumnya lebih terinci dan mempunyai jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan strategi perusahaan. Tujuan pengembangan strategi fungsional adalah untuk mengkomunikasi tujuan jangka pendek, menentukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung 3



pencapaian tujuan tersebut. Strategi fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi. 2. Karakteristik Pasar Sasaran Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok-kelompok pelanggan yang berbeda, sedangkan proses memutuskan pasar mana yang akan dituju disebut target marketing yang menghasilkan target market (pasar sasaran). Pemahaman terhadap pasar sasaran dibutuhkan untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi keinginan pelanggan dan menetukan keputusan membelinya. Baik pada pasar konsumen maupun pada pasar industrial, perlu diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan pelanggan atau benefit yang mereka cari, seberapa jauh dibutuhkan inovasi dalam memperkenalkan produk tersebut, bagaimana lokasi geografis dari pasar sasaran, dan apa saja yang menjadi kebiasaan hidup mereka.



3. Karakteristik Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih terinci konsep produk total meliputi barang, kemasan, mereka, label, pelayanan, dan jaminan, yang mempunyai tujuan akhir untuk mencapai kepuasan pelanggan. 4. Karakteristik Kompetitor Menurut Porter (1985, h. 4), ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi



yang



dibutuhkan



untuk



menganalisis



karakteristik



persaingan yang dihadapi antara lain meliputi : a. Jumlah Perusahaan dalam Industri. Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapapun. Akan tetapi sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan harga akan terjadi. Bila 4



produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka hanya pemimpin industri yang leluasa menetuka perubahan harga. b. Ukuran Relatif Setiap Anggota dalam Industri.Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka perusahaan tersebut hanya menjadi pengikut. c. Diferensiasi Produk. Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam industri.Kemudahan untuk Memasuki Industri yang Bersangkutan. Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatan yang masuk ke pasar (barrier to market entry), maka perusahaanperusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa persyaratan teknologi, investasi modal yang besar, ketidaktersediaan bahan baku pokok/utama, skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang telah ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru, ataupun keahlian dalam pemasaran. D. MAKE OR BUY Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam : 1. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok. Umumnya merupakan keputusan manajemen jangka pendek, yang tidak menyangkut investasi jangka panjang. Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini : a. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi tidak dapat dimanfaatkan jika produk dihentikan produksinya karena manajemen memilih alternatif membeli dari luar. Untuk pengambilan keputusan, manajemen perlu memperhitungkan pengorbanan dan manfaat



dari pemilihan alternatif membeli atau membuat 3



sendiri. manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar yaitu besarnya biaya diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan membuat sendiri dihentikan. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar yaitu : sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk dari pemasok luar. o Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar lebih menguntungkan jika dipilih. o Jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih. b. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi dapat dimanfaatkan untuk usaha lain yang mendatangkan laba, jika produk dihentikan produksinya, karena manajemen memilih alternatif membeli dari luar. Jika perusahaan sebelumnya membuat sendiri kemudian mempertimbangkan akan membeli dari luar, manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah besarnya biaya diferensial, yang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan membuat sendiri dihentikan dan pendapatan diferensial dari pemanfaatan fasilitas dalam usaha bisnis lain. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikelurkan untuk membeli produk dari pemasok luar. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar lebih menguntungkan jika dipilih. Jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih. 2. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya



membeli



mempertimbangkan



akan



produk



tertentu



memproduksi



dari sendiri



pemasok produk



luar,



kemudian



tersebut.



umumnya



merupakan keputusan manajemen jangka panjang, karena kemungkinan menyangkut investasi dana dalam jumlah yang besar untuk pengadaan mesin dan perlengkapan produksi.



4



Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini : 1. Keputusan membuat sendiri tidak memerlukan tambahan fasilitas produksi, karena manajemen dapat memanfaatkan kapasitas yang masih menganggur dari mesin dan ekuipmen yang telah dimiliki sebelumnya. Jika perusahaan sebelumnya membeli dari luar dan kemudian mempertimbangkan akan membuat sendiri, manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah besarnya biaya diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) sebagai akibat membeli produk dari pemasok luar. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membuat sendiri lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan alternatif membuat sendiri sebaiknya tidak dipilih. 2. Keputusan membuat sendiri akan mengakibatkan manajemen memerlukan tambahan investasi dalam mesin dan ekuipmen . Jika perusahaan sebelumnya membeli dari luar dan kemudiaan mempertimbangkan akan membuat sendiri, serta memerlukan mesin dan ekuipmen untuk memproduksi sendiri,manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah besarnya biaya diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan (avidable cost) sebagai akibat membeli produk dari pemasok luar. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut. Manfaat bersih yang diperoleh dibandingkan dengan besarnya investasi dalam mesin dan ekuipmen (aktiva penuh) untuk memutuskan apakah manfaat bersih yang diperoleh sebanding dengan investasi yang akan dilakukan. Contoh soal : Diferensial dalam alternatif pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri



3



PT.Yogyakarta berusaha dalam perakitan. Suku cadang A dari produk rakitannya selama ini diproduksi sendiri dalam pabriknya. Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah 100.000 buah setahun.Biaya produksi suku cadang A disajikan pada gambar 7.4. Perusahaan tersebut menerima tawaran dari perusahaan lain untuk membeli suku cadang A tersebut dengan harga Rp. 25 perbuah. Ditinjau dari biaya, manajemen puncak perusahaan perlu mempertimbangkan keputusan membeli suku cadang tersebut atau tetap memproduksi sendiri. Perbuah100.000 buah Biaya bahan bakuRp. 5Rp. 500.000 Biaya tenaga kerja variabelRp.101.000.000 Biaya overhead pabrik variabelRp. 3300.000 Biaya overhead pabrik tetap terhindarkanRp. 4400.000 (avoidable fixed factory overhead ) Biaya overhead pabrik tetap bersamaRp. 5500.000 (jion fixed factory overhead ) Jumlah biaya produksiRp. 27Rp. 2.700.000



Gbr. 7.4 Biaya produksi penuh (Full Costs of production) suku cadang A Jawab: Manfaat : Biaya diferensial (Biaya terhindarkan ) Biaya-biaya variabel (biaya bahan baku,biaya tenaga kerja variabel



Rp.18



dan overhead variabel )Biaya tetap terhindarkan



Rp. 4



Jumlah biaya terhindarkan jika membeli dari luar



Rp. 22



Pengorbanan : Biaya Diferensial Harga beli jika membeli dari luar



Rp.25



Kerugian jika membeli dari luar



Rp. 3



Dari data tersebut jelas terlihat bahwa alternatif tetap memproduksi sendiri yang menguntungkan, karena jika membeli dari luar pengorbanan yang dikeluarkan adalah Rp. 25 perbuah.



Sedangkan penghematan yang diperoleh ( berupa biaya



terhindarkan ) hanya sebesar Rp. 22 perbuah. E. SELL OR PROCESS FURTHER Manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain yang lebih tinggi harga 4



jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih. Proses pengambilan keputusan terhadap alternatif menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk, dengan pertimbangan: 1. Munculnya pendapatan differensial dan biaya differensial 2. Memiliki kemampuan untuk memproses lebih lanjut 3. Ada peluang pasar yang lebih baik atas produk yang dibuat Untuk menggambarkan manfaat informasi pengambilan keputusan menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk berikut contohnya : Produk A mempunyai harga jual sebesar Rp. 10.000 persatuan pada kondisinya sekarang. Biaya penuh ( full costs ) persatuan produk A dihitung seperti disajikan dibawah ini: Persatuan 10.000 satuan Biaya bahan baku



Rp. 2.000



Rp.20.000.000



Biaya tenaga kerja langsung



Rp. 1.000



Rp.10.000.000



Biaya overhead pabrik variabel



Rp. 1.500



Rp.15.000.000



Biaya overhead pabrik tetap



Rp. 1.300



Rp.13.000.000



Biaya Adm& umum tetap



Rp.



500



Rp. 5.000.000



Biaya overhead pabrik variabel



Rp.



750



Rp. 7.500.000



Total biaya penuh persatuan produk A



Rp. 7.050



Rp.70.500.000



29.500.000



(Rp.100.000.000



Produk A mampu menghasilkan laba bersih



Rp.



-



Rp.70.500.000) pada volume penjualan 10.000 satuan. Misalnya: Di pasar telah terjadi perkembangan baru meningkatnya permintaan customer terhadap produk A-1 pada harga jual Rp.18.500 persatuan. Produk A-1 merupakan hasil pengolahan lebih lanjut produk A. Jika dilihat tambahan pendapatan jika produk A diolah lebih lanjut menjadi produk A-1, perusahaan akan memperoleh pendapatan diferensial Rp. 8.500 persatuan. Namun dalam pertimbangan pengambilan keputusan ini, informasi pendapatan diferensial perlu ditandingkan dengan informasi biaya diferensial.



3



a. Dalam perhitungan biaya diferensial jika alternatif pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 dipilih, perlu dipertimbangkan kondisi berikut ini: Apakah pengolahan lebih lanjut produk A-1 tsb memerlukan investasi pada fasilitas mesin & ekuipmen? Jika jawabannya tidak, maka pengambilan keputusan ini bersifat jk pendek dan informasi yang relevan untuk dipertimbangkan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial lebih tinggi dari biaya diferensial maka alternatif untuk mengolah lebih lanjut suatu produk dapat dipilih. Sebaliknya jika pendapatan diferensial lebih kecil dari biaya diferensial



maka



alternatif untuk mengolah lebih lanjut suatu produk ditolak b. Jika pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 memerlukan investasi dalam mesin & ekuipmen, maka hal ini menyangkut pengambilan keputusan investasi yang bersifat jangka panjang. Dalam pengambilan keputusan ini informasi yang relevan tidak hanya pendapatan & biaya diferensial tp menyangkut juga aktiva diferensial. Contoh : Misalkan pengolahan lebih lanjut produk A menjadi A-1 tersebut tidak memerlukan investasi dalam mesin & ekuipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut (biaya diferensial) sebesar Rp. 5.000 persatuan, maka perhitungan informasi akuntansi diferensial adalah sbb: Pendapatan diferensial (Rp. 18.500-Rp.10.000) x 10.000 satuan Rp.85.000.000 Biaya difernsial



Rp.50.000.000



Laba diferensial



Rp.35.000.000



F. KEEP OR DROP Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu atau Kegiatan Usaha Departemen Lain. Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk (product line ) atau yang memilki berbagai departemen penghasil laba. Adakalanya manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah satu departemennya mengalami kerugian usaha yang akan diperkirakan akan berlangsung terus.



4



Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami kerugian. Informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah biaya difernsial dan pendapatan diferensial. Dengan dihentikannya produksi produk tertentu atau kegiatan departemen tertentu perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari produk /departemen tertentu( foregone revenues ). Pendapatan hilang ini merupakan informasi pendapatan diferensial dan merupakan pengorbanan yang ditanggung karena pemilihan alternatif menghentikan produksi produk atau departemen tertentu. Dilain pihak, dengan dihentikannya usaha departemen tertentu, perusahaan menikmati manfaat berupa biaya terhindarkan yang mrp informasi akuntansi diferensial . Jika biaya terhindarkan (yg mrp manfaat yg diperoleh ) lebih besar dari pendapatan yang hilang ( yg mrp pengorbanan) akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian sebaiknya dipilih. Jika biaya terhindarkan lebih kecil dari dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian tsb tidak dipilih. Contoh : Suatu toko memiliki 3 departemen : departemen kosmetika ,departemen pakaian, departemen bahan kelontong. Laporan laba-rugi tiap departemen tahun anggaran 20x4 disajikan Sbb: Kosmetika



Pakaian



Brg Kelontang Hasil Penjualan



Rp. 50.000.000



Rp. 25.000.000



Rp.25.000.000



Biaya Variabel



Rp. 25.000.000



Rp. 10.000.000



Rp. 12.000.000 Laba Kontribusi Rp. 25.000.000



Rp. 15.000.000



Rp. 13.000.000



Biaya tetap terhindarkan Rp. 10.000.000



Rp. 8.000.000



Rp. 11.000.000



By tetap tidak terhindarkan Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000



Rp. 3.000.000



Jmh by tetap Rp. 13.000.000



Rp. 13.000.000



Rp. 14.000.000



Laba (rugi) bersih



Rp. 4.000.000



(Rp. 1.000.000)



Rp. 12.000.000



Gb. Laporan Laba-rugi perdepartemen thn anggaran 20X4 Manfaat : Biaya diferensial berupa biaya yang terhindarkan dengan ditutupnya Kegiatan usaha Departemen barang kelontang:



3



Biaya variabel



Rp. 12.000.000



Biaya tetap terhindarkan



Rp.11.000.000



Total manfaat (benefit)



Rp.23.000.000



Pengorbanan Pendapatan diferensial yang berupa pendapatan Penjualan yang hilang dengan ditutupnya kegiatan Usaha departemen barang kelontong



Rp. 25.000.000



Manfaat lebih kecil dari pengorbanan jika alternatif menghentikan kegiatan Usaha departemen brg kelontong dipilih



Rp



2.000.000



Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak (pesanan khusus), informasi akuntansi adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut) maka pesanan khusus tersebut sebaiknya diterima. Dilain pihak , jika pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya difernsial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak. Contoh : PT. Oki memproduksi produk X dalam pabrik yang berkapasitas 200.000 satuan pertahun. Untuk tahun anggaran 20X1 perusahaan merencanakan akan memproduksi dan menjual produk X sebanyak 150.000 satuan dengan harga jual sebesar Rp.1.250 persatuan. Anggaran biaya untuk tahun tsb sbb :



Persatuan



Total



Biaya Variabel: By. Produksi variabel



Rp.400



Rp.60.000.000



By.komersial variabel



120



18.000.000



By.Produksi tetap



300



45.000.000



By. Komersial tetap



150



22.500.000



Biaya Tetap:



4



Rp.970



Rp.145.000.000



Nb: Data biaya persatuan dan total biaya produk X Misal perusahaan menerima pesanan khusus ( diluar pesanan yang reguler ) sebanyak 30.000 satuan produk X dari perusahaan lain. Harga yang diminta oleh pemesan Rp.750 perpesanan. Pendapatan diferensial :



30.000 satuan x Rp.750 Rp.22.500.000



Biaya diferensial: By. Produksi Variabel



Rp.12.000.000



By. Komersial Variabel



Rp. 3.600.000 Rp.15.600.000



Laba Diferensial



Rp. 6.900.000



Nb. Pendapatan & biaya diferensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan Menerima atau menolak pesanan khusus. Berdasarkan informasi akuntansi diferensial seperti disajikan diatas maka sebaiknya PT. Oki menerima pesanan khusus tersebut.



BAB III PENUTUP



3



A.



Kesimpulan Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara berbagai alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar ukuran tertentu, apakah probabilitas atau penghematan cost. Para manajer berusaha menyusun situasi pengambilan keputusan dalam bentuk kuantitatif sebanyak mungkin, sehingga pilihan diantara berbagai alternative dapat dibuat dengan dasar yang sistematik. Jadi dengan informasi kuantitatif, para para pengambil keputusan dapat mengikuti proses yang logis di dalam memilih berbagai alternative, dapat mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil, dan dapat mengevaluasi hasil – hasil yang dicapai. Proses pengambilan keputusan meliputi 4 tahap, yaitu: 1.      Menentukan masalah dengan penekanan pada tujuan yang hendak dicapai. 2.      Mengidentifikasi berbagai alternative tindakan. 3.      Mendapatkan informasi relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak relevan 4.      Membuat keputusan.



B. Saran Kami selaku pembuat makalah menyadari akan kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, maupun penyusunan makalah ini. Maka dengan ini kami mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca, khususnya Dosen kami supaya dalam pembuatan selanjutnya kami dapat menyusun lebih baik dari sebelumnya.



4



DAFTAR PUSTAKA



https://www.academia.edu/8856445/Pengambilan_Keputusan_Jangka_Pendek www.Google.com Buku Akuntansi Manajemen oleh V. Wiratna Sujarweni



2