Makalah AQ [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AQ (ADVERSITY QUOTIENT) (Daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah) Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill yang dibimbing Oleh Yuli Fitria, M.Psi



Disusun Oleh : 1. Anisa Ul Mauliyah



(2016.01.001)



2. Hardiyanti Oktafiani



(2016.01.007)



3. Ilham Adi Pradana



(2016.01.009)



4. Rudi Kurniawan



(2016.01.028)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI OKTOBER 2017



KATA PENGANTAR Puja syukur kami haturkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul AQ (Adversity Quotient). Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatannya. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang AQ (Adversity Quotient) ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Kami juga berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam bidang kesehatan.



Banyuwangi,



Penyusun



Oktober 2017



DAFTAR ISI Cover Kata pengantar. .................................................................... ............................................ 1 Daftar isi.............................................................................. . ............................................ 2 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang ....................................................... ............................................ 3 1.2 Rumusan masalah .................................................. ............................................ 4 1.3 Tujuan penulisan .................................................... ............................................ 4 1.4 Manfaat .................................................................. ............................................ 4 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian ............................................................. ............................................ 5 2.2 Aspek -aspek adversity quotient ........................... ............................................ 5 2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi .................... ............................................ 6 2.4 Tingkatan dalam adversity quotient ..................... ............................................ 7 2.5 Cara menerapkan dan mengembangkan ............... ............................................ 8 BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan ........................................................... .......................................... 10 3.2 Saran ..................................................................... .......................................... 10 Daftar pustaka ...................................................................... .......................................... 11



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adversity quotient (AQ) atau dalam bahasa Indonesia disebut daya lenting merupakan bentuk kecerdasan seseorang menghadapi hambatan. Adversity quotient mampu membantu siswa menghadapi masalah yang menimbulkan stres. Ketika siswa dapat membatasi sumber masalahnya, siswa juga dikatakan memiliki ketahanan dan jangkauan yang baik dan kedua hal tersebut termasuk aspek AQ yang terbangun di dalam diri siswa. Hal ini tidak dapat terelakkan dikarenakan siswa sudah tidak mampu menahan beban akibat berbagai hambatan yang berakibat stres. Kemampuan siswa dalam mengahadapi segala kendala yang ada tentu perlu diasah sejak dini. Terlebih peran lingkungan yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk dapat mengatasi segala kendala yang ia temui di sekolah. Potensi siswa untuk mengubah segala bentuk kendala yang mereka hadapi di sekolah menjadi peluang disebut sebagai adversity quotient (AQ). Teori AQ yang dikembangkan Stoltz mengatakan bahwa ada beberapa tipe siswa yang muncul akibat hambatan yang dihadapinya, yaitu tipe siswa yang terus bertahan dan berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai kesuksesan atau disebut climbers dan ada juga tipe siswa yang berhenti mencoba ketika dihadapkan pada situasi yang menghambat diri mereka atau disebut quitters . Fakta ini sangat umum ditemukan di sekolah-sekolah karena nyatanya dari cara siswa memandang hambatan bisa memprediksi seperti apa pencapaian akademis mereka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa AQ yang dimiliki seseorang lebih signifikan meramalkan kesuksesan global individu dibandingkan IQ, pendidikan ataupun keterampilan sosial. Perbedaan signifikan secara statistik ditemukan pada kecerdasan emosional dan kecerdasan jarak jauh antara perawat dan pekerja kantoran. Perawat memiliki kedua variabel pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja kantor. Korelasi statistik signifikan ditemukan antara kecerdasan jarak jauh dan kecerdasan emosi pada masing-masing kelompok. Di masing-masing kelompok, kecerdasan emosi secara signifikan mempengaruhi secara statistik kecerdasan kemakmuran. Ini menyumbang 19,0% untuk perawat dan 26,0% untuk pekerja kantor. Atas dasar hasil ini, perlu dikembangkan dan menggunakan program untuk meningkatkan kecerdasan emosional, yang



ternyata



mempengaruhi



tingkat



kecerdasan



kemasyarakatan,



dan



mengembangkan strategi intervensi untuk meningkatkan kecerdasan kemakmuran,



terutama strategi intervensi khusus untuk perawat yang memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan jarak jauh pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja kantor.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut : 1.2.1



Apa pengertian Adversity Quotient ?



1.2.2



Apa saja aspek – aspek Adversity Quotient?



1.2.3



Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi?



1.2.4



Apa tingkatan dalam Adversity Quotient?



1.2.5



Bagaimana cara mengembangkan dan menerapkan Adversity Quotient?



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Mendefinisikan Adversity Quotient 1.3.2 Memahami aspek – aspek Adversity Quotient 1.3.3 Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient 1.3.4 Mengetahui tingkatan dalam Adversity Quotient 1.3.5 Mengetahui cara mengembangkan dan menerapkan Adversity Quotient



1.4



Manfaat 1.4.1



Mengetahui Pengertian Adversity Quotient



1.4.2



Mengetahui aspek – aspek Adversity Quotient



1.4.3



Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient



1.4.4



Mengetahui tingkatan dalam Adversity Quotient



1.4.5



Mengetahui cara mengembangkan dan menerapkan Adversity Quotient



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Adversity quotient (AQ) adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Addversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah. (Nashori, 2007) Adversity quotient (AQ) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasannya untuk mengarahkan, mengubah cara berfikir dan tindakannya ketika menghadapi hambatan dan kesulitan yang bisa menyengsarakan dirinya. (Leman, 2008) Adversity quotient (AQ) adalah kemampuan seseorang atau kecerdasan seseorang dalam menghadapi sebuah kesulitan, semakin cerdas seseorang dalam menghadapi kesulitan maka Adversity quotient (AQ) orang tersebut juga semakin tinggi. (Gabril, 2013)



2.2



Aspek – aspek Adversity Quotient Adversity quotient sebagai suatu kemampuan terdiri dari 4 dimensi yang disingkatn dengan CO2RE yaitu dimensi control, origin-ownership, reach, dan endurance. Berikut ini merupakan penjelasan dari keempat dimensi tersebut : a. Control (pengendalian) Kendali



yaitu



sejauh



mana



seseorang



mampu



mempengaruhi



dan



mengendalikan respon individu secara positif terhadap situasi apapun. Kendali yang sebenarnya dalam suatu situasi hampir tidak mungkin diukur, kendali yang dirasakan jauh lebih penting. b. Origin-ownership (asal – usul dan pengakuan) Yaitu sejauh mana seseorang menanggung akibat dari suatu situasi tanpa mempermasalahkan penyebabnya. Dimensi asal-usul sangat berkaitan dengan perasaan bersalah yang dapat membantu seseorang belajar menjadi lebih baik serta penyelesaian sebagai motivator.



c. Reach (jangkauan)



Yaitu sejauh mana seseorang membiarkan kesulitan menjangkau bidang lain dalam pekerjaan dan kehidupannya. Seseorang dengan AQ tinggi memiliki batasan jangkauan masalahnya pada peristiwa yang dihadapi. d. Endurance (daya tahan) Yaitu seberapa lama seseorang mempersepsikan kesulitan ini akan berlangsung. Individu dengan AQ tinggi biasanya memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang berlangsung lama, sedangkan kesulitan-kesulitan dan penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara. 2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Paul G. Stoltz dalam bukunya menggambarkan potensi dan daya tahan individu dalam sebuah pohon yang disebut pohon kesuksesan. Diantaranya : 1. Faktor internal a. Genetika Beberapa riset – riset terbaru menyatakan bahwa genetika sangat mungkin mendasari perilaku. Yang paling terkenal adalah kajian tentang ratusan anak kembar identik yang tinggal terpisah sejak lahir dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Saat merka dewasa, ternyata ditemukan kemiripan – kemiripan dalam perilaku. b. Keyakinan Keyakinan mempengaruhi seseorang dalam menghadapi suatu masalah serta membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup. c. Bakat Kemampuan dan kecerdasan seseorang dalam menghadapi suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi dirinya salah satunya dipengaruhi oleh bakat. Bakat adalah gabungan pengetahuan, kompetensi, pengalaman dan keterampilan. d. Hasrat dan kemauan Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup diperlukan tenaga pendorong yang berupa keinginan atau disebut hasrat. Hasrat menggambarkan motivasi, antusias, gairah, dorongan, ambisi, dan semangat.



e. Karakter



Seseorang yang berkarakter baik, semangat, tangguh, dan cerdas akan memiliki kemampuan untuk mencapai sukses. Karakter merupakan bagian yang penting bagi kita untuk meraih kesuksesan dan hidup berdampingan secara damai. f. Kinerja Merupakan bagian yang mudah dilihat orang lain sehingga seringkali hal ini sering dievaluasi dan dinilai. Salah satu keberhasilan seseorang dalam menghadapi masalah dan meraih tujuan hidup dapat diukur lewat kinerja. g. Kecerdasan Bidang kecerdasan yang dominan biasanya mempengaruhi karier, pekerjaan, pelajaran, dan hobi. h. Kesehatan Kesehatan emosi dan fisik dapat mempengaruhi seseorang dalam menggapai kesuksesan. Seseorang yang dalam keadaan sakit akan mengalihkan perhatiannya dari masalah yang dihadapi. 2. Faktor eksternal a.



Pendidikan Pendidikan dapat membentuk kecerdasan, pembentukan kebiasaan yang sehat, perkembangan watak, keterampilan hasrat, dan kinerja yang dihasilkan. Salah satu sarana dalam pembentukan sikao dan perilaku adalah melalui pendidikan.



b.



Lingkungan Lingkungan tempat individu tinggal dapat mempengaruhi bagaimana individu beradaptasi dan memberikan respon kesulitan yang dihadapinya. Individu yang terbiasa hidup dalam lingkungan sulit akan memiliki adversity quotient yang lebih tinggi.



2.4 Tingkatan dalam adversity quotient Stoltz mengelompokkan individu berdasarkan daya juangnya menjadi tiga : quitter, camper, dan climber. Kemudian menyatakan bahwa orang yang menyerah disebut quitter, orang yang merasa puas pada pencapaian tertentu sebagai camper, dan seseorang yang terus ingin meraih kesuksesan disebut dengan climber. Diantaranya:



a. Quitter



Quitter yaitu orang yang memilih keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti. Individu dengan tipe ini memilih untuk berhenti berusaha, mereka mengabaikan menutupi dan meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk terus berusaha. b. Campers Campers atau orang-orang yang berkemah adalah orang-orang yang telah berusaha sedikit kemudian mudah merasa puas atas apa yang dicapainnya. Kebanyakan para campers menganggap hidupnya telah sukses sehingga tidak perlu lagi melakukan perbaikan dan usaha. c. Climbers Climbers atau si pendaki adalah individu yang melakukan usaha sepanjang hidupnya. Tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan kerugian, nasib baik maupun buruk, individu dengan tipe ini akan terus berusaha.



2.5 Pengembangan adversity quotient Cara mengembangkan dan menerapkan AQ dapat diringkas dalam kata LEAD, diantaranya : a. Listened (dengar) Mendengarkan respon terhadap kesulitan merupakan langkah yang penting dalam mengubah AQ individu. Individu berusaha menyadari dan menemukan jika terjadi kesulitan, kemudian menanyakan pada diri sendiri apakah itu respon AQ yang tinggi atau rendah, serta menyadari dimensi AQ mana yang paling tinngi. b. Explored (gali) Individu di dorong untuk menjajaki asal-usul atau mencari penyebab dari masalah. Setelah itu menumukan mana yang merupakan kesalahannya, lalu mengeksplorasi alternatif tindakan yang tepat. c. Analized (analisa) Individu diharapkan mampu menganalisa bukti apa yang menyebabkan individu tidak dapat mengendalikan masalah, bukti bahwa kesulitan itu harus menjangkau wilayah lain dalam kehidupan, serta bukti mengapa kesulitan itu harus berlangsung lebih lama dari semestinya. Hal ini perlu dianalisa untuk menemukan beberapa faktor yang mendukung AQ.



d. Do (lakukan)



Individu diharapkan dapat mengambil tindakan nyata setelah melewati tahapantahapan sebelumnya. Sebelumnya diharapkan individu dapat informasi tambahan guna melakukan pengendalian situasi yang sulit, kemudian membatasi jangkauan keberlangsungan masalah saat kesulitan itu terjadi.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Adversity quotient adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Addversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah. Stoltz mengelompokkan individu berdasarkan daya juangnya menjadi tiga : quitter, camper, dan climber. Kemudian menyatakan bahwa orang yang menyerah disebut quitter, orang yang merasa puas pada pencapaian tertentu sebagai camper, dan seseorang yang terus ingin meraih kesuksesan disebut dengan climber. AQ mempunyai tiga bentuk yaitu (1) AQ sebagai suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua jenis kesuksesan, (2) merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon terhadap kesulitan, dan (3) merupakan serangkaian peralatan dasar yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon terhadap kesulitan.



3.2 Saran Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan kehidupannya sehari-hari. Dengan begitu para pembaca diharapkan mampu dalam memahami makalah ini dengan judul Adversity Quotient (AQ), dimana makalah ini dapat membantu para pembaca sejauh mana kecerdasan kita semua dalam mengatasi kesulitan baik dalam belajar, karier, pribadi dan sosial.



DAFTAR PUSTAKA



Vibhawari B. Nikam1. 2013. Mekanisme Kesulitan dan Mekanisme Pertahanan Siswa Sekolah Menengah Pertama. Universal Journal of Educational Research 1, No. 4 (2013), hlm 303-308 H. Y. Woo dan J. H. Song. 2015. Kecerdasan emosional dan tingkat penanganan kesulitan tergantung pada pekerjaan. Jurnal Internasional Bio-Teknologi Vol.7, No.5 (2015), hlm.1-10 J. H. Jeon dan Y. H. Yom. 2014. Peran pemberdayaan dan kecerdasan emosional dalam hubungan antara pekerjaan yang tertanam dan intensi turnover di antara perawat rumah sakit umum. Journal of Academy of Nursing Administration, vol. 20, no.3, (2014), hal. 302-312. H. Y. Woo dan J. H. Song. 2015. Kecerdasan emosional dan tingkat penanganan kesulitan tergantung pada pekerjaan. Advanced Science and Technology Letters, vol. 88, (2015), hlm. 87-90. https://personalityoselia.wordpress.com/2013/11/13/adversity-quotion-apa-maksudnya-2/ https://www.gabrieldwi.id/pengertian-adversity-quotient/ http://idwikipedia.org/wiki/pertahanan_mekanisme