Makalah Asesmen Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ASSESMEN MAKALAH ASESMEN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH



KELOMPOK 4



NI PUTU YULIA HERLIANI



(2023071015)



KADEK NITA KARYAWATI



(2023071014)



PUTU AGUS PUTRA DWIPAYANA



(2023071005)



PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2020/2021



1



KATA PENGANTAR



Om Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Asesmen Kemampuan Pemecahan Masalah“ Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Assesmen. Makalah ini dibuat berdasarkan buku dan juga internet sebagai referensi. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mampu memahami materi yang diberikan dalam makalah ini. Sebagai penulis tentu kami membutuhkan saran dan kritik dari pembaca karena kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, tentunya agar kami dapat memperbaikinya menjadi lebih baik lagi. Demikianlah, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata. Om Santih, Santih, Santih Om



Badung, 10 November 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Asesmen Kemampuan Pemecahan Masalah ……………… ................ 3 2.2 Pentingnya Kemampuan Pemecahan Masalah ....................................................... 4 2.3 Aspek-Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................... 4 2.4 Asesmen Dalam Pemecahan Masalah .................................................................... 6 2.4.1



Instrumen Dalam Pemecahan Masalah ...................................................... 7



2.4.2



Soal kemampuan pemecahan masalah ....................................................... 7



2.4.3



Rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah ................................. 9



2.4.4



Tes kemampuan Pemecahan masalah ........................................................ 10



BAB III PENUTUP 3.1Simpulan .................................................................................................................. 14 3.2 Saran ........................................................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA



iii



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah ................................................. 7 Tabel 2.2 Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ....................................... 9 Tabel 2.3 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .............................................................. 10 Tabel 2.4 Rubrik Penilaian Tes Essay ............................................................................... 12 Tabel 2.5 Rubrik Penilaian Tes Pilihan Ganda .................................................................. 13



iv



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin pesat, bahkan produk-produk di bidang teknologi informasi telah dapat menembus ruang dan waktu. Agar dapat mengikuti perkembangan tersebut maka dalam bidang pendidikanpun terjadi pergeseran, khususnya pembelajaran keterampilan berpikir dan penyelesaian masalah seharusnya mendapat penekanan yang lebih besar. Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran sains tidaklah cukup hanya diberikan sejumlah besar pengetahuan kepada para siswa, akan tetapi para siswa perlu memiliki keterampilan untuk membuat pilihan-pilihan dan menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan penalaran yang logis. Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan dalam proses pembelajaran ditinjau dari aspek kurikulum. Pentingnya pemecahan masalah dalam pembelajaran juga disampaikan oleh National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). Menurut NCTM (2000) proses berfikir matematika dalam pembelajaran matematika meliputi lima kompetensi standar utama yaitu kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran, kemampuan koneksi, kemampuan komunikasi dan kemampuan representasi. Rendahnya kemampuan ini akan berakibat pada rendahnya kualitas sumber daya manusia, yang ditunjukkan dalam rendahnya kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan selama ini pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Kurikulum 2013 memuat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang terlihat pada kompetensi dasar pembelajaran IPA yang menyebutkan bahwa “siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan diterapkan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan” (Permendikbud No. 21 Tahun 2016). Berdasarkan pernyataan tersebut maka dalam proses pembelajaran siswa harus terlatih agar dapat memecahkan masalah yang ditemui (Nur dalam Marry 2018). Pemecahan masalah adalah sebuah proses yang memerlukan logika dalam rangka mencari solusi dari suatu permasalahan. Kemampuan pemecahan masalah dapat dimiliki oleh siswa apabila guru mengajarkannya dengan efektif. Kemampuan pemecahan masalah ada 4 tahap diantaranya yaitu; (1) Understood the Problem (Memahami masalah), (2) Device a Plan (Menyusun rencana pemecahan masalah), (3) Carry Out the 1



Plan (Melaksanakan rencana pemecahan masalah) (4) Look Back (Memeriksa kembali hasil yang diperoleh) (Polya dalam Tambunan, 2014).



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kemampuan pemecahan masalah? 2. Apakah penting kemampuan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran? 3. Bagaimana aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah? 4. Bagaimana Asesmen Dalam Pemecahan Masalah?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai kemampuan pemecahan masalah. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pentingnya kemampuan pemecahan masalah. 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah. 4. Untuk mengetahui asesmen dalam pemecahan masalah.



1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan mengenai asesmen kemampuan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Pembaca Dapat dijadikan sebagai acuan mengenai asesmen kemampuan pemecahan masalah sehingga dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Asesmen Kemampuan Pemecahan Masalah Salah satu kompetensi yang diharapkan untuk dicapai dalam proses pendidikan adalah kemampuan pemecahan masalah. Dalam ranah IPA, salah satu tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki pemikiran kritis, respons logis, dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah (Dogru, 2008). Depdiknas (2006) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan masalah, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Menurut Wardhani (2010: 22), pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pengetahuan yang digunakan dalam menyelesaikan situasi baru dapat berupa fakta, keterampilan, konsep, atau prinsip. Karatas & Baki (2013: 249) menyatakan bahwa pemecahan masalah diakui sebagai kemampuan yang melibatkan serangkaian proses termasuk menganalisis, menafsirkan, penalaran, memprediksi,



mengevaluasi,



dan



merenungkan.



Pernyataan tersebut



menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan proses berpikir tingkat tinggi karena melibatkan banyak proses di dalamnya. Polya (1973: 3) mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Sedangkan menurut Maryam (2013: 7) dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa, “dengan adanya proses pemecahan masalah merupakan salah satu elemen penting dalam menggabungkan masalah kehidupan nyata”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki secara integratif untuk menyelesaikan soal berupa masalah dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian yang sistematis untuk mendapatkan solusi dari soal tersebut. Menurut Matlin sebagaimana dikutip oleh Herlambang (2013: 17), pemecahan masalah dibutuhkan bilamana kita ingin mencapai tujuan tertentu tetapi cara penyelesaiannya tidak jelas. Dengan kata lain jika seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu maka siswa itu menjadi mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan informasi yang sesuai, menganalisis informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang diperolehnya.



3



2.2 Pentingnya Kemampuan Pemecahan Masalah Kurikulum 2013 memuat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang terlihat pada kompetensi dasar pembelajaran IPA yang menyebutkan bahwa “siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan diterapkan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan” (Permendikbud No. 21 Tahun 2016). Berdasarkan pernyataan tersebut maka dalam proses pembelajaran siswa harus terlatih agar dapat memecahkan masalah yang ditemui (Nur, 2008). Menurut Branca (1980) pentingnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa adalah sebagi berikut. 1.



Kemampuan pemecahan masalah adalah tujuan dari proses pembelajaran



2.



Pemecahan masalah meluputi metode, prosedur, dan strategi yang merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum



3.



Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam proses pembelajaran.



Kemampuan pemecahan masalah sangat penting baik dalam proses pembelajaran, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah sebagai langkah awal siswa dalam mengembangkan ide-ide dalam membangun pengetahuan baru. Seperti yang diungkap dalam NCTM (2000 : 52) bahwa semua siswa harus membangun pengetahuan baru melalui pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan dalam proses pemecahan masalah, siswa juga dapat berusaha untuk belajar mengenai konsep yang belum diketahui, sehingga siswa dapat menjadikan pembelajaran tersebut sebagai pengalaman belajar selanjutnya dengan masalah/soal yang dengan bobot sama.



2.3 Aspek-Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Polya (Wardhani, 2010) terdapat empat aspek kemampuan memecahkan masalah sebagai berikut: 1. Memahami masalah Pada aspek memahami masalah melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta-fakta, menentukan hubungan diantara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. Setiap masalah yang tertulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah dipelajari dengan seksama. 2. Membuat rencana pemecahan masalah Rencana solusi dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, 4



siswa dikondisikan untuk memiliki pengalaman menerapkan berbagai macam strategi pemecahan masalah. 3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat harus dilaksanakan dengan hatihati. Diagram, tabel atau urutan dibangun secara seksama sehingga si pemecah masalah tidak akan bingung. Jika muncul ketidakkonsistenan ketika melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan masalah 4. Melihat (mengecek) kembali Selama melakukan pengecekan, solusi masalah harus dipertimbangkan. Solusi harus tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan.



Menurut Kesumawati (Chotimah, 2014) indikator kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan pemahaman masalah, meliputi kemampuan mengidentifikasi unsurunsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. 2. Mampu membuat atau menyusun model, meliputi kemampuan merumuskan masalah situasi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Memilih dan mengembangkan strategi pemecahan masalah, meliputi kemampuan memunculkan berbagai kemungkinan atau alternatif cara penyelesaian atau pengetahuan mana yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. 4. Mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh, meliputi kemampuan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, memeriksa kecocokan antara yang telah ditemukan dengan apa yang ditanyakan, dan dapat menjelaskan kebenaran jawaban tersebut. Tingkat pemecahan masalah menurut Dewey, sebagaimana dikutip oleh Carson (2008: 39) adalah sebagai berikut. 1. Menghadapi masalah (confront problem), yaitu merasakan suatu kesulitan. Proses ini bisa meliputi menyadari hal yang belum diketahui, dan frustasi pada ketidakjelasan situasi. 2. Pendefinisian masalah (define problem), yaitu mengklarifikasi karakteristik situasi. Tahap ini meliputi kegiatan mengkhususkan apa yang diketahui dan yang tidak diketahui, menemukan tujuan-tujuan, dan mengidentifikasi kondisikondisi yang standar dan ekstrim. 5



3. Penemuan solusi (inventory several solution), yaitu mencari solusi. Tahap ini bisa meliputi kegiatan memperhatikan pola-pola, mengidentifikasi langkahlangkah dalam perencanaan, dan memilih atau menemukan algoritma. 4. Konsekuensi dugaan solusi (conjecture consequence of solution), yaitu melakukan rencana



atas



dugaan



solusi.



Seperti



menggunakan



algoritma



yang



ada,



mengumpulkan data tambahan, melakukan analisis kebutuhan, merumuskan kembali masalah, mencobakan untuk situasi-situasi yang serupa, dan mendapatkan hasil (jawaban). 5. Menguji konsekuensi (test concequnces), yaitu menguji apakah definisi masalah cocok dengan situasinya. Tahap ini bisa meliputi kegiatan mengevaluasi sudahkah hipotesisnya sesuai?, apakah data yang digunakan tepat?, apakah analisis yang digunakan tepat?, apakah analisis sesuai dengan tipe data yang ada?, apakah hasilnya masuk akal?, dan apakah rencana yang digunakan dapat diaplikasikan di soal yang lain?



Siswono dan Tatag (2008: 35) mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah adalah sebagai berikut. 1. Pengalaman awal siswa terhadap suatu materi yang sebelumnya. 2. Latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. 3. Pengetahuan ini digunakan sebagai bahan dalam proses pemecahan masalah. 4. Motivasi tinggi yang dimiliki siswa akan membuat mereka terus berlatih dan berusaha dalam menyelesaikan masalah. 5. Permasalahan yang diberikan tidak bersifat ambigu dan memiliki permasalahan yang jelas.



2.4 Asesmen Dalam Pemecahan Masalah 2.4.1 Instrumen Dalam Pemecahan Masalah Instrumen yang digunakan berupa tes yaitu soal pilihan ganda dan uraian. Pada tes akan memperlihatkan secara jelas bagaimana kemampuan siswa dalam mengutarakan jawaban sesuai dengan konteks soal. Langkahlangkah yang dilakukan untuk mengembangkan instrumen tes keterampilan pemecahan masalah yaitu (1) menetapkan kompetensi dasar yang akan menjadi landasan pengembangan instrumen penilaian, (2) merumuskan indikator soal keterampilan pemecahan masalah, (3) menentukan level kognitif 6



soal, (4) merumuskan soal berdasarkan indikator dan level kognitif, dan (5) menyusun kunci jawaban dan pedoman penskoran. Tabel 2.1 Instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah Aspek Penilaian



No



Memahami masalah



Nama Siswa 1



2



3



Membuat rencana pemecahan masalah 1 2 3



Melaksanakan Melihat rencana (mengecek) pemecahan kembali masalah 1 2 3 1 2 3



1 2 3 4 5



2.4.2 Soal kemampuan pemecahan masalah Soal 1 Andi memiliki kolam ikan yang cukup luas, pada suatu hari andi ingin membuat pancoran pada kolam ikan tersebut dengan mengaliri air yang ada pada bak dengan ketinggian 180 cm yang dilubangi sehingga menghasilkan pancoran. Jika ketinggian air pada bak tersebut adalah 80 cm maka berapa jarak maksimal untuk meletakkan bak tersebut dengan kolam ikan agar pancoran yang dihasilkan masuk ke dalam kolam ikan? Jawaban Dik: h1 = 80 cm = 0,8 m h2 = 180 cm = 1,8 m Dit: jarak maksimal bak dengan kolam air? Rancangan gambar:



7



Skor Total



Penyelesaian: √ √ √ = 4 m/s Waktu yang dibutuhkan air untuk jatuh ke tanah :



t2 = 0,36t t = 0,6 s Jarak X pada gambar: x = vt = 4 . 0,6 = 2,4 m Jadi jarak maksimal untuk meletakan bak tersebut dengan kolam ikan adalah 2,4 meter, jika melebihi jarak tersebut maka pancoran air tidak akan masuk ke dalam kolam ikan.



8



2.4.3 Rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah Tabel 2.2 Rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah No.



Aspek yang Diukur



1



Memahami



Jika tidak menuliskan apa yang diketahui dan



masalah



apa yang ditanya dari soal



Keterangan



Jika salah menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal Jika menuliskan satu saja dengan benar apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal



Skor 0



1



2



Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal namun salah satunya



3



kurang tepat Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan benar 2



Membuat rencana



Jika tidak menuliskan sketsa/gambar/model



pemecahan



serta rumus yang digunakan dalam



masalah



penyelesaian soal.



4



0



Jika salah menuliskan sketsa/gambar/model serta rumus yang digunakan dalam



1



penyelesaian soal. Jika kurang tepat menuliskan sketsa/gambar/model serta rumus yang



2



digunakan dalam penyelesaian soal. Jika beberapa sudah benar namun ada yang salah dalam menuliskan sketsa/gambar/model serta rumus yang digunakan dalam



3



penyelesaian soal. Jika benar menuliskan sketsa/gambar/model serta rumus yang digunakan dalam



4



penyelesaian soal. 3.



Melaksanakan



Jika tidak menuliskan penyelesaian masalah



rencana



dari soal.



0



9



pemecahan



Jika salah menuliskan penyelesaian masalah



masalah



dari soal. Jika menuliskan penyelesaian masalah secara sistematis tetapi jawabannya kurang tepat Jika benar menuliskan penyelesaian soal tetapi kurang lengkap dan sistematis Jika benar, lengkap, dan sistematis menuliskan penyelesaian masalah dari soal



4



Melihat



Jika tidak menuliskan simpulan dari



(mengecek)



penyelesaian masalah pada soal



kembali



Jika salah menuliskan simpulan dari penyelesaian masalah pada soal Jika kurang tepat menuliskan simpulan dari penyelesaian masalah pada soal Jika menuliskan simpulan dari penyelesaian masalah pada soal namun kurang lengkap Jika benar dan tepat menuliskan simpulan dari penyelesaian masalah pada soal



1



2



3



4



0



1



2



3



4



Penilaian:



Nilai =



X 100



10



2.4.4 Tes kemampuan Pemecahan masalah



No 1



2



Aspek Memahami masalah



Membuat rencana pemecahan masalah



Tabel 2.3 Tes kemampuan Pemecahan masalah Indikator Butir soal Contoh Butir Soal Mengamati penyebab Amatilah gambar berikut ini! terjadinya banjir



Merancang percobaan filtrasi air keruh



Berdasarkan pengamatan, bagaimanakah kondisi wilayah pada gambar yang disajikan tersebut dan apakah yang menjadi salah satu penyebabnya? Terdapat beberapa alat dan bahan sebagai berikut. (1) Botol plastik bekas (2) Kapas (3) Tanah (4) Pasir (5) Kerikil (6) Batu (7) Plastik (8) Kain Kasa Berdasarkan alat dan bahan tersebut, seorang siswa diminta untuk melakukan penyaringan terhadap air tanah yang keruh. Agar siswa tersebut dapat



Jawaban Terjadinya banjir akibat adanya penumpukan sampah. Banjir merupakan kondisi meluapnya air ke daratan akibat tersumbatnya saluran air mengalir.



Alat dan bahan yang digunakan yaitu botol plastik bekas, kapan, pasir, kerikil dan kain kasa. Alat dan bahan tersebut disusun ke dalam botol plastik bekas dengan urutan dari paling bawah ke teratas yaitu kain kasa, pasir, kapas dan kerikil.



11



3



Melaksana kan rencana pemecahan masalah



Mengetahui bagaimana menggunakan alat mikroskop yang benar untuk mengamati jaringan epidermis bawang



4



Melihat (mengecek) kembali



Mendeskripsikan makna data dari tabel hasil pengamatan hubungan antara frekuensi, lamda dan cepat rambat gelombang



melakukan penyaringan, rancanglah suatu percobaan dengan melibatkan alat dan bahan yang tepat sesuai dengan pilihan yang disediakan tersebut! Seorang siswa diberikan tugas untuk mengamati jaringan epidermis pada bawang. Siswa tersebut menggunakan mikroskop sebagai alat pengamatan. Pada saat melakukan percobaan, siswa mengalami kendala karena objek tidak dapat terlihat dengan jelas. Objek terlihat blur dan kadang terlalu cerah. Bagaimanakah seharusnya penggunaan mikroskop yang benar agar dapat mengamati objek tersebut?



Siswa tersebut harus memastikan bahwa objek telah diletakkan pada meja preparat. Kemudian, objek yang terlihat blur sebaiknya perlu mengatur kembali posisi lensa objektif dengan perbesaran paling lemah hingga objek yang diamati menjadi lebih jelas. Untuk mengatasi kecerahan objek yang menganggu, perlu mengatur kembali posisi diafragma mikroskop agar cahaya yang masuk tidak berlebihan. Berikut ini disajikan data hasil percobaan gelombang Jawaban C bunyi dengan frekuensi, panjang gelombang dan cepat rambat bunyi. No f (Hz) λ (m) v (m/s) 1 10 33 330 2 100 0,3 330 3 300 0,2 330 4 500 0,1 330 5 700 0,5 329 6 1000 0,04 320 7 2000 0,4 340 8 5000 0,5 350 12



9 8000 0,01 320 10 10000 0,03 300 Dari informasi pada tabel tersebut, transformasikan data tabel dalam bentuk kesimpulan yang tepat adalah.... a. Semakin panjang gelombang bunyi, semakin kecil cepat rambat bunyi. b. Semakin panjang gelombang bunyi, semakin kecil frekuensi bunyi. c. Semakin besar frekuensi bunyi, semakin panjang gelombang bunyi. d. Semakin besar cepat rambat bunyi, semakin kecil frekuensi bunyi.



Skor 3 2 1 0



Tabel 2.4 Rubrik Penilaian Tes Essay Kriteria Sesuai dengan kunci jawaban dan lengkap Sesuai dengan kunci jawaban, tetapi tidak lengkap Tidak sesuai dengan kunci jawaban dan tidak lengkap Tidak membuat jawaban



Cara penilaian:



13



Skor 1 0



Tabel 2.5 Rubrik Penilaian Tes Pilihan Ganda Kriteria Pilihan opsion tepat sesuai kunci jawaban Pilihan opsion tidak tetap atau tidak membuat pilihan jawaban



Cara penilaian:



14



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan materi diatas dapat disimpulkan adalah sebagai berikut. 1) Karatas & Baki (2013: 249) menyatakan bahwa pemecahan masalah diakui sebagai



keterampilan



yang



melibatkan



serangkaian



proses



termasuk



menganalisis,



menafsirkan, penalaran, memprediksi, mengevaluasi, dan merenungkan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan proses berpikir tingkat tinggi karena melibatkan banyak proses di dalamnya. 2) Kurikulum 2013 memuat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang terlihat



pada kompetensi dasar pembelajaran IPA yang menyebutkan bahwa “siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan diterapkan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan” (Permendikbud No. 21 Tahun 2016). 3) Menurut Polya (Wardhani, 2010) terdapat empat aspek kemampuan memecahkan



masalah, yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan melihat (mengecek kembali). 4) Dalam asesmen pemecahan masalah yang teridiri dari instrumen, indikator, soal dan



juga rubrik penilaian memiliki kriterianya masing-masing sesuai dengan indikator dalam pemecahan masalah tersebut.



3.2 Saran Saran yang dapat diajukan tekait asesmen kemampuan pemecahan masalah adalah meningkatkan keterampilan guru dalam membuat asesmen pemecahan masalah. Guru dihimbau untuk selalu memperhatikan langkah-langkah dasar dalam pembuatan asesmen pemecahan masalah sehingga tingkat keberhasilan dan ketuntasan pembelajaran dapat diketahui dengan proses penilaian objektif.



15



Daftar Pustaka



Branca, N. A. 1980. Problem Solving as a Goal: Proccess and Basic Skill. Virginia: NCT, Inc. Carson, J. 2007. A Problem With Problem Solving: Teaching Thingking Without Teaching Knowledge. The Mathematics Educator Journal, 17 (2), 7-14. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas Maryam, S., Parvaneh. A., Mohsen. R. M. 2013. The Examining Mathematical Word Problems Solving Ability Under Efficient Representation Aspect. Journal of Mathematics, 1-11. Permendikbud No 21. 2016. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Polya, G. 1973. How to Solve it. New Jersey: Princeton University Press. Siswono, Tatag Y. E 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Surabaya: Unesa University Press. Tambunan, Hardi. 2014. Strategi Heuristik Dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah. Jurnal Saintech. Vol. 6(4), 1-11. Wardhani, S. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP. PPPPTK Matematika, Yogyakarta: Bumi Aksara.



16