MAKALAH Askeb Travelling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Asuhan Kebidanan “ Travelling, Persiapan Laktasi, Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi”



DOSEN PEMBIMBING : SUSI PURWANTI, S.SiT., M.PH DISUSUN OLEH Kelompok 4 : Chatarina Mahmudah Clarisa Jualiana Fadillah Khairul nissa Novira Bella pradini Wahyu Debi Herliani putri



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2020



1



KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, atas rahmad dan hidayahNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah tentang Traveling, persiapan laktasi , persiapan persalinan dan kelahiran bayi dengan mata kuliah Asuahan Kebidanan secara tepat waktu. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nantikan syafaatnya di akhirat kelak. Makalah ini telah penulis susun dengan semaksimal dan mendapatkan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan dan juga sebagai materi pembelajaran bagi mahasiswa khususnya mahasiswa kebidanan. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Susi selaku dosen pembimbing mata kuliah asuhan kebidanan yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak penulis ucapkan kepada rekan-rekan kelompok dalam konstribusinya sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan. Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu kami menerima saran dan kritik dari pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama mahasiswa kebidanan.



Balikpapan, 04 Februari 2020



PENYUSUN



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... 2 BAB I.................................................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ............................................................................................................................................... 4 A.



LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 4



B.



RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 4



C.



TUJUAN.................................................................................................................................................. 4



2.1. Travelling .................................................................................................................................................. 5 2.2 Persiapan Laktasi ........................................................................................................................................ 6 2.3 Persiapan persalinan ................................................................................................................................... 9 BAB III .............................................................................................................................................................. 14 PENUTUP ......................................................................................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................... 14 3.2 Penutup ..................................................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 15



3



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak wanita hamil yang ingin melakukan perjalanan wisata sebagai refreshing. Pada akhirnya ini dapat berpengaruh baik terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandungnya. Menurut Susan Warhus MD, dalam bukunya, Darn Good Advice on Pregnancy, sebelum perjalanan dimulai, tentu adalah ide yang baik jika ibu hamil memeriksakan ke dokter mengenai kondisi kehamilan, kesehatan dan mengenai kendaraan apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta api, ataupun pesawat terbang dan membawa catatan kesehatan tersebut ke tempat yang dituju Persiapan persalinan dan kelahiran merupakan suatu tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya selain itu prinsip pemberian ASI sangat penting sedini mungkin dan Eksklusif bagi bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir. Seorang ibu dikodratkan untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah dilahirkannya, dimana kodrat ini merupakan suatu tugas yang mulia bagi Ibu itu sendiri demi keselamatan bayi dikemudian hari. Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan. Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya. Peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan. Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkan etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana traveling pada Ibu hamil? 2. Bagaimana persiapan laktasi pada ibu hamil? 3. Bagaimana persiapan persalinan dan kelahiran bayi? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui bagaimana traveling pada Ibu hamil 2. Untuk mengetahui bagaimana persiapan laktasi pada ibu hamil 3. Untuk mengetahui bagaimana persiapan persalinan dan kelahiran bayi



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Travelling Banyak wanita hamil yang ingin melakukan perjalanan wisata sebagai refreshing. Pada akhirnya ini dapat berpengaruh baik terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandungnya. Menurut Susan Warhus MD, dalam bukunya, Darn Good Advice on Pregnancy, sebelum perjalanan dimulai, tentu adalah ide yang baik jika ibu hamil memeriksakan ke dokter mengenai kondisi kehamilan, kesehatan dan mengenai kendaraan apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta api, ataupun pesawat terbang dan membawa catatan kesehatan tersebut ke tempat yang dituju. Dua hal yang perlu diwaspadai saat ibu hamil ingin pergi travelling adalah infeksi saluran urin dan penggumpalan darah di kaki. Jika ibu hamil duduk dalam waktu lama dan menahan rasa ingin buang air kecil, maka infeksi saluran urin bisa terjadi. Sementara untuk penggumpalan darah di daerah kaki, ini adalah salah satu kejadian yang paling umum terjadi. Kondisi kehamilan memang membuat tekanan darah di kaki lebih banyak dan penggumpalan pun riskan terjadi. Yang membahayakan dari penggumpalan darah pada pembuluh darah di kaki adalah karena gumpalan tersebut bisa menyebar ke paru-paru dan mengakibatkan masalah di paru-paru. Solusi mudahnya adalah berdiri dan banyak berjalan kaki. Rentangkan kaki dan latih otot kaki agar darah berjalan lancar. Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai, karena tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian. Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan Kurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut dengan banyak berjalan serta rsering buang air kecil setiap jam. Ini penting untuk dilakukan dengan kendaraan apa pun, baik mobil, bus, kereta, atau pun pesawat. Berkendara dengan motor dalam jarak jauh sangat tidak disarankan, meski ada beberapa ibu yang nekat melakukan hal ini. Pada trimester pertama (0 – 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak berpergian disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika ibu hamil merasa tidak terganggu dengan keadaan demikian, ibu hamil dapat berpergian dengan aman dan nyaman. Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan. Pada trimester kedua (14 – 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal untuk berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap harus berhati-hati. Pada trimester ketiga (29 – 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari berpergian adalah terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian sebaiknya ibu hamil konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan.Sesungguhnya bepergian dengan pesawat terbang 5



saat hamil itu aman. Perempuan dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat terbang, namun hal itu akan meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena (deep vein thrombosis/DVT) maka sebelum berangkat ibu hamil perlu konsultasi dengan dokter kandungan. Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28 minggu karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah. Setelahnya, ketika risiko melahirkan semakin besar, pihak penerbangan akan meminta surat dokter yang menyatakan bahwa ibu hamil layak bepergian. KIE untuk ibu hamil pada kasus travelling sebagai berikut : 1.



2.



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.



Pakaian, Gunakan pakaian yang nyaman. Jangan yang bahannya panas, bahan katun. Karena ibu hamil itu mudah berkeringat. Jika travelling ke iklim dingin bawa lah pakaian yang bisa mengcover seluruh badan. Minum air putih & bergerak, Wanita hamil sangat rentan terhadap dehidrasi dan beresiko varises, sehingga bawalah buah-buahan kaya vitamin, seperti anggur, plums, jeruk atau apricots kering. Pastikan Anda membawa air mineral selama traveling. Alas Kaki, Pilih sendal atau sepatu yg nyaman, kaki harus bebas bernapas. Waktu, Waktu terbaik untuk ibu hamil melakukan trip adalah periode 14-28 minggu Catatan Medis, Bawa catatan medis Anda dan daftar lokasi rumah sakit lokal dari kedutaan atau badan pariwisata. Asuransi, Bawa asuransi dan daftar nama orang-orang yang dihubungi dalam kondisi darurat. Surat Rekomendasi, Bawa surat rekomendasi dokter jika maskapai penerbangan meminta.P Check Up, Lakukan check up ke dokter kandungan sebelum traveling Hindari Daerah Vaksinasi, Hindari perjalanan ke negara yang mewajibkan imunisasi, karena dapat mengganggu janin Istirahat cukup, Jika sudah di kota tujuan semua bisa lupa dan pastikan Anda istirahat cukup. Pilih tujuan wisata yang masih cukup nyaman untuk ibu hamil. Sunblock, Kulit wanita hamil lebih sensitif, oleh karena itu gunakan pelindung matahari yang lebih kuat daripada yang biasanya.



2.2 Persiapan Laktasi A. Pengertian ASI Eksklusif Asi ekslusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja ( tanpa makanan / minumpendampg termasuk air putih maupun susu formula ) selama enam bulan, untuk kemudian diteruskan hingga 2 tahun atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi dengan makanan / minuman pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan pencernaan anak. B. Manfaat ASI Eksulsif Mengandung semua yang dibutuhkan bagi pertumbuhan balita yang sehat Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi juga mengandung enzim penyerapnya sehingga semua ASI dengan mudah diserap seluruhnya oleh bayi. Hal inilah yang membuat bayi ASI Ekslusif mudah “ Lapar “ dan sering menyusu.. Manfaat ASI pada bayi : 6



 Memberikan kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.  Bayi ASI lebih siaga, percaya diri dan stabil dibandingkan bayi tanpa ASI  Dengan menyusui terjalinnya ikatan kasih saying yang kuat antara bayi dan ibu, dan membuat keduannya merasa aman dan bahagia.  Hemat, praktis dan ramah lingkungan, karena mengurangi sampah dari kaleng atau dus.  Mengurangi kemungkinan terkena kanker.  Membantu Ibu untuk pemulihkan uterus, pendarahan dan efek kontraseptis C. Pembentukan dan Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D. Proses laktasi a.) Pengertian Laktasi Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI.  Pengaruh Hormonal Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan adalah : Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI. a. Follicle stimulating hormone (FSH) b. Luteinizing hormone (LH) c. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down/milk ejection reflex. d. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan. 7



Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation)  Proses Pembentukan Laktogen Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut: Laktogenesis I Laktogenesis II Laktogenesis III Laktogenesis I Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI. Laktogenesis II Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 3040 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya. Laktogenesis III Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. III.



Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI



8



Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi. Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah : - Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya. - Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri. Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan : 1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation)atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir. 2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya. 3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.



2.3 Persiapan persalinan Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.



9



Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. B. Tanda-tanda Persalinan Tanda-tanda persalinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu tanda kemungkinan persalinan, tanda awal persalinan, dan tanda positif persalinan. Ibu hamil dapat saja mengalami semua tanda persalinan ini atau sebagian. 1. Tanda kemungkinan persalinan a. Sakit pinggang Nyeri yang samar, ringan, mengganggu, dan dapat hilang-timbul. b. Kram pada perut bagian bawah Seperti kram menstruasi, dan dapat disertai dengan rasa tidak nyaman di paha. c. Tinja yang lunak Buang air beberapa kali dalam beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut atau gangguan pencernaan. d. Desakan untuk berbenah Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan ibu hamil melakukan banyak aktivitas dan keinginan untuk menuntaskan persiapan bagi bayi. 2. a.



b. c.



Tanda awal persalinan Kontraksi yang tidak berkembang Kontraksi cenderung mempunyai panjang, kekuatan, dan frekuensi yang sama. Kontraksi pra persalinan ini dapat berlangsung singkat atau terus menerus selama beberapa jam sebelum berhenti atau mulai berkembang. Keluarnya darah Aliran lendir yang bernoda darah dari vagina Rembesan cairan ketuban dari vagina Disebabkan oleh robekan kecil pada membran (ROM).



3. a.



Tanda Positif Persalinan Kontraksi yang berkembang Menjadi lebih lama, lebih kuat, dan atau lebih dekat jaraknya bersama dengan berjalannya waktu, biasanya disebut “Sakit” atau “Sangat Kuat” dan terasa didaerah perut pinggang, atau keduanya. b. Aliran cairan ketuban yang deras dari vagina Disebabkan oleh robekan membran yang besar (ROM). c. Pelebaran leher Rahim = Leher rahim membuka sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang. C. Persiapan Persalinan Persiapan persalinan terbagi menjadi dua, antara lain: 1. Persiapan persalinan bagi ibu 10



a.



Pemilihan metode persalinan Dalam hal ini penting adanya komunikasi antara dokter atau bidan dan pasangan suami-istri. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Pertimbangkan juga segi resiko dan efek yang terjadi setelahnya. Misalnya dengan melahirkan normal, operasi Caesar maupun waterbirth. b.



Tempat melahirkan Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempat dari rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit atau BPS. Perhatikan kepadatan lalu lintas pada jamjam tertentu sehingga dapat mempersiapkan jalur alternatif untuk sampai ke rumah sakit atau BPS tersebut. c. Tenaga medis penolong persalinan Dokter kandungan maupun bidan yang sekiranya akan menangani proses persalinan sebaiknya ditentukan dari jauh-jauh hari. Ada baiknya menciptakan kesinambungan antara tenaga medis yang memantau kehamilan ibu sedari awal, sehingga dapat tahu betul perihal perkembangan ibu dan janin. d. Persiapan mental ibu Menghindari kepanikan dan ketakutan, menyiapkan diri ibu mengingat bahwa setelah semua ini ibu akan mendapatkan buah hati yang didambakan.Menyimpan tenaga untuk melahirkan, tenaga akan terkuras jika berteriak-teriak dan bersikap gelisah. Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan baik dan lebih siap.Dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan. e. 1) a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)



Persiapan kebutuhan Persiapan yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan: Sikat gigi (Untuk ibu hamil) serta pasta gigi Minum dan makan untuk ibu Sarung bersih Celana dalam bersih Pembalut Handuk Sabun Kaos kaki Baju ganti Bra untuk menyusui Barang-barang pribadi lainnya



2) a) b) c)



Persiapan untuk bayi yang sudah lahir: Popok Handuk bersih Kantong plastik atau pot tanah liat untuk ari-ari (plasenta) Baju atau stelan Topi dan selimut bayi



d) e) 2.



Persiapan persalinan bagi Bidan (Tenaga Kesehatan) Peralatan, bahan dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk asuhan persalinan dasar pada bidan 11



a.



Alat pertolongan persalinan/set partus (di dalam wadah stenlis tertutup) 1) 2 buah klem kelly atau kocher 2) Gunting tali pusat 3) Pengikat tali pusat DTT 4) Kateter Nelaton 5) Gunting Episiotomi 6) Klem ½ kocher atau kelly 7) 2 buah sarung tangan DTT kanan 8) 1 buah sarung tangan GTT kiri 9) Kain Kasa DTT 10) Kapas Basah DTT 11) Alat suntik sekali pakai 2,5 ml yang berisi oksitosin 10 U 12) Kateter penghisap lendir DeLee b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Bahan-bahan untuk penjahitan episiotomi: 1 buah alat suntik sekali pakai 10 ml beserta jarumnya 20 ml larutan Lidokain 1 % Pemegang jarum Pinset Jarum jahit Benang catgut 3.0 1 pasang sarung tangan DTT (total disediakan 5 pasang sarung tangan)



c. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)



Persediaan obat-obatan untuk komplikasi 3 botol larutan Ringer laktat 500 ml Set infus 2 kateter intra vena ukuran 16-18 G 2 ampul metil egrometrin maleat 0,2 mg 3 Ampul oksitosin 10 U 10 tablet misoprostol (cytotec) 2 Vial larutan magnesium sulfat 40 % (10 gr dalam 25 ml) 2 buah alat suntik sekali pakai ukuran 2,5 ml (total disediakan 3 buah) 9) 2 buah alat suntik sekali pakai ukuran 5 ml 10) kapsul/kaplet amoksilin/ampisilin 500 mg atau penisilin prokain injeksi 3 juta unit/vial 10 ml d. 1) 2) 3) 4)



Lain-lain yang mungkin perlu dipersiapkan: Partograf Kertas kosong atau formulir rujukan yang digunakan di kabupaten Pena Thermometer 12



5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15)



Pita pengukur Fetoskop Jam yang mempunyai jarum detik Stetoskop Tensimeter Larutan klorin 0,5 % (larutan bayclin 5,25 %) Sabun dan detergen Sikat kuku dan penggunting kuku Celemek (pelindung badan) dari bahan plastik Kain plastik (perlak) untuk alas ibu saat persalinan Kantong plastik



13



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Persiapan persalinan dan kelahiran merupakan suatu tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.



3.2 Penutup Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan. Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya. Peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan. Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkan etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.



14



DAFTAR PUSTAKA Fisiologi Laktasi Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum http://nataliaismaya.blogspot.com/2016/06/makalah-persiapan-laktasi.html http://ayyunaw.blogspot.com/2012/05/travelling-pada-ibu-hamil.html http://nataliaismaya.blogspot.com/2016/06/makalah-persiapan-persalinan.html



15