Makalah Assessment Authentic [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASSESSMENT AUTHENTIC Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Evaluasi Pembelajaran PAUD” Dosen Pengampu : “ Siti Makhmudah, MA.”



Disusun Oleh : Wiwit Ma’rifah Soimatun Khusnul Qulqiyah



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA (STAIM) NGLAWAK – KERTOSONO – NGANJUK 2018



i



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Assessment Authentic” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktuny. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAUD. Dengan membuat tugas ini penulis harapkan mampu untuk memahami lagi tentang materi ini. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, sebagai upaya menyempurnaan makalah yang sudah kami buat. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat tersendiri bagi pembacanya dan bagi semua orang lain.



Nglawak, 17 September 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 C. Tujuan ...................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3 A. Pengertian Asesmen Otentik .................................................................... 3 B. Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik ................................................ 4 C. Jenis-jenis Asesmen Otentik .................................................................... 6 BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12 A. Kesimpulan ............................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pendidikan, asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita tentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu asesmen dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa para guru mengajar untuk memberikan keterampilan pada siswa untuk belajar dan mempraktekkan bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang nyata dan jelas. Penilaian kinerja yang berkisar dari jawaban yang relative pendek sampai pada proyek jangka panjang yang meminta para siswa untuk memperagakan hasil kerjanya, dan hal ini membutuhkan peran serta pemikiran tingkat tinggi siswa untuk menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda. Dalam suatu sistem penilaian yang lengkap, bagaimana-pun semestinya terdapat keseimbangan antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih panjang. Asesmen dapat digunakan untuk melihat keberhasilan KBM yang dilakukan sebagai acuan dalam membuat kegiatan/program baru dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan para siswa dan juga para guru, juga sebagai bahan petimbangan dalam membuat suatu kebijakan-kebijakan. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai



1



kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Penilaian otentik ini harus dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes objektif saja, karena tes tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa. Penilaian otentik merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa yang dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari.



B. Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian Asesmen Otentik? 2. Bagaimana Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik? 3. Apa saja Jenis-jenis Asesmen Otentik?



C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui tentang Pengertian Asesmen Otentik 2. Untuk mengetahui tentang Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik 3. Untuk mengetahui tentang Jenis-jenis Asesmen Otentik



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Asesmen Otentik Asesmen otentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran (American Librabry Association, Dalam Syofiana, 2010). Senada dengan pendapat tersebut, O’malley dan Pierce (Dalam Anonim, tt) mengatakan bahwa asesmen otentik adalah bentuk penilaian yang menunjukkan pembelajaran siswa yang berupa pencapaian, motivasi, dan sikap yang relevan dalam aktivitas kelas. Sedangkan menurut Newton Public Schools (Dalam Syofiana, 2010) Asesmen otentik merupakan penilaian terhadap produk-produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Berdasarkan beberapa pengertian tentang asesmen otentik yang telah dikemukkan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik merupakan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran di kelas. Asesmen otentik memberikan siswa seperangkat tugas yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitasaktifitas pengajaran: melakukan penelitian; menulis, merevisi dan membahas artikel; memberikan analisa oral terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi dengan siswa lain melalui debat, dan sebagainya. Melalui asesmen otentik, siswa lebih terlibat dalam tugas dan guru dapat lebih yakin bahwa asesmen yang diberikannya itu bermakna dan relevan (Wiggins, Dalam Syofiana, 2010). Asesmen otentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Asesmen otentik harus mampu



3



menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum



dimiliki



oleh



peserta



didik,



bagaimana



mereka



menerapkan



pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan. Maka dari itu asesmen otentik harus menjadi bagian integral dari pengajaran, sehingga dengan demikian penilaian tidak digunakan hanya sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data sebagaimana dalam paradigm lama, tetapi juga untuk mempengaruhi pengajaran. Ini memerlukan penerapan dan pengembangan fungsi penilaian yang mengukur produktivitas siswa, pencapaian mereka dalam pembelajaran kemampuan berpikir matematis dalam mendapat suatu hasil yang berarti bagi siswa tersebut. Penilaian autentik mempunyai karakter pokok yang sama dengan pengajaran, yang berguna bagi para guru untuk meningkatkan pengajaran. Dalam penilaian autentik diharapkan para siswa dapat merumuskan permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan hasil.



B. Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik Asesmen otentik merupkan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikapsikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu asesmen otentik dianggap mampu untuk lebih mengukur secara keseluruhan hasil belajar dari siswa karena penilaian ini menilai kemajuan belajar bukan melulu hasil tetapi juga proses dan dengan berbagai cara. Dengan kata lain sistem penilaian seperti ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai pembelajar, karena Rizfadli, 2009). Gulikers, Bastiaens & Kirschner (Dalam Rizfsdli, 2009) menjelaskan bahwa authentic assesment menuntut siswa untuk menggunakan kompetensi yang sama atau mengkombinasikan pengetahuan, kemampuan, dan 4



sikap yang dapat mereka aplikasikan pada kriteria situasi dalam kehidupan professional. Berdasarkan



pemaparan



di



atas



asesmen



otentik



mengharuskan



pembelajaran berpusat pada siswa sebab pelaku belajar adalah siswa. Asesmen otentik memiliki beberapa sifat dan manfaat bagi pesrta didik. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asesmen otentik adalah sebagai berikut. a) Berbasis kompetensi yaitu penilaian yang mampu memantau kompetensi siswa b) Individual, dapat secara langsung mengukur kemampuan individu c) Berpusat pada siswa, karena direncanakan, dilakukan dan dinilai oleh siswa sendiri, mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individu dan juga kekurangannya d) Tak terstruktur dan open-ended, penyelesaian tugas-tugas otentik tidak bersifat uniformed dan klasikal. Juga kinerja yang dihasilkan tidak harus sama antar individu di suatu kelompok atau kelas. e) Terintegrasi dengan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak selalu dalam situasi tes yang menegangkan f) Berkelanjutan, oleh karena itu penilaian harus secara langsung dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Berikut ini adalah manfaat asesmen otentik bagi para peserta didik. Dalam hal ini manfaat asesmen otentik bagi peserta didik adalah sebagai berikut. a) Menunjukkan secara lengkap seberapa baik pemahaman terhadap materi akademik b) Menunjukkan dan memperkuat kompetensi-kompetensi seperti pengumpulan informasi, pemanfaatan sumber penanganan teknologi dan pemikaran sistematik c) Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka, dunia mereka maupun masyarakat yang lebih luas



5



d) Meningkatkan keterampilan berfikir tinggi seperti analisis, sintesis, identifikasi permasalahan, menemukan solusi, serta mengikuti hubungan sebab-akibat e) Menerima tanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan. f) Menghubungkan mereka dengan orang lain, termasuk berkolaborasi dalam tugas g) Belajar mengevaluasi tingkat kinerja mereka sendiri.



C. Jenis-jenis Asesmen Otentik a) Asesmen Kinerja Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu program (Dantes, 2008). Pemantauan didasarkan



pada



kinerja



(performance)



yang



ditunjukkan



dalam



menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut. Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasilhasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program tersebut. Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang 6



berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi. b) Esai (Tes)



esai



menghendaki



peserta



didik



untuk



mengorganisasikan,



merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan katakatanya sendiri secara bebas. Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan menuliskan jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur merupakan bentuk asesmen otentik. Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes. c) Asesmen Portofolio



7



Portofolio adalah sekumpulan artefak (bukti karya/kegiatan/data) sebagai bukti (evidence) yang menunjukkan perkembangan dan pencapaian suatu program. Penggunaan portofolio dalam kegiatan evaluasi sebenarnya sudah lama dilakukan, terutama dalam pendidikan bahasa (Dantes, 2008). Belakangan ini, dengan adanya orientasi kurikulum yang berbasis kompetensi, asesmen portofolio menjadi primadona dalam asesmen berbasis kelas. Perlu dipahami bahwa sebuah portofolio (biasanya ditaruh dalam folder) bukan semata-mata kumpulan bukti yang tidak bermakna. Portofolio harus disusun berdasarkan tujuannya. Wyatt dan Looper (Dalam Dantes, 2008) menyebutkan, berdasarkan tujuannya sebuah portofolio dapat berupa developmental portfolio, bestwork portfolio, dan showcase portfolio. Developmental portfolio disusun demikian rupa sesuai dengan langkahlangkah kronologis perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu, pencatatan mengenai kapan suatu artefak dihasilkan menjadi sangat penting, sehingga perkembangan program tersebut dapat dilihat dengan jelas. Bestwork portfolio adalah portofolio karya terbaik. Karya terbaik diseleksi sendiri oleh pemilik portofolio dan diberikan alasannya. Karya terbaik dapat lebih dari satu. Showcase portfolio adalah portofolio yang lebih digunakan untuk tujuan pajangan, sebagai hasil dari suatu kinerja tertentu. Bagaimanakah asesmen portofolio membantu memantau pencapaian target kompetensi? Asesmen portofolio adalah suatu pendekatan asesmen yang komprehensif karena: (1) dapat mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara bersama-sama, (2) berorientasi baik pada proses maupun produk belajar, dan (3) dapat memfasilitasi kepentingan dan kemajuan peserta didik secara individual. Asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu: (1) sampel karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria penilaian yang jelas dan terbuka. d) Asesmen Proyek 8



Asesmen proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama



mengerjakan



sebuah



proyek



pembelajaran,



peserta



didik



memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. 



Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.







Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.







Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk



proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan



9



produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. e) Evaluasi Diri Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes, 2008). Rolheiser dan Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?’ Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, ada empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (1) libatkan semua komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua peserta didik tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya, (3) berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil 10



evaluasi dirinya, dan (4) arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja berikutnya. Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian. Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain, kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan



berdasarkan



hakikat



mencapainya.



11



tujuan



tersebut



dan



bagaimana



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Asesmen otentik merupakan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yaang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran di kelas. Asesmen otentik memiliki beberapa sifat dan manfaat bagi peserta didik dalam implementasinya di kelas. Adapun jenis-jenis dari asesmen otentik, yakni asesmen kinerja, esai, asesmen portofolio, asesmen proyek, dan evaluasi diri.



12



DAFTAR PUSTAKA Anonim. tt. Penilaian Otentik | Kajian Sosiolinguistik: Kajian Teoretis dan Praktis. Tersedia pada: http://wordpress.com/evaluasi-pembelajaranbahasa/penilaian-otentik/. Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk Dalam Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Rizfadli.



2009.



Asesmen



Otentik.



Tersedia



pada:



http://rizfadli.blogspot.com/2009/12/asesmen-otentik.html. Syofiana.



Mardiah.



2010.



Autentik



Asesmen.



Tersedia



http://sofya6.blogspot.com/2010/11/autentik-asesmen.html.



13



pada: