Makalah Auditing Siklus Perolehan Dan Pembayaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AUDITING II AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN DOSEN PENGAMPU : AGUSTIAWAN, S.E.,M.Sc., Ak



DISUSUN OLEH KELOMPOK :



NAMA :



NIM



1. DENI SAPUTRA



150301080



2. NURUL SUSANTI



150301112



3. PUTRI INTI AMELIA LUBIS



150301013



4. RANI



150301034



5. VINIA SARI



150301237



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2017-2018



KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis membuat makalah yang berjudul “Audit siklus perolehan dan pembayaran”. Makalah ini dibuat beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan Makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Pekanbaru,



Maret 2018



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2 DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 4 1.2 Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................... 4 1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 4 1.4 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sifat Siklus Pengeluaran .................................................................. 5 2.2 Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pembelian .................................12 2.3 Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pengeluaran Kas .......................16 2.4 Pengujian Substantif Atas Saldo Hutang Usaha .............................17 2.5 Jasa Bernilai Tambah ......................................................................20 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ......................................................................................21 3.2 Saran ................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................22



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Pada Bab-bab sebelumnya sudah dibahas materi tentang prosedur apa saja



yang harus dilakukan oleh seorang auditor dalam melakukan proses auditing. Untuk mendapatkan bukti, auditor harus memperhatikan siklus pengeluaran, khususnya transaksi pembelian dan pengeluaran. Dalam melakukan pengujian substansi terhadap siklus pengeluaran, seperti hutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Auditor harus menggunakan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien agar dapat memberikan pertimbangan tentang materialitas, menilai resiko inheren, melaksanakan prosedur analitis, dan menilai resiko prosedur analitis untuk siklus pengeluaran. Auditor juga harus memahami aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian resiko pengendalian untuk siklus pengeluaran. Penekanan dalam bagian ini akan ditujukan pada pengendalian manajemen dan pengendalian terprogram. Dengan demikian kita bisa mengetahui bagaimana kinerja manajemen perusahaan klien dan auditor dapat memberi saran kepada klien agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 1.2



RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Pada makalah ini akan dibahas mengenai audit siklus perolehan dan



pembayaran, serta apa saja transaksi yang berkaitan dengan perolehan dan pembayaran, pengujian audit, serta pengujian substantif terhadap hutang usaha. 1.3



RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai



berikut : 1. Seperti apakah sifat siklus pengeluaran ?



4



2. Seperti apa aktivitas pengendalian untuk transaksi pembelian ? 3. Seperti apa aktivitas pengendalian untuk transaksi pengeluaran kas ? 4. Seperti apa pengujian substantif untuk saldo hutang usaha ? 5. Apa itu jasa bernilai tambah ? 1.4



TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui seperti apakah sifat siklus pengeluaran 2. Untuk mengetahui seperti apa aktivitas pengendalian untuk transaksi pembelian 3. Untuk mengetahui seperti apa aktivitas pengendalian untuk transaksi pengeluaran kas 4. Untuk mengetahui seperti apa pengujian substantif untuk saldo hutang usaha 5. Untuk mengetahui apa itu jasa bernilai tambah Adapun manfaat yang didapat dalam menyusun makalah ini adalah



menambah pengetahuan kelompok terkait materi Audit siklus perolehan dan pembayaran.



5



BAB II PEMBAHASAN Siklus perolehan dan pembayaran terdiri dari beberapa transaksi yang berbedaa, yaitu : 1. Perolehan Barang dan Jasa 2. Pengeluaran Kas untuk Perolehan tersebut 2.1



SIFAT SIKLUS PENGELUARAN Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas –aktivitas yang



berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah : 1. Membeli barang dan jasa-transaksi pembelian 2. Melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran kas 2.1.1 Tujuan Audit Manjemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan serta dapat dikasifikasikan berdasarkan penggolongan sebagai berikut : Kategori



Kelompok transaksi



asersi



Atau saldo



Eksistensi atau



Transaksi



Tujuan audit spesifik 



Kejadian



Mencatat



pemebelia



barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama



periode



berjalan. 



Mencatat



transaksi



pengeluaran kas yang dilakukan



selam



periode berjalan kepada pemasok dan kreditor.



6



Saldo







Mencatat hutang usaha yang



mencerminkan



jumlah



hutang



perusahaan per tanggal neraca. Kelengkapan



Transaksi







Semua pembelian dan pengeluaran kas yang dilakukan



selam



periode berjalan telah Saldo



dicatat. 



Hutang usaha meliputi semua



jumlah



terutang



yang kepada



pemasok barang dan jasa per tanggal neraca. Hak



dan Transaksi







kewajiban



Perusahaan bertanggung jawab atas hutang



yang



dari Saldo



berasal



pencatatan



transaksi pembelian. 



Hutang merupakan



usaha kewajiban



perusahaan per tanggal neraca. Penilaian atau Alokasi



Transasksi







Semua pembelian



transaksi dan



pengeluaran kas telah dinilai



dengan



menggunakan



GAAP



dan dikhtisarkan,



dijurnal, serta



diposting dengan benar.



7



 Saldo



Hutang



usaha



dinyatakan



dalam



jumlah yang benar. 



Saldo



beban



yang



berkaitan telah sesuai dengan GAAP.



Penyajian dan



Transaksi







Pengungkapan



Rincian pembelian dan pengeluaran



kas



mendukung penyajiannya laporan



dalam keuangan



termasuk klasifkasi dan pengungkapannya yang berkaitan. Saldo







Hutang beban



usaha terkait



diidentifikasi



dan telah dan



diklasifikasikan dengan benar dalam laporan keuangan. 



Pengungkapan



yang



memadai



telah



yang



dibuat



berkaitan



dengan



komitmen,



kewajiban kontijen, dan penjaminan



serta



hutang



yang



pihak



mempunyai hubungan istimewa



8



2.1.2 Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi Audit 1. Pemahaman tentang bisnis dan industri klien. Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien, kekuatan pasar eksternal yang menggerakkan sektor bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut mempengaruhi siklus pengeluaran perusahaan. Selain itu, pemahaman ini juga akan mebantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang : 



Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan







Risiko inheren dalam siklus pengeluaran







Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapat menentukan risiko pengendalian bisnis







Pemberian jasa bernilai tambah



2. Materialitas Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industry dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun seperti persediaan, properti, pabrik, dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan. 3. Risiko Inheren Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor



mempertimbangkan



faktor-faktor



penting



yang



bisa



mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan. serta factorfaktor



penting



yang



dapat



memotivasi



manajemen



untuk



menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran, meliputi : 



Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak



9



tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak



perkembangan



teknologi



terhadap



produktifitas



perusahaan, atau manajemen yang tidak baik. 



Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa mebuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.



Kedua factor di atas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji dari pada lebih saji pengeluaran dan hutang. Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan industri seperti ketersediaan dan volatilitas harga bahan baku serta produk yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnis. Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran mencakup berikut ini : 



Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi







Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi







Pembelian aktiva dapat diselewengkan







Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali







Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi



4. Risiko Prosedur Analitis Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila memperkirakan pembelian, persediaan, dan hutang usaha tumbuh pada tingkat yang konsisten.



10



2.1.3



Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal 1. Lingkungan Pengandalian Auditor harus mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap lingkungan pengendalian. Seperti integritas dan nilai etis, komitmen terhadap kompetensi, dan struktur organisasi yang jelas. Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan : 



Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan







Seberapa sering dan cepat laporan manajemen di review







Keputusan yang didasarkan atas laporan itu







Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama.



2. Penilaian Risiko Manajemen Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut : 



Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian







Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian







Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting







Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan







Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda







Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai



3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi) Informasi yang harus dipahami auditor meliputi : 



Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali







Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang yang dikembalikan



11







Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian







Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa



4. Pemantauan Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila berlaku : 1. Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman masa depan. 2. Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan yang ditemukan selama audit sebelumnya. 3. Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur



pengendalian



yang



berhubungan



dengan



siklus



pengeluaran. 2.2



AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PEMBELIAN Manajemen akan mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan



menggunakan prosedur



pengendalian



yang terprogram.



Ada dua jenis



pengendalian komputer, yaitu : 1. Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer 2. Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran. 2.2.1 Dokumen Dan Catatan Yang Umum Dokumen dan catatn berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi :



12







Permintaan Pembelian, permintaan akan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen yang akan berwenang kepada departemen pembelian.







Pesanan Pembelian, penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.







Laporan



Penerimaan,



dibuat



atas



penerimaan



barang



yang



menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok. 



Faktur Penjualan, tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang dan jasa yang diberikan, harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.







Voucher, formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang diterima.







Laporan Pengecualian, laporan yang berisi tentang transaksi-transaksi yang



diidentifikasi



untuk



diinvestigasi



lebih



lanjut



dengan



pengendalian aplikasi komputer. 



Ikhtisar Voucher, laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama hari itu.







Register Voucher, catatan akuntansi jurnal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat persetujuan untuk dibayar.







File Induk Pemasok Yang Telah Disetujui. File komputer yang berisi tentang informasi penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan telah melakukan pembayaran.







File Pesanan Pembelian Terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian telah dikirim kepemasok tapi barang dan jasa belum diterima.







File Transaksi Pembelian, file komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima, file ini digunakan untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file utang usaha, persediaan serta buku besar.



13







File Induk Hutang Usaha, file komputer yang berisis tentang voucher yang belum dibayar yang telah disetujui, disususn oleh pemasok, dan harus ditambahkan kesaldo dalam akun pengendalian hutanh usaha.







File Suspensi Atau Penolakan, file komputer yang menahan transaksitransaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.



2.2.2



Fungsi-fungsi Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut : 1. Pengajuan Pembelian Permintaan diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain yang meliputi : 



Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui, Proses ini akan mengirimkan barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama pada sistem informasi yang mengandalkan pada pengendalian komputer.







Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa, Permintaan pembelian



merupakan



awal



dari



jejak



transaksi



yang



mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi manajemen seperti eksistensi atau kejadian transaksi pembelia. Biasanya diajukan oleh bagian penyimpanan (gudang) untuk item-item persediaan atau setiap departemen untuk item-item yang bukan ditujukan sebagai persediaan. 



Pembuatan pesanan pembelian. Yang memiliki wewenang dalam untuk



menerbitkan



pesanan



pembalian



adalah



departemen



pembelian, dan hanya menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan benar. Peran dari pembelian ialah untuk memastikan sumber pasokan terbaik dan, untuk barang-barang yang penting, mendapat harga penawaran yang paling kompetitif. 2. Penerimaan Barang Dan Jasa



14



Penerimaan barang/jasa ini biasanya membuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapan kewajiban telah terjadi. Personil departemen penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang yang rusak. 



Pembuatan Laporan Penerimaan, laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan bahwa kewajiban telah ditetapkan.







Penyimpanan



Barang



yang



Diterima



sebagai



Persediaan,



pemisahan fungsi penyimpanan barang yang diterima sebagai persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam pembelian dapat mengurangi risiko terjadinya pembelian yang tidak diotorisasi atau penyalahgunaan barang. Perusahaan harus menyimpan barang ditempat yang aman dengan akses yang terbatas dan diawasi secara memadai. 3. Pencatatan Kewajiban Penerimaan barang/jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bagi perusahaan



untuk



menyelesaikan



transaksi.



Pengendalian



atas



pencatatan kewajiban dan asersi/tujuan audit spesifik yang berkaitan meliputi hal-hal berikut : 



Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur penjual serta laporan penerimaan dan pesanan pembelian yang bersangkutan.







Membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher. Kedua tanggal itu harus berada pada periode akuntansi yang sama.







Melaksanakan pengecekan yang independen atas keakuratan matematis dari setiap voucher dan faktur pemasok pendukungnya.







Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan di ikhtisarkan secara tepat dalam catatan akuntansi.







Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban perusahaan.



15







Memberikan kode atas distribusi akun.







Dokumen pendukung harus segera distempel, dilubangi, atau dibubuhi tanda lainnya.



2.2.3



Perolehan Pemahaman Dan Penilaian Risiko Pengendalian Auditro harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi



untuk



merencanakan



audit.



Auditor



harus



mampu



mengidentifikasi jenis-jenis salah saji yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan merancang



pengujian



substantif.



Pemahaman



tentang



aktivitas



pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pembelian terutama diperoleh melalui pengalaman sebelumnya dengan klien, tanya jawab, observasi dan inspeksi dokumen. Pengujian pengendalian adalah cara untuk menentukan keefektifan dari pengendalian.



Jika



auditor



merencanakan



untuk



menilai



risiko



pengendalian pada tingkat sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal. Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka ia harus : (1) meguji keefektifan pengendalian umum (2) menggunakan teknik audit berantu komputer (3) menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pegecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terpogram. 2.3



AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGELUARAN KAS



2.3.1 Dokumen dan Catatan yang Umum Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut : 



Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukan pada perintah tersebut kepada payee.



16







Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari bersangkutan







File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk pemostingan ke file induk hutang usaha dan buku besar.







Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.



2.3.2



Fungsi-fungsi Fungsi pengeluaran kas (cash disbursement function) adalah proses dimana perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas.



2.4



PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA Hutang usaha merupakan kewajiban (utang) lancar dalam neraca. Utang



lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) Hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan rentan terhadap salah saji. 2.4.1 Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo. Auditor mennggunakan metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian yang tepat atas asersi kelompok transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi saldo akun utang usaha. Metodologi diuraikan meliputi matriks risiko audit, yang



selanjutnya



digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima pada tahap pengujian rincian. Tingkat risiko spesifik dalam matriks bersifat ilustratif dan akan bervariasi menurut situasi yang dihadapi oleh klien. 2.4.2



Perancangan pengujian substantif Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari 17



pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Perancangan pengujian terdiri dari:  Prosedur Awal Titik awal pengujiana adalah pemahaman mengenai bisnis dan industri klien, serta pemahaman tentang signifikasi siklus pembelian dalam perusahaan untuk penilaian risiko. Prosedur awal untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun



sebelumnya,



dan



menggunakan



perangkat



lunak



audit



tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar jumlah yang terutang pada tanggal neraca. Biasanya klien mempunyai daftar file voucher yang belum dibayar, buku pembantu hutang usaha atau file induk dalam bentuk elekronik. Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan ketepatan matematis dari daftar tersebut dengan cara menjumlahkan ulang total dengan memverifikasi bahwa jumlah telah sesuai degan saldo akun buku besar.  Prosedur Analitis Tujuan prosedur analitis adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara utang usaha dengan akun-akun kunci lainnya seperti pembelian dan persediaan. Prosedur analitis dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi pada tahap dalam pengujian rinci telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.  Pengujian Rincian Transaksi Terdapat empat pengujian substantif atas rincian hutang usaha yang utama. Dalam melaksanakan pengujian tersebut



seorang auditor



menitikberatkan pada pendeteksian kurang saji hutang yang dicatat6 serta hutang yang belum tercatat.



Luas pengujian akan bervariasi



menurut tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk asersi-asersi terkait. 1. Menelusuri hutang yang dicatat ke dokumentasi pendukung.



18



Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam file klien, seperti voucher, faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas, seperti buku pengeluaran cek, atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga. 2. Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian Mencakup penentuan bahwa transaksi pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. 3. Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas Dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara benar baik kas maupun utang usaha. 4. Melakukan pencarian hutang yang belum tercatat Terdiri dari prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca.  Pengujian Rincian Saldo Dua pengujian yang termasuk kedalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang usaha dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima oleh klien dari penjual atau pemasok. 1. Konfirmasi Hutang Usaha Prosedur ini bersifat operasional karena (1) konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. 2. Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan pemasok



19



Pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam arsip klien. Jika demikian, maka jumlah yang terutang kepada pemasok menurut catatan klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini sama dengan yang yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi, hanya saja kurang dapat diandalkan karena laporan yang dikirim pemasok kepada klien, tidak langsung kepada auditor.  Pembandingan Penyajian Laporan dengan GAAP Utang dagang harus diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan sebagai kewajiban lancar. Apabila saldo utang dagang mencankup pembayaran di muka kepada pemasok untuk pesanan barang dan jasa yang baru dikirimkan di kemudian hari dalam jumlah material maka jumlah



pembayaran



dimuka



direklasifikasi.



Penyajian



dan



pengungkapan yang dilakukan manajemen dalam laporan keuangan harus dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh prinsip akuntansi berlaku umum. 2.5



JASA BERNILAI TAMBAH Standar audit yang belaku umum tidak mensyaratkan bahwa auditor harus



melakukan jasa bernilai tambah. Meskipun demikian apabila ada auditor telah menyeesaikan suatu audit,maka mereka biasanya sangat mengetahui tentang bisnis dan praktik bisnis klien,hasil operasi dan aus kasnya,serta pengendalian internal perusahaan. Jasa penting yang ditawarkan akuntan public adalah membantu klien mengantisipasi jenis peluang dan membantunya mengembangkan visi bagaimana membuat jenis kas positif menjadi arus nyata.



20



BAB III PENUTUP 3.1



KESIMPULAN Siklus perolehan dan pembayaran terdiri dari beberapa transaksi yang



berbedaa, yaitu (1) Perolehan Barang dan Jasa (2) Pengeluaran Kas untuk Perolehan tersebut. Transaksi yang membentuk siklus pengeluaran dalam perusahaan terdiri dari (1) transaksi pembelian dan (2) transaksi pengeluaran kas. Adapun tujuan dari audit siklus pengeluaran yaitu eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian dan pengungkapan. Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mengkredit dan mendebit akun utang usaha dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut. Sebelum melakukan audit, auditor harus memahami tentang industri dan klien guna untuk memudahkan auditor dalam menentukan tingkat materialitas dan risko yang ada di industri klien tersebut. 3.2



SARAN Adapun saran dari pembahasan makalah ini, antara lain : 1. Perbanyak lagi referensi/teori yang membahas tentang audit siklus perolehan dan pembayaran. 2. Tingkatkan lagi pemahaman yang terkait dengan transaksi yang berhubungan dengan siklus perolehan dan pembayaran.



21



DAFTAR PUSTAKA Boynton, Johnson, Kell. 2002. Modern Auditing edisi ketujuh jilid 1. Erlangga. Jakarta. Boynton, Johnson, Kell. 2002. Modern Auditing edisi ketujuh jilid 2. Erlangga. Jakarta.



22