Makalah Bahan Perkerasan Jalan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Sarana transportasi darat yang paling penting adalah jalan raya. Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka kebutuhan akan jalan yang memenuhi persyaratan guna meningkatkan kekuatan konstruksi sangat penting. Kekuatan konstruksi jalan sangat dipengaruhi oleh jenis perkerasan jalan tersebut. Di Indonesia kontruksi perkerasan yang paling banyak digunakan adalah perkerasan lentur, ada berbagai jenis/tipe dalam perkerasan lentur. Kualitas dari konstruksi perkerasan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya sangat tergantung pada bahan perkerasan yang akan digunakan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, “dalam proses perancangan perkerasan jalan, bahan perkerasan jalan merupakan bahan yang diutamakan didalam pertimbangan analisis parameter perancangan, karena salah satu parameter kekuatan konstruksi jalan, terletak pada pemilihan material yang tepat dari material yang akan digunakan didalam suatu rancangan perkerasan jalan” (Soedang,2005;151). Untuk menunjang pengetahuan mahasiswa mengenai penyiapan bahan material perkerasan jalan yang baik, makan untuk itu disusunlah makalah ini.



1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatasn dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut. 1.2.1



Apa saja bahan material perkerasan jalan?



1.2.2



Bagaimana karakteristik setiap bahan material perkerasan jalan?



1.2.3



Bagaimana standar bahan material perkerasam jalan agar didapatkan material yang baik?



1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari disusunnya makalah ini meliputi: 1.3.1 Untuk mengetahui jenis-jenis bahan material perkerasan jalan. 1.3.2 Untuk mengetahui karakteristik setiap jenis material perkerasan jalan. 1.3.3 Untuk mengetahui persyaratan bahan material perkerasan jalan.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Bahan Material Perkerasan Jalan 2.1.1 Bahan Tanah A. Persyaratan Tanah Soedang (2005;152) menyatakan, ”Tanah dasar (Subgrade) akan selalu menjadi pondasi dari suatu perkerasan jalan baik struktur perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.” Tanah dasar ini dapat berupa batuan keras, batuan lunak atau tanah asli. Batuan kerasn atau batuan lunak biasanya secara teknis tidak memerlukan suatu pemilihan atau perbaikan kekuatan material yang berarti. Hanya dari sei pengerjaan yang relatif sedikit lebih sulit dari pengerjaan tanah biasa. Yang lebih memerlukan perhatian adalah subgrade yang terbentuk dari tanah.







Gambar 1.1 Pekerjaan tanah dasar (Solar chart)



Tanah dasar ialah jalur tanah baguan dari jalan yang terletak dibawah perkerasan jalan. Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan.



Ada tiga kondisi yang akan ditemui di lapangan untuk penyiapan tanah dasar, yaitu: -



kondisi tanah asli



-



tanah dasar berasal dari timbunan,atau



-



tanah dasar berasal dari galian



Ketiga kondisi ini akan memberikan Penanganan pelaksanaan yang berbeda satu sama lain. Untuk kondisi tanah asli, pemilihan hanya pada lokasi yang memberikan jenis tanah yang menyumbangkan kekuatan yang memenuhi persyaratan konstruksi tanah berasal dari timbunan disamping pemilihan tersebut diatas, juga perlu ditinau kembang susut tanah (sweeling), masa konsolidasi, dan pemadatan. Sedangkan untuk kondisi tanah dasar berupa hasil galian, disamping pemilihan jenis tanah yang memadai, harus juga memperhatikan faktor kelongsoran dan pertimbangan teknis lainnya dalam menghadapi pekerjaan tanah. Beberapa aspek yang menjadi perhatian khusus dalam menyiapkan bahan tanah dasar untuk konstruksi jalan yaitu: -



nilai CBR yang sesuai persyaratan dan rencana



-



potensi kembang susut tanah (sweeling)



-



sifat permeabilitas tanah



-



tigkat kepadatan



-



kapileritas tanah (untuk tanah ekspansif)



B. Bahan tanah Lapis Pondasi Bawah dan Bahu Secara umum karakteristik tanah untuk lapisan pondasi bawah (bila digunakan tanah campur pasir) dan bahu hampir sama. Sifat utama seperti Indeks Plastis berkisar 4/10 dan lolos saringan No. 200, maksimum 200% Tabel 1.1. Pendekatan kekuatan CBR



Sumber: Soedang (2005,153)



Tabel 1.2. Sifat umum bahan tanah untuk lapis pondasi bawah



Sumber: Soedang (2005,154)



C. Contoh Bahan Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasilhasil data pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam spesifikasi LPB dibawah.



D. Syarat Bahan 



Persyaratan umum



 Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan LPB terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), kerikil, pasir dan lempung alami (C). 1) LPB kelas A, berupa agregat batu pecah disaring, digradasi dan semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi tabel 1.3 dibawah ini. 2) LPB kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.50 mm, memenuhi tabel 2.1 dibawah ini. 3) LPB kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 1,5” atau 37.50 mm, memenuhi tabel 1.3 dibawah ini.  Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas debu, zat organic, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas, bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.  Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah







Gradasi lapis pondasi bawah (LPB) Tabel 1.3. Syarat Spesifikasi Bahan



UKURAN SARINGAN Mm 75.0 62.5 37.5 25.0 10.0 9.5 4.75 2.30 1.18 0.60 0.125 0.075



KELAS A ( ¼ inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat dengan ukuran partikel < ¼ inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200). b.) Agregat yang melalui proses pengolahan Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung sehingga diperlukan proses pengolahan



terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi perkerasan jalan. Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh: 



Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.







Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.







Gradasi sesuai yang diinginkan.



Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone) sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. c.) Agregat buatan Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran Pengendalian mutu agregat didapatkan dari angka abrasi yang diperoleh dari hasil Los Angeles Abrasion test. Indikasinya bila abrasi memberikan keausan lebih dari 50%,agregat dinyatakan tidak baik untuk dijadikan bahan perkerasan jalan.



2.) Ditinjau dari asal kejadiannya a.) Batuan beku Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock). b.) Batuan sedimen Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.



Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas: 



Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.







Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, opal.







Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.



c.) Batuan metamorf Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.



3.) Klasifikasi berdasarkan dimensi butiran Berdasarkan ukuran besar butiran dibedakan sebagai agregat kasar dengan ukuran butiran > ¼ inchi (6,35 mm) yaitu bahan yang tertahann saringan No.4 dan agregat halus, bahan yang lolos saringan No.4 dan tertahan pada saringan No.200 (0,075mm). Yang lolos saringan No.200 dikategorikan sebagai abu batu. Secara spesifik dimensi butiran, pasir termasuk agregat halus.



a.) Agregat berbutir kasar  Sifat -sifat agregat berbutir kasar i). Kekuatan dan keawetan Agregat adalah merupakan elemen perkerasan jalan yang mempunyai kandungan 90-95% acuan berat,dan 75-85% acuan volume dari komposisi perkerasan,sehingga otomatis menyumbangkan faktor



kekuatan utama dalam perkerasan jalan. Berfungsi sebagai penstabil mekanis,agregat harus mempunyai suatu kekuatan dan kekerasan,untuk menghindarkan terjadinya kerusakan akibat beban lalu lintas. Sifat kekuatan dan keawetan dipengaruhi oleh: -



gradasi



-



kompak dan keras



-



ukuran maksimum



-



kadar lempung



-



bentuk butir, dan



-



tekstur permukaan



Gradasi seragam (uniform graded), dari komposisi butiran akan menghasilkan suatu kepadatan yang bervariasi akibat kontak butir sebagian, sedangkan stabilitas pada sifat penyekatan (confined). Gradasi baik (well graded), memberikan suatu keadaan kepadatan stabilitas yang baik akibat kontak butir yang hampir menyeluruh pada bidang permukaan Gradasi Jelek (poor graded), kondisi yang terburuk karena kontak butir buruk megakibatkan kepadatan rendah dan mempunyai stabilitas yang kecil Adapun kriteria agregat yang baik adalah mempunyai karakteristik sebagai berikut: -



memiliki tingkat keausan