Makalah Bayi BBLR Dan Prematur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH REPRODUKSI “BBLR DAN PREMATURITAS”



Disusun Oleh: Kelas D 1. ANNISA DWI NUR AZIZAH



(201501140)



2. MELITA DWI WAHYUNINGSARI (201501158) 3. ROSMINA DEWI CAHPUTRI



(201501160)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2018



i



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah reproduksi dengan judul “BBLR DAN PREMATURITAS” ini dengan baik. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami beberapa kendala. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada kesempatan ini sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak khususnya pembaca sangat penulis harapkan. Harapan penulis, karya tulis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca.



Mojokerto, 23 Februari 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL................................................................................................



i



KATA PENGANTAR..............................................................................................



ii



DAFTAR ISI.............................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang................................................................................................



1



1.2



Rumusan Masalah..........................................................................................



2



1.3



Tujuan Penulisan............................................................................................



2



1.4



Manfaat............................................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN ( BBLR ) 2.1



Definisi.............................................................................................................



3



2.2



Etiologi.............................................................................................................



3



2.3



Manifestasi Klinis BBLR...............................................................................



5



2.4



Klasifikasi BBLR............................................................................................



6



2.5



Patofisiologi.....................................................................................................



7



2.6



Pemeriksaan Penunjang.................................................................................



8



2.7



Penatalaksanaan.............................................................................................



8



2.8



Komplikasi.......................................................................................................



9



2.9. Definisi Prematuritas......................................................................................



10



2.10 Etiologi.............................................................................................................



11



2.11 Klasifikasi........................................................................................................



11



2.12 Patofisiologi.....................................................................................................



13



2.13 Penatalaksanaan.............................................................................................



14



2.14 Komplikasi ......................................................................................................



15



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan......................................................................................................



17



3.2



Saran................................................................................................................



17



DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Usia kehamilan merupakan salah satu prediktor penting bagi kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari. Persalinan premature adalah persalinan yang terjadi sebelum janin genap berusia 37 minggu. Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi premature terutama yang lahir cukup bulan, bayi premature terutama yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai resiko kematiaan 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan system organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan system pencernaannya. Sekitar 75 % kematian perinatal disebabkan oleh prematuritas. Sekitar seperlima bayi yang lahir di bawah usia 32 minggu tidak dapat bertahan hidup dalam tahun pertama dibandingkan dengan 1 % kematian bayi ynang lahir dengan usia 33-36 minggu dan hanya sekitar 0,3 % kematian bayi bila lahirnya pada usia cukup bulan. Kematian janin sering disebabkan oleh sindroma gawat nafas (Respiratory Distress Syndrome-RDS), perdarahan intraventricular



displasia



bronkopulmoner, sepsis dan enterokolitis nekrotikans. Masalah lain yang dapat timbul adalah masalah perkembangan neurologi yang bervariasi dari gangguan neurologis berat, seperti serebral palsi, gangguan intelektual, retardasi mental, gangguan sensoris (kebutaan, gangguan penglihatan, tuli), sampai gangguan yang lebih ringan seperti kelainan perilaku, kesulitan belajar dan berbahasa , gangguan konsentrasi/ atensi dan hiperaktif. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Selain itu perawatan bayi prematur juga membutuhkan tekhnologi kedokteran canggih dan mahal ( misalnya Neonatal Intensive Care Unit / NICU, Surfactant)



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ? 2. Apa penyebab BBLR ? 3. Bagaimana tanda – tanda klinis BBLR ? 4. Apa saja komplikasi pada BBLR ? 5. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada BBLR ? 6. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ? 1.4 Tujuan Penulisan 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR 3. Untuk mengetahui etiologi BBRL 4. Untuk mengetahui tanda – tanda klinis pada BBLR 5. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR 6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnotik pada BBLR 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada BBLR 1.4 Manfaat 1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud BBLR 2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR 3. Mahasiswa mengerti tanda – tanda klinis BBLR 4. Mahasiswa mengerti komplikasi pada BBLR 5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostic pada BBLR 6. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada BBLR



2



BAB II PEMBAHASAN ( BBLR ) 2.1 Definisi Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan . Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR ) . Sedangkan pada tahun 1970 , kongres European Perinatal medicine II yang diadakan di London juga di usulkan definisi untuk mendapatkan keseragaman tentang maturitas bayi lahir , yaitu sebagai berikut : 1. Bayi kurang bulan , adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu ( 259 hari ) 2. Bayi cukup bulan , adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu ( 259 – 293 hari ) 3. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih ( 294 hari atau lebih ). Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan ( premature ) disamping itu juga disebabkan dismaturitas . Artinya bayi lahir cukup bulan ( usia kehamilan 38 minggu ) ,tapi berat badan ( BB ) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya , yaitu tidak mencapai 2500 gram . 2.2 Etiologi Berikut adalah factor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Ibu a. Penyakit :  Mengalami Komplikasi kehamilan , seperti : anemia sel berat , perdarahan ante partum , hipertensi , pre-eklampsia berat , eklampsia , infeksi selama kehamilan ( infeksi kandung kemih dan ginjal )  Menderita penyakit seperti malaria , infeksi menular seksual , HIV/AIDS , TORCH



3



b. Ibu :  Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun  Kehamilan ganda ( multi gravida )  Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek ( kurang dari 1 tahun )  Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya c. Keadaan social ekonomi :  Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi rendah  Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa instirahat  Keadaan gizi kurang baik d. Sebab lain :  Ibu perokok  Ibu peminum alcohol  Ibu pecandu obat narkotik 2. Faktor Janin a. Kelainan kromosom b. Infeksi janin kronik c. Radiasi d. Kehamilan ganda/kembar e. Aplasia pancreas 3. Faktor plasenta a. Berat plasenta berkurang atau berongga atau keduanya ( hidramnion ) b. Infark c. Plasentitis vilus ( bakteri , virus dan parasit ) d. Tumor e. Plasenta yang lepas f. Sindrom transfuse bayi kembar ( sindrom parabiotik ) 4. Factor Lingkungan a. Bertempat tinggal di dataran tinggi b. Terkena radiasi 4



c. Terpapar zat beracun Berdasarkan tipe BBLR : 3



BBLR tipe KMK , disebabkan oleh : a. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi b. Ibu memiliki hipertensi , anemia c. Kehamilan kembar d. Malaria kronik e. Ibu hamil merokok



4



BBLR tipe premature , disebabkan oleh : a. Berat badan ibu yang rendah , ibu hamil yang masih remaja , kehamilan kembar b. Pernah melahirkan bayi premature sebelumnya c. Cervical imcompetence d. Antepartum hemorrhage e. Ibu hamil yang sakit



2.3 Manifestasi Klinis BBLR Secara umum , gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut : 1. Berat kurang dari 2500 gram. 2. Panjang kurang dari 45 cm 3. Lingkar dada kurang dari 30 cm 4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm 5. Umur kehamilan kurang dari 37 cm 6. Kepala lebih besar 7. Kulit tipis , transparan , rambut lanugo banyak , lemak kurang. 8. Otot hipotonik lemah 9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea 10. Ektermitas : paha abduksi , sendi lutut /kaki fleksi-lurus 11. Kepala tidak mampu tegak 12. Pernapasan 40-50 kali / menit 13. Nadi 100 – 140 kali / menit BBLR menunjukkan belum sempurna fungsi organ tubuh dengan keadaanya lemah , yaitu sebagai berikut : 3



Tanda – tanda bayi kurang bulan ( KB ) : 5



a. Kulit tipis dan mengkilap b. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk sempurna c. Lanugo ( rambut halus / lembut ) masih banyak ditemukan terutama di punggung d. Pada bayi perempuan , labia mayora belum menutupi labia minora e. Pada bayi laki-laki , skrotum belum banyak lipatan , testis kadang belum turun f. Aktivitas dan tangisnya lemah g. Reflex menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah 4



Tanda – tanda bayi Kecil Masa Kehamilan ( KMK ) ; a. Umur bayi dapat cukup , kurang atau lebih bulan , tetapi beratnya kurang dari 2500 gram b. Gerakannya cukup aktif , tangis cukup kuat c. Kulit keriput , lemak bawah kulit tipis d. Mengisap cukup kuat



2.4 Klasifikasi BBLR Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR , yaitu : 1. Menurut harapan hidupnya : a. Bayi berat lahir ( BBLR ) berat lahir 1500 – 2500 gram b. Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ) berat lahir 1000 – 1500 gram c. Bayi berat lahir ekstrim rendah ( BBLER ) berat lahir kurang dari 1000 gram 1.3 Menurut masa gestasinya ( umur kehamilan ) : a. Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau bisa disebut neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan ( NKB – SMK ) b. Dismaturitas : Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya ( KMK ).



6



2.5 Patofisiologi Etiologi Faktor Ibu



Faktor Plasenta



Faktor Janin



BBLR Jaringan lemak subcutan



Prematuritas



lebih tipis Penurunan daya tahan Kehilangan panas



Kekurangan cadangan



melalui kulit



energy



Mk Hipotermia



Mk Resiko Infeksi



Malnutrisi Hipoglikemi Fungsi organ - organ belum baik



Hati



Usus



Konjugasi



Peristaltik blm



Bilirubin



sempurna



blm baik



Ginjal



Imaturitas Ginjal Imaturitas sentrum2 vital



bilirubin



Kulit Halus mudah lecet



Sekunder terapi Pengosongan lambung



Hiper



Otak



Regulasi pernafasan



blm naik



Resiko infeksi Pioderma



Pernafasan periodic Sepsis



Ikterus



Pernafasan biot MK pola nafas 7



Tidak efektif



2.6 Pemeriksaan Penunjang Menurut Pantiawati ( 2010 ) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain yaitu : a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut utnuk mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau maturitas. b. Tes kocok ( shake test ) , dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens terakhirnya. c. Darah rutin , kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah. d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas. 2.7 Penatalaksanaan Penanganan dan perawatan pada bayi BBLR menurut Proverawati ( 2010 ), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : a. Mempertahankan suhu tubuh bayi Bayi premature akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia , karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah ,. Oleh karena itu , bayi prematuritas harus dirawat didalam incubator sehingga badannya mendekati dalam rahim. b. Pengawasan Nutrisi atau ASI Alat pencernaan pada bayi premature belum sempurna , lambung kecil , enzim pencernaan belum matang . c. Pencegahan Infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi , karena daya tahan tubuh yang masih lemah , kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibody 8



belum sempurna. Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi dengan BBLR maupun prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. d. Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisibayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh , oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. e. Ikterus Semua bayi premature menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4 – 5 hari berlalu. f. Pernafasan Bayi premature mungkin menderita penyakit membrane hialin . Pada penyakit ini tanda – tanda gawat pernafasan selalu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam incubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi usaha pernafasan. g. Hipoglikemi Mungkin paling timbul bayi premature yang sakit bayi berberat badan lahir rendah , harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.



2.8 Komplikasi a. Hipotermia b. Hipoglikemia c. Hiperbilirubinemia d. Respiratory distress syndrome ( RDS ) e. Intracerebral and intraventricular haemorrage ( IVH ) f. Periventrikuler Leucomalasia ( PVL ) g. Infeksi bakteri h. Kesulitan minum i. Distabilitas mental dan fisik : - Keterlambatan perkembangan - CP ( Cerebral Palsy ) - Gangguan pendengaran 9



- Gangguan penglihatan seperti ROP ( Retinopathy of prematurity )



2.9. Definisi Prematuritas American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2.500 g. Definisi persalinan premature menurut WHO adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan berusia lengkap 37 minggu. Berdasarkan konvensi, usia kehamilan dilaporkan dalam minggu setelah mencapai minggu yang lengkap, yaitu 7 hari. ( Jadi kehamilan 36 minggu dan 6 hari dilaporkan sebagai usia kehamilan 36 minggu dan bukan kehamilan 37 minggu) . Konsep prematuritas mencangkup ketidakmatangan biologis janin untuk hidup di luar rahim ibunya. Maturitas adalah suatu proses peningkatan tumbuh kembang janin sehingga sempurna dan dapat hidup di dunia luar. Telah lama diketahui bahwa kehamilan berlangsung 40 minggu (9 bulan lebih 1 minggu ) dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Penentuan usia kehamilan yang sesungguhnya sangat sulit, pertama karena tidak semua wanita mengetahui pasti kapan hari pertaama haid terakhirnya , kedua karena siklus haid jarang sekali tetap waktunya. Pada seorang wanita siklus haid jarang sekali tetap waktunya. Pada seorang wanita siklus haid tidak selalu 28 hari, hal ini menyebabkan penghitungan usia kehamilan tidak selalu dapat diukur dari HPHT. Hal inilah yang menyebabkan pada awalnya berat badan lahir bayi digunakan sebagai ukuran yang mendekati untuk maturitas. Kepentingan usia kehamilan antara lain untuk petugas kesehatan dan ibu menentukan taksiran persalinan, menentukan apakah kehamilan premature atau lewat bulan sehingga dapat menentukan intervensi yang diperlukan. WHO ( 1961) menambahkan bahwa usia hamil sebagai kriteria untuk bayi prematur adalah yang lahir sebelum kehamilan berusia lengkap 37 minggu. Berdasarkan konvensi, usia kehamilan dilaporkan dalam minggu setelah mencapai minggu yang lengkap, yaitu 7 hari. ( Jadi kehamilan 36 minggu dan 6 hari dilaporkan sebagai usia kehamilan 36 minggu dan bukan kehamilan 37 minggu) . Konsep prematuritas mencangkup ketidakmatangan biologis janin untuk hidup di luar rahim ibunya. Maturitas adalah suatu proses peningkatan tumbuh kembang janin sehingga sempurna dan dapat hidup di dunia luar.



10



2.10 Etiologi 1. Faktor Maternal Toksonia, hipertensi, malnutrisi/ penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adabya kondisi diman uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta. 2. Faktor Fetal Kelainan kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cedera radiasi. ( Sacharin, 1996) Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature : a. Faktor Lingkungan b. Faktor ibu , yang meliputi penyakit yang diderita toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, DM, usia ibu saat hamil kurang dari 16 tahun atau lebih 35 tahun, keadaan social ekonomi, keluarga perokok, peminum alcohol atau narkotik. c. Faktor janin , meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam Rahim d. Faktor kehamilan Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini 2.11Klasifikasi Menurut kejadiannya, persalinan premature digolongkan menjadi : a. Idiopatik/spontan Sekitar 50 % penyebab persalinan premature tidak diketahui, oleh karena itu digolongkan pada kelompok idiopatik atau persalinan premature spontan. Termasuk ke dalam golongan ini antara lain persalinan premature akibat kehamilan kembar, poli hidramnion atau persalinan premature yang didasari oleh factor psikososial dan gaya



11



hidup. Sekitar 12,5 % persalinan premature spontan didahului oleh ketuban pecah dini ( KPD), yang sebagian besar disebabkan karena factor infeksi (karioamnionitis). b. Latrogenik/Elektif Perkembangan tekhnologi kedokteran dan perkembangan etka kedokteran menempatkan janin sebagai individu yang mempunyai ha katas kehidupannya ( Fetus as a Patient). Maka apabila kelanjutan kehamilan di duga dapat membahayakan janin, janin akan dipindahkan ke dalam lingkungan luar yang dianggap lebih baik dari rahim ibunya sebagai tempat kelangsungan hidupny. Kondisi tersebut menyebabkan persalinan premature buatan / latrogenik yang disebut juga sebagai Elektive Preterm. Sekitar 25 % persalinan premature termasuk ke dalam golongan ini . a. Keadaan ibu yang sering menyebabkan persalinan premature elektif adalah : -



Preeklamsi berat dan eklampsi



-



Perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)



-



Korioamnionitis



-



Penyakit jantung yang berat atau penyakit paru/ ginjal yang berat



b. Keadaan janin yang daapat menyebabkan persalinan premature dilakukan adalah: -



Gawat janin, ( anemia, hipoksia, asidosis, atau gangguan jaantung janin)



-



Infeksi intrauterine



-



Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)



-



Isoimunisasi Rhesus



Menurut usia kehamilan maka klasifikasi persalinan premature adalah : 1. Usia kehamilan 32-36 minggu disebut persalinan premature ( preterm ) 2. Usia kehamilan 28-32 minggu disebut sangat premature ( very preterm ) 3. Usia kehamilan antara 20- 27 minggu disebut ekstrim premature ( extremely preterm ) Menurut berat badan lahir, maka bayi premature dibagi dalam kelompok : 1. Berat badan bayi 1500-2500 gram disebut bayi dengan berat badan lahir rendah 2. Berat badan bayi 1000-1500 gram disebut bayi dengan barat badan lahir sangat rendah 3. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan berat badaan lahir ekstrim rendah. 12



2.12 Patofisiologi Faktor ibu :



Faktor janin:



Ibu berusia 35 tahun



Faktor lingkungan : Terpapar asap rokok, radar dan zat-zat beracun



Hidramnion



Jarak kehamilan terlalu dekat



infeksi



Keadaan social – ekonomi yang rendah Ibu yang terkena HT dan DM



Bayi Lahir Premature



Sistem pernafasan yang imatur



Surfaktan



Ekspansi paru tidak maksimal



Penguapan MK : Ketidakefektifan pola nafas



Paru terisi cairan



Termoregulasi



Terjadi adaptasi suhu dari hangat ke dingin



Bayi meningkatkan panas tubuh Paru diisi oleh o2 dan mendesak cairan keluar paru-paru



Pembakaran brown fat meningkat



Kegagalan pengeluaran cairan



Sistem termoregulasi mencapai batas maksimal



Reflek telan menurun



MK : Hipertermia



13



Sistem kulit



Kulit lebih tipis dari bayi yang lahir aterm



Permeabilitas



Cairan menumpuk di jalan nafas



2.13 PENATALAKSANAAN MKbadan : Ketidakefektifan 1. Pengaturan suhu bersihan jalan nafas



Bayi prematuritas mudah dan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotemia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, juga karena permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan lemak cokelat oleh karena itu bayi premature harus dirawat di dalam incubator bayi premature dapat dibungkus dan disamingnya ditaruh bantal yang berisi air panas sehingga panas badannya bisa dipertahankan. Menurut mochtar, 1989:492 bayi dimasukkan di incubator dengan suhu diatur: -



Bayi berat badan < 2 kg : 35 derajad C



-



Bayi berat badan 2 kg sampai dengan 2,5 kg : 34 derajad C Suhu incubator diturukan setiap 1 C setap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan



2.Makanan bayi Daya hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung kecil, enzimpencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB ,dan kalori 110 kal/kg BB badan, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung, refleks menghisap lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang utama sehingga ASI lah yang paling didahulukan. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50/60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai 200 cc/kg BB/hari. 3



Menghindari infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang



masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang , dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan



14



antenatal sehingga tidak terjadi persalinan premature dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secraa khusus dan terisolasi dengan baik.



2.14 Komplikasi Masalah yang sering muncul pada bayi prematur adalah : 1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan., otot yang tidak aktif , produksi panas yang berkurang oleh karena lemak cokelat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan surfactant ( rasio lesitin/ sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah, tulang iga yang mudah melengkung ( pliable thorak) 3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membrane hialin dan aspirasi pneumoni. 4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esophagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esophagus dan mudah terjadi aspirasi. 5. Immature hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan definisi vitamin K. 6. Ginjal yang immature baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolic. 7. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fragile), kekurangan factor pembekuan seperti protombone, factor VII dan factor Christmas. 8. Gangguan immunologic, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig G gamma globulin. Bayi premature relative belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik. 15



9. Perdarahan intraventikular, lebih dari 50 % bayi premature menderita perdarahan intraventikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita apnea, asfiksia berat daan sindroma gangguan pernafasan 10. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi (PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru ke daerah yang iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina seingga bayi menjadi buta . untk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi premature tidak boleh lebih dari 40 %. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepaatan 2 liter permenit. Jika masalah yang ada tersebut penanganan kurang tepat dapat terjadi komplikasi : 1. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumothoraks disebabkan oleh disstres yang sering dialami bayi pada proses persalinan. 2. Jumlah hemoglobin yang tinggi sehingga sering diikuti uterus dan keras uterus 3. Hipoglikemia janin karena berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya metabolisme bayi. 4. Keadaan klien yang dapat terjadi : aspiksia, perdarahan,panas , badan tinggi, cacat bawaan.



16



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik . Pada periode – periode tersebut tidak dapat dibedakan / sulit dideteksi pada usia mingguminggu pertama kelainan yang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus . Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah ( BBLR ) merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai konstrubusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal . Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya , sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.



3.2 Saran 1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR 2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan premature dan BBLR 3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir premature maupun BBLR.



17



DAFTAR PUSTAKA



Rochmah K.M , Monica ester. 2011 . Asuhan Neonatus , Bayi & Balita : Panduan Belajar. Jakarta : EGC Pantiawati,I. 2010 . Bayi dengan Berat Badan Lahir rendah . Yogyakarta : Nuha Medika Proverawati,A.,Ismawati , C. 2010 . Berat Badan Lahir Rendah . Yogyakarta : Nuha Medika Pudjiaji,A., dkk . 2010 . Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : IDAI Prof. DR. dr. Sofie R. Krisnadi, SpOG(K). (2009 ). Prematuritas. Bandung : PT Refika Aditama Dr. Ilyas .( 1995). Perawatan Bayi Premature / Barbara Glover & Christine Hodson .Jakarta : Arcan Feryanto Ahmad. (2012). Asuhan Kebidanan Patologis . Jakarta : Salemba Medika



18