Makalah Biologi Molekuler [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER KODE GENETIK



Dosen Pengampu: Sri Ujiani, M.Biomed



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 1. Yessica Febty Mala Siburian



(1813353007)



2. Elza Ramadanti



(1813353019)



3. Ananda Salsabila Ramadanti



(1813353022)



4. Yoga Kurniawan



(1813353034)



5. Puspita Salsabella



(1813353035)



6. Selfy Yohana Parent



(1813353037)



7. Selvi Sanditia



(1813353044)



8. Shindi Oktaviani



(1813353049)



POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS TAHUN 2021



i



KATA PENGANTAR Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabaraktuh Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Pemeriksaan Biologi Molekuler ini yang berjudul “Kode Genetik” dengan lancar. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pemeriksaan Biologi Molekuler yang diampu oleh Ibu Sri Ujiani, M.Biomed. Makalah ini telah kami selesaikan dengan kerjasama anggota kelompok dan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan didalam makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga dapat bermanfaat untuk pembaca dan untuk kami sendiri khususnya. Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabaraktuh



Bandar Lampung, 09 April 2021



Kelompok 4



ii



DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv DAFTAR TABEL............................................................................................................v BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................6 1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dexyribonucleic Acid (DNA).....................................................................................7 2.2 Struktur DNA..............................................................................................................9 2.3 Fungsi DNA...............................................................................................................12 2.4 Ribonucleic Acid (RNA)...........................................................................................13 2.5 Macam-Macam RNA................................................................................................14 2.6 Pengertian Kode Genetik...........................................................................................16 2.7 Sifat Kode Genetik....................................................................................................17 2.8 Kodon Awal dan Kodon Akhir..................................................................................18 2.9 Karakter Kode Genetik..............................................................................................19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22



iii



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Hubungan Gen, DNA, Nukleosom, Kromatin dan Kromosom...................7 Gambar 2.2 DNA Kromosom Pada Sel Bakteri (Prokaryot) dan Sel Eukaryot..............8 Gambar 2.3 DNA Mitokondria........................................................................................8 Gambar 2.4 DNA Plasmid Pada Bakteri..........................................................................9 Gambar 2.5 Pasangan basa Adenin dengan Tymin........................................................10 Gambar 2.6 Pasangan basa Guanin dengan Cytosin......................................................10 Gambar 2.7 Struktur Double Heliks DNA.....................................................................11 Gambar 2.8 Susunan Struktur Kimia Komponen Penyusun DNA................................11 Gambar 2.9 Hubungan Ketiga macam RNA.................................................................15 Gambar 2.10 Daftar Kode Genetik dan Asam Amino ..................................................16



iv



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Komponen DNA dan RNA..................................13



v



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga sering disebut sebagai kodon triplet. Asam amino yang disandikan misalnya metionin oleh urutan nukleotida ATG (AUG pada RNA). Banyak asam amino yang disandikan oleh lebih dari satu jenis kodon. Kodon berada pada molekul mRNA. Penerjemahan mRNA menjadi protein dilakukan pada ruas penyandi yang diapit oleh kodon awal (AUG) dan kodon akhir (UAA, UAG atau UGA), ruas ini disebut gen. Kodon pada molekul mRNA dapat menyandi asam-asam amino dengan bantuan interpretasi kodon oleh tRNA. Setiap tRNA membawa satu jenis asam amino sesuai dengan tiga urutan nukleotida atau triplet yang disebut dengan antikodon yang berada pada simpul antikodon tRNA. Antikodon mengikatkan diri secara komplementer pada kodon di mRNA, sehingga asam amino yang dibawa oleh tRNA sesuai dengan kodon yang ada pada mRNA. pesan genetik ditransalsi kodon demi kodon dengan cara tRNA membawa asam-asam amino sesuai antikodon yang komplementer dengan kodon dan ribosom menyambungkan asamasam amino tersebut menjadi suatu rantai polipeptida. Ribosom menambahkan tiap asam amino yang dibawa oleh tRNA ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan kode genetik? 2. Apa saja sifat-sifat kode genetik? 3. Apa yang dimaksud dengan kodon awal dan kodon akhir? 4. Apa yang dimaksud dengan DNA dan RNA? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian tentang kode genetic 2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari kode genetic 3. Untuk mengetahui pengertian kodon awal dan kodon akhir 4. Untuk mengetahui penjelasan DNA dan RNA 6



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deoxyribonucleic Acid (DNA) Dalam kaitannya dengan genetika, DNA dan RNA memiliki peran yang amat penting. DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) atau ADN (deoxyribosa nukleat) merupakan suatu molekul asam nukleat sejenis yang mengandung informasi genetic dalam bentuk gen. DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup. DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3' suatu mononukleotida dan posisi 5' pada mononukleotida lainnya (Harpet, 1980). Dua tipe utama asam nukleat adalah DNA dan RNA. DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya (Fessenden, 1990). Setiap orang memiliki DNA yang unik. DNA dapat ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria. DNA di dalam setiap sel yang kita miliki, dikemas sedemikian rupa dengan protein yang disebut protein protein histon. DNA yang dikemas dengan protein histon disebut nukleosom. Rangkaian nukleosom disebut kromatin, kemudian rangkaian kromatin dikenal dengan kromosom. Secara singkat, bila kita urutkan, unsur paling kecil adalah gen dan yang paling rumit adalah kromosom. DNA terdapat di dalam kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex. Gambar 2.1 Hubungan Gen, DNA, Nukleosom, Kromatin dan Kromosom



7



Kromosom pada sel manusia sebagai wakil dari eukaryot terletak di dalam intisel. Int isel dibungkus oleh suatu membran. Selanjutnya, kromosom pada bakteri ada di dalam sitoplasma yang hanya merupakan komponen yang tampak lebih kental dibandingkan sitoplasma di sekitarnya.



Gambar 2.2 DNA Kromosom Pada Sel Bakteri (Prokaryot) dan Sel Eukaryot (Coady 2010)



Selain DNA, pada sel manusia dapat pula dijumpai kromosom yaitu DNA yang berada pada kromosom dan berada di dalam inti sel.Selain itu, dapat dijumpai pula DNA mitokondria.



Gambar 2.3 DNA Mitokondria (Coady,2010)



8



Selain DNA kromosom adalah DNA mitokondria, yang terdapat pada mitokondria. DNA mitokondria disebut juga dengan DNA maternal, karena DNA mitokondria baik pada laki-laki ataupun perempuhan berasal dari ibunya. Pada bakteri, selain dijumpai DNA kromosom, terdapat pula DNA plasmid, yaitu DNA ekstra kromosom (di luar koromosom), berbentuk sirkuler dan fungsinya menyandi protein fungsional.



Gambar 2.4 DNA Plasmid Pada Bakteri (Coady 2010) 2.2 Struktur DNA Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick. DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin ke kanan. DNA merupakan makromolekul yang struktur primernya adalah polinukleotida rantai rangkap berpilin. Sturktur ini diibaratkan sebagai sebuah tangga.Anak tangganya adalah susunan basa nitrogen, dengan ikatan A-T dan G-C. Kedua tulang punggung tangganya adalah gula ribosa. Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester. DNA heliks ganda yang panjangnya juga memiliki suatu polaritas. Polaritas heliks ganda berlawanan orientasi satu sama lain. Kedua rantai polinukleotida DNA yang membentuk heliks ganda berjajar secara antipararel.



9



Gambar 2.5 Pasangan basa Adenin dengan Tymin yang dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen (Coady 2010)



Gambar 2.6 Pasangan basa Guanin dengan Cytosin yang dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen (Coady 2010)



10



Gambar 2.7 Struktur Double Heliks DNA Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu gugus phospat, basa nitrogen, dan gula pentosa. Gula pentosa yang menyusun DNA terdiri dari gula deoksiribosa yang kekurangan satu molekul oksigen. Basa nitrogen yang menyusun DNA terdiri dari purin dan pirimidin. Purin terdiri dari adenin dan guanin, sedangkan pirimidin terdiri dari sitosin dan timin. Adenin (A) dari kelompok purin selalu berpasangan dengan Timin (T) dari kelompok pirimidin, sedangkan Guanin (G) selalu berpasangan dengan Sitosin (S) dari kelompok pirimidin. Nukleotida merupakan ikatan antara basa nitrogen dengan gula pentosa.



Gambar 2.8 Susunan Struktur Kimia Komponen Penyusun DNA 11



Menurut Watson dan Crick, baik purin ataupun pirimidin yang berkaitan dengan deoksiribosa akan membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida yang merupakan prekursor elementer untuk sintesis DNA. Prekursor merupakan suatu unsur awal pembentukan senyawa deoksiribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat. DNA tersusun dari empat jenis monomer nukleotida. Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama rata. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenin (A) selalu sama dengan jumlah timin (T). Demikian pula jumlah guanin (G) dengan sitisin(C) selalu sama. Fenomena ini dinamakan ketentuan Chargaff. Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dan membentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedagkan sitosin (C) selalu berpasangan dengan guanin (G) dan membentuk tiga ikatan hirogen (C = G). Stabilitas DNA heliks ganda ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk sepanjang rantai tersebut. 2.3 Fungsi DNA Berikut beberapa fungsi DNA: 1) DNA dapat mewariskan (genetic) pada semua sel. DNA secara tepat bereplikasi selama setiap generasi sel. Saat sel membelah, salinan yang identik dengan DNA parental dibagikan ke setiap sel anak. DNA menyediakan instruksi untuk semua generasi masa depan sel tunggal dan keseluruhan organisme multiseluler 2) DNA mengendalikan aktivitas sel. Menentukan sintesis enzim dan protein lain. protein mengatalasi dan mengatur reaksi metabolic, menyediakan bahan mentah untuk struktur sel, memungkinkan pergerakan sel, berinteraksi dengan lingkungan dan sel lain. dan mengendalikan pertumbuhan dan pembelahan sel. 3) Gen adalah unit informasi di dalam DNA. Setiap gen menentukan rangkaian asam amino suatu protein tertentu. Membawa gen yang mengandung informasi yang menentukan jenis protein yang harus disintesis, kapan dalam tipe sel yang mana dan seberapa banyak jumlah protein yang harus disintesis. Ribuan hingga jutaan gen yang berlainan diperlukan untuk membuat semua protein yang penting dalam sebuah sel. 4) Sebagai autokalatis atau kemampuan untuk menggandakan diri 5) Sebagai heterokatalis atau kemampuan untuk mensintesis senyawa lain 12



6) Membentuk RNA untuk kelangsungan proses genetic di dalam tubuh makhluk hidup 2.4 Ribonucleic Acid (RNA) Asam nukleat selain DNA adalah RNA. Jadi RNA juga merupakan rangkaian mononukleotida. DNA maupun RNA dapat diisolasi di laboratorium pula. Struktur RNA berbeda dengan DNA, DNA strukturnya double strand atau double heliks. RNA juga dapat diisolasi di laboratorium, namun kondisinya berbeda dengan DNA, RNA mudah terdegradasi oleh enzym RNAse yang banyak terdapat di kulit kita dan di lingkungan. Sehingga untuk isolasi RNA lebih hati-hati apabila dibandingkan dengan isolasi DNA. No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Uraian



DNA



RNA



Basa Purin Basa Pirimidin Gula Pentosa Ik. Phospodiester Ik. Hidrogen Ik. N-glikosidik Struktur Macam



Adenin, Guanin Citosin, Timin D-Ribosa Ada Ada Ada Double straind DNA kromosom ada di dalam inti sel DNA mitokondria ada di dalam mitokondria



Adenin, Guanin Citosin, Urasil 2-Deoksi-D Ribosa Ada Tidak Ada Singgle Strand mRNA, disintesis di dalam inti sel tRNA ada di dalam sitoplasma rRNA penyusun Ribosom, ada pada permukaan membran RE kasar



Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan komponen dan struktur antara DNA dan RNA serta macamnya



RNA (Ribonucleic Acid) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim (ribozim) yang dapat mengkalis formasi RNAnya sendiri atau molekul RNA lain.



13



Molekul RNA memiliki bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA mempunyai bentuk pita tunggal dan tidak berpilin. Tiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Setiap ribonukleotida tersusun dari gula ribosa, basa nitrogen dan asam fosfat. Basa dari nitrogen RNA terbagi menjadi dua yaitu basa purin dan basa pirimidin. Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pada basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yakni tersusun dari sitosin (C) dan urasil (U). Tulang Panggung RNA tersusun dari deretan ribosa dan fosfat. Ribonuleotida RNA terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat, misalnya adenosin trifosfat (ATP), Guanosin Trifosfat (GTP), Sistidin Trifosfat (CTP), dan Uridin Trifosfat (UTP). RNA disintetis oleh DNA yang berada di inti sel dengan menggunakan DNA sebagai cetakannya. 2.5 Macam-Macam RNA 1) RNA duta (messengerRNA) Fungsinya membawa informasi DNA dari inti sel ke ribosom. Pesanpesan ini berupa triplet basa yang ada pada RNA duta yang disebut kodon. Kodon pada RNA duta merupakan komplemen dari kodogen, yaitu urutan basa-basa nitrogen pada DNA yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan RNA duta oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi. Contoh: Kodogen (DNA) = ASG TGG ATASST Kodon (triplet basa RNA d) = UGS ASS UAUGGA 2) RNA transfer (RNApemindah) Fungsinya mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom. Peran RNA transfer ini dikenal dengan nama translasi (penerjemahan). Urutan basa nitrogen pada RNA transfer disebut antikodon. Bentuk RNA transfer seperti daun semanggi dengan 4 ujung yang penting, yaitu: a. Ujung pengenal kodon yang berupa triplet basa yang disebutantikodon b. Ujung perangkai asam amino yang berfungsi mengikat asamamino. c. Ujung pengenal enzim yang membantu mengikat asamamino. d. Ujung pengenal ribosom. Contoh: Apabila kodon dalam RNA duta mempunyai urutan UGS ASS UAU GGA maka antikodon yang sesuai pada RNA transfer adalah ASG UGG AUA SSU.



14



3) Ribosom RNA(RNAr) Fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. Ribosom RNA terdiri dari 2 sub unit, yaitu: sub unit kecil yang berperan dalam mengikat RNA duta serta sub unit besar yang berperan untuk mengikat RNA transfer yang sesuai.



Gambar 2.9 Hubungan Ketiga macam RNA 2.6 Pengertian Kode Genetik Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang akan menentukan susunan asam amino. Seperti yang telah kita ketahui, hanya ada empat basa yang terdapat pada DNA, sedangkan ada 20 macam asam amino. Jika tiap basa misalnya (A, G, U, C) dikode menjadi satu asam amino, hanya ada empat macam asam amino yang dapat dikode dari total 20 asam amino yang sudah kita ketahui. Jika duplet atau susunan tiap dua basa, misalnya CG, AG, GA, UC dan lainnya, dikode menjadi satu asam amino, kombinasi hanya akan menghasilkan 16 (42) macam asam amino. Jumlah 15



kombinasi ini juga masih belum mencukupi jumlah 20 macam asam amino, yaitu ada 4 asam amino yang tidak dikode. Bila triplet atau susunan tiap 3 basa nukleotida, misalnya AGU, GAC, CGC, dan sebagainya menjadi 1 asam amino maka dari kombinasi basa-basa nukleotida tersebut akan menghasilkan 64 (43) macam asam amino. Jumlah asam amino ini melebihi jumlah 20 macam asam amino. Hal tersebut menyebabkan adanya suatu “kelimpahan” dalam kode genetika. Terdapat lebih dari 1 triplet mengkode suatu asam amino tersebut. Istilah yang diberikan oleh ahli genetika pada kelimpahan semacam ini adalah degenerasi atau redundansi.



Gambar 2.10 Daftar Kode Genetik dan Asam Amino



16



Dari gambar diatas memperlihatkan ‘kamus’ lengkap dari kode genetika. Perhatikan bahwa kode itu mengandung U dan bukan T dalam susunan suatu triplet. Ini disebabkan oleh fakta bahwa para ahli genetika memandang triplet-triplet yang dibawa oleh molekulmolekul RNAd sebagai komponen-komponen kode genetika, bukan yang dibawa DNA. Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan sebagai kodon. 2.7 Sifat Kode Genetik Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan triptofan mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan seperti yang terlihat pada gambar diatas. Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus apapun, bila posisi basa ketiga adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan mengarah atau menunjukkan asam amino yang sama (sinonimus). Misalnya pada kode genetika UAU dan UAC (Basa U dan C merupakan Pirimidin) yang menunjukkan asam amino tirosin. Bila posisi basa ketiga adalah suatu Purin, kodon-kodon juga akan sinonimus. misalnya pada kode genetika CAA dan CAG (Basa A dan G merupakan Purin) menunjukan asam amino Glutamin. Jika posisi basa kedua adalah suatu Pirimidin, secara umum kodon tersebut akan mengarah pada asam amino yang hidrofilik. Misalnya pada kode genetika CCC yang menunjukkan asam amino prolin yang hidrofilik, dan ACC yang menunjukkan asam amino treonin yang hidrofilik. Sebaliknya jika posisi basa kedua adalah suatu purin, secara umum kodon tersebut akan mengarah pada asam amino yang polar. Misalnya pada kode genetika GAU yang menunjukkan asam amino aspartat yang polar dan AGG yang menunjukkan asam amino arginin yang polar. Selain itu terdapat pula kodon-kodon yang memiliki fungsi yang sama. Misalkan fungsi kodon asam asparat (GAU dan GAS) sama dengan fungsi kodon asam tirosin (UAU,UAS) dan juga triptopan (UGG). Hal ini justru sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak.



17



2.8 Kodon Awal dan Kodon Akhir



Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Selain kodon inisiasi, untuk memulai translasi diperlukan juga sekuen atau situs yang disebut Shine-Dalgarno untuk pengenalan oleh ribosom yang juga dibantu oleh faktor inisiasi (berupa tiga jenis protein). Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino. Kodon akhir menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk melepas ribosom. Proses sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon AUG yang mengkode asam amino metionin, karenanya kodon AUG disebut sebagai kodon permulaan (kode ‘start’). Sedangkan berakhirnya proses sintesis polipeptida apabila terdapat kodon UAA, UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan UGA tidak mengkode asam amino apapun dan merupakan agen pemotong gen (tidak dapat bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut



18



sebagai kodon terminasi/kodon nonsense (kode ‘stop’). Kode genetik berlaku universal, artinya kode genetik yang sama berlaku untuk semua jenis makhluk hidup. Dengan adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua urutan  basa berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon hanyalah urutan basa yang berada di antara kodon permulaan dan kodon terminasi. Urutan basa yang terletak sebelum kodon permulaan dan setelah kodon penghenti tidak dibaca sebagai kodon. 2.9 Karakter Kode Genetik Karakter kode genetic, yaitu: a. Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim, sehingga hampir semua asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuahkodon. Contohnya, tiga asam amino (arginin, serin dan leusin) masing-masing mempunyai 6 kodonsinonim. b. Untuk banyak kodon sinonim yang menyatakan asam amino yang sama,dua basa permulaan dan triplet adalah tetap sedangkan basa ketiga dapat berlainan. Contohnya , semua kodon yang dimulai dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA dan SSG) dan semua kodon yang dimulai dengan AS memperinci treonin (ASU, ASS, ASA danASG). c. Fleksibilitas dalam nukleotida dari suatu kodon ini dapat menolong membuat sekecil mungkin akibat adanya kesalahan. Tidak ada tumpang tindih, artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 kodon itu semua berbeda-beda nukleotidanya. d. Kode genetik dapat mempunyai dua arti, yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih dari satu asamamino. Contohnya, kodon UUU biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila ada streptomycin dapat pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atauserin. e. Kode genetik tidak mempunyai tanda untuk menarik perhatian, artinya tiada sebuah kodon pun yang dapat diberi tambahan tandabacaan. f. Kodon AUG disebut juga kodon permulaan, karena kodon ini memulai sintesa rantaipolipeptida. g. Beberapa kodon dinamakan kodon non-sens (tak berarti) karena kodon-kodon ini tidak merupakan kode untuk salah satu asam amino pun, misalnya UAA, UAG danUGA.



19



h. Kode genetik itu ternyata universal karena kode yang sama berlaku untuk semua macam mahluk hidup. i. Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya: 1) Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino dinyatakan



oleh



lebih



dari



sebuah



kodon.



Contoh



semua



kodon



yangdiawalidengan SS memperinci prolin, (SSU,SSS,SSA dan SSG) semua kodon yang diawali dengan AS memperinci treosin (ASU,ASS,ASA,ASG). 2) Tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 itu berbeda-beda nukleotidanya 3) Kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih dari satu asamamino 4) Kode genetik itu bersifatuniversal 5) Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan sebagai kodon. Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan triptofan yang memiliki kodon tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapidikelompokkan.Kodon sinnonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.



20



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan triptofan mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan seperti yang terlihat pada gambar diatas. Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus apapun, bila posisi basa ketiga adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan mengarah atau menunjukkan asam amino yang sama (sinonimus). Misalnya pada kode genetika UAU dan UAC (Basa U dan C merupakan Pirimidin) yang menunjukkan asam amino tirosin. Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino.



21



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/40886597/GENETIKA_DNA_RNA_dan_Kode_genetik (Diakses Jumat, 09 April 2021) https://www.scribd.com/doc/241860146/Makalah-Kode-Genetik-BIOMOL (Diakses Kamis, 08 April 2021) Buku BPPSDMK Biologi Sel dan Molekuler Edisi Tahun 2017



22