MAKALAH Buk Evel Kel1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CALIBRATION INSTRUMENT Dosen pengampu : Evelina, ST.,Mkom



Kelas : 4 ELB Disusun Oleh : KELOMPOK 1



1) Shaffa ( 062040342200 ) 2) Rahmat Maulana ( 062040342178 ) 3) Monica Ulandari ( 062040342175 )



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN MEKATRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA



DAFTAR ISI Bab I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah



1



1.3 Tujuan 1 Bab II : Pembahasan a. Pengertian Kalibrasi



8



b. Prinsip Kalibrasi



9



c. Tujuan Kalibrasi



10



d. Manfaat kalibrasi



11



e. Periode kalibrasi



11



f. Contoh instrumen yang dikalibrasi di laboratorium medis g. Istilah-istilah dalam kalibrasi 13 Bab III : Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran



18



18



Daftar Pustaka



19



12



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Kalibrasi merupakan perbandingan antara pengukuran standar yang diketahui dan pengukuran dengan menggunakan instrumen. Biasanya, standar keakuratan harus menjadi keakuratan alat ukur yang diuji.Setiap instrumen memiliki setidaknya satu input dan satu output. Untuk sensor tekanan, input akan menjadi beberapa tekanan fluida dan output akan (kemungkinan besar) menjadi sinyal elektronik. Untuk indikator loop, input akan menjadi sinyal arus 4-20 mA dan output akan menjadi tampilan yang dapat dibaca manusia. Untuk penggerak motor kecepatan variabel, input akan menjadi sinyal elektronik dan outputnya adalah tenaga listrik ke motor. Kalibrasi dan jangkauan adalah dua tugas yang terkait dengan membangun korespondensi yang akurat antara sinyal input instrumen dan sinyal outputnya.



1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Calibration instrument ? 2. Bagaimana calibration procedurs ? 3. Apa saja jenis-jenis calibration? 4. Apa saja kesalahan dalam calibration? 1.3 TUJUAN 1. Mengetahui calibration instrument 2. Mengetahui prinsip kalibrasi 3. Memahami prosedur calibration



1



BAB II PEMBAHASAN



a. Pengertian kalibrasi Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau kita sering menyebutnya dengan KBBI, kalibrasi/ka·lib·ra·si/n Graf



adalah



tanda-tanda yang menyatakan pembagian skala. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Definisi Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.Dengan kata lain, kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar. Hasil



kalibrasi



harus



disertai



pernyataan



"traceable



uncertainity"



untuk



menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian



b. Prinsip Kalibrasi Kalibrasi memiliki beberapa prinsip yaitu : 



Obyek Ukur (Unit Under Test) Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari karakteristik



dimensionalnya, misal panjang, jarak, diameter, sudut, kekasaran permukaan dst, agar 2



hasil ukurnya memberikan nilai yang aktual, maka sebelum proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus dibersihkan dahulu dari debu, minyak atau bahan lain yang menutup atau mengganggu permukaan yang akan diukur. 



Operator / Teknisi Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas pengukuran



dimensonal baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Tugas ini terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya : o Pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja) o Pemilihan alat‐alat ukur (dan standar ukur) o Persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem ukur, pemeliharaan kondisi lingkungan dan lain‐lain) o Perhitungan analisis kesalahan pengukuran (dan pembuatan interprestasi ketidakpastian pengukuran)   o Penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran). Seorang operator hendaknya dibekali dengan pengetahuan: ‐kemampuan membaca gambar kerja ‐ pengetahuan tentang sistem toleransi ‐kemampuan menjalankan alat/mesin ukur ‐ pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori ketidakpastian  Lingkungan yg dikondisikan Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja, diruang terbuka maupun diruang yang terkondisi. Pada ruang terkondisi khususnya pengukuran dimensional tentunya akan menjamin hasil ukur lebih akurat,dengan persyaratan yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk keperluan pengukuran/kalibrasi dimensional adalah sbb: ‐ suhu 20 ±1⁰C ‐kelembaban relatif ± 50 %  Standar Ukur Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar yang harus mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi) 3



c. Tujuan Kalibrasi Secara garis besar kegiatan kalibrasi tersebut memiliki beberapa tujuan yaitu:  Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.  Menentukan penyimpangan kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.  Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.  Menjamin dan meningkatkan nilai kepercayaan di dalam proses pengukuran.



d. Manfaat Kalibrasi Dengan kalibrasi suatu alat ukur atau standar ukur, nilai ukurnya dapat dipantau, sehingga tindakan yang tepat dapat segera diambil bila penyimpangan yang terjadi sudah diluar batas toleransi yang diijinkan terhadap spesifikasi standarnya. Berikut ini adalah manfaat dari kalibrasi yaitu: 1. Dapat mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki. 2. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara nilai benar dengan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur 3. Menjaga kondisi instrument ukur/bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. 4. Menjaga konsistensi mutu hasil produk yang dihasilkan. 5. Mengurangi kegagalan hasil produk. 6. Meningkatkan daya saing dalam pasar global



4



e. Periode Kalibrasi Kalibrasi harus dilakukan secara periodik. Oleh karena itu, jangka waktu atau selang waktu kalibrasi harus ditetapkan pada suatu instrumen ukur. Secara umum selang / interval kalibrasi dapat ditentukan berdasarkan jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, stabilitas, kondisi pemakaiaan, batas kesalahan yang ada hubungannya dengan akurasi alat. Selang kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu : 1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, satu tahun sekali, dst. 2. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai, dst. 3. Kombinasi carapertama dan kedua, misalnya 6 bulan atau 1000 jam pakai,tergantung mana yang lebih dulu tercapai.



f. Instrumen yang dikalibrasi di Lab Medis Contoh instrument yang dikalibrasi di laboratorium medis yaitu : - Oven berfungsi untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah. - Hotplate merupakan alat yang memiliki fungsi ganda dimana selain untuk memanaskan suatu zat atau larutan Hotplate Stirrer juga bisa digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. - pH meter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasahan dari suatu zat. PH meter juga memberikan hasil yang akurat sehingga PH meter sering dipakai di labolatorium- labolatorium, contohnya untuk mengukur derajat keasaman dan kebasaan dari suatu media kultur



5



- Otoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi selama kurang lebih 15 menit. Alat-alat yang berupa glass ware maupun dissecding kit sebelum digunakan harus disterilkan dulu. Demikian juga medium yang sudah dimasukan dalam botol medium harus disterilkan juga. - Timbangan analitik adalah timbangan yang biasa di gunakan untuk menimbang di ruang Labolatorium ataupun terutama di gunakan untuk menimbang sesuatu yang bersifat halus dan tidak bisa menggunakan timbangan biasa biasanya timbangan analitik dimulai dari dua angka di belakang koma sampai lima angka dibelakang koma.



g. Istilah-istilah dalam kalibrasi i.



Kecermatan ( Accuracy ) Kemampuan dari instrument ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap harga sebenarnya dari obyek yang diukur.Dalam praktiknya, akurasi dinyatakan dalam batas error (limit of error) dari alat ukur atau sistem di bawah kondisi operasi tertentu yang mungkin sudah/belum ditentukan. Akurasi dapat diilustrasikan dengan pertimbangkan target tembak melingkar dengan mata banteng di tengah. Beberapa penembak telah dipraktekkan di sana dan peluru mereka telah meninggalkan tanda pada roda. Anda bisa menilai seberapa baik penembak adalah, dengan melihat seberapa akurat dan tepat nya tembakan. Jika Anda melihat bahwa semua tanda peluru yang tersebar di seluruh tempat dengan tidak dekat satu sama lain dan tidak dekat dengan mata banteng baik, penembak adalah tidak tepat, atau akurat. Jika Anda melihat bahwa tanda peluru benar pada daerah mata banteng dan semua mengelompok bersama-sama, maka Anda sedang melihat penembak akurat dan tepat. Jika tanda jauh dari mata banteng, tetapi semua mengelompok bersamasama, Anda mencari di tempat kerja penembak tepat tapi tidak akurat itu. 



Contoh :



Mungkin pada keadaan tertentu, mikro pipet lebih akurat penggunaannya dibandingkan pipet volume. Begitu juga dengan pipet volume. Tetapi untuk melihat tingkat akurasinya, maka harus didapatkan melalui suatu persamaan. Yaitu dengan cara memasukan hasil konsentrasi pada absorbansi pertama kedalam persamaan persentase akurasi. Ternyata didapatkan hasil bahwa pada mikro pipet tingkat 6



akurasinya sebesar 98,2% sedangkan pada pipet volum tingkat akurasinya sebesar 93,33%. Dari hasil inilah kita dapat menentukan alat mana yang lebih akurat. Dan yang lebih akurat adalah mikro pipet karena tingkat akurasinya lebih mendekati 100% yaitu 98,2% sedangkan pada pipet volum hanya 93,33% ii.



Ketepatan ( Precision) Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih pengulangan pengukuran. Semakin dekat nilai-nilai hasil pengulangan pengukuran maka semakin presisi pengukuran tersebut. Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan sekitar nilai rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran individual dari nilai rata-ratanya. Alat ukur yang mempunyai presisi yang bagus tidak menjamin bahwa alat ukur tersebut mempunyai akurasi yang bagus.Ketepatan pembacaan skala pada alat sangat mempengaruhi hasil laboraturium, karena pada alat-alat tertentu belum memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Hal ini tergantung pada diameter alat yang digunakan, sebab semakin kecil diameter alat maka semakin besar tingkat ketelitian dan resiko kesalahan penggunaan alat akan semakin kecil. 



Contoh :



Jika dilihat dari absorbannya yang lebih presisi adalah yang menggunakan pipet volum dibandingkan dengan menggunakan mikro pipet. Karena perbedaan keberulangannya hanya ±0,02 saja. Sedangkan pada mikro pipet perbedaan keberulangannya lumayan jauh. Tetapi untuk melihat tingkat presisinya, kita tidak bisa hanya melihat pada hasil absorbansinya saja. Tetapi nilai presisi dapat dilihat dari hasil standar deviasi yang diperoleh oleh kedua alat tersebut yang kemudian dikonversikan kedalam persamaan untuk menghitung nilai presisi. Ternyata didapatkan hasil bahwa pada mikro pipet nilai presisinya adalah 2,17% sedangkan pada pipet volume, nilai presisi yang diperolehnya adalah sebesar 7,22%. Dari sinilah kita dapat menentukan, alat mana yang lebih presisi. Pada pipet volume, nilai presisi yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan pada mikro pipet. Maka dapat diketahui bahwa mikro pipet lebih presisi dibandingkan dengan pipet volume. iii.



Koreksi ( Corection ) Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk mengkompensasi / mengimbangi penambahan kesalahan sistematik. 



Contoh



Metode kalibrasi timbangan analit elektronik biasa dilakukan dengan beberapa metode. Ketika melakukan kalibrasi dengan menggunakan massa standar, maka hasil 7



kalibrasi akan berupa nilai penunjukkan I yang mungkin berbeda dengan nilai massa standar Ms. Perbedaan ini menghasilkan faktor koreksi yang nilainya 0 > δ atau 0 < δ . Pada persyaratan OIML, nilai σ < δ 3 dengan σ standar deviasai pembacaan skala. Bila σ > δ 3 , maka timbangan harus disetel lebih dulu atau diperbaiki. Karena memiliki ketidakpastian pengukuran, maka δ juga memiliki ketidakpastian. Nilai skala yang dikalibrasi mendatangkan ralat atau ketidakpastian dengan resolusi skala kalibrasi timbangan analit harus diketahui kemampuan baca ulang harga. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan pengukuran pada skala maksimum dan diulangulang. Pengukuran ini mendatangkan ketidakpastian pengukuran dengan maks σ adalah ralat maksimum. Ketidakpastian yang lain adalah muncul karena penggunaan titik nol. Hal ini dapat diperoleh dengan mengulang-ulang pengukuran di 10 titik skala kemudian beban diambil kembali sehingga nilai menuju nol. iv.



Kepekaan ( Sensitivity ) Perubahan pada reaksi alat ukur yang dibagi oleh hubungan perubahan aksinya. 



Contoh :



Ketika menimbang gelas Erlenmeyer menggunakan timbangan analitik harus menunggu sebentar sampai display menunjukkan angka nol dan ketika menimbang harap menutup bagian dinding timbangan yang terbuat dari bahan kaca sehingga ketika mengukur gelas Erlenmeyer udara tidak dapat masuk karena timbangan analitik sangat sensitive, timbangan analitik akan mencatat berat udara bersamaan dengan berat Erlenmeyer sehingga pengukuran tidak sesui dengan yang diharapkan. v.



Daya baca ( Resolution) Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan artidari dua tanda harga/skala yang paling berdekatan dari besaran yangditunjukkan. 



Contoh



Neraca Digital  Neraca digital bekerja dengan elektronis menggunakan tenaga listrik. Pada umumnya menggunakan arus lemah dan indikatornya berbentuk angka digital yang tertera pada layar sehingga mudah dibaca.



8



vi.



Rentang ukur ( Range ) Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas. 



Contoh



Thermometer batang, di angka skala terendah terlihat bilangan 20 C sedang pada angka tertinggi ditulis 100 C. Maka Range alat ukur tersebut adalah 20 C - 100 C. Besaran range selalu ditulis dua bilangan, yaitu antara bilangan terkecil ukur berapa sebagai batas minimal alat ukur itu mampu menunjukan pengukurannya. Dan bilangan terbesar ukur sebagai batas maksimal alat ukur itu mampu memperlihatkan hasil pengukurannya.



h. Jenis-Jenis Kalibrasi jenis-jenis kalibrasi yang ditinjau dari fungsi dan pengukurannya. -



Kalibrasi Tekanan



Kalibrasi tekanan memiliki fungsi utama di berbagai industri yang mana peralatan pengukuran digunakan untuk memantau kinerja dan keselamatan pada prosesnya, biasanya digunakan untuk mengukur tekanan gas dan hidrolik. Beberapa contoh instrumen tekanan yang dikalibrasi secara teratur adalah Pengukur Tekanan Digital, Indikator Digital, Transduser, Pemancar, Pengukur Tekanan Analog, dan Barometer. -



Kalibrasi Suhu



Dalam semua proses di mana pembacaan suhu memiliki peran penting, kalibrasi suhu dapat dilakukan dalam lingkungan yang terkendali. Kalibrasi suhu hanya dapat dilakukan dengan membandingkan standar yang diketahui, dalam lingkungan suhu yang stabil dengan probe yang diuji. Beberapa contoh peralatan yang memerlukan kalibrasi suhu secara berkala adalah: Sistem Akuisisi Data, Termometer, Termometer panggil, Meteran Inframerah, PRT dan Termistor, dan Kamera Termal -



Kalibrasi Aliran



Pengukur kalibrasi aliran (atau sensor aliran) adalah alat uji yang digunakan untuk mengukur laju aliran linier, nonlinier, massa, atau volumetrik dari cairan atau gas. Laju aliran mengacu pada kecepatan dimana proses cairan bergerak melalui pipa, lubang, atau kapal pada waktu tertentu. Empat jenis utama kalibrasi aliran atau flow meter yang sering dibutuhkan adalah: Pengukur Aliran Massa Termal, Pengukur Aliran Laminar, Rotometer – Gas dan Udara, dan Pengukur Turbin.



9



-



Kalibrasi Tekanan



Kalibrasi tekanan memiliki fungsi utama di berbagai industri yang mana peralatan pengukuran digunakan untuk memantau kinerja dan keselamatan pada prosesnya, biasanya digunakan untuk mengukur tekanan gas dan hidrolik. Beberapa contoh instrumen tekanan yang dikalibrasi secara teratur adalah Pengukur Tekanan Digital, Indikator Digital, Transduser, Pemancar, Pengukur Tekanan Analog, dan Barometer. -



Kalibrasi Pipet



Untuk laboratorium pengujian yang sering menggunakan alat ukur ini, kalibrasi pipet sangat penting dalam hasil pemipetan yang akurat dan presisi. Semua jenis pipet yang digunakan di laboratorium antara lain pipet manual saluran tunggal, multisaluran, dan pipet elektronik harus mengikuti beberapa aspek proses kalibrasi dan prosedurnya. Tujuan utama kalibrasi pipet adalah untuk memastikan bahwa pengukuran dapat dilakukan dengan akurasi yang diinginkan. -



Kalibrasi listrik



Kalibrasi listrik mengacu pada proses verifikasi kinerja instrumen apa pun yang mengukur atau menguji parameter listrik seperti: tegangan, arus, resistansi, induktansi, kapasitansi, waktu dan frekuensi. Kalibrasi listrik memerlukan penggunaan perangkat atau kalibrator presisi yang mengevaluasi kinerja properti utama untuk perangkat lain yang disebut unit yang diuji (UUT).Instrumen yang sering digunakan untuk kalibrasi listrik adalah: Pencatat Data, Meteran Listrik, Multi-meter, Osiloskop, Penghitung Frekuensi, Penguji Isolasi, dan Penguji Lingkaran.



-



Langkah Langkah kalibrasi



Langkah penting kalibrasi pertama adalah persiapan. Proses kalibrasi harus didahului dengan tahapan persiapan yang meliputi peralatan, pelaksana, kondisi lingkungan, hingga metode kalibrasi. Alat yang harus perusahaan persiapkan ada dua, yaitu alat standar dan alat yang dikalibrasi. Alat standar tersebut harus mempunyai ketelusuran (traceability) yang terpercaya dengan memiliki bukti sertifikat kalibrasi. Selanjutnya, alat standar dan alat yang dikalibrasi mesti berada dalam kondisi yang sama sesuai metode kalibrasi. Pengkondisian tersebut sangat penting untuk mencegah perbedaan hasil ukur karena adanya pengaruh lingkungan.Setelah alat, persiapan selanjutnya ialah penentuan pelaksana kalibrasi. Syarat menjadi pelaksana kalibrasi ialah memahami tentang kalibrasi yang akan ia kerjakan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data ukur. Umumnya, pelaksana yang tepercaya adalah mereka yang memiliki pengalaman di bidang kalibrasi, atau pernah mengikuti kursus khusus kalibrasi. Dalam kondisi tertentu, pelaksana



10



yang dibutuhkan juga harus memenuhi syarat latar belakang pendidikan atau persyaratan fisik tertentu. Aspek penting ketiga dalam persiapan ialah kondisi lingkungan kalibrasi yang harus sesuai persyaratan metode kalibrasi. Kondisi lingkungan harus mengalami pengaturan pada detail tertentu, seperti suhu dan kelembaban. Hal ini sangat penting, terutama untuk peralatan yang mudah mengalami perubahan akibat pengaruh kondisi lingkungan seperti getaran, suhu, kelembaban, cahaya, dan sebagainya. Persiapan berikutnya ialah metode kalibrasi yang mengacu pada standar tertentu. Syarat acuannya ialah berbasis publikasi yang diakui masyarakat luas. Sehingga, tidak hanya standar internasional yang menjadi acuan, tetapi  juga metode standar lainnya semisal text book, jurnal, buletin, dan manual peralatan. Dari acuan-acuan tersebut, metode yang menjadi pilihan untuk dipakai sebaiknya mudah terlaksana. Sebab, metode kalibrasi sulit berisiko mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan data kalibrasi. 



Pelaksanaan kalibrasi mulai dari pengamatan



Pelaksanaan kalibrasi mulai dari pengamatan hingga penentuan ketidakpastian. Kalibrasi ialah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan pemahaman atas setiap detail pelaksanaan. Setelah persiapannya yang sangat ketat, pelaksanaannya pun membutuhkan tahapan yang sangat teliti. Bermula dari pengamatan awal pada alat, penyetelan, pengamatan kewajaran hasil ukur, hingga menentukan ketidakpastian. Pengamatan awal meliputi pemeriksaan terhadap alat yang akan dikalibrasi, apakah alat tersebut dalam kondisi normal atau tidak. Secara mendasar, kalibrasi bukanlah aktivitas memiliki tujuan memperbaiki alat, melainkan kebenaran nilainya. Jika alat mengalami kerusakan, atau tidak sempurna, perbaikilah terlebih dahulu. Umumnya, ada petugas khusus yang biasa memperbaiki alat yang akan dikalibrasi namun mengalami kerusakan. Setelah memastikannya sempurna, tahapan selanjutnya ialah penyetelan alat yang akan dikalibrasi tersebut. Tujuannya untuk menghindari kesalahan titik nol. Pada tahapan ini, yang biasanya dilakukan adalah penyetelan kedataran, pembersihan alat, dan penyetelan titik nol. Jika alat yang dikalibrasi adalah neraca elektronik,  penyetelan dapat berupa kalibrasi internal sesuai prosedur yang tertera dalam manual. Tahapan berikutnya adalah pengamatan lagi, yaitu pada kewajaran penunjukkan alat. Jika alat menampilkan hasil ukur yang tidak wajar, maka perlu adanya solusi. Tindakan tersebut biasa berupa penyetelan kembali atau mencari penyebab lain ketidakwajaran tersebut, lalu mencari solusinya. 11



Langkah penting kalibrasi selanjutnya adalah melaksanakan pengukuran pada titik ukur tertentu mengikuti dokumen acuan kalibrasi. Pelaksanaan pengukuran harus sesuai kapasitas alat dan rentang ukur tertentu yang biasa digunakan. Aturannya, jika dokumen acuan kalibrasi tidak menyertakan titik ukur, umumnya pengukuran dilakukan dalam selang 10 persen dari kapasitas ukur alat. Hal penting dalam tahapan ini ialah pembuatan titik ukur yang harus mudah dibaca oleh pengguna alat. Sehingga, saat melaksanakan pengukuran, pengguna alat hanya melakukan pengambilan data dan tidak lagi melakukan tindakan lainnya yang dapat mengganggu pembacaan atau pencatatan hasil ukur, dan menyebabkan kesalahan. Berikutnya, pencatatan hasil ukur yang harus berdasar pada yang terlihat, bukan pada yang dirasakan, sehingga dapat terlaksana secara objektif. Untuk itu, pengguna alat perlu juga menyiapkan format tertentu sesuai dengan ketentuan metode kalibrasi, agar data yang tercatat sesuai dengan yang dilihat. Pencatatan ini meliputi data ukur, identitas alat secara lengkap, dan faktor yang memengaruhi kalibrasi seperti suhu ruangan, kelembaban, cahaya, tekanan udara dan sebagainya. 



Menghitung data kalibrasi



Setelah tercatat, langkah penting kalibrasi selanjutnya adalah penghitungan data kalibrasi sesuai metode kalibrasi. Secara detail, proses penghitungan melibatkan pekerjaan memberikan konversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil yang muncul kemudian akan menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi. 



Menentukan ketidak pastian kalibrasi



Penentuan ketidakpastian kalibrasi juga merupakan tahap penting dalam pelaksanaan. Alasannya, hasil kalibrasi dipengaruhi oleh banyak faktor terkait peralatan, pelaksana, lingkungan, dan metode kalibrasi. Faktor-faktor tersebut ada yang pengaruhnya mendominasi dan ada pula yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasinya. Oleh karena itu, nilai telusur atau kesalahan sistematik dari hasil kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu, tetapi dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi. 



Membuat dan menerbitkan laporan hasil kalibrasi



Tahapan terakhir adalah pembuatan laporan kalibrasi, yang formatnya mengacu pada pedoman SNI 19-17025. Pembuatan laporan kalibrasi secara sederhana setidaknya terdiri dari 4 tahap: pembuatan konsep, pemeriksaan konsep, pengetikan konsep, dan pengesahan laporan.



12



Sebelum pembuatan, perlu ada pengonsepan laporan berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data, hingga penghitungan ketidakpastian. Berikutnya, petugas yang berwenang memeriksa konsep tersebut, terutama pada kesalahan identitas alat, pengambilan data, hasil penghitungan data, dan penghitungan ketidakpastian.Selanjutnya adalah pengetikan konsep laporan yang juga harus menyertakan pemeriksaan kebenaran pengetikan. Caranya ialah membandingkan antara konsep laporan dengan hasil pengetikan konsep laporan. Jika sudah sesuai, kepala laboratorium kalibrasi atau perwakilannya yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang kalibrasi akan mengesahkan laporan tersebut. Lima langkah utama tersebut merupakan dasar dalam pelaksanaan kalibrasi yang sangat penting dalam perindustrian. Semuanya harus terlaksana dengan teliti dan tertib, demi mendapatkan kebenaran pada alat dan bahan pengukuran. Kesesuaian pengukuran menurut standar akan memengaruhi kualitas pelaksanaan aktivitas industri. I.



KESIMPULAN



Definisi dari pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif).  Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian yang diukur.  Dalam pengukuran terdapat beberapa komponen,  yaitu :     



Material Instrument Pelaku pengukuran Metode yang digunakan Lingkungan



Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.



II.



DAFTAR PUSTAKA



https://www.detech.co.id/pengertian-kalibrasi/ ( pengertian,prosedur, dan jenis jenis kalibrasi ) 13



https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalibrasi/ ( kegunaan kalibrasi ) https://surabaya.proxsisgroup.com/pahami-5-langkah-penting-kalibrasi/ ( Langkah Langkah kalibrasi )



14