Makalah KKL Kel1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KULIAH KERJA LAPANGAN I “ Identifikasi dan Pengenalan BentangLahan”



DISUSUN OLEH: Kelompok 1



Nama



:



Abdullah Situmorang



(3183131031)



Farhan Pratama Tanjung



(3183331014)



Rini Maya Sari



(3183331009)



Kelas



:



A Geografi 2018



Dosen



:



Dr.Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si., M.Sc



M.Kuliah



:



Kuliah Kerja Lapangan 1



FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



1



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing kami membuat makalah ini.             Kami menyadari bahwa dari segi penulisan banyak  sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga segala bantuan,bimbingan dan arahan yang diberikan  mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Tuhan yang maha esa



Medan, 11 September 2020



Penulis Kelompok 1



2



DAFTAR ISI



Kata Pengantar..................................................................................................2 Daftar Isi.............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4 1.1Latar Belakang...................................................................................4 1.2Rumusan masalah..............................................................................5 1.3Tujuan ...............................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6 1.1 Definisi BentangLahan......................................................................6 1.2 Identifikasi dan Pengenalan Bentanglahan........................................6 BAB III PENUTUP.........................................................................................14 3.1 Kesimpulan......................................................................................14 3.2 Saran............................................................................................... 14 Daftar Pustaka.................................................................................................15



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft  (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu ( Z o n n e v e l d , 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM,1996. U n t u k   mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut. maka dapat dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan selalu berdasarkan kerangka kerja bentuk lahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka d a p a t diketahui, bahwa ada delapan anasir bentang lahan. Kedelapan anasir bentang lahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia (2012). Bentang lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang m e m i l i k i b e n t u k   topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentang lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan  bumi.



1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa definsi BentangLahan ?



2.



Bagaimana identifikasi Bentanglahan ?



1.3 Tujuan Penulisan 1.Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan BentangLahan 2.Untuk mengetahui Identifikasi Bentanglahan



4



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Bentanglahan Bentang lahan adalah istilah yang diambil dari kata landscape(Inggris), landscap (Belanda) dan landschaft(Jerman), yang secara umum berarti pemandangan atau kenampakan permukaan bumi.Pemandangan yang dimaksud memiliki dua aspek penting yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan (Zonneveld, 1979 /Widiyanto dkk, 2006). Berikut merupakan pengertian mengenai bentang lahan menurut beberapa penulis: 1.Bentang lahan merupakan gabungan dari bentuk lahan(landform). Bentuk lahanmerupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentang lahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi/ berbeda-beda, dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975). 2.Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpendensi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982). 2.2 BentangLahan fisik dan Bentanglahan Kultural Dikaitkan pengertiannya, maka bentang lahan mencakup 2 (dua) aspek kajian penting, yaitu: (a) Bentang alami dengan inti kajian bentuk lahan (b) Bentang budaya dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap tanah. Bentang lahan sebagai inti kajian bentang alami. Menurut Tuttle (1975), bentang lahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuk lahan. Mengacu pada definisi bentang lahantersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentang lahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan (landform).Untuk mengenal dan memahami bentang lahan maka dapat digunakan melalui pendekatan komponen dan kenampakan dalam lingkungan. Komponen ini berisi komponen ekosistem lingkungan alami (abiotic dan biotic) yang terwujud dalam kenampakan bentang alam (natural landscape) dan komponen system



5



sosial atau lingkungan sosial yang mencerminkan terbentuknya bentang budaya (cultural landscape). Yang dimaksud dengan bentang alam (natural landscape) yakni bagian yang tampak dari lingkungan alami seperti: 1.Bentuk permukaan bumi (morfologi daratan) dan perairan yang merupakan perwujudan komponen geosfer berupa atmosfer, lithosfer, pedhosfer, hidrosfer dan biosfer. Dimana pada bentang alam ini pengaruh manusia masih sangat sedikit. Sementara yang dimaksud dengan bentang budaya (cultural landscape) adalah kenampakan konkrit dari hasil adaptasi atau penyesuaian manusia terhadap lingkungannya. Bentang budaya mengandung unsur cipta, rasa, dan karya manusia yang bersifat sangat dinamis dan mengisi ruang dari bentang alam(Santosa 2014). Proses terbentuknya bentang lahan baik bentang alam maupun bentang budaya terdiri dari 3 komponen yakni: 1.Komponen lingkungan alam (abiotic maupun biotik), 2.Lingkungan sosial(culture), dan 3.Suprastruktur yang merupakan entitas di luar komponen lingkungan. Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Komponen alam merupakan dasar, tempat manusia dan makhluk hidup melakukan kegiatan. Komponen biotik berupa permukaan bumi dan seluruh isinya, sementara komponen biotik terdiri dari flora dan fauna. Sebagai contohnya lingkungan pegunungan akan memberikan pengaruh pola interaksi yang tentunya berbeda dengan lingkungan pantai. Hal ini berpengaruh terhadap kenampakan bentang alam dan bentang budaya di atasnya yang tentunya akan berbeda. Komponen sosial memiliki sifat yang dinamis dan sering pula disebut sebagai faktor perubah atau modifier. Aktivitas manusia dapat memodifikasi lingkungan alam, yang dapat diamati melalui kenampakan bentang budayanya. Komponen Suprastruktural merupakan faktor kunci yang paling tinggi yang mempengaruhi aktivitas manusia dalam lingkungan alam. Komponen ini berada pada tingkatan norma, nilai-nilai, kepercayaan, sistem religi yang akan berpengaruh terhadap unsur budaya berupa cipta, rasa, dan karsa manusia yang mempengaruhi prilaku manusia dalam berhubungan dengan lingkungan alam. Analisis dapat dilakukan dengan melihat unsur norma, budaya, religi, ideologi, kepercayaan, tradisi, pengetahuan, teknologi.



6



Untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu: 1. Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava, kawah, dan kaldera.



2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.



7



Gbr.Sesar 3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.



4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.



8



Gbr.Karst Tower diChina ciri : Mempunyai lereng yang curam-terjal dan mempunyai bentukan seperti tower/menara yang curam sampai tegak dan terpisah satu dengan yang lainnya, materi penyusunnya batu gamping, merupakan bentukan sisa pelarutan batuan CaCO3



5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak. Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses pengendapan yang terjadi karena agradasi atau. Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi.



Gbr. morfologi berupa conical hill yang umum dijumpai di daerah sepanjang Wonosari, Yogyakarta-Pracimantoro, Jawa Tengah 9



6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.



Gbr.Gumuk Pasir Barchan 7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.



10



Gbr.Tombolo 8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.



11



Gbr.Bentuk Lahan Glasial 9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.



Gbr.Hutan Mangrove Wonorejo,Surabaya 10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.



12



Gbr.Waduk Sermo Kulon Progo Jogja



13



BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap (Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain: 1. Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975). 2. Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982). 3. Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983)



B. Saran Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai Bentanglahan dan Semoga kedepannya dapat dilakukan perbaikan kedepannya apabila terdapat kesalahan.



14



DAFTAR PUSTAKA



https://www.academia.edu/14307494/Makalah_bentang_lahan_dan_vegetasi https://prodi4.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%20I/General %20View/MODUL_PKL%20Bentang%20Lahan%20-westi.pdf



15