Makalah Critical Thinking Dan Critical Reasoning Asuhan Kebidanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Makalah Critical Thinking dan Critical Reasoning Asuhan Kebidanan



Disusun oleh : 1.



DEWI NUR PRANESTI



: 110321001



2.



DIVA ANINDITYA SABILA



: 110321002



3.



ISMA WAHYUNINGSIH



: 110321003



4.



SAMSITI



: 110321004



5.



NANI SUTIANI



: 110321005



6.



IKA PUJIANTI



: 110321006



7.



HENI MINANTI



: 110321007



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN TK.1 ALIH JENJANG UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP SEMESTER GANJIL 2021/2022



2



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Alloh SWT Dzat Yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dan alhamdulillah makalah Critical Thinking dan Critical Reasoning Asuhan Kebidanan bisa kami selesaikan. Mudah-mudahan



makalah



ini



memberikan



manfaat



besar



untuk



meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum, juga sebagai bekal apabila telah menyelesaikan pendidikan serta bekerja dalam pelayanan asuhan kebidanan. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, dan diharapkan masukan untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.



Wanareja, 4 Januari 2022



Penulis



3



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR............................................................................................



2



BAB I



PENDAHULUAN ................................................................................



4



1.1



Latar Belakang...........................................................................



4



1.2



Rumusan Masalah ....................................................................



5



1.3



Tujuan........................................................................................



5



1.4



Manfaat………………….................................................................



5



TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................



6



2.1 Critical Thinking……….…. …….....................................................



6



2.2 Critical Reasoning.....................................................................



8



2.3 Critical Thingking dan Critical Reasoning Asuhan Kebidanan...



10



BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN......................................................



16



DAFTAR PUSTAKA



17



BAB II



……………………….............................................................



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dibutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas salah satunya yaitu pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan keluarga berencana. Karena dengan meningkatkan pelayanan keluarga berencana akan mengurangi penyebab AKI yang disebabkan karena 4 terlalu dan 3 terlambat yaitu salah satunya karena terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak anak bisa memicu terjadinya AKI. Kesehatan reprooduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO). KB merupakan kegiatan membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartono, 2004: 27). Pilar seorang bidan yang terdapat pada kerangka kerja menurut ICM (2015) adalah pengetahuan, keahlian dalam melaksanakan pelayanan asuhan kepada bayi baru lahir, wanita, keluarga sepanjang kehidupannya. Pengetahuan yang ada bisa menjadi pondasi untuk melakukan suatu keahlian jika dilakukan sesuai tujuan dan setiap bertindak harus diiringi dengan berpikir kritis dengan menjawab setiap pertanyaan “mengapa” dan “kenapa” saat bertindak, selain itu mampu memberikan penilaian klinis dengan baik serta memberikan pemecahan yang tepat berdasarkan data informasi yang didapatkan. Dalam dunia kebidanan selain di butuhkan kemampuan berfikir kritis diharapkan juga memiliki kemampuan dalam penyelesaian semua masalah



5



(problem solving) yang terjadi terutama dalam Kesehatan reproduksi dan KB. Di bawah ini dijelaskan secara rinci tentang pengertian critical thingking, clinical judgemen dan problem solving dalam asuhan kesehatan reproduksi dan KB. 1.2. Rumusan Masalah Dua rumusan masalah dalam makalah ini : 1. Pengertian Critical Thinking dan Critical Reasoning? 2. Bagaimana penerapan Critical Thinking dan Critical Reasoning dalam pelayanan kebidanan? 1.3. Tujuan a.



Untuk mengetahui Critical Thinking, dan Critical Reasoning.



b. Untuk mengetahui penerapan Critical Thinking dan Critical Reasoning dalam pelayanan kebidanan. 1.4



Manfaat a.



Menambah



pengetahuan



dan



kecakapan



untuk



menunjang



kompetensi dalam hal Critical Thinking dan Critical Reasoning. b. Sebagai pengukur kemampuan dalam melakukan Critical Thinking dan Critical Reasoning Ketika melakukan pelayanan asuhan kebidanan.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Critical Thinking Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan dalam meyakini suatu konsep dan atau dalam melakukan tindakan. Dalam pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-nilai universal intelektual yang melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi: kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik, kedalaman, luasnya ilmu, dan keadilan. Dengan adanya proses berfikir kritis diharapkan dapat: 1.



Menimbulkan pertanyaan penting terkait topik/masalah yang sedang difikirkan, kemudian dapat merumuskan masalah dengan jelas dan tepat.



2.



Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ideide abstrak untuk menafsirkan secara efektif terkait kesimpulan yang beralasan dan solusi pemecahan masalah, menguji alternatif pemecahan masalah terhadap kriteria dan standar yang relevan



3.



Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran alternatif, mampu mengakui dan menilai setiap permasalahan dengan asumsi yang beralasan, dapat menimbulkan implikasi, dan konsekuensi praktis



4.



Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi untuk masalah yang kompleks.



7



Proses berfikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup, dengan prosedur : 1. Mengenali masalah untuk menemukan cara-cara yang bisa diterapkan guna memecahkan masalah tersebut. 2. Memahami pentingnya prioritas dan urutan prioritas dalam pemecahan masalah. 3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang terkait (relevan) 4. Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai 5. Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan tajam. 6. Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi argument/pendapat 7. Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi 8. Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan 9. Menguji kesimpulan dan generalisasi masalah 10. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih luas 11. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas



dalam



kehidupan



sehari-hari.



Singkatnya, tiga kunci utama untuk dapat berfikir kritis: RED (Recognize assumptions, Evaluate arguments dan Draw conclusions) = mengenali masalah, menilai beberapa pendapat, dan menarik kesimpulan. Dalam menyimpulkan hasil pemikiran kritis, diperlukan upaya gigih untuk memeriksa setiap keyakinan atau pemahaman akan pengetahuan berdasarkan dukungan bukti ilmiah (evidence based) yang mendukung kecenderungan pengambilan kesimpulan tersebut.



8



Berpikir kritis juga berguna untuk mengekspresikan ide-ide. Pemikiran kritis memiliki peran penting dalam menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, dan memodifikasinya jika perlu, sehingga bermanfaat di dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kreativitas. Ada 3 syarat diperlukan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis: 1. Sikap untuk menggunakan pemikiran yang dalam di dalam melihat suatu permasalahan, dengan menggunakan pengalaman dan bukti yang ada. 2. Pengetahuan



tentang



metode



untuk



bertanya



dan



mengemukakan alasan dengan logis 3. Ketrampilan untuk menerapkan metode tersebut 2.2



Critical Reasoning Penilaian rasional diartikan sebagai suatu kemampuan untuk membuat keputusan logis atau rasional dan menentukan apakah suatu tindakan yang akan dilakukan benar atau salah.



Critical Reason



merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah



pada kesimpulan akhir/analisis/diagnosis.



Dapat pula



didefinisikan sebagai suatu proses dimana bidan menetapkan data-data mengenai



keadaan



klien



yang



akan



dikumpulkan,



kemudian



mengidentifikasi tindakan kebidanan yang tepat. Critical Reasoning merupakan salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang bidan untuk memecahkan masalah klinis yang dihadapinya.



Kemampuan critical reasoning seorang bidan dapat



berkembang seiring dengan pengalaman dan kemampuan Critical Thingking reasoning.



berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan critical



9



Critical Reasoning adalah kemampuan penalaran yang dituntut dari seorang bidan agar mampu mengaplikasikan keilmuannya dalam pelayanan asuhan kebidanan. Dalam ilmu kedokteran, Critical Reasoning diartikan sebagai



kemampuan



dalam



mengaplikasikan



berbagai



teori



dan



kemampuan klinis pada skenario atau kasus pasien yang dihadapi, untuk kemudian menentukan diagnosis yang tepat dan memberikan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Kemampuan penalaran klinis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam Pendidikan Kedokteran maupun Kebidanan. Seorang bidan dalam prakteknya dari hari ke hari selalu membutuhkan keterampilan penalaran klinis. Selain penalaran klinis kemampuan untuk mensintesis, memprioritaskan, menyimpulkan dan interpretasi data dari pasien juga diperlukan. Penalaran klinis bukan diajarkan secara eksplisit tetapi penalaran klinis merupakan melibatkan kemampuan kognitif dan menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah klinis.



Berikut adalah



langkah dalam pelaksanaan Critical Reasoning. a.



Langkah pertama adalah identifikasi masalah, dimana dilakukan evaluasi terhadap keadaan umum pasien, serta informasi lainnya yang didapatkan secara verbal maupun non verbal. Hal yang penting untuk diketahui bahwa pasien dapat mengungkapkan berbagai keluhan yang bukan merupakan masalah utama yang menimbulkan keluhan utama atas penyakitnya. Pada tahapan ini, diharapkan bidan mampu memberikan evaluasi yang optimal dalam waktu yang singkat dengan berbagai metode yang baik, antara lain anamnesis dan evaluasi secara visual.



b. Setelah mendapatkan informasi informasi yang relevan terhadap kasus



yang



didapat,



penalaran



klinis



digunakan



dalam



menentukan keluhan utama pasien dengan menentukan



10



informasi penting dari masalah yang diderita pasien dan memberikan prioritas terhadap masalah yang paling mendesak pada pasien tersebut. c.



Kemudian mengidentifikasi dan menyusun prioritas masalah yang didapat adalah tahapan aplikasi kedua dari penalaran klinis.



2.3



Critical Thingking dan Critical Reasoning Asuhan Kebidanan Penerapan berfikir kritis, penilaian klinis dan pemecahan masalah tertuangdalam manajemen kebidanan. Dalam pelaksanaanya dilakukan denganmengggunakan SOAP atau 7 langkah Varney yang meliputi : a.



Langkah I : Pengkajian PengkajianPada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat danlengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien berkaitandengan masalah kesehatan reproduksi dan KB, untuk memperoleh data dapatdilakukan dengan cara: 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tandatanda vital 3. Pemeriksaan khusus 4. Pemeriksaan penunjang Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepadadokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi ataukolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akanmenentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengankasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atautidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yangkomprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehinggadapat



11



menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat. b. Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan KebidananPada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkaninterpretasi yang akurat atas data-data yang telah



dikumpulkan.



Data



dasaryang



sudah



dikumpulkan



diinterpretasikan sehingga dapat merumuskandiagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanyadigunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapitetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-halyang sedang dialami wanita terkait kesehatan reproduksi dan KB yangdiidentifikasi oleh



bidan



sesuai



dengan



hasil



pengkajian.



Masalah



juga



seringmenyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. c.



Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi dan melauitahapan berfikir kritis dan penilaian secara klinis. Langkah ini membutuhkanantisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanyamerumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskantindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.



12



d.



Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter danatau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan.



Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan



primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita



tersebut



bersama



bidan



terus-menerus.



Pada



penjelasandiatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan. e.



Langkah V: Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh Pada



langkah



ini



direncanakan



asuhan



yang



menyeluruh



yangditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnose yang telah teridentifikasi atau diantisipasi sebagai bagian dari pemecahan masalah dan pemberian solusi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapatdilengkapi. Rencana asuhan yang



menyeluruh tidak hanya



meliputi



apa-apayang



sudah



teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut



13



sepertiapa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomikultural atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaituoleh bidan dan klien agar dapat



dilaksanakan



melaksanakan



dengan



rencana



efektif



tersebut.



karena Semua



klien



jugaakan



keputusan



yang



dikembangkandalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benarbenar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apayang akan dilakukan klien. f.



Langkah VI: Implementasi Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun



bidan



tidak



melakukannya



sendiri,



bidan



tetap



bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokteruntuk menangani klien yang mengalami



komplikasi,



maka



keterlibatan



bidan



dalam



penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawabterhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. g.



Langkah VII: Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang



14



sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif



dalam



penatalaksanaan



pelaksanaannya.Langkah-langkah umumnya



merupakan



proses



pengkajian



yang



memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung padaklien dan situasi klinik. Adapun langkah-langkah analisis masalah kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut: 1.



Mengenal masalah kesehatan reproduksi Tentukan masalah Kesehatan kesehatan



reproduksi,masalah Kesehatan



reproduksi,



determinan/faktor-faktor dan



masalah



program



kesehatan kesehatan reproduksi yang akan dipecahkan; bila ada lebih darisatu masalah, tetapkan yang menjadi prioritas. 2.



Mengenal penyebab masalah Kesehatan Reproduksi Penyebab masalah yangdimaksud dikelompokkan ke dalam penyebab masalah kesehatan reproduksi, penyebab faktor/determinan Kesehatan



reproduksi



dan



masalah



program



kesehatan



reproduksi. 3.



Mengenal sifatnya masalah kesehatan reproduksi.



4.



Mengenal epidemiologi masalah program KIE kesehatan reproduksi yang berhasil ialah yang memfokuskan pada perilaku sasaran (target sasaran) yang terbatas jumlahnya.



Dalam berusaha merubah perilaku, harus memperkecil jumlah perilaku ideal dan memilih target perilaku yang merupakan inti program



15



KesehatanReproduksi. Target behavior merupakan suatu proses eliminasi. Artinya,menghilangkan perilaku yang tidak jelas dampaknya terhadap masalah yang sedangditangani atau tidak feasible dilaksanakan oleh target sasaran. Memilih target behavior juga merupakan proses negosiasi. Artinya, untuk memilih target behavior,harus mengadakan negosiasi dan pembahasan dengan target sasaran dan pemukamasyarakat lainnya yang terkait. Semua perilaku harus digambarkan secara jelas,sederhana dan spesifik.



Semua



kegiatan



pokok



dalam



berperilaku



tersebut



harusdisebutkan. (Prijatni, ida dan Sri Rahayu, 2016). Dalam penerapan berfikir kritis, penilaian klinis dan pemeecahan masalahmeliputi melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sesuaidengan standar dan evidence based secara prima sehingga menghasilkan keputusanyang dapat diterima dengan baik oleh klien.



16



BAB III PEMBAHASAN & KESIMPULAN Berfikir kritis adalah cara berfikir tentang subjek, konten, atau masalah yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Critical Reasoning merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah pada kesimpulan akhir/analisis/diagnosa. Dalam penerapan berfikir kritis, penilaian klinis dan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan meliputi ruang lingkup dalam hal melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sesuai dengan standar dan evidence based prima sehingga menghasilkan keputusan yang dapat diterima dengan baik oleh klien.



17



Daftar Pustaka Handajani, Siti Rini.2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Komunikasi. Dalam Praktik Kebidanan. Kementrian Kesehatan Indonesia. Insani, Adinda Ayunda, dkk. 2016. “Berpikir Kritis” Dasar Bidan Dalam, Manajemen Asuhan Kebidanan. Padang:FK Unand. Saad, N.S & Ghani,A.S.2008. Teaching Mathematics in Secondary School: Theories and Practices.Perak:Universiti Sultan Idris Varney Helen., Jan.M Krie & Carolyn L.Gegor. 2004. Varney’s Midwifery Journal of



Midwifery



&



Women’s



Health



49(1),



pp



62-63available



at



http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1526952303004203. Dr. Bhisma Murphi, 2009. Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah : Berpikir Kritis. Fakultas Kedokteran Sebelas Maret : Solo.