Makalah Edema [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami makalah ini Harapan kami semoga makalah



ini membantu



pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami



menambah pengetahuan dan



dapat memperbaiki bentuk maupun isi



makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.



makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Edema B. Penyebab Edema C. Kategori Patofisiologi Edema BAB III PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Edema, pada umumnya, berarti pembengkakan. Ini secara khas terjadi ketika cairan dari bagian dalam pembuluh-pembuluh darah merembes keluar pembuluh darah kedalam jaringan-jaringan sekelilingnya, menyebabkan pembengkakan. Ini dapat terjadi karena terlalu banyak tekanan dalam pembuluh-pembuluh darah atau tidak ada cukup protein-protein dalam aliran darah untuk menahan cairan dalam plasma (bagian dari darah yang tidak megandung segala sel-sel darah). Edema paru adalah istilah yang digunakan ketika edema terjadi di paru-paru. Area yang langsung diluar pembuluh-pembuluh darah kecil pada paru-paru ditempati oleh kantongkantong udara yang sangat kecil yang disebut alveoli. Ini adalah dimana oksigen dari udara diambil oleh darah yang melaluinya, dan karbon dioksida dalam darah dikeluarkan kedalam alveoli untuk dihembuskan keluar. Alveoli normalnya mempunyai dinding yang sangat tipis yang mengizinkan pertukaran udara ini, dan cairan biasanya dijauhkan dari alveoli kecuali dindingdindig ini kehilangan integritasnya.



1.2 Rumusan masalah 1.



Bagaimana patofiologi edema



2.



Bagaimana patofiologi keeimbangan cairan saat kehamilan



3.



Bagaimana edema saat kehamilan



1.3 Tujuan 1.



Untuk mengetahui patofiologi edema



2.



Untuk mengetahui patofioogi keeimbangan cairan saat kehamilan



3.



Untuk mengetahui dema saat kehamilan



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Edema Pada umumnya edema berarti meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler disertai dengan penimbuan cairan ini dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa. Dapat bersifat setempat atau umum. Dalam rongga pleura dan rongga pericard normal juga terdapat cairan sedikit, sekedar untuk membasahi lapisan permukaan. Dalam rongga pericard misalnya normal terdapat 5-25 ml cairan. Selain itu, bergantung pada lokasinya pengumpulan cairan dalam rongga tubuh yang berbeda diberi sebutan yang beragam, seperti : a. Hydrothorax b. Hydropericardium c. Hydroperitoneum atau Ascites Dengan anasarca dimaksudkan edema umum dengan penimbunan cairan dalam jaringan subcutis dan rongga tubuh. Juga disebut dropsy. Penimbunan cairan dalam sel sering dinamai cellular edema. Istilah ini kurang tepat dan sebaiknya dinamai cellular hyrdation atau hydropic change. Edema adalah suatu kelebihan cairan dalam jaringan.normalnya cairan di dorong kedalam ruang jaringan oleh kekuatan tekanan darah pada arterial berakhir pada kapiler. Pada ujung vena kapiler, tekanan darah turun dan protein plasma menggunakan tekanan osmotik yang menarik kembali cairan.saluran getah bening mengalirkan semua kelebihan cairan. B. Penyebab Edema Obstruksi Limpatik : Cairan tubuh sebenarnya berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme sel. · Sebagian cairan interstisium dengan zat-zat yang melarut akan diserap lagi melalui dinding kapiler darah masuk kedalam saluran darah · Sebagian lain, yang mengandung sejumlah protein masuk kedalam saluran limpe. Jumlah limpe yang akan mengalir dapat diperbanyak bila : · Tekanan vena meningkat · Dipijat · Pergerakan pasif yang bertambah banyak · Permeabilitas endotel kapiler bertambah Selama outflow limpe dari daerah terjamin baik, maka tidak akan terjadi penimbunan cairan dan edema. Apabila terjadi gangguan aliran limpe pada suatu daerah, maka cairan jaringan akan tertimbun, dinamai limpedema. ³ Limpedema misalnya sering terjadi akibat mastektomi radikal untuk mengeluarkan suatu tumor ganas payudara. ³ Edema juga dapat terjadi akibat tumor ganas menyebuk atau menginfiltrasi kelenjar dan saluran limpe. ³ Saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat menyebabkan edema pada scrotum. Scrotum dan tungkai sangat membesar dan sering dinamai elephantiasis.



³ Obstruksi saluran limpe dalam thorax oleh tumor menyebabkan gangguan pengaliran (drainage) limpe pada daerah thorax dan menimbulkan penimbunan cairan dalam rongga pleura dan rongga peritoneum, sehingga terjadi hydrothorax dan ascites. Bila akibat obstruksi, tekanan menjadi sedemikian tinggi hingga ductus thoracicus robek, maka cairan limpe yang banyak mengandung lemak masuk kedalam rongga thorax, dinamai chylothorax atau masuk kedalam rongga peritoneum dinamai chyloperitoneum. Permeabilitas Kapiler yang bertambah : Endotel kapiler merupakan suatu membran semipermeabel yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas. Tekanan osmotik darah lebih besar daripada limpe. Daya atau kesanggupan permeabilitas ini bergantung kepada substansi semen (cement substance) yang mengikat selsel endotel tersebut. Pada beberapa keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja terhadap endotal, permeabilitas bertambah. Akibatnya ialah protein plasma keluar dari kapiler, sehingga tekanan osmotik koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan osmotik cairan interstisium bertambah. Hal ini menyebabkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada : ~ Infeksi berat ~ Reaksi anafilaktik ~ Keracunan akibat obat-obatan atau zat kimiawi ~ Anoxia yang terjadi akibat berbagai keracunan ~ Tekanan vena yang meningkat akibat payah jantung ~ Kekurangan protein dalam plasma akibat albuminuria ~ Retensi natrium dan air pada penyakit ginjal tertentu Edema setempat sering terjadi akibat bertambahnya permeabilitas kapiler disebabkan oleh radang. Pembengkakan kulit setempat sering terjadi akibat : ~ Reaksi alergi ~ Gigitan atau sengatan serangga ~ Luka besar ~ Infeksi atau akibat terkena zat-zat kimiawi yang tajam seperti soda bakar atau asam-asam keras. Edema angioneurotik ialah edema setempat yang sering timbul dalam waktu yang singkat tanpa sebab yang jelas. Sering terjadi pada anggota tubuh akibat lergi atau neurogen. Berkurangnya Protein Plasma : Protein plasma yang berkurang mengakibatkan tekanan osmotik koloid menurun. Sebagian besar tekanan osmotik ini diselenggarakan oleh albumin. Biasanya edema akan timbul bila kadar albumin lebih rendah dari 2 ½ gram per 100 ml. Suatu contoh edema akibat kekurangan albumin ialah edema nefrotik. Hal ini terjadi akibat penyakit ginjal, sehingga albumin seolah-olah bocor dan keluar melalui ginjal dalam jumlah besar. Akibatnya ialah hipoalbuminemi dan pembalikan perbandingan albumin-globulin. Kejadian ini sering ditemukan pada keadaan yang dinamai sindrom nefrotik, yaitu penyakit ginjal dengan ciri-ciri : Edema, proteinuria terutama albumin, hipoalbuminemi, hiperlipemi khususnya hipercholesterolemi, lipiduria.



1.



4.



Edema akibat berkurangnya protein juga dapat terjadi pada kelaparan dan gizi buruk. Hipoproteinemi dapat terjadi pula pada penderita penyakit hati, oleh karena sintesis protein terganggu. Oleh karena itu edema sering sangat nyata pada penderita cirrhosis hepatis. Tekanan daerah kapiler yang meninggi (hydrostatic pressure) Tekanan darah dalam kapiler bergantung kepada : a. Tonus arteriol b. Kebebasan aliran darah dalam vena c. Sikap tubuh (posture) d. Temperatur dan beberapa faktor lain. Tekanan ini merupakan daya untuk menginfiltrasi cairan melalui dinding kapiler. Tekanan ini biasanya meningkat bila tekanan dalam vena meningkat. Bila tekanan ini lebih besar daripada tekanan osmotik yang menarik air dari jaringan maka mengakibatkan edema. Edema akibat tekanan kapiler yang meninggi dapat terjadi pada : Kongesti Pasif (Passive Congestion) Akibat obstruksi mekanik pada vena, menyebabkan tekanan darah vena meningkat, misalnya dapat terjadi pada vena iliaca akibat uterus yang membesar pada kehamilan. Dalam hal ini edema terjadi pada tungkai. 2. Edema Kardial Terjadi oleh karena tekanan vena meningkat akibat sirkulasi darah terganggu karena payah jantung (left heart failure). Edema ini bersifat sistemik, tetapi yang paling nyata terkena ialah bagian-bagian paling bawah (dependent part), yaitu kaki pada penderita yang masih dapat berjalan dan rongga-rongga viscera serta serosa pada penderita yang berbaring terus. 3. Obstruksi Portal Pada penyakit cirrhosis hepatitis tekanan dalam vena portae meningkat sehingga megakibatkan cairan dalam rongga peritoneum, yaitu terjadi ascites. Edema Postural Pada orang yang berdiri terus menerus untuk waktu yang lama, terjadi edema pada kaki dan pergelangan kaki. Edema ini tidak terjadi bila orang bergerak aktif, misanya berjalan-jalan karena aktivitas otot ikut membantu aliran dalam pembuluh limpe. Tekanan Osmotik Koloid : Tekanan osmotik koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali sehingga tidak dapat melawan tekanan osmotik koloid yang terdapat dalam darah. Tetapi pada beberapa keadaan tertentu jumlah protein pada jaringan dapat meninggi, misalnya bila permeabelitas kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotik jaringan dapat menimbulkan edema. Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue tension). Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan. Pada jaringan subcutis yang renggang seperti kelopak mata dan alat kelamin luar, tekanan sangat rendah, karena itu pada tempat tersebut mudah timbul edema. Retensi Natrium dan Air: Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam air kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake), karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan sehingga jumlah air ekstraseluler, baik yang intravaskuler maupun yang interstisial bertambah akibatnya jadi edema.



Edema akibat retensi natrium bersifat ekstrarenal (dipengaruhi oleh saraf) dapat juga disebabkan oleh hormon lain. Pada penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron, atau estrogen sering terjadi edema sedikit atau banyak.



2.



3.



4.



C. Kategori Patofisiologi Edema 1. Peningkatan Tekanan Hidrostatik a. Gangguan aliran vena balik : ~ Gagal jantung kongestif ~ Perikarditis Konstriktif ~ Asites (sirotis hati) ~ Kompresi atau obstruksi vena : · Trombosis · Tekanan eksterna (misal massa) · Inaktivitas ekstremitas inferior yang lama ditopang b. Dilatasi arteriolar ~ Panas ~ Disregulasi Neurohumonal Penurunan Tekanan Osmotik Plasma (Hipoproteinemia) ~ Glumerulopati yang kehilangan protein (sindrom nefrotik) ~ Sirosis hati (asites) ~ Malnutrisi ~ Gastroenteropati yang kehilangan protein Obstruksi Limpatik ~ Inflamasi ~ Neoplastik ~ Pasca pembedahan ~ Pasca radiasi Retensi Natrium ~ Asupan garam berlebih dengan insupisiensi ginjal ~ Peningkatan reabsorsi natrium ditubulus : · Hipoperfusi ginjal · Peningkatan sekresi renin – angiotensin – aldosteron 5. Inflamasi ~ Inflamasi akut dan kronik ~ Angiogenesis



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Edema adalah Akumulasi abnormal cairan dalam ruang intertisial ataurongga tubuh. Munculnya beberapa penyakit edema atau kelebihan cairan dalamtubuh merupakan salah satu gejalanya. Beberapa contoh penyakit di antaranya adalah gagal jantung, gagal ginjal, dan penyakit liver. Sedangkan Dehidrasi adalahgangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolittubuh. Dehidarasi dapat terjadi karena : Kekurangan zat natrium, Kekurangan air,Kekurangan natrium dan air Pencegahan Edema Dapat dilakukan dengan : Mengurangi konsumsimakanan yang tinggi kadar natriumnya, tidak berdiri atau duduk terlalu lama ,Polamakan yang sehat, Hindari stress, Kurangi berat badan berlebih (obesitas) ,Olahraga secara teratur, Konsumsi antioksidan. Sedangkan Dehidrasi dicegahdengan melakukan beberapa upaya : Lingkungan, Olahraga, Umur. 3.2 SARAN Keseimbangan cairan dalam tubuh harus benar-benar kita jaga agar pola intake dan output bisa sesuai jumlahnya, karena bila salah satunya tidak terpenuhi akan menyebabkan penyakit yang vatal mengancam jiwa kita.



DAFTAR PUSTAKA ³ J.M.Gibson MD, 1996, Mikrobiologi dan Patologi Modern, Jakarta : EGC ³ Dr. Thambayong, Jan, 2000, Patopisiologi untuk Keperawatan, Jakarta : EGC ³ Staf Pengajar Bagian Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1973, Patologi, Jakarta : FKUI ³ Corwin, J, Elizabeth, 2OO9, Buku Saku Patofisiologi Jilid III, Jakarta : EGC ³ Robbins, 2007, Buku Ajar Patologi Edisi 7 Vol. 1, Jakarta : EGC ³ D. N. Baron, 1995, Patologi Klinik Edisi 4, Jakarta : EGC