Makalah Evaluasi Kegiatan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fiki
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ‘’Evaluasi Kegiatan Ekstrakulikuler’’ Dosen Pengampu: Candres Abadi, M. Pd Kons



DISUSUN OLEH: Andri Ardianyah (18641004) Setia Rini (18641035)



PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN AJARAN 2020



KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul ‘’Format dan Program Kegiatan BK’’. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Curup , April 2020



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................1 C. Tujuan.........................................................................................................1 D. Manfaat........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Format Kegiatan BK..................................................................................3 B. Program Pelayanan.....................................................................................4 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................................6 B. Saran...........................................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................7



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009 menekankan bahwa perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial, dan fisik peserta didik atau dengan kata lain menciptan manusia Indonesia seutuhnya. Semua jenjang lembaga pendidikan formal (Sekolah) mempunyai tugas untuk mensintesa itu semua. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. Secara Yuridis, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam surat Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan oleh sekolah, salah satu keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 125/U/2002 tentang kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah pengaturan kegiatan ekstrakurikuler dalam keputusan ini terdapat pada Bab 5 pasal 9 ayat 2 “pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan olahraga dan seni ( porseni ), karya wisata, lomba kreatifitas atau praktek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pendidikan seutuhnya.



B. Rumusan Masalah Dilihat dari pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi kegiatan ekstrakulikuler? 2. Apa yang dimaksud program evaluasi kegiatan kestrakuliuler? C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :



1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi kegiatan ekstrakulikuler. 2. Mengetahui apa yang dimaksud program kegiatan kestrakuliuler. D. Manfaat Adapun manfaat pembuatan makalah ini supaya pembaca dapat menambah ilmu atau wawasan tentang apa saja jenis dan program kegiatan ekstrakuulikuler khususnya bagi seorang guru BK.



BAB II PEMBAHASAN A. Kegiatan Ekstrakulikuler atau Pengembangan Diri Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pada Pasal 3, yang merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasioanal yang harus digunakan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Amanah kontitusi ini bermaksud agar pendidi-kan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Kegiatan ekstrakurikuler bukan hanya kegiatan rutinitas siswa, yang dilaksanakan sebatas serimonial dan untuk bahan laporan pengunaan anggaran sekolah, akan tetapi kegiatan ekstrakurikuler harus dilakukan dengan manajemen yang baik untuk pencapaian pengembangan karakter siswa. Sehingga kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan peranan penting untuk penegmbangan karakter siswa. Kegiatan ekstrakuriuler yang diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pengembangan karakter. Kegiatan pembinaan kesiswaan melalui kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Pengembangan karakter di



sekolah sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengembangan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan,



Taufik,



Manajemen



Kegiatan



Ekstrakurikuler



Berbasis



Pengembangan Karakter Siswa dilaksanakan dan dikendalikan dalam kegiatankegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengembangan tersebut meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian manajemen kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya sekolah (Kemendiknas, 2010:3). Keberlangsungan tersebut ditandai oleh pewaris karakter yang telah dimiiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan karakter bagi generasi muda dan juga proses pengembangan karakter untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler berbasis pengembangan karakter siswa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih terarah, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat. Karakter tidak saja merupakan tuntutan undang-undang dan peraturan pemerintah, tetapi juga oleh agama. Moral sebagai aspek dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah mengalami degredasi dan dipandang sebelah mata. Banyak persoalan yang terjadi di masyarakat yang meliputi kekerasan, tawuran, pelecehan, penghinaan, perampokan, penipuan dan lainya. Kejadian tersebut sering kali dipertontonkan diberbagai media, yang sangat mempengaruhi perkembangan



perilaku generasi muda bangsa Indonesia. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, pragmatis, transaksional dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan.



B. Evaluasi Program Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan. Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan. 1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.



2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah. Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain: 1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan; 2. Keterlaksanaan program; 3. Hambatan-hambatan yang dijumpai; 4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar; 5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan; 6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat. Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa



deskripsi



tentang



aspek-aspek



yang



dievaluasi



(seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan guru pembimbing; komitmen pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan).



Deskripsi



tersebut



mencerminkan



sejauh



mana



proses



penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi



kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap siswa. Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut. 1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi. 2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh



data



yang



diperlukan,



yaitu



mengenai



tingkat



keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi. 3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai. 4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program. Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya. Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat depdikbud, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti



wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja siswa, dan sebagainya.1



1



Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani. 1991. Bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: PT



Rineka Cipta. Hlm. 55



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kegiatan ekstrakuriuler yang diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pengembangan karakter. Kegiatan pembinaan kesiswaan melalui kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Pengembangan karakter di sekolah sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengembangan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan,



Taufik,



Manajemen



Kegiatan



Ekstrakurikuler



Berbasis



Pengembangan Karakter Siswa dilaksanakan dan dikendalikan dalam kegiatankegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengembangan tersebut meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian manajemen kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan B. Saran Didalam pembuatan makalah ini tentunya penulis memiliki banyak kekeliruan yang mungkin tidak disadari oleh penulis. Dari itu, diharapkan kepada seluruh pembaca, jika menemukan kekeliruan dalam makalah yang kami buat ini, maka penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya penulis tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Dan demi mewujudkan karya-karya ilmiah yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA Marsudi, Saring. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. SA Damanik . 2014. Ekstrakurikuler wajib di sekolah. Jurnal Ilmu Keolahragaan. digilib.unimed.ac.id Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,1997 Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 1988 W Narmoatmojo , 2010



kstrakurikuler di sekolah: dasar kebijakan dan



aktualisasinya, (Tersedia: http://www.academia.edu).