MAKALAH FARMAKOLOGI Batuk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang No. 23 tahun 1992). Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti batuk. Batuk adalah reflek fisiologis untuk membebaskan jalan nafas dari benda asing atau dahak yang menyumbat. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadangkadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada penularan penyakit melalui udara ( air borne infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Batuk juga bisa sebagai penyebab penyakit ataupun memang penyakit yang disebabkan oleh virus. Obat batuk terdapat banyak jenisnya,



1



yaitu antitusif sebagai obat penekan reflex batuk, ekspektoran untuk merangsang dahak dikeluarkan dari saluran pernafasan, mukolitik untuk mengencerkan dahak, serta demulsen untuk melegakan tenggorokan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang benar mengenai penggunaan jenis obat batuk terhadap jenis batuk yang diderita. Karena, diketahui bahwa obat batuk tidak bisa disamaratakan untuk semua jenis batuk.



B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari batuk? 2. Apa saja etiologi dan manifestasi klinik dari batuk? 3. Bagaimana penggolongan obat batuk? 4. Apa saja contoh dari obat batuk yang beredar dipasaran serta indikasi, kontra indikasi, dosis dan efek samping yang dimiliki obat tersebut ?



C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian batuk. 2. Mengetahui etilogi serta manifestasi klinik dari batuk. 3. Mengetahui penggolongan obat batuk. 4. Mengetahui contoh obat batuk yang beredar dipasaran serta indikasi, kontra indikasi, dosis, dan efek samping yang dimiliki obat tersebut.



2



D. Manfaat Penulisan 1. Menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis maupun masyarakat mengenai obat batuk beserta gejalanya. 2. Menambah literature dan referensi tentang obat batuk bagi institusi.



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Batuk Batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokkan. Dalam jalan udara di tenggorokan ada banyak rambut getar yang terus bergerak dan berfungsi untuk menyapu bersih benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Tapi batuk juga bisa menjadi gejala dari sesuatu penyakit (Tjay, 2007). B. Etiologi dan Manifestasi Batuk 1. Manifestasi Batuk a.



Demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku.



b.



Bersin-bersin dan hidung tersumbat.



c.



Sakit tenggorokan.



2. Etiologi Batuk a. Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu. b. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). c. Alergi. d. Asma atau tuberculosis. e. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas. f. Tersedak akibat makan atau minum



4



g. Menghirup asap rokok dari orang sekitar.



C. Jenis-jenis Batuk 1. Batuk berdasarkan Produktivitasnya Berdasarkan



produktivitasnya,



batuk



dapat



dibedakan



menjadi menjadi 2 jenis, yaitu batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif). a.      Batuk berdahak (batuk produktif) Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak dapat terjadi karena adanya infeksi pada saluran nafas, seperti influenza, bronchitis, radang paru, dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak terjadi karena saluran nafas peka terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, lembab yang berlebihan dan sebagainya. b. Batuk kering (batuk non produktif) Batuk yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas, suaranya nyaring dan menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tenggorokan. Batuk kering dapat disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas, adanya faktor-faktor alergi (seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan efek samping dari obat (misalnya penggunaan obat antihipertensi kaptopril).



2. Batuk berdasarkan waktu berlangsungnya



5



           



Berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu batuk akut, batuk sub akut dan batuk kronis. a.Batuk Akut Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab batuk ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan adanya infeksi virus atau bakteri. b.Batuk Subakut Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 – 8 minggu. Batuk ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas. c.Batuk Kronis Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.



D. Penggolongan Obat Batuk 1. Antitusif Antitusif bekerja untuk menekan batuk. Contohnya adalah dekstrometorfan, naskapin, etilmorfin, dan kodein. Obat-obat ini merupakan derivat senyawa opioid, sehingga juga memiliki efek samping seperti senyawa opiat, meliputi konstipasi, sedatif, dll.



6



perlu diketahui bahwa antitusif sebaiknya tidak digunakan pada batuk berdahak, karena batuk yang tertahan pada cabang trakea bronkial dapat mengganggu ventilasi dan bisa saja meningkatkan kejadian infeksi, misalnya pada penyakit bronkitis kronis dan bronkiektasis (Ikawati, 2008). 2. Ekspektoran Ekspektoran (dari bahassa latin ex = keluar dan pectoris = dada) ditujukan untuk merangsang batuk sehingga memudahkan untuk mengeluarkan dahak ekspektorasi. Obat bebas yang paling seringdigunakan adalah gilseril gualkolat atau guaifenesin. Namun dalam



beberapa



studi,



efektivitas



ekspektoran



ini



masih



dipertanyakan (IONI, 2000; Schroeder dan Fehey, 2002). Bahkan sebuah studi menyarankan menggunakaan air saja sebagai ekspektoran, karena air dapat membantu mengencerkan dahak sehingga dahak dapat dibatukan dengan mudah (Ikawati, 2008). 3. Mukolitik Golongan mucus/dahak,



mukolitik sehingga



bekerja mendapatkan



menurunkan ekspetorasi.



viskositas Biasanya



digunakan pada kondisi dimana dahak cukup kental dan banyak, seperti pada penyakit paru kronik (PPOK), asama, bronsifektosis, dan sistik fibrosis. Beberapa contoh mukolitik adalah : Nasetilsistein, karbosistein, ambroksol, bromheksin (Ikawati, 2008).



4. Demulsen



7



Memperlunak rangsangan batuk dan memperlicin tenggorokan agar tidak kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang sering digunakan adalah sirup (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen), dan gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap, dan sebagainya.



E. Contoh Obat Batuk di Pasaran 1.



Antitusif a. Dextromethorpan  Komposisi : - Tiap tablet mengandung 15mg tablet dekstromethopan. - Penggunaan sirup sekali minum 10mg/5ml.  Indikasi : Antitusif dan analgetika  Kontraindikasi : Asma, batuk produktif, gangguan fungsi hati, sensitif terhadap dekstrometorfan, ibu hamil dan menyusui.  Dosis : Tablet - dewasa dan anak >12 tahun,3 kali sehari 1 tablet - anak 6-12 tahun 3 kali sehari ½ tablet Sirup - dewasa 3-4 kali sehari 1-2 sendok takar - anak 6-12 tahun 3-4 kali sehari ½ - 1 sendok takar  Efek samping



8



-



Sakit kepala yang parah



-



Gejala gangguan mental seperti kebingungan dan berhalusinasi, kecemasan, perasaan gelisah, atau gugup



-



Gejala gagal napas yang ditandai dengan napas yang lambat dan dangkal.



b. Codein  Indikasi : Antitusif dan analgetik.



 Kontraindikasi : Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan intrakranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.  Dosis : - Dewasa               : 10-20 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan, maks. 60 mg perhari. - Anak6-12tahun  : 5-10 mg, tiap 4 - 6 jam, maksimum 60 mg perhari. - Anak 2-6 tahun  :1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi, maksimum 30 mg perhari. Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun.    Efek Samping : -



Dapat menimbulkan ketergantungan.



-



Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit.



-



Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung dan syok.



9



2.



Ekspektoran a. Glyceryl Guaiacolate Indikasi: Ekspektoransia Kontraindikasi : hipersensitif terhadap kandungan obat ini. Dosis : Dewasa : 200 - 400 mg setiap 4 jam sekali, dengan batas maksimum 2,4 gr/ hari. Anak-anak : - Kurang dari 2 tahun: 12 mg/kg/hari dibagi dalam 6 dosis. - 2 - 5 tahun: 50 - 100 mg setiap 4 jam sekali sesuai kebutuhan dan tidak lebih dari 600 mg/ hari. - 6 - 11 tahun: 100 - 200 mg setiap 4 jam sekali sesuai kebutuhan dan tidak lebih dari 1,2 gr/ hari. - 12 tahun lebih: 200 - 400 mg setiap 4 jam sekali dan tidak lebih dari 2,4 gr/ hari.  Efek samping :  Mual dan muntah  Diare dan nyeri perut bagian bawah.  Pusing, berkunang-kunang dan sakit kepala.  Neprolithiasis.  Hypouricaemia.  Ruam pada kulit. b. Amonium klorida  Indikasi : Ekspektoransia



10



 Kontraidikasi : hipersensitif terhadap kandungan obat ini  Dosis : oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g sehari  Efek samping :  Rasa sakit dan iritasi pada lokasi injeksi atau sepanjang rute vena jika laju infus terlalu cepat  Ruam  Sakit kepala  Mengantuk berlanjut  Kebingungan mental  Hiperventilasi  Bradikardia dan fase kegembiraan bergantian dengan koma. 3.



Mukolitik a. Ambroxol  Indikasi : mukolitik, ekspektoransia  Kontraindikasi : Hipersensitivitas (alergi terhadap obat ini)  Dosis : Dewasa : 3 kali sehari I tablet Anak-anak usia kurang dari 2 tahun : 1/2 sendok teh (2.5 mL) ambroxol sirup yang dikonsumsi 2 kali sehari. Anak-anak usia 2-5 tahun : 1/2 sendok teh (2.5 mL) ambroxol sirup yang dikonsumsi 3 kali sehari.



11



Anak-anak lebih dari 5 tahun : 1 sendok teh (5 mL) ambroxol sirup yang dikonsumsi 2-3 kali sehari.  Efek samping :  Gangguan pencernaan ringan  Mual dan muntah  Sakit ulu hati  Dispepsia b. Bromheksin  Indikasi : Mukolitik  Kontraindikasi : Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi obat bromhexine atau guaiphenesin, pasien yang menderita ulkus pada lambung penggunaan obat ini harus dilakukan secara hati-hati.  Dosis : 



Dewasa: 8-16 mg, 3 kali sehari.







Anak-anak usia 2-5 tahun : 8 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 2-3 jadwal konsumsi.







Anak-anak usia 6-11 tahun : 4-8 mg, 3 kali sehari.







Anak-anak usia ≥ 12 tahun : Sama dengan dosis dewasa



 Efek samping : 



Pusing







Sakit kepala







Mual







Perut kembung 12



4.







Diare







Gatal







Ruam







Sesak napas







Angioedema atau pembengkakan di bawah kulit



Demulsen a. Laserin  Indikasi : Membantu meredakan batuk, masuk angin, muntah, sakit perut dan membantu melegakan pernafasan  Kontra indikasi : Hipersensitif, penderita obstruksi usus, penderita yang harus menghindari konstipasi.  Dosis : Dewasa : 3 x sehari 1-2 sendok makan Anak: 3 x sehari 1-2 sendok the Bayi: 2 x sehari 1/2 sendok teh.  Efek samping : b. OB Herbal  Indikasi : Meredakan batuk karena masuk angin, bekerja mengencerkan dahak atau membantu mengeluarkan dahak sehingga dapat melegakan nafas.  Kontra indikasi :  Dosis : Dewasa : 3x sehari 1 sendok makan (15 ml) 13



Anak-anak: 3x sehari 1/2 sendok makan (7,5 ml)  Efek samping : -



14



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini antara lain : 1. Batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. 2. Batuk biasanya di sertai dengan demam tinggi disertai otot tubuh yang kaku, bersin-bersin dan hidung teersumbat, serta sakit tenggorokan. Manifestasi batuk meliputi : ISPA, alergi, asma atau tuberkulosis, benda asing yang masuk kedalam saluran napas, tersedak minuman, dan menghirup asap rokok. 3. Jenis batuk berdasarkan  produktivitasnya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif), sedangkan batuk menurut waktunya dibagi menjadi batuk akut (berlangsung sebentar), batuk sub-akut, dan batuk kronis (terjadi dalam periode yang lama). 4. Obat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam 4 golongan yaitu antitusif, ekspektoran, mukolitik dan demulsen.



B. Saran Ketika akan memilihkan obat untuk pasien harus disesuaikan dengan kondisi klinis agar dosis dan obat yang diberikan tepat dan raisonal untuk pasien.



15



DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 1992. UU RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Ikawati, Zullies. 2009. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernafasan. Yogyakarta: Pustaka Adiputra Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya edisi keenam. Jakarta : PT Elex Medika Komputindo.



16