Makalah Farmakologi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yola
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FARMAKOLOGI “Obat-Obatan yang lazim diberikan pada kasus anak”



Kelompok 8 Silvi Widya Ningsih Yola Marisa Kelas: 1E Dosen Pembimbing:Hidayati,SKM



Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Tahun 2019



1



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami tidak dapat dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kami mengucapakan syukur kepda Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun sehat akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas psikologi dengan judul “Obat yang lazim diberikan pada kasus anak” Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta sarannya, supaya makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini kami mengucapakan maaf yang sebesar besarnya. Kami mengucapakan terima kasih kepada Ibu Hidayati,SKM yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih Pariaman, 14 April 2019 Penyusun



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Obat 2.2 Obat Diare 2.3 digestan 2.4 Obat pencahar 2.5 imunisasi BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Farmakologi berasal dari kata “pharmacon” (obat) dan logos (ilmu pengetahuan), sehingga secara harapiah farmakologi berarti ilmu pengetahuan tentang obat. Namun, secara umum farmakologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologi. Disamping itu juga mempelajari asal-usul (sumber) obat, sifat fisika-kimia, cara pembuatan, efek biokimiawi dan fisiologi yang dtimbulkan, nasib obat dalam tubuh, dan kegunaan obat dalam terapi. Farmakoterapi atau terapi dengan obat mempunyai cakupan yang lebih luasa dibandingkan farmakologi. Farmakoterapi tidak berhubungan dengan cara pemberian, penilaian pasien, dan keputusan klinik. Pengetahuan farmakoterapi bagi paramedic juga sesuatu yang penting berkaitan dengan pemberian obat, efek samping yang kemungkinan timbul karena pemberian obat, dan pemberian obat kepada pasien. Untuk itu, pemahaman dan pengetahuan farmakologi mengenai cara pemberian, jenis-jenis obat, dan kegunaan obat adalah hal-hal penting yang harus diketahui oleh paramedis. B.Tujuan Untuk mengetahui obat yang lazim diberikan pada khasus anak



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Obat Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi, dan menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut Kebijakan Obat Nasional (KONAS) ialah bahan atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit, gejala sakit, dan atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi. Oleh karena itu, pengertian obat meliputi bahan dan sediaan obat yang terwada-kemaskan, diberi label dan penandaan yang memuat pernyataan dan atau klaim. Dalam pengertian KONAS obat meliputi obat untuk manusia dan hewan. 1.



Biasanya obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi untuk mengobati ulkus/ luka/ tukak yang terjadi pada pada saluran cerna seperti : a.



Ulkus duodenalis/ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung.



b.



Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung. Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.



c.



Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis. Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.



d.



Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit ( sindroma Zolinger Ellison, mastositosis sistemik).



2. Penggolongan obat antasida a.



Antasida Antasida adalh obat yang menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH untuk menurunkan aktivitas pepsin. 1.



Aluminium Hidroksida (Al(OH)3) -



Indikasi 5



Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis, mengatasi gejala dyspepsia (ulkus dan don ulkus), gastro-esophageal reflux disease, hiperfosfatemia. -



Kontra-indikasi Hipersensitif terhadap garam aluminium, hipofosfatemia, pendarahan saluran cerna yang belum terdiagnosis, appendicitis. Tidak aman unruk bayi dan neonatus.



-



Dosis Dewasa: 1-2 tablet dikunyah, 4 kali sehari dan sebelum tidur atau 5-10 ml suspensi 4 kali sehari diantara waktu makan dan sebelum tidur. Anak usia 6-12 tahun: 5 ml maksimal 3 kali sehari



-



Efek samping Konstipasi, mual, muntah, deplesi posfat, penggunaan dalam dosis besar



dapat



menyebabkan



penyumbatan



usus,



hipofosfatemia,



hipercalciuria, peningkatan resiko osteomalasia, demensia, anemia mikrositik pada penderita gagal ginjal. 2.



Magnesium Trisiklat -



Indikasi Ulkus peptikum, gastritis, hiperasiditas gastrointestinal



-



Kontra-indikasi



-



Dosis Dewasa 1-2 tablet. Anak ½-1 tablet. diminum 3-4 kali sehari.



-



Efek samping Diare, hipermagnesenia sehingga mengurangi reflek tendon dan depresi nafas, mual, muntah, kemerahan pada kulit, haus, hipotensi, mengantuk, lemah otot, nadi melemah dan henti jantung (pada kelainan ginjal yang berat).



B. Obat Diare (Obat Sakit Perut) Anti diare adalah obat yg digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah. 1.



Golongan Obat Diare 6



a.



Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon. 1.



Racecordil Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.



2.



Loperamide Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.



3.



Nifuroxazide Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan. Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.



4.



Dioctahedral smectite Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.



b.



Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:



7



1.



Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna).



2.



Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.



3.



Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.



2.



Obat diare : a.



Akita -



Attapulgit 600 mg, pectin 50 mg.



-



Indikasi : Pengobatan simptomatik pada diare yang tidak diketahui penyebabnya.



-



Dosis : Dewasa dan anak > 12 th = 2 tablet setelah diare pertama, 2 tablet tiap kali diare berikutnya; maksimum 12 tablet sehari; anak 6-12 tahun = setengah dosis dewasa; maksimum 6 tablet sehari. Kemasan : Dos 10×10 tablet.



b.



Andikap -



Attapulgit aktif koloidal 650 mg, pectin 65 mg.



-



Indikasi : Simptomatik pada diare non spesifik.



-



Dosis : Dewasa dan anak 12 tahun ke atas = 2 kaplet setiap setelah BAB, maksimal 12 kaplet sehari. Anak 6-12 tahun = 1 kaplet setiap setelah BAB, maksimal 6 kaplet sehari. Kemasan : Blister 6 kaplet Rp 1.600



c.



Anstrep -



Attapulgit 600 mg, pectin 50 mg.



-



Indikasi : Pengobatan simptomatik pada diare yang tidak diketahui penyebabnya.



-



Kontraindikasi : Gangguan usus dan konstipasi; hipersensitif.



8



-



Dosis : Dewasa dan anak > 12 th = 2 kaplet setelah defekasi, maksimum 12 kaplet per hari; Anak 6-12 tahun = 1 kaplet setelah defekasi, maksimum 6 kaplet per hari. Kemasan : Dos 10×10 kaplet Rp 23.500.



d.



Bekarbon -



Activated charcoal.



-



Indikasi : Diare, kembung.



-



Interaksi obat : Anti dotum oral spesifik. Menurunkan kerja obat ipeka kuanha dan emetic lain. Dengan beberapa obat oral menimbulkan efek stimulant.



-



Efek samping : Muntah, konstipasi, feses hitam.



-



Dosis :Dewasa 3-4 tablet 3x sehari, anak 1-2 tablet 3x sehari. Kemasan : tablet 250 mg x 750. Harga : Rp 14.300



e.



Diaryn -



Bismuth subsalisilat 262 mg.



-



Indikasi : Pengobatan diare tidak spesifik yaitu yang tidak berdarah dan tidak diketahui penyebabnya. Kemasan : Strip 4 tablet. Harga : Rp 1.540.



f.



Antrexol -



Isinya : Psidii folium extractum siccum 150 mg, Curcuma domestica axstactum siccum 50 mg, Piper bettle folium extractum siccum 50 mg, Cimcifuga racemosa rhizome extractum siccum 25 mg, Areca catechu extractum siccum 15 mg.



-



indikasi : Mengurangi seringnya BAB dan memadatkan tinja pada penderita diare atau mencret.



-



Kontraindikasi : Ibu hamil dan menyusui, penderita yang memiliki kelainan atau kecenderungan pendarahan, kerusakan saluran empedu atau tukak lambung kronis, hipersensitif.



-



Dosis : Sehari 2x @ 2 kapsul, diare akut : 2x @ 2 kapsul dengan jarak 1 jam. Kemasan : Dos 10×10 kapsul. Harga : Rp 31.000.



g.



Oralit -



Indikasi: Mencegah dan menggobati ‘kurang cairan’ ( dehidrasi) akibat diare/muntaber.



-



Kontra Indikasi: Pengemudi kendaraan bermotor dan operator mesin berat jangan minum obat ini sewaktu menjalan kan tugas.



h.



Activated charcoal 9



-



Indikasi: Antidiare, antidotum (adsorben untuk berbagai keracunan obat dan toksin), antiflatulen.



-



Dosis: Dewasa: 3xsehari 3-4 tablet; anak: 3xsehari 1-2 tablet.



-



Interaksi: Antidotum oral spesifik. Mengabsorbsi obat yang diberikan bersamaan



sehingga



menurunkan



efek



obat



tersebut



(kerja



obat



ipekakuanha dan emetik lain). Dengan beberapa obat oral dapat menimbulakn efek simultan. i.



j.



Nifudiar -



Nifuroksazid 250 mg



-



Indikasi: Diare yang disebabkan E. Coli, Staphylococcus, kolopatis



-



Kontraindikasi: Hipersensitif



Neo Prodial -



Furazolidon 50 mg



-



Indikasi: diare spesifik, enteritis yang disebabkan Salmonela, Shigela, Staphylococcus aureus, Staphylococcus faecalis, E. Coli,



-



Kontra indikasi: bayi dibawah 3 bulan, hipersensitif



C. Digestan Digestan adalah obat yang membantu proses pencernaan. Obat ini bermanfaat pada dafisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran cerna. Proses pencernaan makanan di pengaruhi oleh HCL, enzim pencernaan dan empedu. 1.



Pepsin -



Dosis : 2-4 mL



-



Indikasi: membantu pemecahan protein menjadi proteosa dan pepton. Terapi tambahan pada akilia gastrika.



2. Pankreatin -



Dosis: 0.3 – 1g/kg BB/Hr



-



Indikasi: membantu pencernaan karbohidrat dan protein pada defisiensi pancreas seperti pada pancreatitis dan pankreaspibrokistik



3. Diastase Papain -



Dosis: 60-300 mg, 120-600 mg.



-



Indikasi: membantu pencernaan protein pada dyspepsia kronik dan gastritis.



4. Asam dehidrokolat -



Dosis: 3 kali 250 mg/Hr (tablet) 10



-



Indikasi: merangsang sekresi empedu (volume) tanpa meningkatkan garam dan pigmen empedu.



D. Obat Pencahar Obat Pencahar adalah obat yang dapat mempercepat gerakan peristaltic usus, sehingga terjadi defekasi dan digunakan pada konstipasi yaitu keadaan susah buang air besar. 1.



Pencahar Rangsang Merangsang mukosa, saraf intramural atau otot usus sehingga meningkatkan peristaltic dan sekresi mukosa lambung. a.



Difenilmetan, Fenolftalein -



Indikasi: Konstipasi



-



Dosis: 60-100 mg (tablet)



-



Efek samping: Elektrolit banyak keluar, urin dan tinja warna merah dan reksi alergi



b.



c.



Antrakinon, Kaskara Sagrada -



Dosis: 2-5 ml (sirup), 100-300 (tablet)



-



Efek samping: pigmentasi mukosa kolon



Sena -



Dosis: 2-4 ml (sirup), 280 mg (tablet)



-



Efek samping: penggunaan lama menyebabkakn kerusakan neuron mesenteric.



2.



Minyak Jarak Minyak jarak berasal dari biji ricinus cimmunis, suatu trigliserida asam risinoleat dan asam lemak tidak jenuh. Sebagai pencahar obat ini tidak banyak digunakan lagi. -



Dosis: Dewasa: 15-50 ml Anak: 5-15 ml



3.



Efek samping: Confusin, denyut nadi tidak teratur, kram otot, lelah.



Pencahar Garam Peristaltik usus meningkat disebabkan pengaruh tudak langsung karena daya osmotiknya. a.



Magnesium Sulfat -



Dosis: 15-30 g (bubuk)



11



-



Efek samping: mual, dehidrasi, dekompesasi ginjal, hipotensi, paralisis pernapasan.



b.



Susu Magnesium -



c.



Magnesium Oksida -



4.



Dosis: 15-30 ml Dosis; 2-4 g



Pencahar Pembenuik Masa Obat golongan ini berasal dari alam atau dibuat secara semisintetik. Golongan ini bekerja dengan mengikat air dan ion dalam lumen kolon. a.



Metilselulosa -



Dosis: Dewasa: 2-4 kali 1,5 g/hari Anak: 3-4 kali 500 mg/hari



b.



Natriumkarboksi Metilsulosa -



c.



Dosis: 5-6 g (tablet)



Agar -



5.



Efek samping: obstruksi usus dan esopagus



Dosis: 4-16 g



Pencahar Emolin Memudahkan defekasi dengan cara melunakan tinja tanpa merangsang peristaltic usus, baik langsung maupun tidak langsung. a.



b.



Dioktilkalsiumsulfosuksinat -



Dosis: 50-450 mg/hari (kapsul)



-



Efek samping: kolik usus



Parafin cair -



Dosis: 15-30 ml/hari



-



Efek samping: mengganggu absorpsi zat-zat larut lemak, lipid pneumonia, pruritis ani.



c.



Minyak Zaitun -



Dosis: 30 mg



12



E.Imunisasi Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Sedangkan Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. Dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan anti body sehingga akan terjadi kekebalan. Ada dua jenis kekebalan yang bekerja dalam tubuh bayi/anak : 1. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh.Kekebalan aktif dapat dibagi : a. Kekebalan aktif alamiah : dimana si anak membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari sakit misal : anak telah menderita campak . b. Kekebaln aktif buatan : kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi) misalnya : BCG, DTP dan polio dan lainnya. 2. Kekebalan pasif : Tubuh anak tidak membuat antibody sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif dapat dibagi : a. Kekebalan pasif alamiah : kekebalan yang diperoleh bayi secara lahir dari ibunya misal : difteri, morbili dan tetanus. b. Kekebaln pasif buatan : dimana kekebalan diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya : ATS. Ada 6 macam penyakit yang dapat dicegah sesuai dengan program imunisasi yaitu BCG, difteri, pertusis, tetanus , polio dan campak. A. Macam Macam Vaksin 1. Vaksin BCG Vaksin BCG tujuan pemberian untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis/TBC. Vaksin BCG mengandung kuman bacillus Calmette Guerin. Yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang sudah dilemahkan. Jadwal pemberian vaksin BCG adalah sebagai berikut : a. Umur 0 – 11 bulan sebaiknya diberikan usia 0 – 2 bulan dosis 0,05 cc. b. Vaksin ulang pada umur anak 5 tahun. Efek samping pemberian vaksin ini pada dasarnya tidak ada tetapi reaksi secara normal akan timbul selama 2 minggu seperti pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan yang kemudian akan menjadi abses kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka 13



ini aakan sembuh sendiri dan meninggalkan parutan pada jaringan. Cara penyuntikan BCG adalah sebagai berikut : a. Bersihkan dengan kapas yang dibasahi air matang. b. Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga kita berada di bawah lengan anak. Lingkari jari-jari anda dan kulit lengan dengan atas anak menegang. c. Pegang semprit tangan dengan tangan kanan lubang jarum menghadap ke atas. d. Letakkan jarum dan semprit hampir sejajar dengan lengan anak. e. Masukkan jarum ke dalam kulit dan usahakan sedikit mungkin melukai kulit. 1) Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lubang tetap menghadap ke atas jarum saja yang masuk ke dalam kulit. 2) Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menukik f. Letakkan ibu jari tangan kiri pada atas ujung bawah g. Pegang pangkal bawah antara jari telunjuk dan jari tengah kemudian doronglah bistan dengan ibu jari tangan kanan anda. h. Setelah vaksin habis, jarumnya di cabut. i. Juka vaksin BCG tepat maka akan timbul berjalan di kulit. 2. Vaksin Polio Vaksin polio tujuan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit kronis yaitu penyakit poliomyelitis. Vaksin polio terdapat 2 kemasan, yaitu : a. Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dilemahkan, cara pemberiannya adalah disuntikkan. b. Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan, cara pemberian melalui oral dan bentuk cair dan pil. Jadwal pemberian vaksinasi polio adalah sebagai berikut : a. Pada bayi umur 2 – 11 bulan diberikan 3 x . Pemberian dengan dosis 2 tetes sampai 4 minggu. b. Pemberian ulang pada umur 1,5 – 2 tahun. c. Menjelang umur 5 tahun. d. Pada umur 10 tahun. Biasanya pemberian vaksinasi polio di berikan bersama-sama vaksin BCG, akan tetapi interval pemberian dengan waktu 2 jam. Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi 14



p[olio sebesar 45 - 100 %. Bereaksi timbul biasanya tidak ada. Kalaupun ada hanya bercak-bercak ringan. Kontradiksi pemberian polio aanak dengan diare berat. Anak sakit parah dan anak menderita defisiensi kekebalan. Hal-hal yang harus dilakukan pada pemberian imunisasi polio adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan vaksin polio 1) Bukalah tutp metal dan tutup karet. 2) Pasanglah pipet plastik pada plakon. 3) Vaksin polio siap diberikan. b. Mengatur posisi bayi dan cara pemberiannya 1) Ibu di suruh menelentangkan bayinya di atas pangkuannya dan memegangnya eraterat. 2) Mulut anak dibuka dengan 2 jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut terbuka. 3) Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1) 2 tetes sebanyak 3 kali, pemberian dengan selang 4 minggu. 2) Buanglah sisa vaksin setelah dipakai di lapangan.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi, dan menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut Kebijakan Obat Nasional (KONAS) ialah bahan atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit, gejala sakit, dan atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi. Oleh karena itu, pengertian obat meliputi bahan dan sediaan obat yang terwada-kemaskan, diberi label dan penandaan yang memuat pernyataan dan atau klaim. Dalam pengertian KONAS obat meliputi obat untuk manusia dan hewan.



16



DAFTAR PUSTAKA Katzung, Bertram G. (2002). Farmakologi: Dasar dan Klinik Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika Gan gunawan, Sulistia (2012). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI Sirait, Midian (2006). Informasi Spesialit Obat (ISO) Indonesia. Jakarta: ISFI http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html (dea widi astuti) http://www.slideshare.net/MutiaLatif/gastritis-14011856# http://yosefw.wordpress.com/2008/01/04/penggunaan-obat-golongan-proton-pump-inhibitoromeprazol-pada-terapi-tukak-lambung/



17