Makalah Febris 100% [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN Pada Pasien Dengan Masalah Sistem Endokrin FEBRIS



Disusun oleh : ANI AGUSTIANI



NISN: 9994353802



MADYA ZAHRA NATARESMI



NISN: 0003354055



PUTRI RESTU FAJRI



NISN: 0004895750



Kompetensi Keahlian : Keperawatan dan Farmasi



SMK



KESEHATAN VANCANITTY TERAKREDITASI ‘’B’’



Izin Operasional : 425.1/1229.a/Bid.SMA-SMK/Kab.2012 NSS:580202074085NPSN : 60725293 Kompetensi Keahlian : 1. Perawat Kesehatan 2. Farmasi Jl. Kaum Pacet No. 4 Ds. Cipendawa Kec. Pacet Kab. Cianjur 43253 Tlp. (0263) 5163355



2017



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena selesainya makalah dan Asuhan Keperawatan kepada Ny. D dengan masalah pada sistem endokrin FEBRIS . Penyusunan ini dilatar belakangi karena tugas kelompok yang akan dikumpulkan secepatnya. Makalah dan Asuhan Keperawatan ini sesuai dengan apa yang telah penulis referensi dari mulai buku, website dan narasumber. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyusun ini, Terimakasih juga kepada Pembimbing instansi yang telah membimbing,teman-teman, dan narasumber yang telah berpartisipasi. Kami tahu “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa penyusunan ini tidaklah sempurna. Kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga makalah ini lebih baik di masa yang akan datang.



Cipanas, 13 September 2017 Penulis



Daftar Isi Kata Pengantar.................................................................................................ii Daftar Isi............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Tujuan Penulisan...........................................................................................1 C. Sistematika Penulisan...................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... A. Definisi Febris..............................................................................................3 B. Anatomi Usus...............................................................................................3 C. Klasifikasi Febris.........................................................................................4 D. Etiologi Febris..............................................................................................5 E. Patofisiologi Febris......................................................................................5 F. Tanda dan Genjala Febris............................................................................6 G. Manifestasi Klinis........................................................................................7 H. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................8 I. Penatalaksanaan dan Pencegahan................................................................8 J. Kompilkasi Febris........................................................................................11 BAB III TINJAUAN KASUS FEBRIS...........................................................12 BAB V PENUTUP............................................................................................. A. Kesimpulan..................................................................................................26 B. Saran.............................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... LAMPIRAN........................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A Latar Belakang Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termogulasi yang terletak dalam hipotalamus anterio. Salah satu kondisi tersebut yaitu demam/febris adakalanya demam ringan hingga demam panas sekali, sehingga usaha mengobatinya pun bermacam-macam, mulai dari cara sederhana sampai ada yang pergi ke dokter , Rumah sakit ,namun jarang orang mengetahui apa penyebabnya. Beberapa hal yang mempercepat penyebaran demam dinegara urbanisasi kepadatan penduduk . Sumber air minum dan standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Terjadinya Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi seperti kompleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan “zat penyebab demam (pirogen endogen)” yang selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur dan terjadilah demam. Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41 C. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum : Memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny. D dengan masalah gangguan multi sistem. 2. Tujuan Khusus Dapat menjelaskan dan mengaplikasikan tentang : a. Definisi Febris. b. Anatomi Fisiologi. c. Klasifikasi Febris. d. Etiologi Febris. e. Patofisiologi Febris. Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



1



f. Tanda dan Genjala Febris. g. Manifestasi Klinis. h. Pemeriksaan Diagnostik. i.



Penatalaksanaan dan Pencegahan.



C. Sistematika Penulisan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B. Tujuan Penulisan. C. Sistematika Penulisan. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Febris. B. Anatomi Usus. C. Klasifikasi Febris. D. Etiologi Febris. E. Patofisiologi Febris. F. Tanda dan Genjala Febris. G. Manifestasi Klinis. H. Pemeriksaan Diagnostik. I.



Penatalaksanaan dan Pencegahan.



BAB III TINJAUAN KASUS FEBRIS BAB V PENUTUP C. Kesimpulan D. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Febris Febris adalah dimana kondisi suhu tubuh mengalami kenaikan lebih dari 37 derajat celcius ( RS PMI Bogor, 2016) Produksi panas dapat meningkat atau menurun dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab, misalnya penyakit atau sters, suhu tubuh yang terlalu ekstrim baik panas ataupun dingin dapat memicu kematian (Hidayat, 2008). Kerugian yang bisa terjadi karena disebabkan oleh febris atau demam yaitu penderita febris dapat mengalami dehidrasi karena pada saat demam terjadi peningkatan pengeluran cairan tubuh yang berlebih (Purwanti, 2008). Jadi penulis menyimpulkan, febris adalah dimana suhu tubuh >



37 ℃ yang



disebabkan karena faktor internal dan eksternal.



B. Anatomi dan Fisiologi Febris Bagian Otak Manusia Dan Fungsinya Otak mansia dibagi kepada 4 bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), otak tengah (mesensefalon), dan sumsum lanjutan (medulla oblongata). Setiap bagian otak ini memiliki peranan serta fungsi masing-masing. Berikut penjelasannya dibawah ini: 1. Otak Besar (cerebrum) Otak Besar Membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. 2. Otak Kecil (cerebellum)



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



3



Otak kecil mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Yaitu, mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. 3. Otak Tengah (mesensefalon) Otak Tengah ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk memberikan impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan selainitu menjaga keseimbangan.



C. Klasifikasi Febris 1. Fever Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh biasanya karena proses fisiologis. 2. Hypertermia Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup sebab, secara keseluruhan tubuh. Seringnya karena gelombang panas, ultaviolet atau obatobatan. 3. Malignant Hypertermi Peningkatan suhu tubuh yang sangat cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan otot. Macam-macam Demam: a. Demam Septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada siang hari. b. Demam Remiten Suhu badan turun setiap hari namun, tidak pernah sampai batas normal. c. Deman Intermiten Suhu badan turun ketingkat normal selama beberapa jam dalam satu hari d. Demam Siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari.



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



4



D. Etiologi Febris Menurut pelayanan kesehatan etiologi febris, diantaranya : 1. Suhu lingkungan 2. Adanya infeksi 3. Pneumonia 4. Malaria 5. Otitis media 6. Imunisasi Menurut Guyton, demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau toksik yang memengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh, penyakit penyakit bakteri, tumor otak, atau dehidrasi.



E. Patofisiolgi Febris Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point. Pada demam hypothalamic thermal set point  meningkat dan mekanisme pengaturan suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru. Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone.



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



5



F. Tanda dan Gejala Febris Banyak gejala yang menyertai demam yaitu : 1. Demam 2. Suhu meningkat 3. Menggigil Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



6



4. Lesu, dan gelisah 5. Berkeringat, wajah merah 6. Selera makan turun 7. Peningkatan frekuensi pernafasan 8. Dehidrasi 9. Hangat pada sentuhan G. Manifestasi Klinis Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam meliputi: Fase 1 awal ( dingin/ menggigil) Tanda dan gejala a. Peningkatan denyut jantung b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan c. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot d. Peningkatan suhu tubuh e. Pengeluaran keringat berlebih f. Rambut pada kulit berdiri g. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah Fase 2 ( proses demam) Tanda dan gejala a. Proses mengigil lenyap b. Kulit terasa hangat / panas c. Merasa tidak panas / dingin d. Peningkatan nadi e. Peningkatan rasa haus f. Dehidrasi g. Kelemahan h. Kehilangan nafsu makan (jika demam meningkat) i. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein. Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



7



Fase 3 (pemulihan) Tanda dan gejala a. Kulit tampak merah dan hangat b. Berkeringat c. Mengigil ringan d. Kemungkinan mengalami dehidrasi (Ilmu kesehatan, 2013).



H. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan penunjang pada pasien demam menurut (Mansjoer, 2009) Yaitu: a. Pemeriksaan leukosit : Pada kebanyakan kasus demam jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada dalam batas normal,kadang kadang terdapat leukositosis walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit berguna untuk pemeriksaan demam. b. Pemeriksaan SGOT (Sserum glutamat Oksaloasetat Transaminase) dan ISGPT(Serum Glutamat Piruvat Transaminase) SGOT SGPT sering meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya demam, kenaikan SGOT SGPT tidak memerlukan pembatasan pengobatan. c. Uji Widal Uji widal aalah suatu reaksi antigen dan antibody / agglutinin. Agglutinin yang spesifik terdapat salmonella terdapat serum demam pasien. Antigen yang didigunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan telah diolah dilaboratoriaum. Maksud uji Widal ini adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam thypoid. I. Penatalaksanaan dan Pencegahan 1. Farmakologi a. Obat Kimia Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



8



menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Berikut tabel obat dan dosisnya. No .



Untuk



Usia



Nama Generik



Nama Obat Dagang



1



Bayi



Paracetamol Sanmol drops



2



Anak-anak



2-5 tahun n Anak 1–6 tahun



Paracetamol



Tropigesic syrup



3



Dewasa



6 tahun ke atas



Paracetamol



Tropigesic kaplet



Dosis



Indikasi



Kontra Indikasi



0,4 ml-2,4 ml



Penurun suhu tubuh



Hipersensitif



1–1½ Penurun Hipersensitif, sendok teh suhu tubuh sirup parasetamol 3-4x sehari Penurun Hipersensitif, 500mg suhu gangguan tubuh, hati dan penghilan ginjal g rasa sakit



Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid adalah antibiotika golongan Penisillin, Chloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; Pada anak dosisnya adalah adalah 50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang memuaskan dapat diberikan obat seperti No . 1



Nama Generik Tiampenikol



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



Nama Obat Dagang Dionicol syrup



Dosis



Indikasi Infeksi yang



Kontra Indikasi Tidak untuk gonore, 9



2.



Tiampenicol Tab.



Troviakol/Dioniko l



2



Kotrimiksazol (sulfametoksazol+Trimetoprin)



Zultrop Syrup



3



Kotrimiksazol (sulfametoksazol+Trimetoprin) kaplet



Zultrop kaplet



disebabkan oleh salmonella sp 3-4x Infeksi 500mg/hari yang disebabkan oleh salmonella sp 1–1½ Demam sendok teh dan infeksi salmonella lain, infeksi pernafasan, infeksi mikobakter i 3-4x sehari Demam 500mg dan infeksi salmonella lain, infeksi pernafasan, infeksi



Wanita hamil, dan gonore



Alergi terhadap yang memiliki riwayat alergi, wanita hamil Alergi terhadap yang memiliki riwayat alergi, wanita hamil



b. Obat Herbal a. Kunyit ( Curcuma Longa) Memilik kandungan minyak atsiri, curcumin, tumeron danzingiberen sebagai antibakteri, anti oksida,dan anti inflamasi(anti-peradangan). Selain untuk menurunkanpanas, campuran ini dapatmeningkatkan daya tahan tubuh. b. Temulawak (curcuma Xanthorhiza Roxb) Temulawak memiliki zat aktif germecrene, xanthorhiza,alpha betha curcumadan lain, manfaatnya sebagai anti inflamasi, antibiotik, serta meningkatkan produksi dansekresi empdu. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas. c. Bawang merah (Allium Cepa L) Bawang merah memiliki kandungan minyak asitri, sikloalin, metialin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin. Yang dapat menurunkan panas. d. Air kelapamuda



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



10



Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalim. Pada saat panas, tubuh akanmengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh, maka dari itu, untuk menggantikan keringan yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.



2. Non-Farmakologi Penatalaksanaan pada penderita Demam yaitu: a. Mengawasi kondisi klien (monitor suhu berkala 4-6 jam) b. Berikan motivasi untuk minum banyak c. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang d. Kompres dengan air hangat pada dahi, dada, ketiak, dan lipatan paha e. Pemberian obat Antipiretik f. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi



Komplikasi Febris 1. Kejang Demam Kejang demam adalah kejang-kejang yang terjadi pada anak-anak akibat kenaikan suhu tubuh secara drastis dan mendadak. Kondisi ini biasanya terjadi ketika anak menderita sebuah infeksi. Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia enam bulan hingga tiga tahun. 2. Takikardia Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung seseorang di atas normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa sehat adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat. Detak jantung pada penderita takikardia paling sedikit 100 kali per menit.



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



11



BAB III TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tanggal Pengkajian



: 05 Oktober 2017



Diagnosa Medis



: Febris



A. Identitas 1. Identitas Pasien Nama



: An. V



Tempat, Tanggal Lahir



: Cipanas, 21 November 2010



Umur



: 7 Tahun



Jenis Kelamin



: Perempuan



Status



: Sekolah



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



12



Agama



: Islam



Bangsa/Suku/Bahasa



: Indonesia/Sunda



Pendidikan



: Masih Sekolah



Pekerjaan



:-



Alamat Rumah



: Kawung Luwuk



Sumber Biaya



: Orant tua



Sumber Informasi



: Orang tua



2. Identitas Penanggung Jawab Nama



: Ny. E



Tempat, Tanggal Lahir



: Cianjur, 22 Juli 1986



Jenis Kelamin



: Perempuan



Status



: Menikah



Agama



: Islam



Bangsa/Suku/Bahasa



: Indonesia/Sunda



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga (IRT)



Hubungan dengan Klien



: Ibu Kandung



B. Riwayat Keperawatan 1. Keluhan Utama Saat Masuk Klinik Panas naik-turun 2. Keluhan Saat Pengkajian Panas C. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Pada saat pengkajian tanggal 5 Oktober 2017, klien datang ke klinik dengan keluhan tidak nyaman, karena badan panas, keluaga klien mengatakan mengatakan panas diseluruh tubuh disertai kemerahan, panas muncul 3 hari yang lalu. 2.Riwayat Penyakit dahulu Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 5 Oktober 2017, keluarga klien mengatakan bahwa sebelumnya, klien hanya panas yang tidak memengaruhi aktifias dan pola makan. 3. Riwayat Penyakit Keluarga



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



13



Pada saat pengkajian tanggal 5 oktober 2017, keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami demam sebelumnya



K



Keterangan: Ayah



K



Ibu



Klien Serumah



D. Keadaan Lingkungan Pada saat pengkajian tanggal 5 Oktober 2017, keluarga klien mengatakan di belakang rumah dekat dengan sekolah anaknya, dimana terdapat jajanan yang kurang terjaga kebersihannya karena di depan sekolah terdapat selokan yang tidak terurus.



SEKOLAH DASAR Rumah Kien



Selokan



Jalan Raya



Mini Market



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



14



E. Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien 1. Pola Aktivitas Sehari-hari Tabel 3.1 Pola Aktivitas Sehari-hari



Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



15



No



Pola Aktivitas



1



Pola Pemenuhan



Sebelum



Ketika Berobat



Berobat Kebutuhan Nutrisi a. Makan 1) Frekuensi 2) Jenis



3) Nafsu Makan



2



3 x 1 hari



Nasi, sayur,



Bubur



buah



Normal



Normal



b. Minum 1) Frekuensi



6 gelas / hari



6 gelas/ hari



2) Jenis



Air putih, susu



Air putih



Pola Eliminasi a. BAB 1) Frekuensi



2 x 1 hari



1 x 1 hari



2) Konsistensi



Lunak



Lunak



3) Bau



Khas



Khas



Kuning khas



Kuning, khas



-



-



6 x/hari



-



Normal



-



-



-



khas



Amonia



Kuning khas



Kuning khas



1x/hari



1x/hari



Mandiri



Mandiri



1x/hari



1x/hari



Mandiri



Mandiri



1x/2 hari



1x/2 hari



Mandiri



Mandiri



1x/minggu



1x/minggu



Mandiri



Mandiri



4) Warna 5) Keluhan b. BAK 1) Frekuensi 2) Pancaran 3) Jumlah 4) Bau 5) Warna



3



3 x 1 hari



Pola Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene a. Mandi 1) Frekuensi 2) Pelaksanaan b. Sikat Gigi 1) Frekuensi 2) Pelaksanaan c. Keramas 1) Frekuensi 2) Pelaksanaan d. Gunting Kuku 1) Frekuensi 2) Pelaksanaan



Makalah dan Keperawatan 4 Asuhan Pola Pemenuhan Keperawatan dan Farmasi



Kebutuhan Istirahat dan Tidur



16



F. Pola Fungsi Kehatan 1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Kesehatan Keluarga klien mengatakan, tubuh klien sangat panas dan mukanya kemerahan, lalu keluarga klien memberikan kompres hangat. 2. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori Klien hanya terdiam, mengikuti intruksi perawat, mengidentifikasi kayu putih, pandangan norml. 3. Pola Konsep Diri  Gambaran diri : 



Ideal diri : klien mengatakan “pengen cepet sembuh, biar bisa main sama temen-temen”.







Identitas diri: klien mengatakan “gak nyaman ”.



4. Pola Hubungan Peran Hubungan dengan keluarga lancar dan baik dengan masyarakat sekitar. 5. Pola Mekanisme Koping Klien dapat mengtasinya walau terkadang mengeluh kepada keluarganya. 6. Pola Nilai dan Kepercayaan Klien sangan mempercayai agamanya, klien selalu menunaikan ibadah shalat 5 waktu.



G. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum a. Kesadaran



: Compos Mentis (5)



1) Eye



: 4 (membuka mata secara spontan)



2) Motorik



: 5 (melakukan perintah secara spontan)



3) Verbal



: 6 (orientasi penuh)



b. Tanda-tanda Vital 1) Tekanan Darah : Makalah dan Asuhan Keperawatan Keperawatan dan Farmasi



17



2) Nadi



: 70 x/menit



3) Respirasi



: 20 x/menit



4) Suhu



: 37,5 C



c. Antropementri 1) Berat Badan



: 59 kg



2) Tinggi Badan



: 115 cm



2. Pemeriksaan Head to Toe a. Kepala 1) Rambut



: bewarna hitam tidak ada kotoran



2) Muka



: warna kuning langsat, tidak ada luka, jerawat (-)



3) Mata



: Kelopak mata suntuk, konjungtivita bewarna merah , lapang pandang.



4) Hidung



: bersih tidak ada kotoran



5) Mulut



: bibir normal, mukosa mulut bersih, lidah merah pucat.



6) Gigi



: terdapat karang gigi, berlubang



7) Telinga



: bersih pandangan normal



b. Leher



: tidak ada pembesaran limfe



c. Dada 1) Insfeksi



: gerakan dada teratur



2) Palpasi



: tidak ada pembengkakan



3) Perkusi



: tidak ada nyeri tekan



4) Auskultasi



: suara terdengar di semua lapang penot



d. Abdomen



:Bentuk abdomen tidak kembung, tidak ada nyeri tekan,tidak ada lesi dan kemerahan



e. Ektremitas



:



1) Atas : bentuk simentris, tangan dapat digerakan , tidak ada edema. 2) Bawah : bentuk simetris, kaki dapat digerakan, tidak ada edema/ 3) CRT f. Anus Genetalia



:Normal kembali dalam waktu 37 ℃ yang disebabkan karena faktor internal dan eksternal. Didalam otak terdapat hipotalamus yang berfungsi mengatur suhu tubuh, ketika suhu tubuh meningkat terdapat genjala seperti, 1. Mengigigl 2. Lesu dan gelisah 3. Berkeringat 4. Selera makan turun 5. Dehidrasi, dll Sebagai pemeriksaan penunjang untuk Febris terdaoat pemeriksaan Leukosit, SGOT, dan uji widal. Sebagai pengobatan terdapat cara farmakologi dan non farmakologi. B. Saran Untuk antisipasi terjadinya Febris (demam) jagalah kebersihan makanan yang kita beli, kurangi untuk jajan sembarangan sebaiknya, lebih baik bawa makan sendiri yang dibuat sendiri, yang tentu kebersihannya terjaga.