Makalah Filosofi IPS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Lamdasan Filosofi Ilmu Pengetahuan Sosial Dosen Pengampu: Adelina Yuristia, M.Pd



Disusun Oleh: KELOMPOK I Mufida Maghfirah (0306161012) Nurul Fadillah (0306161013) Tia Yustika Sari (0306161014) Afra Afifah Fany (0306161022) Vera Alisah (0306161023) Lisdawati Banurea (03061024)



JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami telah



dapat menyelesaikan makalah IPS yang berjudul



Landasan Filosofi IPS ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Adelina Yuristia, M.Pd. selaku dosen mata kuliah IPS yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan



serta



pengetahuan



kita



mengenaiLandasan



Filosofi



IPS.



Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki . Untuk itu saran dan Kritik sangat kami perlukan untuk membangun kami agar bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah kami yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi para pembacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Amiin.



Medan, 09 Maret 2018



Kelompok I



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................2 C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Filosofi IPS……………………………………………………..3 B. Pengertian IPS……………………………………………………………..6 C. Tujuan IPS…………………………………………………………………8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................11 B. Saran…………………………………………………………….………..11 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dalam ilmu kewarganegaraan, telah disinggung bahwasanya ketidakmampuan manusia hidup sendiri dan manusia harus saling berkelompok, sehingga dibentuk suatu masyarakat. Dalam masyarakat sendiri tak lepas dari hubungan sosial, bahkan dalam suatu pendidikan telah dibekali ilmu sosial untuk masa depannya dalam bermasyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Keadaan sosial masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dinamisasi kemajuan diberbagai bidang kehidupan harus dapat ditangkap dan diperhatikan oleh lembaga pendidikan yang kemudian menjadi bahan materi pembelajaran, sehingga bahan pelajaran secara formal dapat dituangkan dalam bentuk kurikulum. Kurikulum IPS yang dikembangkan hendaknya memiliki landasan filosofis yang jelas, landasan filosofis yang digunakan haruslah melihat kondisi nyata yang terjadi di masyarakat. Kondisi masyarakat yang terjadi saat ini adalah



masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang



disebabkan adanya interaksi sosial baik antar individu nmaupum kelompok. Dalam mencermati perubahan tersebut, maka kurikulum harus memiliki landasan filosofis humanistik, dimana Ilmu Pengetahuan Sosial menjunjung tinggi sifatsifat dasar kemanusiaan. Studi sosial atau IPS adalah tentang manusia. Tidak ada bagian dari kurikulum yang amat memperhatikan hubungan manusia selain studi sosial atau IPS, yang memang dirancang untuk membantu kita semua memahami baik diri kita sendiri maupun orang lain dimulai dari lingkungan keluarga, tetangga sampai pada mereka yang hidup nun jauh di sebagian dari lingkaran dunia



1



B. Rumusan Masalah 1. Apakah Landasan filososi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial? 2. Apa pengertian IPS atau social studies menurut NCCS, Muriel Crosby, dan Puskur? 3. Apa sajakah Tujuan Pendidikan IPS menurut Bruce Joyce, danJack R Frankeel?



C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Landasan filososi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial? 2. Untuk mengetahui pengertian IPS atau social studies menurut NCCS, Muriel Crosby, dan Puskur



3. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan IPS menurut Bruce Joyce, danJack R Frankeel?



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Landasan Filosofi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pengembangan suatu kurikulum haruslah memiliki landasan filosofis, dimaksudkan agar memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam implimentasinya. Filsafat pendidikan mengandung suatu nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat sebuah landasan, tentang kemana arah pendidikan anak didik tersebut. Dengan kata lain filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip–prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu cita-cita masyarakat dan kebutuhan peserta didik yang hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai filsafat Pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Dari sekian banyak alternatif landasan utama dalam mengembangkan kurikulum pendidikan salah satunya adalah Landasan Filosofis. Secara teoritis terdapat beberapa pandangan filosofis kurikulum, Landasan Filosofis sebagaimana dipaparkan dalam “Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS” Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2007, Depdiknas RI dirincikan sebagai berikut : a. Esensialisme Esensialisme; adalah aliran yang menggariskan bahwa kurikulum harus menekankan pada penguasaan ilmu. Aliran ini berpandangan bahwa, pendidikan pada dasarnya adalah pendidikan keilmuan. Kurikulum yang dikembangkan dalam aliran esensialisme adalah kurikulum disiplin ilmu. Tujuan dari aliran esensialisme adalah menciptakan intelektualisme. Proses belajar-mengajar yang dikembangkan adalah siswa harus memiliki kemampuan penguasaan disiplin ilmu. Penerapan pembelajaran ini lebih banyak berperan pada guru jika dibandingkan dari siswa.



3



Sekolah yang baik dalam pandangan filsafat esensialisme adalah sekolah yang mampu mengembangkan intelektualisme siswa. Implementasi mata pelajaran IPS menurut aliran esensialisme akan lebih menekankan IPS pada aspek kognitif (pengetahuan) jika dibandingkan dengan aspek afektif (sikap). Siswa belajar IPS akan lebih berorientasi pada pemahaman konsep-konsep IPS daripada penerapan materi yang ada pada IPS bagi kehidupan sehari-hari. Dengan merujuk pada filsafat ini, proses belajar mengajar di kelas ditekankan pada peran guru yang dominan dan menempatkan siswa sebagai peserta yang menerima warisan nilai yang dikirim oleh guru. Melalui peranan guru, pandangan esensialis menempatkan academic excellence and cultivation of intellect lebih penting daripada kemampuan untuk mengembangkan proses inquiri guna memproduksi pengetahuan baru. b. Perenialisme Menurut Hamid dalam bukunya evaluai kurikulum (2008; 57) Aliran ini memadang bahwa sasaran yang harus dicapai oleh pendidikan adalah kepemilikan atas prinsip-prinsip tentang kenyataan, kebenaran, dan nilai yang abadi, serta tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam pandangan ini, kurikulum akan menjadi sangat ideologis karena dengan pandangan perernialisme menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diinginkan oleh negara. Pandangan perenialis lebih menekankan pada transfer of culture, seperti dalam kurikulum IPS yang



bertujuan pada



pembangunan jati diri bangsa pada peserta didik, yang menuju tercapainya integrasi bangsa. (Supriatna dkk. 2007: 31) Dengan demikian, budaya patronase yang diadopsi dalam implementasi kurikulum kita tidak hanya berpengaruhterhadap proses pembelajaran tersebut melainkan juga terhadap sikapdan perilaku peserta didik setelah mengikuti jenjang pendidikan tertentu. Sikap selalu tergantung pada orang lain atau tidak mandiri anak-anak kita merupakan sebuah konsekuensi dari sistem sosial-budaya yang dianutnya. Dalam budaya patronase terdapat anggapan bahwa seorang anak harus dididik sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang tuanya. Anak harus



4



diubah tingkah lakunya sehingga menjadi seorang anak yang sesuai dengan kehendak orang tua. Nampaknya pandangan ini mempengaruhi pengembang kurikulum kita untuk menjadikan peserta didik memiliki pengetahuan atau keterampilan tertentu yang sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. c. Progresivisme Aliran ini memandang bahwa sekolah memiliki tujuan yaitu meningkatkan kecerdasan praktis dan membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan. Masalah tersebut ditemukan berdasarkan pengalaman siswa. Pembelajaran yang harus dikembangkan menurut aliran filsafat progresivisme adalah memperhatikan kebutuhan individual yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya dan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara dewasa, terlibat dalam pengambilan keputusan, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari Implementasi pembelajaran IPS dalam pandangan filsafat progresivisme adalah bagaimana mata pelajaran IPS mampu membekali kepada siswa agar dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehariharinya.



Masalah-masalah



tersebut



misalnya



kemiskinan,



pengangguran,



kebodohan, ketertinggalan, kenakalan remaja, narkoba, dan lain-lain. Jadi pembelajaran yang ditekankan dalam aliran progresivisme lebih bersifat implementatif. d. Rekonstrusionisme Aliran filsafat ini berpendapat bahwa sekolah harus diarahkan kepada pencapaian tatanan demokratis yang mendunia. Aliran ini menghendaki agar setiap individu dan kelompok tanpa mengabaikan nilai-nilai masa lalu, mampu mengembangkan pengetahuan, teori, atau pandangan tertentu yang paling relevan dengan kepentingan mereka melalui pemberdayaan peserta didik dalam proses pembelajaran guna memproduksi pengetahuan baru Aliran filsafat ini pada dasarnya lebih menekankan agar siswa dalam pembelajaran mampu menemukan (inquri). Penemuan ini bersifat informasi baru bagi siswa berdasarkan bacaan yang ia lakukan. Pembelajaran lebih ditekankan 5



pada proses bukan hanya hasil. Aktivitas siswa menjadi prioritas utama dalam berlangsungnya pembelajaran. Dengan cara seperti ini diharapkan siswa mampu menemukan (inquiri) suatu informasi baru yang berguna bagi dirinya. Dalam implementasi pembelajaran IPS, misalnya siswa mempelajari faktafakta yang ada di sekelilingnya. Berdasarkan fakta-fakta tersebut akhirnya siswa menemukan definisi mengenai sesuatu, tanpa harus didefinisikan lebih dahulu oleh guru. Misalnya diperkenalkan adanya fakta orang-orang yang melakukan kegiatan jual-beli, orang-orang yang melakukan kegiatan gotong royong membangun desa, dll. Setelah melihat aktivitas orang-orang tersebut akhirnya siswa menemukan definisi mengenai penjualan, pembelian, penawaran, pasar, uang, gotong royong, pembangunan, kerja sama, dll. Agar proses inquri dalam pembelajaran ini dapat terjadi kepada siswa, maka guru tidak memberikan definisi tersendiri, akan tetapi guru mempasilitasi siswa untuk mecarinya berdasarkan fakta yang ditemukan.



B. Pengertian IPS atau social studies menurut NCCS, Muriel Crosby, dan Puskur Menurut Soemantri (2001: 44) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Menurut Setiawan (2015: 6-7) bahwa



Pendidikan Ilmu Pengetahuan



Sosial (IPS) merupakan penyederhanaan dari berbagai ilmu-ilmu sosial dengan tujuan utama adalah membentuk warga negara yang baik. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dari National Council for Social Studies NCSS, mendefinisikan social studies sebagai berikut:



6



“Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the shcool program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political sciences, psycology, religion, and siciology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences.” Dari definisi diatas, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat diartikan sebagai kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan. Didalam program persekolahan Ilmu Pengetahuan Sosial dikoordinasikan sebagai bahan sistematis dan dibangun di atas beberapa disiplinilmu antara lain Antropologi, ilmu politik,Arkeologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, Filsafat, Psikologi, Agama, Sosiologi, dan juga mencakup materi yang sesuai dari humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Muriel Crosby dalam Soemantri menyatakan bahwa IPS diidentifikasi sebagai studi yang memperhatikan pada bagaimana orang membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana orang memecahkan masalah- masalah, bagaimana orang hidup bersama, bagaimana orang mengubah dan diubah oleh lingkungannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan pertama bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan individu baik sebagai warga negara maupun masyarakat. Individu yang diharapkan dalam IPS adalah individu yang saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya. Interaksi yang diharapkan adalah interaksi yang bisa membangun kehidupan yang lebih baik. Sebab secara sosiologis dan politis, apabila individu-individu tersebut memiliki yang baik, secara otomatis menunjukkan sebagai warga negara yang baik. Sedangkan menurut Pusat Kurikulum IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi.



7



C. Tujuan Pendidikan IPS menurut Bruce Joyce, danJack R Frankeel Menurut Leonard S. Kenworthy dalam Cheppy HC (2008: 14-15) IPS sebagai sebuah kajian memiliki beberapa tujuan bagi pendidikan. Bruce Joyce menyatakan ada tiga katagori dalam pendidikan yang merupakan tujuan IPS yaitu: 1. Pendidikan kemanusiaan. Pendidikan kemanusiaan memiliki arti bahwa IPS harus membantu anak memahami pengalamannya dan menemukan arti atau makna dalam kehidupannya. Dalam tujuan pertama ini terkandung unsur pendidikan nilai. Guru dapat menyajikan materi IPS dalam tujuan ini misalkan dalam materi krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh terjadinya fenomena alam banjir. Banjir dapat menimbulkan korban. Bagaimana sikap yang harus dilakukan terhadap korban banjir. Pada tema ini bisa membicarakan hubungan antara fenomena sosial dan fenomena alam. Siswa dituntut memiliki sikap empati terhadap masalah kemanusiaan. 2. Pendidikan Kewarnegaraan Pendidikan kewarganegaraan mengandung arti bahwa siswa harus dipersiapkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan masyarakat. Siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan prestasinya sebagai bentuk tanggung jawab warga negara yang setia pada negara. Pendidikan nilai dalam tujuan ini lebih ditekankan pada kewarganegaraan. Materi yang disajikan lebih banyak tema yang berkaitan dengan kehidupan sebagai warga negara. Misalnya tema tentang etika berkendaraan di jalan raya. Bagaimana seorang warga negara yang baik menggunakan kendaraan, mentaati rambu-rambu lalu lintas, tidak ngebut di jalanan yang mengganggu ketentraman, dan sebagainya. 3. Pendidikan Intelektual Pendidikan intelektual mengandung arti bahwa anak membutuhkan untuk memperoleh ide-ide yang analitis dan alat-alat untuk memecahkan masalah yang dikembangkan dari konsep-konsep ilmu sosial. Dalam memecahkan masalah anak akan dihadapkan pada upaya mengambil keputusan sendiri. Dengan peningkatan



8



kematangan, anak harus belajar untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan menguji ide-ide kritis dalam situasi sosial. Dalam pembelajaran ini, siswa diminta untuk berpikir kritis dalam mengkaji tema-tema yang diangkat dalam kehidupan nyata. Siswa diminta diminta untuk memberikan analisis dengan konsep-konsep ilmu sosial atau ilmu lainnya terhadap fakta yang terjadi. Misalkan terjadinya pengangguran, bagaimana pengangguran dilihat dari aspek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi dan yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian siswa diminta untuk mengambil keputusan. Bagaimana cara menanggulangi agar tidak terjadi pengangguran dan bagaimana menanggulangi dampak negatif dari pengangguran. Menurut Jack R. Fraenkel dalam



Sriyanto (Human, Change and



urbanization: Rural Communities Dynamics as socio-cultural and economic Resources, Jurnal Dinamika Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 6, No 1 Maret 2014, hlm 79 –94) Jack R. Fraenkel membagi tujuan IPS dalam empat katagori yaitu : 1. Pengetahuan



Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya dan fisiknya dan dunia sosial. Dalam praktek pembelajaran pengetahuan dapat berupa kegiatan siswa yang dikenalkan dengan konsep-konsep yang ada dalam ilmu-ilmu sosial misalnya demokrasi, relasi, kronologis,



urbanisasi,



pengembangan



migrasi,



dan



kemampuan-kemampuan



sebagainya. tertentu



Keterampilan sehingga



adalah



digunakan



pengetahuan yang diperolehnya. 2. Keterampilan Beberapa keterampilan yang ada dalam IPS adalah :



a. Keterampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.



9



b. Keterampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, mendengarkan, membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan. c. Keterampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat. d. Keterampilan sosial yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non-verbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon dalam cara-cara menolong masalah yang lain, memberikan pengnuatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat. 3. Sikap



Sikap adalah kemahiran, mengembangkan dan menerima keyakinankeyakinan, interes, pandangan-pandangan, dan kecendrungan tertentu. Sedangkan nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat. TIK dalam IPS. Memasuki awal abad ke-21 telah terjadi perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi (TIK) yang begitu pesat. Tekonologi ini telah banyak mengubah cara-cara hidup manusia di bumi. Hal terpenting dengan perkembangan teknologi informasi adalah semakin cepatnya akses informasi dalam berbagai kehidupan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu mudah dengan cepat diterima di wilayah lain. Hal ini telah menembus sekat-sekat batas geografis secara fisik. 4. Nilai



Nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat. suatu ide (gagasan) atau konsep tentang apa yang diptkir penting oleh seseorang di dalam hidupnya. Nilai sebagai asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting



10



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan IPS merupakan terjemahan social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahun 1921, berdirilah “National Council for the Social Studies” (NCSS), sebuah organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan Social Studies pada tingkat pendidikan dasar dan menengah serta kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan. Pendidikan



IPS



pada



hakekatnya



berfungsi



untuk



membantu



perkembanganpeserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasitentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi,politik, membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasaruntuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkanmasalah dan keterampilan menilai,



membantu



perkembangan



peserta



didik



untuk



berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat.



B. Saran Demikian makalah yang dapat kami susun, semoga apa yang terdapat didalamnya dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih baik kedepannya. Akhirnya penulis memohon



maaf



apabila



dalam



penyusunan



makalah



ini



terdapat



ketidaksempurnaan dalam penulisan ataupun dalam konteks kalimat. Dalam pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak” kesempurnaan hanya milik Allah swt. dan kekurangan hanya milik kita semua.



11



DAFTAR PUSTAKA



Cheppy HC. tt. 2008. Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Karya Anda. Depdiknas.2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. Diknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). BPPPK Hasan, S. Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, Nana Supriatna, dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. Bandung : UPI Press. Puskur. 2008. Belajar danPembelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Setiawan, Deny. 2015. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan: Larispa.



Somantri, numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosdakarya. Sriyanto, (2014). Human, Change and urbanization: Rural Communities Dynamics as socio-cultural and economic Resources, Jurnal Dinamika Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 6, No 1: 79 –94.



12