MAKALAH FLEBOTOMI Revisi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FLEBOTOMI KOMPLIKASI FLEBOTOMI



Dosen Pembimbing: 1. Dr. Sondang Maryutka Sirait SpPK, 2. Dewi Astuti S. Si, M.Biomed. 3. Desi ArIyani, SE, MKKK.



Disusun oleh 1. Dewi Chandra Wulan



NIM P3.73.34.2.18.010



2. Reihanatul Mawaddah



NIM P3.73.34.2.18.028



3. Rizka April Awaliyah



NIM P3.73.34.2.18.029



4. Syara Muthiar Rahmah



NIM P3.73.34.2.18.035



POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEMESTER II TAHUN AJARAN 2018/2019 1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun maksud pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.    



Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah ilmu pengetahuan



bagi pembaca. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.



         Bekasi, 20 Februari 2019



Tim Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3 2.1 Pengertian Komplikasi........................................................................................3 2.2 Komplikasi Flebotomi Pada Sampel Vena.........................................................3 2.2.1 Komplikasi Ringan.....................................................................................3 2.2.2 Komplikasi Sedang....................................................................................3 2.2.3 Komplikasi Berat.......................................................................................5 2.4 Komplikasi Flebotomi Pada Sampel Arteri........................................................8 2.5 Komplikasi Flebotomi Pada Sampel Kapiler......................................................10 BAB III PENUTUP ..............................................................................................................11 3.1 Simpulan..............................................................................................................11 3.2 Saran ...................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah       Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya      Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium agar tepat dan akurat, sampel yang diperoleh harus memenuhi kriteria sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan karena tahap preanalitik sangat menentukan hasil laboratorium yang akan dikeluarkan dan ditahap ini adalah yang paling banyak terjadi kesalahan. Untuk itu teknik pengambilan darah (venipuncture) harus memenuhi SOP, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.      Banyak berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari prosedur venipuncture. Banyak beberapa faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam prosedur venipuncture, baik masalah yang ditimbulkan oleh pasien itu sendiri, faktor teknis, maupun faktor fisiologis.       Oleh karena itu untuk mengurangi berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari prosedur venipuncture kami buat makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan seorang phlebotomist dapat melakukan cara pencegahan dan cara mengatasi dari berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari prosedur venipuncture.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan komplikasi? 2. Apa saja komplikasi flebotomi pada sampel vena? 3. Apa saja komplikasi flebotomi pada sampel arteri? 4. Apa saja komplikasi flebotomi pada sampel kapiler?



1



1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui maksud dari komplikasi. 2. Mengetahui komplikasi flebotomi pada sampel vena. 3. Mengetahui komplikasi flebotomi pada sampel arteri. 4. Mengetahui komplikasi flebotomi pada sampel kapiler.



2



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Komplikasi Komplikasi dalam ilmu  kedokteran, adalah sebuah perubahan tak diinginkan dari sebuah penyakit, kondisi kesehatan atau terapi. Penyakit dapat menjadi memburuk atau menunjukkan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan patologi, yang menyebar ke seluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ lainnya. Sebuah penyakit baru juga dapat muncul sebagai sebuah komplikasi dari penyakit yang telah ada sebelumnya. Pengobatan medis, seperti obat-obatan dan pembedahan dapat menyebabkan efek samping dan/atau menyebabkan masalah kesehatan baru dari penyakit itu sendiri. 2.2 Komplikasi Flebotomi Pada Sampel Vena Komplikasi saat pengambilan sampel vena sangat banyak dan dapat dipisahkan dari mulai yang ringan sampai yang berat. 2.2.1



Komplikasi Ringan a. Rasa Nyeri Nyeri bisa timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat. Solusi 1) Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alkohol sudah mengering sebelum pengambilan darah dilakukan. 2) Penarikan jarum tidak terlalu kuat 3) Memberikan penjelasan atau menggambarkan



sifat nyeri yang



sebenarnya. 2.2.2



Komplikasi Sedang a. Syncope (Pingsan) Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejalanya dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur, bahkan bisa sampai muntah. 3 3



Cara mengatasinya 



Hentikan pengambilan darah







Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi







Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )







Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang.







Minta pasien menarik nafas panjang







Pasien yang tidak sempat dibaringkan, diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang.



Cara Pencegahan Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan. Pasien dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah, kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan b. Hematoma Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah. Kondisi ini dapat terjadi saat dinding pembuluh darah arteri, vena, atau kapiler mengalami kerusakan sehingga darah keluar menuju jaringan yang bukan tempatnya. Biasanya terjadi karena beberapa hal yaitu • keluarnya darah ke jaringan di sekeliling tempat tusukan, • penurunan elastisitas dinding vena pada pasien usia lanjut memudahkan terjadinya hematoma, • lupa melepas torniquet saat menarik jarum, • kurangnya penekanan tempat tusukan setelah jarum ditarik, • usaha berlebihan untuk mendapatkan darah, • gagal memasukkan jarum ke dalam vena, • jarum menembus vena, • melipat lengan untuk memberikan tekanan setelah jarum ditarik, • vena rapuh atau terlalu kecil untuk ukuran jarum yang digunakan. Solusi Untuk Hematom  Segera lepas Torniket, tarik jarum ke luar, berikan tekanan pada tempat tusukan tersebut selama 2 menit. 4



4



 Kompres dingin untuk meminimalisir pembengkakan dan mengurangi nyeri atau gunakan trombophob sesuai aturan.  Hindari lokasi hematoma tersebut untuk pengambilan darah sampai hematoma menghilang.  Alternatif tempat lain harus dipilih, atau bila tidak ada pilihan lain, pengambilan darah harus dilakukan di tempat di bawah lokasi hematoma.  Sarankan ke pasien untuk bebas menggerakkan tangan



dan hindari



mengangkat beban yang berat dengan lengan yang hematom  Minta maaf kepada pasien dan yakinkan bahwa hematom akan segera hilang. 2.2.3 Komplikasi Berat a. Perlukaan Syaraf Perlukaan syaraf biasanya disebabkan oleh lokasi penusukan yang sangat beresiko, insersi jarum dengan sudut yang tidak benar, dan manipulasi jarum. Gejala : • nyeri bila lengan diangkat atau diturunkan, bahkan lengan mati rasa, • lemah, bahkan tidak dapat bergerak. Solusi :  Membatasi manipulasi jarum hanya dengan gerakan maju atau mundur di jalur yang sama.  Jika darah tidak didapatkan pada penusukan pertama, flebotomis harus memilih sisi yang lain di lengan yang berbeda/di sebelah distal dari tempat tusukan pertama dengan menggunakan jarum baru.  Pemilihan vena yang benar.  Melakukan penusukan sesuai dengan lokasi vena.  Pasien dicegah melakukan gerakan pada saat jarum masih berada di dalam vena.  Tidak menusukkan jarum tanpa mengetahui letak vena.



5 5



b. Trombosis Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempat yang sama sehingga menimbulkan kerusakan dan peradangan setempat dan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena. Cara pencegahan a.    Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama b.    Pembinaan peninap narkotika c. Komplikasi neurologis Komplikasi neurologis dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri ataukesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi. Cara Penanganan  Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan.  Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.  Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter  lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien. d. Flebitis Flebitis adalah peradangan pada tunika intima vena yang merupakan komplikasi pada pemberian terapi intra vena (IV) dan ditandai dengan gejala khas peradangan yaitu: bengkak, kemerahan sepanjang vena, nyeri, peningkatan suhu pada daerah insersi kanula dan penurunan kecepatan 6



tetesan infus (Brooker,et all dalam Sugiarto, 2006). Flebitis yaitu daerah yang mengalami bengkak, panas, dan nyeri pada kulit tempat kateter intravaskuler dipasang (kulit bagian luar). Jika flebitis disertai dengan tandatanda infeksi lain seperti demarn dan pus yang keluar dari tempat tusukan, ini dapat digolongkan sebagai infeksi klinis bagian luar (Saifuddin, 2004). Tanda Dan Gejala Flebitis Tandaa dan gejala Flebitis adalah : a. Rubor (Kemerah – merahan) Kulit kemerahan timbul dengan cepat di atas vena. b. Dolor (Nyeri) Nyeri yang terlokalisasi. c. Kalor (Panas) Panas tubuh cukup tinggi, pada saat di raba tersa hangat. d. Tumor (Bengkak) Pembengkakan / oedema dengan kulit yang pucat 9 e. Fungsi laesa (perubahan fungsi). Pencegahan Flebitis Beberapa cara untuk mencegah timbulnya flebitis pada pemasangan terapi intravena adalah: 1. Menggunakan teknik aseptik yang ketat pada pemasangan dan manipulasi sistem intravena keseluruhan. 2. Plester hubungan kanula dengan aman untuk menghindari gerakan dan iritasi vena selanjutnya. 3. Mengencerkan obat-obatan yang mengiritasi jika mungkin; obat-obatan terlarut dalam jumlah larutan maksimum. 4. Rotasi sisi intravena setiap 48-72 jam untuk membatasi iritasi dinding vena oleh kanula atau obat-obatan. 5. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi. 6. Observasi tanda atau reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain. Pengobatan Flebitis Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya.Untukmengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya Aspirin, ibuprofen).Untuk mempercepat



penyembuhan, 7



bisa



disuntikkan



anestesi



(obat



bius)



lokal,dilakukan pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban kompresiselama beberapa hari.Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam venadalam dan terlepas.Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukanpembedahan darurat guna mengikat vena permukaan.Untuk rekomendasi lebihspesifik, lihat kondisi tertentu. Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagaiberikut: Obat analgesik (nyeri obat), antikoagulan atau pengencer darah untukmencegah pembentukan gumpalan baru, trombolitik untuk melarutkan bekuanyang sudah ada, nonsteroid obat anti inflamasi (OAINS), seperti ibuprofen untukmengurangi rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika ada infeksi) (Sambas S.A,2011).



f. Sepsis



2.3 Komplikasi Flebotomi Pada Sampel Arteri a. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah arteri. Pendarahan yang berlebihan(sukar berhenti) terjadi karena terganggunya sistem koagulasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena : a) Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah b) Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia,defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia ) c) Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukanprotrombin, fibrinogen terganggu )



8



Cara Mengatasi  Tekan tempat pendarahan,  Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya. Cara Pencegahan  Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat dengan pasien,  Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama. b. Spasma atau kontraksi involunter arteri. Dapat dicegah dengan cara menciptakan pasien menjadi tenang. Caranya dengan memberikan penjelasan prosedur dan membuat posisi pasien senyaman mungkin. c. Hematom atau perdarahan Hematom atau perdarahan yang berlebihan dapat dicegah dengan menusuk jarum tanpa menusuk jauh dari pembuluh darah dan beri tekanan segera setelah darah mengalir Karena tekanan arteri lebih tinggi pada arteri, tekanan diberikan lebih lama dari pengambilan darah vena dan harus disupervisi lebih dekat dan selalu cek penghentian perdarahan. d. Syncope (Pingsan) Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejalanya dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur, bahkan bisa sampai muntah. Cara mengatasi  Hentikan pengambilan darah  Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi  Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )  Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggange.  Minta pasien menarik nafas panjang  Pasien yang tidak sempat dibaringkan ,diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang. Cara Pencegahan



9



Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan, Pasien dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah, kursi pasien harusnya mempunyai sandaran dan tempat sandaran tangan 2.4 Komplikasi Flebotomi Pada Sampel Kapiler Tusukan pada fingerstick biasanya lebih menimbulkan rasa nyeri daripada venipuncture. Hal ini disebabkan karena lokasi penusukan dekat tulang dan banyak terdapat serabut saraf. Komplikasi juga dapat dikarenakan adanya alergi terhadap alkohol 70%.  



Pencegahan Komplikasi



Untuk menghindari terjadinya komplikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan penusukan pada lokasi yang tidak dekat dengan tulang dan memiki daging yang tebal. Sedangkan untuk menghindari terjadinya alergi pastikan menanyakan terlebih dahulu kepada pasien apakah alergi terhadap alkohol, apabila pasien memiliki alergi terhadap alkohol 70% maka dapat diganti dengan menggunakan povidine iodine. Sumber Kesalahan Pada Pengambilan Darah Kapiler 1.      Mengambil darah dari tempat dimana terdapat gangguan peredaran seperti vasokontiksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,trauma, dsb), kongesti atau cyanosis setempat. 2.      Tusukan yang kurang dalam,sehingga darah harus diperas-peras keluar. 3.      Kulit yang ditusuk masih basah dengan alkohol hal ini menyebabkan darah terencerkan, juga dapat mengakibatkan tetesan darah melebar diatas kulit sehingga sukar dihisap dalam pipet. 4.      Tetesan darah pertama dipakai untuk pameriksaan hal ini dapat memberikan hasil yang berbeda pada pemeriksaan (rendah palsu) 5.      Terjadi bekuan darah karena terlalu lambat bekerja. 6.      Terjadi hemolisis akibat penekanan bagian tusukan yang terlalu keras.



10



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Plebotomis berperan penting dalam melakukan tindakan pengambilan darah (plebotomi). Persiapan dengan sebaik mungkin perlengkapan pelindung diri dan peralatan sangat penting karena mempengaruhi keselamatan kerja. Pengambilan darah/sampel harus mengikuti standar, syarat, prosedur dan teknik yang baik untuk menjaga kualitas sampel. Kontrol kualitas sampel sangat diperlukan. 3.2 Saran Disarankan agar seorang plebotomy menguasai standar, syarat, prosedur dan teknik pengambilan darah yang baik, serta dapat menjaga kebersihan area kerja sebelum dan sesudah melakukan pengambilan darah/sampel. Pahami faktor-faktor kesalahan, tata pelaksanaan keselamatan dan tindakan yang dilakukan saat terjadi kecelakaan kerja seorang pengambil darah/sampel (plebotomist) agar mengurangi atau tidak melakukan kesalahan pengambilan darah/sampel.



9



11



DAFTAR PUSTAKA PP PDS Katlin 2012. “Komplikasi Flebotomi”. Diunduh dari https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/62c7bc542a614c293420232b620d26 45.pdf Mella. 12 Mei 2014. “Tentang Darah dan Tentang Flebotomi”. Diunduh dari http://mellarosmayanti.blogspot.com/2014/05/tentang-darah-dan-tentang-plebotomy.html



http://riskacantix.blogspot.com/2012/02/teknik-flebotomi.html https://www.academia.edu/35649352/MAKALAH_FLEBOTOMI https://id.wikipedia.org/wiki/Komplikasi_(medis)



12