Makalah Gangguan Kepribadian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN



TIPE DAN GANGGUAN KEPRIBADIAN



DOSEN IZET SUPARDI,S.Si.,M.Pd



DISUSUN OLEH DWI RISMAYANTI



11217011



WIWIK NAHROWI



11217066



AGIM GYMNASTIAR



11217123



ARIEL VINSENSUS



11217177



FATURROHMAN MAULANA



11217016



UNSERA ( UNIVERSITAS SERANG RAYA ) Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman Drangong Serang, Drangong, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42116



KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “TIPE DAN GANGGUAN KEPRIBADIAN”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Dalam makalah ini membahas tentang Devinisi gangguan kepribadian, Ciri-ciri gangguan kepribadian, Jenis-jenis gangguan kepribadian. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.



Serang, 12 Desember 2017



Penyusun



BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Gangguan Kepribadian Keragaman kepribadian adalah apa yang membuat seseorang unik. Namun, terkadang kepribadian dapat memanifestasikan dirinya dalam cara yang tidak pantas dan merusak. Gangguan kepribadian mewakili berbagai perilaku, pola pikir, dan tanggapan emosional yang destruktif dan abnormal. Gangguan kepribadian cenderung terbentuk pada masa remaja atau awal masa dewasa dan bertahan sepanjang hidup seseorang. Ada berbagai jenis gangguan kepribadian, dengan berbagai penyebab dan cara mengatasi, dimana sebagian gangguan kepribadian lebih mudah diatasi dibanding yang lain. Posting ini akan memberi gambaran singkat tentang 10 jenis gangguan kepribadian yang umum diakui: Paranoid, Schizoid, Schizotypal, Antisocial, Borderline, Histrionic, Narcissistic, Avoidant, Dependent, dan Obsessive-Compulsive. Selain itu, ada juga tiga ciri-ciri lain yang hampir selalu muncul: 



Cara hidupmu bikin kamu mengalami banyak masalah besar. Contohnya, kebiasaan berlebihanmu dalam menjaga kebersihan membuat kamu sulit pergi ke mana-mana tepat waktu.







Cara hidupmu bikin kamu memiliki masalah di banyak aspek kehidupanmu. Misalnya kamu sulit mengikuti peraturan yang ada, sulit menahan diri agar bersikap baik, atau kamu mengalami kesulitan untuk hidup di kehidupan sosial.







Kejadiannya udah dari lama. Biasanya gangguan kepribadian sudah keliatan dari kecil, dan kebawa sampe bertambah dewasa.



2. Jenis dan ciri gangguan kepribadian Gangguan kepribadian ada beberapa jenis, gangguan kepribadian dibagi tiga kluster. Kluster A:Kepribadian eksentrik, Kluster B: Kepribadian dramatik, dan Kluster C: Kepribadian dengan kecemasan, kluster ini bukan tingkatanya hanya pengelompokannya saja. 2.1.



Gangguan Kepribadian Schizotypal



Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Kelainan ini ditandai oleh cara berpikir dan memahami yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dari orang lain. Mereka kadangkadang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan indra keenam atau bahwa mereka terhubung melalui cara-cara tertentu dengan berbagai kejadian yang (sebenarnya) tidak berhubungan sama sekali dengan mereka. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan mengalami kesulitan berkonsentrasi untuk jangka waktu yang lama. Perkataan mereka biasanya rumit dan sulit untuk diikuti. Orang dengan gangguan kepribadian harus punya tiga atau lebih dari ciri-ciri berikut: 



sulit membuat hubungan dekat dengan orang lain







berpikir dan mengekspresikan diri dengan cara yang dianggap aneh, menggunakan kata-kata atau kalimat yang nggak wajar.







berkelakuan yang dianggap aneh atau nyentik







merasa bisa membaca pikiran orang, dan ngerasa punya indera keenam







merasa gugup dan tegang kalo orang lain nggak sepaham dengannya







gugup dan parno dengan orang lain di situasi sosial. Kayak kelas, sekolah, atau tempat ramai lain



2.2.



Gangguan Kepribadian Paranoid Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan terhadap orang lain dan kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang di sekitar Anda memiliki motif jahat. Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari maksud tersembunyi dalam segala hal dan membaca niat bermusuhan pada tindakan orang lain. Mereka mudah mempertanyakan kesetiaan teman dan orang yang dicintai dan sering bersikap dingin dan menjaga jarak dengan orang lain. Mereka biasanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan cenderung menyimpan dendam dalam waktu yang lama. Gangguan kepribadian paranoid sulit diobati, karena paranoid seringkali sangat mencurigai para profesional medis. Kombinasi obat-obatan dan terapi bicara dapat efektif untuk memerangi gejala yang lebih merusak akibat gangguan ini. Dari PPDGJ, orang dengan gangguan kepribadian paranoid punya ciri-ciri sebagai berikut.



 Kepekaan berlebihan terhadap penolakan dan kegagalan  Cenderung



mendendam, menolak memaafkan penghinaan, luka hati, atau masalah



kecil  Kecurigaan



dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman



dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral sebagai bentuk penghinaan  Rasa



bermusuhan dan ngotot menuntut hak pribadi tanpa memperhatikan situasi



yang ada  Kecurigaan berulang tanpa dasar tentang kesetiaan pasangannya  Kecenderungan



untuk



merasa



dirinya



penting



secara



berlebihan,



yang



bermanifestsasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri  Preokupasi



dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantif



terhadap suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri sendiri maupun pada dunia.



2.3.



Gangguan kepribadian schizoid Orang dengan gangguan kepribadian schizoid menghindari menjalin hubungan dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang membutuhkan sedikit kontak sosial. Keterampilan sosial mereka sering lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak humoris dan menjaga jarak oleh orang lain dan sering disebut “penyendiri.” Adalah penting untuk membedakan schizoid dengan avoidant. Avoidants akan merasa cemas dalam situasi sosial namun memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri, sementara schizoids benar-benar hanya lebih suka menyendiri. Kadang-kadang sulit juga untuk membedakan antara penderita schizoids dan penderita sindrom Asperger. Kelainan ini lebih sering ditemui dan sering lebih parah pada laki-laki. Schizoids biasanya tidak mencari pengobatan sendiri, melainkan dibujuk untuk menjalani pengobatan oleh orang yang dicintai. Ciri-ciri utama dari gangguan kepribadian schizoid, di antaranya:  Nggak tertarik membentuk hubungan akrab sama orang lain, termasuk keluarga  Merasa bahwa orang lain hanya mengganggu  Lebih suka tenggelam dalam khayalan  Memilih hidup tanpa gangguan orang lain  Susah dibahagiakan  Kurang tertarik dengan hubungan intim dan seks  Dingin sama orang lain  Sulit mengekspresikan perasaan  Minim selera humor  Terlihat tidak punya motivasi dan tujuan hidup  Tidak bereaksi ketika dipuji ataupun dikritik orang lain.



2.4.



Gangguan kepribadian Antisocial/Dissocial Kesalah pahaman yang umum adalah bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Namun, seringkali yang terjadi adalah hal sebaliknya. Alih-alih karena kurangnya keterampilan sosial, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocial cenderung untuk berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka ceroboh dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain. Sebagian besar penjahat di penjara memiliki gangguan kepribadian antisosial hingga derajat tertentu. Pengobatan gangguan ini sangat sulit, meskipun gejala gangguan antisocial sering berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Orang dengan gangguan kepribadian antisocial memiliki ciri-ciri: 



Membahayakan diri sendiri dalam situasi penuh resiko, seringkali tanpa mempertimbangkan akibatnya untuk diri maupun orang lain







Melakukan tindakan berbahaya dan seringkali ilegal







Melakukan tindakan yang buat orang lain nggak menyenangkan







Sangat mudah bosan, bertindak tanpa berpikir







Berperilaku agresif dan sering berkelahi







Melakukan apapun untuk mendapat yang diinginkan, seringkali dengan cara yang kasar







Punya catatan kriminal







Tidak merasa bersalah setelah menyakiti orang lain







Percaya pada yang terkuatlah yang akan berkuasa







Bakatnya sudah terlihat sejak sebelum 15 tahun



Untuk mendapat diagnosa antisosial, minimal harus berusia 18 tahun.



2.5.



Gangguan kepribadian Borderline (Ambang) Gangguan kepribadian borderline ditandai oleh ketidak stabilan suasana hati dan perasaan rendah diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan mood yang terus menerus dan kemunculan rasa marah. Sering kali, mereka akan marah pada pada diri mereka sendiri, menyebabkan luka pada tubuh mereka sendiri. Ancaman dan tindakan bunuh diri biasa ditemui pada penderita borderline. Borderline berpikir dengan cara yang sangat hitam-putih dan seringkali sarat konflik dan ketegangan dalam berhubungan. Mereka juga cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi. Gangguan kepribadian borderline dinamakan demikian karena pada awalnya dianggap berada di “perbatasan” gangguan jiwa. Kelainan ini relatif umum, mempengaruhi 2% dari seluruh orang dewasa. Perempuan lebih mungkin untuk menderita borderline daripada pria. Hampir 20% pasien rawat inap psikiatri adalah penderita borderline. Dengan pengobatan, pasien sering mendapati gejala mereka membaik. Pengobatan borderline melibatkan terapi di mana pasien belajar untuk mengekspresikan perasaannya alih-alih melampiaskan perasaan mereka dengan cara yang merusak dan merugikan diri sendiri. Obat dapat membantu, dan perlu disertai dengan penanganan masalah penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang. Rawat inap singkat kadang-kadang diperlukan, terutama dalam kasus yang melibatkan episode psikotik atau ancaman/upaya bunuh diri. Orang dengan gangguan borderline punya ciri-ciri: 



takut ditinggalkan atau diabaikan, dan melakukan apapun biar itu nggak terjadi







emosi yang kuat namun naik turun dengan drastis karena perkara sepele. Jam 8 ceria bahagia, jam 8 lewat 5 udah nangis.







seperti nggak punya pendirian, perilaku berubah total tergantung dia lagi sama siapa







sulit membangun dan mempertahankan hubungan







bertindak tanpa berpikir, dan seringkali tindakannya berbahaya. misalnya makan berlebih, ngedrugs, atau ngebut di jalanan sempit







punya keinginan bunuh diri atau melukai diri







merasa sendiri dan kosong







gampang sekali marah, dan jika marah nggak bisa dikontrol.



2.6.



Gangguan kepribadian Histrionic Orang dengan gangguan kepribadian histrionik adalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menginterupsi orang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa yang mulukmuluk untuk menjelaskan kejadian sehari-hari dan mencari pujian terus-menerus. Mereka mungkin mengenakan pakaian yang provokatif atau membesar-besarkan penyakit untuk mendapatkan perhatian. Histrionik juga cenderung membesarbesarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa semua orang mengasihi mereka. Mereka sering manipulatif. Orang dengan gangguan kepribadian histrionik punya ciri-ciri



2.7.







merasa tidak nyaman jika tidak diperhatikan







merasa ingin selalu menjadi “sumber hiburan” orang lain







genit







bersikap provokatif untuk memastikan dirinya jadi pusat perhatian







terkenal drama dan overacting







kalau melakukan apa-apa selalu khawatir pendapat orang lain







gampang dipengaruhi







bersikap intim bahkan pada teman biasa







punya gaya bicara yang meniru-niru tokoh nyata atau tokoh dalam film







menggunakan fisiknya untuk menarik perhatian Gangguan kepribadian Narcissistic



Gangguan kepribadian narsistik ditandai oleh keegoisan. Seperti gangguan histrionic, orang dengan gangguan ini mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk menganggap mereka superior. Mereka cenderung pilih-pilih teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun memiliki kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat memanfaatkan orang lain.



Narsisme ini paling sering ditemukan pada pria dan penderitanya sering didiagnosis disertai dengan gangguan mental lainnya. Ciri-ciri orang narsisistik di antaranya: 



percaya bahwa dia punya sesuatu yang spesial, unik, beda, pokoknya lebih baik dari orang lain







punya self-esteem yang rapuh, menghargai dirinya berdasarkan seberapa besar orang menyukainya







marah jika orang di sekitar cuek dan nggak ngasih apa yang dia inginkan







iri dengan kesuksesan orang lain







meletakkan kebutuhan mereka di atas kebutuhan orang lain, dan ingin orang lain memakluminya







biasanya sudah terkenal egois







punya kebiasaan memanfaatkan orang lain



2.8.



Gangguan kepribadian Avoidant Gangguan kepribadian avoidant ditandai oleh kecemasan sosial ekstrem. Orang dengan gangguan ini sering merasa tidak memadai, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidants takut ditolak dan takut memperlakukan diri mereka di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan situasi yang baru untuk membenarkan menghindari situasi baru tersebut. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk menggantikan dunia nyata. Tidak seperti gangguan kepribadian schizoid, avoidants merindukan hubungan sosial, namun mereka merasa mereka tidak dapat memperolehnya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri rendah. Orang dengan gangguan kepribadian avoidant memiliki ciri-ciri: 



Menghindari kerja atau aktivitas sosial yang sebenarnya wajib diikuti







Selalu menganggap komentar sebagai ketidaksetujuan dan kritik, dan sensi banget







Khawatir rahasianya terbongkar dan dikucilkan karenanya







Khawatir dipermalukan orang lain







Menghindari hubungan, pertemanan, dan intimasi, karena takut ditolak







Merasa sendiri dan terisolasi, dan merasa lebih rendah dari orang lain







Takut mencoba aktivitas baru, karena khawatir akan mempermalukan diri sendiri







Super sensitif terhadap kritik







Super malu dan cemas di situasi sosial, meskipun orang itu ingin punya hubungan dekat







Menghindari kontak fisik dengan orang lain







Sebagian juga mengalami agoraphobia







Rasa penghargaan diri sendiri yang rendah







Membenci diri sendiri, dan kadang melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri







Ragu dengan kapasitas diri sendiri







Selalu merasa sendirian, walaupun orang lain nggak menganggap begitu







Menggunakan fantasi sebagai cara melarikan diri dari pikiran buruk



2.9.



Gangguan kepribadian Dependent Gangguan kepribadian dependent ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan gangguan ini cenderung melekat pada orang lain dan takut kehilangan mereka. Mereka rawan melakukan aksi bunuh diri saat terancam putus dengan orang yang digantunginya. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain membuat keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari suatu hubungan ke hubungan yang lain. Dependent sering berada dalam hubungan yang kasar. Kepekaan berlebihan terhadap penolakan (dalam berbagai hal, tidak hanya dalam masalah asmara) adalah lazim. Dependent sering merasa tak berdaya dan tertekan. Orang dengan gangguan kepribadian dependen mempunyai ciri-ciri: 



lemah, bergantung sama orang, dan nggak mampu membuat keputusan tanpa bantuan orang lain







membiarkan orang lain mengatur banyak hal dalam hidupnya







membohongi diri sendiri agar tidak ditinggalkan oleh orang lain







takut ditinggalkan







punya rasa percaya diri yang rendah







melihat orang lain lebih mampu dibandingkan dirinya sendiri







orang lain menganggap dia terlalu menuntut dan pasif







meminta orang lain memutuskan keputusan penting dalam hidupnya, misal pekerjaan, tempat sekolah, atau pasangan







merasa tidak nyaman atau tidak bisa apa-apa saat sendiri, karena ketakutkan yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk mengurus diri sendiri







bisa membuat keputusan sepele seperti mandi atau ke kamar kecil, namun ada juga yang minta ditemani atau minta saran dulu.



2.10. Gangguan kepribadian Obsessive-Compulsive Walaupun gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (Obsesseive Compulsive Personality Disorder / OCPD) terdengar mirip dengan gangguan kecemasan obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Anxiety Disorder / OCAD), keduanya adalah gangguan yang sangat berbeda. Orang OCPD terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Kebutuhan mereka untuk melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam rincian dan kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar terlalu tinggi bagi dirinya dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika orang lain tidak mampu mengikuti standarnya yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, mempercayai orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka juga menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang bersikap dermawan dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi. Potensi keberhasilan penanganan OCPD lebih baik daripada gangguan kepribadian lainnya. Kombinasi pengobatan dan terapi cenderung menghasilkan hasil yang positif.



Orang dengan OCPD memiliki ciri-ciri: 



Kebutuhan untuk melakukan semuanya sesuai urutan dan tersusun rapi







Memasang target yang terlalu tinggi untuk dirinya dan orang lain







Merasa bahwa cara hidupnya adalah cara hidup yang paling bagus







Khawatir ketika dia atau orang lain berpotensi melakukan kesalahan







Merasa kiamat ketika ada yang nggak sempurna







Pelit pada dirinya sendiri maupun ke orang lain







Punya sebuah benda yang nggak punya makna jelas. semacam jimat, tapi nggak ada unsur magisnya.







Sulit mengekpresikan perasaannya







Kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan sama orang lain







Aslinya pekerja keras, tapi karena terlalu perfeksionis, akhirnya kerjanya nggak selesai-selesai







Sering merasa geram dan marah







Sering merasa terisolir dari kehidupan sosial







Merasa cemas yang berujung pada depresi