Makalah Geomorfologi Sulawesi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Administrasi Pulau Sulawesi



a.



Luas wilayah Sulawesi merupakan kepulauan terbesar ke-4 di Indonesia setelah



Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Sulawesi juga memiliki keindahan alam yang luar biasa, dari gunungnya, laut, ekosistem alam, dsb. Pulau sulawesi , memiliki luas lebih kurang 172.000 km2 dengan pulau-pulau kecil lainnya, luasnya menjadi 188.000 km2. Daerah yang paling tinggi mencapai 3.478 mdpl, sementara pun cak paling tinngi Rantemario. Pulau Sulawesi berada pada koordinat 2°8’LU serta 120°17’BT. Pulau ini termasuk dalam Kepualuan Sunda Besar di wilayah kepulauan Nusantara. b.



Batas-batas pulau sulawesi



1



Batas laut 



Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Sulawesi,







Sebelah Barat : Berbastasan dengan Selat Makassar,







Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Laut Banda,







Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Flores,







Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Maluku



Batas darat



c.



d.







Timur : Kepulauan Maluku







Barat : Pulau Kalimantan







Utara : Negara Filiphina







Selatan : Pulau NTT dan NTB



Provinsi yang ada di Pulau Sulawesi 



Sulawesi Utara







Sulawesi Barat







Sulawesi Selatan







Sulawesi Tengah







Sulawesi Tenggara







Gorontalo



Iklim Kondisi iklim pulau Sulawesi tidak berbeda dengan iklim yang



dimiliki oleh pulau-pulau besar di Indonesia, yaitu iklim tropis yang memiliki dua musim penghujan dan musim panas, dengan temperature 25°C-31°C. dan tingkat kelembapan 71%-76%. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana Kondisi Geomorfologi di Pulau Sulawesi? 2. Bagaimana kondisi perairan di Pulau Sulawesi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Geomorfologi Pulau Sulawesi 2. Untuk memenuhi tugas kelompok Geomorfologi Imdonesia



2



BAB II PEMBAHASAN A. PANDANGAN UMUM KONDISI PULAU SULAWESI Sulawesi luasnya lebih kurang 172.000 km2. Bersama dengan luas pulaupulau kecil di sekitarnya, luasnya menjadi 188.000 km2. Sulawesi seluruhnya terdiri dari tanah pegunungan, sehingga merupakan daerah yang paling banyak pegunungan di bandingkan dengan pulau-pulau yang lebih besar di indonesia. Kerangka khas seperti huruf K. Hal ini menyebabkan para ahli tertarik dengan daerah ini. Pulau sulawesi terdiri dari 4 cabang yang sempit, atau lengan yang di pisahkan oleh teluk-teluk yang telah dan di persatukan pada bagian tengahnya. Kerangka sulawesi hampir mirip dengan Halmahera.



Sulawesi dikelilingi oleh basin-basin yang dalam, seperti:



3



1. Palung makasar yang memisahkan pulau Sulawesi dengan pulau Kalimantan dalamnya 2000-2500 m (dalam maksimum 2717 m). 2. Palung Sulawesi (basin sulawesi) dengan filiphina yang dalamnya 5000-5500 m (dalam maksimum 6220 m). 3. Di antara Sulawesi utara dan Maluku utara terbentang laut Maluku dalamnya lebih 4000 m. 4. Di antara Sulawesi selatan dan Maluku selatan terdapat sebuah basin banda utara dengan dalamnya 4500-5000 m (dalam maksimum 5250 m). 5. Di antara Sulawesi selatan dan kep. Sunda kecil (nusatenggara), terdapat bagian barat dari basin banda selatan 4500 m, dan laut Flores (maksimum 5140 m). Sebaliknya rangkaian-rangkaian pegunungan di Sulawesi mencapai 3000 m, yaitu pegunungan latimojong puncak tertinggi Ronte mario 3440 m. Banyak relief Sulawesi yang perbedaan tinggi 7000-8000 m. Daerah sulawesi menunjukan beberapa persamaan dengan kep. Filipina sulawesi di hubungkan dengan Filipina oleh rangkaian Kep. Sangihe, saranggani, dan pergunuingan Sulawesi adalah ujung selatan dan rangkaian pulau-pulau Asia. Timur, yaitu Busur samar dari Filipina. Bagian selatan dan lengan selatan serta tenggara dan sulawesi terjadi penemuan dari sistem pegunungan Sunda.



B.



Morfologi masing-masing lengan sulawesi



Morfologi masing-masing lengan Sulawesi dapat dibagi atas: 1. Morfologi lengan Utara Lengan utara sulawesi mempunyai kerangka yang berbelok-belok. Ujung timur dengan arah timur laut barat daya, adalah daerah gunungapi yang tertinggi di Minahasa dengan puncak tertinggi Gunung Klabat (1995 m) Pegunungan



Sanghe



yang



vulkanis



menghubungkan



Mindanou.



4



Sulawesi



dengan



Pegunungan Sanghe terus ke Minahasa



yang disertai oleh patahan



melintang, yang satu sepanjang pantai timur laut, yang satu lagi sampai ke teluk Manado terus ke Kema dengan mata air Mandidi, yang satu lagi dari teluk Amurang ke Belang. Bagian tengah dari lengan utara arah pegunungan timurbarat di sisi gunung api telah padam. Lebar bagian tengah yaitu, Gorontalo 34 km, pada ujung barat lebarnya 110 km, puncak yang tertinggi Gunung Maling (2707), Gunung Dako (2432). Diantara Telik Dondo di pantai selatan daerah menyempit menjadi 30 km arah utara-selatan. Tanah genting yang sempit itu membujur diantara tonombodan perigi leher (nech) dari lengan Utara. Leher isi lebarnya 20-40 km, puncak yang tertinggi adalah Ogosmas (2665 m) pada ujung selatannya.



Depresi



basin



tengah



dibentuk



oleh



lembah



penguat



Randangan,pangunyaman, danau lemboto,bone dan Ongkong dumoga. Depresi ini dinamakan Zone Lemboto. Zone lemboto selanjutnya sampai ke minahasa, ke D Tondano pada kaki barat rangkaian pegunungan lembean. Lengan utara terpisah dari lengan timur oleh teluk Tomini atau Teluk Gorontalo yang lebarnya kurang lebih 100 km, pada sisi timurnya,bagian barat melebar antara Tomini dan Poso 200 km. Teluk tomini dalam 4180 m. Kearah barat dasar laut bertambah dangakal, kurang dari 200 m. Dibagian barat teluk gorontalo terdapat pegunungan menengah ke bawah permukaan laut, yang terdiri daripulau pulau tonggian. Pegunungan ini menurun sehingga terjadi atol dan karang penghalang pada puncaknya. Diluar Pegunungan Togian terletak



5



vulkan aktif Una-Una yang tingginya 2000-5000 m diatas permukaan laut. Pegunungan Togian bercabang dari semenanjung Buamelo dari lengan timur Sulawesi yang dipisahkan oleh teluk Poh. 2. Morfologi lengan timur



Morfologi lengan timur sulawesi ke arah timur laut-barat daya dapat dibedakan menjadi 3 bagian : a. Semenanjung Buamelo, pada ujung timurnya terdapat puncaknya yang tertinggi yaitu Gunung Balantak (1590 m), dibagian tengah dipisahkan oleh tanah genting yang menyempit diantara teluk poh dan Teluk bersama. b. Bagiantengah dari lengan timur, beransur-ansur bertambah lebar 20 km sampai 80 km di sebelah utara bunku. Sumbu tengah ini dibentuk oleh pegunungan batui dengan gunung Balutumpu (2400 m) yang melintasi bagian ini secara diagonal, dengan arah timur lau-baratdaya. c. Bagian barat dari Lengan timur, membujur antara garis Ujung Api Teluk Kolokdo di bagian timur dan garis lemogo di bagian barat,lebarnya antara 75100 d. Daerah ini merupakan pegunungan yang tinggi dan puncak tertingginya adalah Pegunungan Tokola (2628 m), dekat pantai selatan. Gunung Lumut



6



(2280 m) di bagian utara. Daerah pegunungan ini dilintasi oleh aliran Sungai Bangka bermata air pada pegunungan Tokala dan bermuara dekat bangka pada pantai timur laut.



3. Kepulauan Banggai



Banggai adalah cekungan sedimen yang terletak di antara lengan timur dan Kepulauan Banggai. Cekungan ini terbentuk sebagai akibat adanya pensesaran mendatar dari Sistem Sesar Sorong yang merupakan sesar transform mengiri. Di daerah Kepulauan Sula dan Kepulauan Banggai, Sesar Sorongini terurai menjadi Sesar Sula Selatan dan Sesar SulaUtara, yang di ujung kedua sesar tersebut membentuk sesar naik Batui. Kepulauan banggai terletak bagian timur dan dipisahkan oleh Teluk Pelang dengan dalamnya 920 m, lebarnya 15-30 km. Pulau terbesar diantaranya Pulau Peleng. Kepulauan ini termasuk kedalam jalur yang sudah stabil, membentang ke arah timur melalui Kepulauan Sula, sampai kebagian Tenggara Kepala Burung di Irian, serta merupakan batas antara Maluku Utara dan Maluku Selatan.



7



4. Morfologi Lengan Tenggara



Morfologi Lengan Tenggara Sulawesi diantara Teluk Usu dan Teluk tomini lebarnya kurang lebih 100 km. Tanah genting ini merupakan penghubung bagian tengah dari pulau ini. Lengan Tenggara juga dapat dibagi atas tiga wilayah berikut : a. Bagian Utara berada antara Teluk Palupo Ujung Utara dari Teluk Bone, Teluk Tolo dan Tomaiki. Daerah ini terdapat Pegunungan Verbeck dengan puncak tertinggi Gunung Salura (1120 m). Dibagian tengahnya terdapat dua graben, D. Matana (muka airnya 282 m diatas muka air laut,dalamnya 500 m), D.towuti (muka airnya 293 m diatas muka air laut, dalam 203 m) b. Bagian tengah tenggara lebarnya 170 km. Bagian barat terdapat Pegunungan Mekonggka sampai setinggi 2790 m. Bagian timurnya terdapat sedimen peridotik dan Mezoikum. Batas kedua daerah ini dibentuk oleh rangkaian pegunungan Tangeansina, yang arahnya barat laut tenggara. Bagian yang tertinggi terdapat pada sisi barat laut dan puncak yang tertinggi Tangkoleboke (1783 m) dan sumbunya beransur-ansur tenggelam (menghilang) kearah tenggara sampai kendari. Basin yang lebar diantara Pegunungan Tangeasina



8



dan rangkaian Mekongga, dialiri oleh sungai konaweha yang mengalir melalui sebuah daratan aluvial yang luas alirannya yang lebih rendah, sebelum bermuara di sebelah utara Kendari. Pantai timur di bagian tengah di bentuk oleh aliran-aliran lain, arahnya barat laut-tenggara, yang arah tenggara merupakan rangkaian yang tenggelam. Jalur ini berangsur-angsur tenggelam, merupakan sejumlah teluk-teluk dan laut kecil,yaitu pulau salabang dan kepulauan Manui Bagian diantara rangkaian Tangeasina dan pegunungan pantai timur dialiri oleh sungai Lasolo. c. Bagian Selatan dari lengan tenggara dipisahkan dengan bagian tengah oleh depresi yang membujur dari arah timur-barat. Serta membentang dari kendari dan Kolaka dan diikuti oleh dataran alluvial yang berawa-rawa. Bagian selatan pegunungan yang tidak teratur yang mebujurarah timur- barat tingginya kurang dari 1000 m, puncak yang tertinggi adalah gunung mandoke (981 m)



5. Morfologi Gugusan Kepulauan Buton dan Pulau Tukang Besi Lengan tenggara dari sulawesi, pada ujungnya pecah menjadi pulaupulau yang merupakan gugusan kepulauan Buton. Pulau yang besar adalah Pulau Buton, Pulau Muna, Pulau kabaena dan Pulau Woni, Pulau-pulau ini dipisahkan dengan lengan tenggara oleh sempit dan merupakan antiklinarium, yang cekung kearah barat laut. Lipatan-lipatan Neogen yang terdapat pada beberapa tempat tertutup oleh rangkaian karang Pelestosin yang muncul. Misalnya disebelah selatan Buton dengan 14 teras yang tingginya mencapai 703 m diatas permukaan laut dan sekarang menjadi Gunung Kontu. Dari wowoni sebuah pegunungan tenggelam ke arah timur sampai ke dasar basin Banda Utara, dalamnya mencapai 5100m, yang selanjutnya sampai mencapai kelompok tukang besi, mulai dari button tengah ke arah tenggara. Terdiri dari Pulau Hagonis dan Pulau kabia. Daerah ini dalam kurang lebih 2000 m. Bahasa muncul rangkaian karang yang tingginya 193 m di atas permukaan laut. Dari sebelah baratdaya Buton beberapa pegunungan tenggelam ke arah



9



barat daya melalui pulau kecil kedatuang dan siumpa sampai palung bone.



6. Morfologi Lengan Selatan



Morfologi lengan selatan dari sulawesi, berbatasdengan sulawesi tengah, sepanjang garis timur laut barat-daya yaitu palopo sampai teluk mandar dan dari barat laut- tanggara yaitu muaraSungai sedang, melalui D.tempe sampai muara sungai sadang. Bagian utara dari lengan selatan merupakan daerah yang banyak bergunung-gunung dari sulawesi. Tanjung diantara magena dan mamuju merupakan pegunungan dari selatan ke utara. Terdiri dari lapisan tertier, dengan sebuah penutup rangkaian Pulau Karang dekat Majena. Lebih jauh dari timur Massif Granit dari pegunungan Quarles muncul sampai setinggi 3107 m, bagian timur dari pegunungan Quarles itu, dengan gunung kalando (2963 m). Sebagian besar terdiri dari vulkanis tertier dari susunan Andesit yang diterobos oleh intrusi diorit dan grano-diorit. Masif karua (tingginya lebih dari 2500 m), pada sisi selatan adalah sebuah pusat erupsi dari aliran tuff, dasitis-liparitis yang luas, yang mengisi lembah-lembah yang dalam, tertoreh oleh canyon-canyon. Pegunungan Quale dipisahkan dari pegunungan



10



Latimojong, oleh lembah Sadang. Cabang-cabang yang luas dari pegunungan Quarles, yaitu gunung matupu dan mamaso. Depresi ini merupakan sebuah selat, terbukti dengan adanya lempung muda dengan karang laut, di kelilingi D.tempe, D.tempe 9 m diatas permukaan laut dan dalamnya hanya 2 m. Disebelah timur laut terletak D.sidenreng dan sebelah uatara D.Buaya (danau yang kecil) danau ini dialiri oleh sungai Cenrana. Kompleks pegunungan selatan merupakan daerah pengaliran sungai welana kearah utara terdapat puncak tertinggi Lumpo Batang yaitu, Bontaian (2871 m) yang mempunyai sisa kawah yang masih dapat dikenali. Diluar pantai makasar terletak dangkalan Spermondo dengan sejumlah rangkaian karang. Laut dangkal ini akhirnya menurun sampai ke Palung Makasar dibagian barat dan Palung bone di bagian timur. Jalur dan rangkaian pegunungan bagian barat dapat diikuti ke bagian yang lebih jauh kearah barat daya, dan ke barat sepanjangrangkaian karang Pastlyon dan Paster sampai ke rangkaian Karang Maria Roger Bergen. Jalur rangkaian pegunungan bagian timur ataurangkaian bone membentang ke arah selatan dan kemudian kearah timur melalui pulau selayar sampai ke tanah jampea dan kalao. Diantaranya dua jalur yang menyebar ini terdapat basin flores yang membentuk segitiga. Dasarnya lebih dari 5000 m dalamnya, merupakan palung flores yang membujur arah timur-barat. Depresi walace pada lengan selatan merupakan lanjutan utara dari basin flore yang tertutup oleh vulkan Lempobatang.



7. Morfologi Lengan Sulawesi Tengah



11



Keempat cabang Sulawesi bersatu pada bagian tengah. Bagian tengah ini mempunyai bentuk seperti baji, dengan dasarnya pada bagian barat, dan puncak pada teluk tomini dan teluk tolo dibagian timur. Bagian tengah Sulawesi dihubungkan ke arah timur laut oleh sebuah garis barat laut-tenggara dari donggala lewat parigi dan lemono ke teluk tomini, yang memisahkan lengan tenggara dan lengan timur, kerah tenggara dibatasi oleh garis barat daya-timur laut, dari majene melalui Palupo ke Dongi sampai ke teluk tomori. Garis ini memisahkan bagian tengah di lengan selatan dantenggara. Daerah Sulawesi tengah dapat dibedakan: a. Jalur barat (zone palu), terletak diantara pantai barat dan garis tengah yang membentang dari Masambe dan selatan sampai ke Malakosa pada teluk tomini. Sepanjang sisi barat dari depresi atau greben Tawelia. b. Jalur tengah (zone poso), memnujur antara garis tengah dan garis utaraselatan dari Lemoro Pada teluk poso Paleru,sampai i sampai ke pergunungan Verbeek di lengan tenggara. c. Jalur timur (zone Kolowadale), dihubungkan dengan garis Lemoro teluk Tomari dan pegunungan verbeek. Morfologi sulawesi tengah dimulai dari barat-timur dapat dibedakan satuan-satuan petrografis sebagai berikut: a. Jalur pantai barat kaki bukit Pegunungan Molenggraff, terdiri dari lapisan



12



terteir terlipat (ambang mammuju-doda) b. Rangkaian pegunungan Molenggraff, yang membujur dari Donggaladengan arah tenggara sampai masambe , puncak yang tertinggi gunung wankara (3122 m), gunung kasentoru (2855 m) dan gunung kambuno (2950 m) c. Fossa Srasina, suoh Graben yang sempitsepanjang sisi timur dari rangkaian pegunungan Molenggraff yang membentang dari teluk palu bagian utara dengan arah tenggara sampai ke dataran antar pegunungan lebone dangaris menengah. d. Pegunungan X dan G, Nokelalaki (3311 m) diantara possa sarasina dan garis menengah. Di sebelah Utara Parigi pegununganini bersambung dengan leher di lengan utara. e. Depresi pawedia atau graben dengan patahan sedang sepanjang sisi barat membujur utara selatan dari Malakosa sampai Musambe. f. Rangkaian pegunungan fennemadiantara depresi Tawedia dan depresi poso. g. Depresi poso yang cekung kearah timur, dibentuk oleh lembah Sungai Poso, Danau Poso (permukaan airnya 510 m diatas permukaan laut, dalamnya 440 m), dan lembah sungai Kodina Pegunungan Tokolekayu (1637 m) adalah bagian relatif tinggi dari depresi ini. h. Pegunungan kruyt dan pegunungan wenaripelu di sebelah timur depresi poso tingginya 1300-1400 m. i. Rangkaian pegunungan pampangeo puncak tertinggi gunungkajoga (2503 m) diantara lemoro dan madomba. j. Kaki timur dari rangkaian pegunungan pompangeo dibentuk oleh sebuah jaluryang kompleks dari batua zone poso, zone kolonedale, sub zone peluru yang membentung anatar lemoro-peleru. k. Kaki timur rangkaian pegunungan pompangeo dibentuk oleh sebuah jalur yang kompleks dari batua zone poso, zone kolonedale, subzone peleru yang membentuk antara lemoro-peleru. l. Depresi era membentang dari dataran maleno ke arah selatan sepanjang



13



lembah sungai ban sampai ke era dan dari sana ke kolaka (sulawesi tengah) m. Tanah tinggi berbukit-bukit diantara depresi era teluk tomori dan terdiri dari sedimen-sedimen mesozoikum serta jalur peridatik dan serpentin darisungai makaleke dan tiu sampai madue n. Depresi yang memisahkan bagian tengah dengan lengan timur dibentuk oleh lembah sungai sumara dan teluk tomori. C.



Pengembangan Potensi Fisik di Sulawesi Propinsi Sulawesi memiliki wilayah perairan yang potensial untuk



pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari, karena disamping memiliki bermacam-macam hasil ikan, juga memiliki panorama laut yang sangat indah. Beberapa jenis ikan hasil perairan laut Sulawesi Tenggara yang banyak ditangkap nelayan adalah : Cakalang, Teri, Layang, Kembung, Udang dll, disamping itu terdapat pula hasil lain seperti : Teripang, Agar-agar, Japing-japing, Lola, Mutiara dll. Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa Buton Timur (Kepulauan Tukang Besi) memiliki potensi perairan untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan dengan daerah-daerah wisata bahari lainnya di Indonesia. D.



Kondisi Tanah di Sulawesi



1. Tanah Vulkanis Ciri-cirinya : a.       Butir tanahnya halus hingga menyerupai abu b.      Tidak mudah terbang bila ditiup angin c.       Tanahnya sangat subur d.      Banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan 2. Tanah Laterit Ciri-cirinya : a.       Warnanya kekuning-kuningan sampai merah



14



b.      Tanahnya tdk subur c.       Tanahnya tandus 3. Tanah Kapur (mediteran) Ciri-cirinya : a.       Tanahnya tidak subur b.      Cocok untuk tanaman kayu jati c.       Memiliki kandungan bahan organik yg rendah Secara umum, kondisi tanahnya kurang subur, erosi lebih besar.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pulau Sulawesi merupakan kepulauan yang berbeda dengan pulau-pulau lain di Indonesia yang memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan pulau yang lain, dari segi Geomorfologinya, yaitu sebagai berikut : 1. Sulawesi terbentuk kerena pertemuan tiga lempeng utama (lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik), dan satu lempeng kecil yaitu Philipina. 2. Pulau sulawesi memiliki enam morfologi lengan, yaitu morfologi lengan utara,morfologi lengan timur,morfologi lengan tenggara, morfologi gugusankepulauan buton dan pulau tukang besi,morfologi lengan selatan,dan morfologi lengan sulawesi tengah. 3. Jika dilihat dari kondisi iklimnya Pulau Sulawesi tidak berbeda dengan iklim yang dimiliki oleh pulau-pulau besar di Indonesia, yaitu : iklim tropis yang memiliki dua musim penghujan dan musim panas, dengan temperature 250 C-310 C. Dan tingkat kelembapan 71%-76%.



B. Saran  Pada dasarnya apa yang ada di pulau Sulawesi merupakan tanggung



jawab



bersama,



baik



itu



pemerintah



atau



lembaga-



lembaga  yang terkait untuk selalu mempelajari kondisi kekinian pulau Sulawesi, sehingga kita bisa memantau kondisi baik secara fisik maupun non fisiknya. Dalam penulisan makalah ini penulis mengakui masih



banyak kekurangan. Untuk itu demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak khususnya para pembaca



16



DAFTAR PUSTAKA Karim, Sutarman dan Triyatno. 2011. Geomorfologi Indonesia. Geografi FIS Universitas Negeri Padang: Unp press. Zakaria, Zufiald, dan Sidarto.2015. Jurnal aktifitas Tektonik di Sulawesi dan Sekitarnya Sejak Mesozoikum Hingga Kini Sebagai Akibat Interaksi Aktifitas Tektonik Lempeng Tektonik Utama di Sekitarnya. 3(16).122-127. S, Poedjoprajitno.2009.Jurnal evolusi Bentuk lahan daerah Manado dan sekitarnya, Sulawesi Utara. 4(2).150-153. Massinai, Altin, Muhammad. 2012. Jurnal Morfotektonik dalam mengontrol Geomorfologi DAS Lengkese-jelata di Sulawesi Selatan. 2(1). Qadafi EL ahmed. 2014. Geomorfologi pulau Sulawesi. http://mylibraryxx.blogspot.com/2014/03/geomorfologi-pulau-sulawesi.html S, Ketat, Desak.2009. Geomorfologi Indonesia. https://dewaarka.files.wordpress.com/2009/12/geomorfologi-indonesia.pdf



17