MAKALAH Geosos Kepadatan Penduduk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH GEOGRAFI SOSIAL “PERMASALAAN KELEBIHAN & KEKURANGAN PENDUDUK DAN SOLUSI MENGATASINYA”



Dosen Pengampu : Drs. Mbina Pinem, M.Si



Disusun oleh: Kelompok 8 1. Abdullah Situmorang



( 25010110120082 )



2. Angela Merici Sinaga



( 25010112150003 )



3. Dwi Irfansyah



( 25010112150005 )



4. Labarta Naibaho



( 25010112150017 )



JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Geografi Sosial Tidaklah akan terwujud dan terlaksana penulisan ini tanpa adanya kebijaksanaan dan bantuan dari pihak-pihak lain, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada : 1. Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah geografi sosial 2. Orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakan. 3. Teman-teman Sejawat yang mengambil mata kuliah Geografi sosial ini 4. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, adanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam ilmu kesehatan masyarakat.



Medan, 26 Maret 2019



Kelompok 8



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu dan waktu tertentu, sehingga kita mengenal istilah penduduk tetap (penduduk yang berada dalam suatu wilayah dalam waktu lama) dan penduduk tidak tetap (penduduk yang berada dalam suatu wilayah untuk sementara waktu). Sedangkan Warga Negara Indonesia adalah semua orang yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, baik penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-undang sebagai warga negara Indonesia. Oleh karena itu kita sering menemukan istlah WNI pribumi (penduduk asli Indonesia), WNI keturunan (misalnya keturunan Tiong Hoa, Belanda, Amerika dan sebagainya), dan WNA. Negara



Republik



Indonesia



yang



memiliki



luas



kurang



lebih



1,904,569 km2, saat ini jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa. Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan September 2012,3 jumlah penduduk miskin di Indonesia  mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen), atau berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012  sebesar 29,13 juta orang (11,96 persen). Serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen. Adanya jumlah penduduk yang besar dan angka kemiskinan yang cukup tinggi dapat memicu adanya masalah kependudukan yang dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Bagaimana masalah kependudukan yang ada di Indonesia terkini? 2. Mengapa terjadi masalah kependudukan tersebut? 3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masalah kependudukan tersebut? 4. Bagaimana solusi dari masalah kependudukan tersebut? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah: 1. Mengetahui masalah kependudukan yang ada di Indonesia. 2. Mengetahui penyebab masalah kependudukan tersebut. 3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masalah kependudukan tersebut. 4. Mengetahui solusi dari masalah kependudukan tersebut. D. Manfaat 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa menjadi lebih kreatif dan berlatih berfikir kritis untuk menganalisis masalah kependudkan yang ada di Indonesia sampai mendapatkan solusi atas masalah tersebut. 2. Bagi Institusi Pendidikan Bahan masukan terhadap perkembangan ilmu kesehatan apabila ada penemuan baru terkait dengan masalah kesehatan. 3. Bagi Masyarakat Sebagai saran dan masukan kepada masyarakat dan Pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan yang ada di Indonesia.



DAFTAR ISI Kata Pengantar....................................................................................................................... Daftar Isi................................................................................................................................. BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................... A. Latar Belakang..................................................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................................................ C.Tujuan................................................................................................................................... D. Manfaat................................................................................................................................ BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................... a. Kuantitas Penduduk (Jumlah Penduduk Besar Dan Pertumbuhan Penduduk Cepat)........................................................................................................................... b. Mobilitas (Persebaran Penduduk Tidak Merata).......................................................... c. Kualitas Penduduk dan Kesehatan...............................................................................



d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kelebihan dan Kekurangan Penduduk.............. ......................................................................................................................................



e. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Penduduk Di Indonesia..................................... f. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk......................................................................................................................



g. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk...................................................................................................................... BAB III. PENUTUP............................................................................................................... a. Kesimpulan................................................................................................................... b. Saran............................................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA



BAB II PEMBAHASAN A. Kuantitas Penduduk (Jumlah Penduduk Besar Dan Pertumbuhan Penduduk Cepat) Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen). Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk. Diantara negaranegara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia menempati posisi keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Di Indonesia 60% penduduknya berada di pulau jawa. Ketidak merataan persebaran penduduk di Indonesia menyebabkan ketidak merataan juga pembangunan fasilitas fisik maupun non fisik. Hal tersebut akan menarik banyak migran ke pulau jawa. Sehingga daerah yang ditinggalkan tidak mengalami kemajuan. Jumlah penduduk Indonesia yang besar mengakibatkan permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia, yaitu: 1.



Jumlah penduduk Indonesia, besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat dilihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.



2.



Pertumbuhan Penduduk Indonesia, peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.



3.



Kepadatan



penduduk



Indonesia,



kepadatan



penduduk



merupakan



perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlsh penduduk setiap satu km2 atau setiap 1 mil2. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb. 4.



Susunan penduduk Indonesia, sejak sensus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Median umur penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 27,2 tahun.



Gambar. Populasi penduduk Indonesia berdasar jenis kelamin tahun 2011 Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap halhal berikut. a.



Penyediaan fasilitas kesehatan.



b.



Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah



c.



Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja



d.



Penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.



Solusi untuk mengatasi masalah jumlah penduduk diantaranya adalah dengan Program Keluarga Berencana (KB). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, yaitu dengan: a.



Memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan.



b.



Mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak.



c.



Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.



d.



Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.



B. Mobilitas (Persebaran Penduduk Tidak Merata) Banyaknya masyarakat Indonesia yang bermigrasi ke kota-kota besar mengakibatkan terjadinya kepadatan di kota-kota besar. Namun fasilitas dan perekonomian di daerah perkotaan semakin meningkat. Sedangkan pada daerah yang ditinggalkan penduduknya tidak mengalami kemajuan sama sekali sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan daerah perkotaan dan pedesaan. Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap kilometer pada suatu wilayah negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiaptiap daerah atau negara sebagai berikut: 1.



Faktor Fisiografis, meliputi keadaan fisik pulau tersebut, misal keadaan tanah, iklim dan cuaca.



2.



Faktor Biologis, meliputi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.



3.



Faktor Kebudayaan dan Teknologi, meliputi kemajuan teknologi yang ada.



Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1.



Kepadatan



penduduk



aritmatik



sangat



mudah



dalam



perhitungannya. Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.



2.



Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal inidisebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. terkenal dalam upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi, yaitu



pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang belum padat penduduk. Program pemerintah tersebut dilaksanakan sekitar tahun 1980 -1990 an. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu: a.



Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.



b.



Peningkatan taraf hidup transmigran.



c.



Pengolahan sumber daya alam.



d.



Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.



e.



Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.



f.



Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.



g.



Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia. Transmigrasi bukan hanya memindahkan penduduk, tetapi harus juga



menyiapkan aspek sosial, SDM, dan teknis. Aspek sosial, masyarakat yang akan dipindahkan harus dipersiapkan agar mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Aspek SDM, peningkatan skill perlu diberikan kepada masyarakat yang akan dipindahkan. Aspek Teknis, mempersiapkan



prasarana



dasar



yang



menunjang daerah transmigrasi, tidak hanya rumah dan sepetak tanah. Ditemui berbagai kendala misalnya masyarakat tidak kerasan ditempat barunya, sehingga mereka kembali ke kota. Banyak proyek transmigrasi yang tidak dilakukan sesuai



prosedur, yaitu penyiapan prasarana dasar secukupnya, dana diselewengkan, sehingga penduduk yang dipindahkan teraniaya. Beberapa solusi lain upaya lain yang dapat dilakukan adalah: a.



Pengadaan rumah vertikal atau rusun



b.



Mengatur jarak kelahiran



c.



Menambah pengetahuan tentang kependudukan\



d.



Meningkatkan usaha ekonomi keluarga



e.



Para transmigran yang sukses bisa kembali membangun daerah asalnya.



C. Kualitas Penduduk dan Kesehatan Bagaimana kualitas penduduk Indonesia? Secara spontan kita pasti akan mengatakan bahwa kualitas penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Kualitas penduduk dicerminkan dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat kesehatan. 1.



Tingkat Pendapatan Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi masih tergolong



rendah



dibandingkan



dengan bangsa-bangsa lain.



Perhatikan tabel berikut:



No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Tahun 2010 Negara Pendapatan Per Kapita (US $) Amerika Serikat 47.140 Australia 43.740 Jepang 42.150 Malaysia 7.900 Singapura 40.920 Indonesia 2.580 Thailand 4.210 Filipina 2.050 Inggris 38.540 Korea Selatan 19.890



Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan. Rendahnya pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh: a.



Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber daya alam yang dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.



b.



Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap tahunnya.



c.



Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal. Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita,



pemerintah melakukan usaha, antara lain: a.



Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.



b.



Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.



c.



Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.



d.



Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)



e.



Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.



2.



Tingkat Pendidikan Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah (BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa faktor yang



menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia sebagai berikut : a.



Rendahnya kualitas sarana fisik Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.



b.



Rendahnya kualitas guru Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satusatunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.



c.



Rendahnya kesejahteraan guru Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan



rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel. d.



Rendahnya prestasi siswa Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Anakanak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.



e.



Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.



f.



Mahalnya biaya pendidikan. Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah



sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan



pendidikan



bermutu.



Akan



tetapi,



kenyataannya



Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’. g.



Rendahnya pendapatan per kapita penduduk, menyebabkan orang tua tidak mampu membiayai anaknya sekolah, sehingga banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.



h.



Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti kelas, guru, dan buku-buku pelajaran. Hal ini menyebabkan tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah, terutama di daerah pelosok dan terpencil yang sulit dijangkau program pemerintah.



i.



Masih kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga anak tidak disekolahkan tetapi justru diarahkan untuk bekerja membantu memenuhi ekonomi keluarga.



Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan. Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu: a.



Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.



b.



Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.



c.



Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran 1994/1995.



d.



Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.



e.



Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.



f.



Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.



g.



Meningkatkan



pengetahuan



para



pendidik



(guru/dosen)



dengan



penataran dan pelatihan. h.



Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.



i.



Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembagalembaga pendidikan dan ketrampilan.



3.



Tingkat Kesehatan Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah: a.



Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.



b.



Penyakit menular sering berjangkit.



c.



Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.



d.



Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per 1000 kelahiran bayi.



Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah: a.



Kekurangan vitamin A



b.



Kekurangan kalori protein



c.



Kekurangan zat besi



d.



Gondok



Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu: a.



Melaksanakan program perbaikan gizi.



b.



Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.



c.



Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.



d.



Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.



e.



Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.



f.



Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.



g.



Penyediaan air bersih.



h.



Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi: - Penimbangan bayi secara berkala - Imunisasi bayi/balita - Pemberian makanan tambahan - Penggunaan garam oralit - Keluarga berencana - Peningkatan pendapatan wanita



Gambar . Kegiatan di Posyandu D. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kelebihan dan Kekurangan Penduduk a.



Faktor fisiografis wilayah



Kenampakan fisik suatu wilayah sangat memengaruhi terhadap kepadatan penduduk. Setiap orang pasti akan memilih daerah yang memiliki sumber air yang baik,



daerahnya datar, tanahnya subur dan lainnya.Selain itu kondisi cuaca dan iklim juga sangat memengaruhi aglomerasi penduduk. Daerah yang cuacanya hangat dan anomalinya relatif stabil lebih memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. b.



Faktor sosial budaya



Perubahan pola fikir masyarakat mengakibatkan berkembangnya kondisi fisik suatu wilayah. Hal tersebut akan menjadi magnet bagi masyarakat di luar untuk datang dan mengadu nasib di wilayah tersebut. c.



Faktor ekonomi



Daerah yang pembangunannya sangat pesat akan menarik kaum urban untuk datang dan berkerja disana. Berbagai peluang kerja yang banyak akhirnya mendorong kepadatan penduduk di kota besar seperti Jakarta. d.



Faktor biologis



Tingkat pertumbuhan penduduk suatu wilayah berbeda beda. Angka natalitas yang tinggi dibanding mortalitas akan membuat suatu wilayah semakin padat. e.



Faktor kesalahan tata ruang kota



Pembangunan saat ini lebih mengarah pada urban oriented dibanding rural oriented, sehingga pertumbuhan penduduk lebih besar di kota besar, sedangkan wilayah pedesaan menjadi tidak berkembang. Hal tersebut berdampak pada arus urbanisasi yang besar dan desa menjadi kekurangan penduduk. E. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Penduduk Di Indonesia 



Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang







Semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll







Angka pengangguran meningkat







Angka kesehatan masyarakat menurun



F.







Angka kemiskinan meningkat







Pembangunan daerah semakin dituntut banyak







Ketersediaan pangan sulit







Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit







Angka kecukupan gizi memburuk







Persaingan untuk mendapatkan pemukiman







Rendahnya kesempatan pendidikan







Berkurangnya Ketersediaan Lahan







Sulit mencari kebutuhan udara bersih







Kerusakan lingkungan







Susah mencari air bersih







Pencemaran lingkungan



Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan



penduduk : a. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran. b. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. G. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk : a.



Penambahan dan penciptaan lapangan kerja



Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan



meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan. b.



Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan



Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana. c.



Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi



Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. d.



Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan



Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penduduk merupakan orang-orang yang menduduki suatu tempat, wilayah atau Negara.Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk antara lain faktor fisiografis wilayah, faktor sosial budaya, faktor ekonomi, Faktor biologis, faktor kesalahan tata ruang kota. Dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan antara lain berkurangnya ketersediaan lahan, kebutuhan udara bersih, kerusakan lingkungan, kebutuhan air bersih, kekurangan makanan, dan pencemaran lingkungan. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk



adalah menggalakkan program KB (Keluarga



Berencana), menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk antara lain penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan. B. Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami kepadatan penduduk di Indonesia dan mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim.



________



.



Persebaran



dan



Kepadatan



Penduduk.



(online).



(http://www.scribd.com/doc/70499413/Persebaran-Dan KepadataPenduduk). Di Akses pada tanggal 14 Maret 2013. Anonim. ________ . Sensus Penduduk 2010. (online). (http://sp2010.bps.go.id/) Diakses pada tanggal 14 Maret 2013 Bappenas. 2004. Bab 30 Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, Pembangunan Kependudukan



dan



Keluarga



Kecil



Berkualitas



[Online



:



http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/838/]. Bappenas. Pembangunan Kependudukan Dan Keluarga Kecil Berkualitas Serta Pemuda



Dan



Olahraga.



(online).



http://kppo.bappenas.go.id/files/PEMBANGUNAN%20KEPENDUDUKAN



%20DAN%20KELUARGA%20KECIL%20BERKUALITAS%20SERTA %20PEMUDA%20DAN%20OLAHRAGA.pdf. Diakses 14 maret 2013. Ganis.



2010.



Masalah



Pendidikan



Di



Indonesia.



(online).



(http://ganis.student.umm.ac.id/2010/01/26/mahalnya-biaya-sekulah-dimasa-sekarang/) di akses pada tanggal 14 Maret 2013.