Makalah GErmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS )



Disusun Oleh : Ribut Hartanti Posyandu Melati II Desa Pulorejo Kec.Winong 2018



DAFTAR ISI



1. Cover



……………………………………………………………….



i



2. Daftar Isi



…………………………………………………………….…



ii



3. Abstrak



……………………………………………………………….



iii



4. Kata Pengantar ……………………………………………………………….



1



5. Bab I Pendahuluan …………………………………………………………..



2



………………………………………………………….



4



…………………………………………………………..



9



………………………………………………………………



10



6. Bab II Pembahasan 7. Bab III Penutup 8. Daftar Pustaka



ABSTRAK



Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. GERMAS berfokus pada 3 kegiatan, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, serta memeriksakan kesehatan secara rutin (Kemenkes, 2016). GERMAS berusaha mendorong masyarakat Indonesia untuk dapat memulainya dari diri sendiri dan keluarga.



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas rahmat dank a r u n i a N ya k a m i t e l a h d a p a t m e n y u s u n m a k a l a h i n i ya n g b e r j u d u l G e r a k a n M a s ya r a k a t H i d u p S e h a t ( G E R M A S ) Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak permasalahan, namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. P a d a k e s e m p a t a n i n i p e n u l i s m e n g u c a p k a n t e r i m a kasih kepada seluruh Kader Posyandu Melati 2 Desa Pulorejo yang t e l a h m e m b a n t u kami dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang m e m b a n g u n



demi



kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak t e r k a i t G e r a k a n M a s ya r a k a t H i d u p S e h a t . T e r i m a K a s i h



Pulorejo, 16 November 2018



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni: Perilaku, Lingkungan, Pelayanan kesehatan dan Keturunan. Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan memegang peran lebih dari 75% dari kondisi derajat kesehatan masyarakat. Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa; untuk itu GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Gerakan ini perlu digaungkan kembali sebagai salah satu perwujudan dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Bapak Presiden, oleh karenanya perlu disusun panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang dapat dijadikan acuan bagi semua pimpinan daerah, pimpinan institusi pemerintah dan masyarakat, perguruan tinggi dan dunia usaha untuk mengawali dan melaksanakan kegiatan Germas di lingkup tanggung jawabnya masing-masing. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI dalam mengoptimalkan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif sebagai payung besar tercapainya hidup sehat, dan penurunan prevalensi penyakit. GERMAS yang mulai dicanangkan ini menunjukkan bahwa



pemerintah Indonesia memiliki perhatian yang besar pada upaya promotif dan preventif serta masih berusaha mengatasi persoalan gaya hidup atau perilaku kurang sehat. Pada tahap awal di tahun 2016–2017, GERMAS berfokus pada 3 kegiatan, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, serta memeriksakan kesehatan secara rutin (Kemenkes, 2016). GERMAS berusaha mendorong masyarakat Indonesia untuk dapat memulainya dari diri sendiri dan keluarga. Gerakan ini ke depannya membutuhkan inovasi-inovasi dalam kegiatan promotif dan preventif salah satunya dengan memotivasi masyarakat untuk membudayakan gaya hidup sehat dan aktif sebagai upaya mencegah peningkatan obesitas melalui media pendidikan kesehatan. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global karena terjadi hampir di seluruh dunia. Menurut WHO (2014), obesitas adalah suatu akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas menjadi salah satu masalah yang dapat mengancam kesehatan remaja karena remaja dapat mengalami peningkatan berat badan yang berlangsung sangat cepat pada masa pubertas (Rzehak & Heinrich, 2006). Masa remaja merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang penting dan menentukan pada periode perkembangan berikutnya, apabila pada masa remaja ini telah mengalami obesitas maka terdapat kemungkinan juga akan mengalami obesitas pada masa dewasa (Yu, 2012). Pada masa ini pula terjadi perubahan sikap dan perilaku dalam memilih makanan dan minuman, yang dapat dipengaruhi oleh teman sebaya dan lingkungan. Perilaku makan bagi sebagian besar remaja menjadi bagian gaya hidup, sehingga seringkali terjadi perilaku makan yang tidak seimbang, seperti konsumsi makanan cepat saji (fast food), soft drink, melewatkan sarapan pagi, dan konsumsi serat yang tidak mencukupi (Rathnayake et al., 2014). Perilaku makan yang tidak seimbang inilah yang dapat menyebabkan terjadinya masalah gizi lebih. Obesitas yang timbul pada masa remaja apabila berlanjut pada masa dewasa akan sulit untuk diatasi. Selain dapat menimbulkan masalah kesehatan, obesitas pada remaja juga dapat membawa masalah sosial dan emosi bagi remaja. Penelitian yang dilakukan Syahrir pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat 24 orang di SMA Athirah Makassar (33,8%) memiliki persepsi negatif terhadap body image atau mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya.



Masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan cenderung memiliki tingkat obesitas yang lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Perkembangan teknologi dan urbanisasi menyebabkan masyarakat mengalami perubahan gaya hidup yang memengaruhi pola makan dan aktivitas fisik. Sebagai contoh kini masyarakat lebih cenderung memilih perkerjaan yang tidak banyak mengeluarkan energi, penggunaan alat transportasi yang praktis, serta ketergantungan pada makanan olahan dan instan yang tidak lepas dari pengaruh paparan iklan televisi. Faktor lingkungan atau gaya hidup merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya obesitas yang masih dapat diubah, sehingga perlu dilakukan pencegahan dengan merubah atau menghindari gaya hidup yang memicu terjadinya obesitas. Pencegahan peningkatan obesitas sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya beberapa masalah kesehatan pada remaja seperti penurunan fungsi kognitif, gangguan psikologi, perubahan 3 masa pubertas, dan faktor risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, resistensi insulin, diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, bahkan kematian (Yu, 2012).



B. Rumusan Masalah Fokus Penelitian Penelitian ini ingin mengkaji tentang upaya pencanangan program derakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS ) yang berfokus pada 3 kegiatan, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, serta memeriksakan kesehatan secara rutin (Kemenkes, 2016) .



C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup 2. Tujuan Khusus  Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat  Meningkatkan produktivitas masyarakat  Mengurangi beban biaya kesehatan



D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada masyarakat terkait Gerakan Masyarakat Hidup Sehat / GERMAS 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi masyarkat tentang apa itu Germas . b. Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan informasi langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menjadi pola hidup sehat. c. Bagi masyarakat akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya Germas dan dapat dilakukan penelitian lanjutan. d. Peneliti lain yang meneliti, dapat menindaklanjuti dan mengembangkan kajian teoritis maupun penelitian dalam bidang yang sama sebagai bahan masukkan serta pertimbangan berkaitan dengan gambaran proses pola hidup sehat .



BAB II PEMBAHASAN



Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni: Perilaku, Lingkungan, Pelayanan kesehatan dan Keturunan. Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan memegang peran lebih dari 75% dari kondisi derajat kesehatan masyarakat. Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa; untuk itu GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Germas adalah : 1. Peningkatan Aktivitas Fisik 2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit 5. Peningkatan kualitas lingkungan 6. Peningkatan edukasi hidup sehat



Pelaku GERMAS : Germas dilaksanakan oleh semua komponen bangsa, meliputi :



1. Pemerintah baik pusat maupun daerah 2. Dunia pendidikan 3. Swasta dan dunia usaha 4. Organisasi kemasyarakatan 5. Individu, keluarga dan masyarakat



GERMAS berfokus pada 3 kegiatan, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, serta memeriksakan kesehatan secara rutin (Kemenkes, 2016). GERMAS berusaha mendorong masyarakat Indonesia untuk dapat memulainya dari diri sendiri dan keluarga. A. AKTIVITAS FISIK Tubuh manusia diciptakan Tuhan untuk bergerak, agar manusia dapat melakukan aktivitas. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu kebiasaan akan meningkatkan ketahanan fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi latihan fisik bila dilakukan secara baik, benar, teratur dan terukur. Latihan fisik dapat meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik yang dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk prestasi menjadi kegiatan olahraga.



Tujuan : Meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran masyarakat Sasaran : Seluruh masyarakat terutama anak-anak, ibu hamil, pekerja dan lansia



Aktivitas Fisik pada anak-anak bertujuan untuk mewujudkan anak-anak yang sehat, bugar, berprestasi melalui pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur di sekolah dan di rumah. Aktivitas Fisik pada orang dewasa dan usia produktif di tempat kerja Aktivitas fisik merupakan bagian dari kehidupan setiap otrang dewasa maupun pekerja. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu dilakukan latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya memperhatikan :



1. Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5 kali per minggu 2. Latihan diawali dengan pemanasan, latihan inti, dan pendinginan 3. Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman termasuk pakaian olahraga dan alas kaki 4. Memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi untuk mendapatkan hasil maksimal Gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja adalah masalah gangguan otot rangka (musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal adalah posisi duduk yang tidak ergonomis, leher terlalu menunduk, punggung terlalu bungkuk/tegak, dll. Bekerja pada posisi yang sama dalam waktu lama akan mengakibatkan otot menjadi cepat lelah dan aliran oksigen ke otak berkurang sehingga menurunkan produkitivitas kerja. Untuk mengurangi masalah tersebut diperlukan peregangan di tempat kerja.



Manfaat peregangan di disela-sela aktivitas kerja : 1. Mengurangi ketegangan otot 2. Meningkatkan fleksibilitas jaringan otot 3. Mengurangi risiko cedera otot (kram) 4. Mengurangi risiko nyeri/cedera punggung 5. Mengoptimalkan aktivitas sehari-hari



B. KONSUMSI SAYUR DAN BUAH Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar. Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol



darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/ sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buahbuahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik.



ANJURAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH Setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar duapertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.



C. PEMERIKSAAN KESEHATAN SECARA RUTIN Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya promotif preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh bupati/walikota sesuai Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat mengenali faktor risiko PTM / Penyakit Tidak Menular terkait perilaku dan melakukan upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga dan masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan mental; mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan lanjut.



1. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktor risiko bersama yang menjadi penyebab terjadinya Penyakit Tidak Menular terutama Jantung, Kanker, Diabetes dan Penyakit Paru kronis yaitu Diet tidak sehat (kurang mengkonsumsi sayur dan buah, mengkonsumsi makanan tinggi garam, gula, lemak dan diet gizi tidak seimbang),



kurang



beraktifitas



fisik



30



menit



setiap



hari,



menggunakan



tembakau/rokok serta mengkonsumsi alkohol 2. Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan modifikasi perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya pencegahan PTM 3. Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan diabetes mellitus serta mendorong rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar. 4. Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur akibat penyakit tidak menular karena ketidaktahuan/keterlambatan untuk mendeteksi PTM utamanya Hipertensi dan Diabetes Mellitus pada tahap dini. 5. Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu untuk memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan kanker payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS.



Dengan melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat meliputi 3 hal diatas, diharapkan dapat mengubah pola hidup masyarakat serta bisa mengurangi berbagai resiko Penyakit Tidak Menular dan terciptanya Lingkungan Masyarakat dengan Pola Hidup Sehat.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dari hasil Penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya tentang Masyarakat Hidup Sehat dapat diambil beberapa kesimpulan :



Gerakan



1. Dari penelitian yang penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan minim nya pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat yang ada, dari perilaku hidup sehat tersebut , adanya kepenting-kepentingan diri yang dirasakan kurang dapat mendukung berprilaku hidup sehat, kurang menyukai olah raga, menjalani sesuai aktivitas saja dann juga tidak kesesuaian waktu untuk mejalani aktivitas yang padat dari rutinitas yang dilakukan masyarakat tersebut. 2 . Pola hidup sehat adalah gambaran dari setiap cara seseorang mengatur kebiasaanya dalam menjaga kesehatannya dari setiap aktivitas kehidupan, yaitu dalam penjagaan makanan, menjaga keseimbangan tubuh dari olah raga maupun istirahat, bila mana hal ini dapat dilaksanakan dengan baik maka akan mendukung produktivitas kehidupan dengan baik. 3. Dilihat dari hasil banyaknya kecenderungan kendala tersebut dengan adanya kurangnya dapat mengatur waktu dengan baik, kurang peduli untuk memperhatikan berprilaku hidup sehat, kurangnya pemahaman tentang Pola hidup sehat dan keadaan ekonomi yang tidak mendukung.



B. Saran 1. Untuk menata kehidupan dari Pola Hidup Sehat dalam berprilaku hidup sehat, harus dimulai dengan adanya keinginan dari agar kesehatan terjaga dengan



baik yaitu dengan cara sederhana yang semestinya diterapkan sejak kecil agar di hari-harinya menjadi kebiasaan yang baik. 2. Masyarakat yang lebih cenderung ingin mengembangkan dirinya dalam setiap aktivitas sehari-haria sebaiknya dapat memperhatikan kesehatannya dalam pola makan, istirahat dan juga olah raganya. 3. Setiap menjalani aktivitas maupun juga membuat skala prioritas kegiatan agar tidak terlalu memakan banyak waktu, dari sinilah kita dapat menata nya dengan baik dan melakukan setiap aktivitas dengan kondisi kesehatan yang terjaga.



DAFTAR PUSTAKA



Ardell, Donald B.. (1987), Pola Hidup Sehat. Bandung: Citra Adtya Bakti. Kementrian Kesehatan ( 2018 ), Buku Panduan Germas ,, Jakarta