Makalah Hemangioma [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Lela
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HEMANGIOMA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah Dosen Pengampu : Mala Tri Marliana, S.ST., M.Kes



Disusun Oleh :



1. Cici Ni’mal Maula



CBR0190007



2. Evi Oktaviani



CBR0190012



3. Irawati



CBR0190013



4. Reza Sri Lestari



CBR0190018



5. Siti Nurlela



CBR0190021



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah dengan judul “HEMANGIOMA” Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mala Tri Marliana, S.ST., M.Kes selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi tugas yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kuningan, November 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................................. ii Daftar Isi............................................................................................................................. iii BAB I



PENDAHULUAN....................................................................................... 1



1.1



Latar Belakang............................................................................................. 1



1.2



Rumusan Masalah ....................................................................................... 1



1.3



Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1



1.4



Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2



BAB II



PEMBAHASAN ........................................................................................ 3



2.1



Definisi Hemangioma ................................................................................. 3



2.2



Klasifikasi Hemangioma ............................................................................. 3



2.3



Etiologi dan Tanda Hemangioma ............................................................... 5



2.4



Manifestasi Hemangioma ........................................................................... 6



2.5



Diagnosis Hemangioma .............................................................................. 7



2.6



Asuhan Penanganan Hemangioma .............................................................. 8



BAB III



PENUTUP................................................................................................... 13



3.1



Simpulan ..................................................................................................... 13



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit dari pada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit. Istilah hemangioma yang digunakan sangat luas. Hemangioma dipakai sebagai istilah untuk menjelaskan berbagai kelainan perkembangan vaskuler, termasuk didalamnya penyakit akibat malformasi vaskuler. Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan setelah lahir. Hemangioma merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai pada masa bayi ( 10%-12% dari seluruh anak mendekati umur 1 tahun). Meskipun dilihat dari angka kejadian hemangioma yang cukup besar pada anak-anak, tapi patogenesisnya tidah sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan yang terbaik untuk mehangioma masih controversial. Prevelensi hemangioma ±31% pada neonatus dan ±10% pada bayi sampai umur 1 tahun. Lokasi tersering hemangioma yakni pada kepala dan leher (60%), dan sekitar 20%merupakan lesi yang multiple. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hemangioma ? 1.2.2 Apasaja klasifikasi hemangioma ? 1.2.3 Bagaimana etiologi dan tanda hemangioma ? 1.2.4 Bagaimana manifestasi hemangioma ? 1.2.5 Apa diagnosis hemangioma ? 1.2.6 Bagaimana asuhan penanganan hemangioma ? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui definisi hemangioma 1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi hemangioma 1



1.3.3 Untuk mengetahui etiologi dan tanda hemangioma 1.3.4 Untuk mengetahui manifestasi hemangioma 1.3.5 Untuk mengetahui diagnosis hemangioma 1.3.6 Untuk mengetahui asuhan penanganan hemangioma 1.4 Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan yang memberikan banyak manfaat bagi ilmu kebidanan dan juga untuk mengembangkan keilmuan khususnya bidang kebidanan, yakni pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah sehingga para mahasiswa calon bidan nantinya dapat memberikan asuhan kebidanan yang optimal, khususnya mengenai masalah yang lazim terjadi pada neonatus yakni salah satunya hemangioma.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Definisi Hemangioma Hemangioma merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai pada masa bayi ( 10%-12% dari seluruh anak mendekati umur 1 tahun), ditandai dengan fase proliferasi yang berlangsung cepat selama 8 hingga 18 bulan, diikuti dengan fase involusi spontan selama 5 sampai 8 tahun. Tumor jinak ini bisa terlihat pada saat lahir ( lebih kurang 50% kasus), sisanya baru tampak pada masa satu hingga empat minggu setelah lahir. Walaupun termasuk jinak, namun secara psikologis sangat berpengaruh terhadap anak dan keluarga dan sering dipertanyakan kapan terjadi involusi spontan. Banyak ahli yang menyarankan untuk mengobati hemangioma yang berukuran > 10 cm karena besar kemungkinan terjadi giant hemangioma. Namun tidak dijelaskan berapa lama suatu hemangioma berubah menjadi giant hemangioma. Tidak ada satu ahlipun atau penelitian yang bisa memprediksi kemungkinan terjadinya giant hemangioma, sama halnya bahwa tidak ada yang dapat memprediksi kapan terjadinya involusi spontan. Di USA, hemangioma terjadi pada 10 – 12% bayi kulit putih, 1.4% pada kulit hitam, dan hanya memgenai 0.8% bayi Asia. Pada bayi prematur dengan berat badan kecil 1 kg angka kejadiannya cukup tinggi yaitu sekitar 20 – 30% sedangkan pada bayi prematur dengan berat badan 1.5 kg angka kejadiannya sama dengan pada bayi aterm. Insidensnya juga meningkat pada bayi yang lahir dari ibu yang menjalani pemeriksaan sampel air ketuban.4-6 Tidak ada penjelasan mengapa bayi perempuan mempunyai risiko tiga kali lipat menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensnya meningkat pada bayi prematur.



2.2



Klasifikasi Hemangioma Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superisial hemangioma) terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. 1. Hemangioma kapiler 3



a. Strawbery hemangiom (hemangioma simplek) Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa minggu. Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar. b. Granuloma piogenik Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan , walaupun sering disertai ineksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah. 2. Hemangioma kavernosum Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosaatau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan. Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam. 3. Hemangioma campuran Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa akan-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratoik dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam. Hemangioma yang lain diantaranya : 1. Hemangioma Infantil



4



Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir, dan tumbuh cepat dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia satu tahun hingga akhirnya terjadi involusi. Hemangioma infantil secara umum dibagi ke dalam fase proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10 tahun). 2. Hemangioma Kongenital Hemangioma kongenital tumbuh secara lengkap setelah lahir dan bisa terjadi involusi atau noninvolusi (menetap). Hemangioma umumnya mengenai kulit, terutama kepala dan leher (60%), dan anggota gerak (25%). Ukurannya sangat bervariasi mulai dari beberapa millimeter hingga sentimeter.14,15 Hemangioma dapat juga mengenai organ viseral seperti hati, limpa, usus, jatung bahkan otak yang dapat mengancam jiwa penderita. Sering tidak diketahui adanya hemangioma pada organ viseral ini sampai muncul tanda – tanda klinis yang jelas, misalnya terjadi gagal jantung pada hemangioma yang mengenai jantung, juga dapat terjadi gangguan fungsi hati jika hemangioma mengenai hati pada daerah yang cukup luas. Ada beberapa penelitian menemukan hemangioma multipel pada kulit mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk kemungkinan adanya keterlibatan organ viseral dan harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk membuktikannya. 2.3



Etiologi dan Tanda Hemangioma Patogenesis hemangioma belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast growth actor (BFGH) dan Vascular Endhotelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenensis inhibitor misalnya gamma-infterfon, tumor necrosis factorbeta, dan transforming growth factbeta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma. Tanda-tanda hemangioma : 1. Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12 bulan



5



2. Pertumbuhan ini muali menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13 tahun. 3. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur 4. Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat dibawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna kulit akhir itu umumnya akan hilang saat anak usia 7 tahun. 5. Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tetapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan. 2.4



Manifestasi Hemangioma Gambaran klinis sangat bervariasi tergantung ukuran tumor, lokasi, kedalaman dan stadium klinis. Tanda yang paling dini suatu hemangioma adalah terlihatnya warna lila pada bagian kulit yang terkena. Hemangioma jarang menimbulkan rasa sakit kecuali jika terdapat ulserasi. Kebanyakan, terutama yang berukuran ukuran besar hangat jika diraba, bahkan kadang-kadang pada daerah yang banyak aliran darah bisa terdengar suara (bruit). Kondisi seperti ini merupakan petunjuk bagi kita sedang terjadi fase involusi. Secara morfologi hemangioma dapat dikelompokkan menjadi localized, segmental, intermediate, dan multifocal. Tipe localized ditujukan pada jenis hemangioma yang tumbuh dari satu titik atau terlokalisir pada suatu area tanpa perkembangan konfigurasi linier yang jelas. Hemangioma segmental merupakan hemangioma yang berkelompok membentuk suatu konfigurasi. Sedangkan tipe intermediate adalah hemangioma yang tidak dapat dikelompokkan pada jenis localized maupun segmental, dan disebut hemangioma multifocal jika terdapat kurang dari 10 hemangioma kutis. Hemangioma bisa hanya mengenai bagian superfisial (capillary) pada 50-60% kasus, dalam (cavernosus) pada 15% kasus, atau campuran (capillarycavernosus) pada 25-35% kasus. Hemangioma jenis capillary umumnya muncul pada kulit dan jarang pada organ viseral. Bentuknya bervariasi mulai dari yang lunak, nodul merah-terang hingga ungu atau berbentuk plak yang sudah kelihatan sejak lahir, atau segera setelah 6



lahir, tumbuh dengan cepat, dan terjadi involusi spontan biasanya pada usia 5 tahun. Hemangioma dalam (cavernosus) muncul dalam berbagai bentuk, bisa keras, lentur dan bisa muncul sebagai suatu massa subkutan berwarna biru atau keunguan tanpa ada bagian yang menonjol ke permukaaan. Hemangioma campuran muncul sebagai tumor kulit berwarna merah, dengan dasar biru, dan massa subkutan yang berwarna kemerahan (25-35% kasus). 2.5



Diagnosis Hemangioma Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian, beberapa jenis hemangioma dapat disalahartikan sebagai malformasi vaskular atau jenis tumor lain, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut : 1. USG Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5 pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif



dan



spesifik



untuk



mengenali



suatu



hemangioma



infantil



dan



membedakannya dari massa jaringan lunak lain. 2. MRI MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi yang lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena). 3. CT Scan Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah. Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan atau massa lain yang menyerupai hemangioma.



7



4.



Foto Polos Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.



5.



Biopsi Kulit Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk menyingkirkan hemangioendotelioma



kaposiformis



atau



penyakit



keganasan.



Pemeriksaan



immunohistokimia dapat membantu menegakkan diagnosis. Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan biopsi ialah perdarahan. 2.7



Asuhan Penanganan Hemangioma Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi, dan dapat diobservasi hingga terjadi involusi spontan. Regresi spontan terjadi pada 80% hingga 85% kasus pada usia 9 tahun. Seperti telah dikemukakan di atas untuk memprediksi kemungkinan terjadinya giant hemangioma sangatlah sulit sehingga perlu dijelaskan pada orang tua untuk kontrol teratur 3-6 bulan sekali atau lebih cepat. Beberapa jenis hemangioma bias mengancam jiwa atau fungsi organ dan tentunya memerlukan penanganan segera. Pengobatan hemangioma masih merupakan kontroversi. Beberapa ahli lebih memilih mengobati hemangioma pada saat muncul untuk mencegah pembesaran, sebagian lagi memberikan pengobatan atas indikasi adanya gangguan kosmetik atau bila sudah mulai mengganggu fungsi organ. Pengobatan dilakukan pada hemangioma yang dapat menyebabkan komplikasi fungsional, yang dapat menimbulkan perubahan bentuk permanen, yang letaknya di tempat yang mengganggu



kosmetik



sehingga



menyebabkan



distress



psikososial,



yang



pertumbuhannya cepat atau yang permukaannya bergaung yang mengalami ulserasi. Jenis pengobatan hemangioma sangat tergantung pada ukuran, lokasi, beratnya tumor, usia pasien, dan laju involusi. Gontijo dkk, dalam suatu studi prospektif tentang hemangioma infantile menyatakan bahwa ukuran yang besar, lokasi di wajah, dan/atau morfologi tipe segmental merupakan faktor yang memperburuk prognosis hemangioma dari segi timbulnya komplikasi dan keberhasilan pengobatan. 1. Edukasi dan observasi



8



Perjalanan alamiah penyakit ini muncul cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga usia balita, antara usia 5-7 tahun. hemangioma infantil dengan ukuran yang kecil sebaiknya dilakukan observasi saja khususnya pada fase proliferasi dan fase involusi. Setelah sembuh kulit akan tampak normal atau hanya mengalami kecacatan yang minimal. Orang tua pasien perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga tidak terjadi kecemasan. 2. Pengobatan medikamentosa a. Terapi pilihan utama 1) Kortikosteroid Umumnya para klinisi memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan utama untuk mengobati hemangioma. Mekanisme yang jelas tentang peran steroid belum diketahui secara pasti, walaupun ada dugaan bahwa steroid berpengaruh terhadap hemangioma dengan cara:  Menghambat kapasitas proliferasi pericytes immature.  Intensifikasi efek vasokonstriksi epinefrin maupun norefinefrin pada pembuluh darah otot polos.  memblok reseptor estradiol pada hemangioma.  Menghambat angiogenesis Beberapa penulis mengelompokkan steroid berdasarkan cara pemberian menjadi: 1. Kortikosteroid sistemik Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai terapi medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous infantile hemangiomas tanpa komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan pada masa proliferatif, karena bila diberikan pada masa involusi kurang bermanfaat.21 Dosis yang dianjurkan inisial prednison atau prednisolon 2 – 3 mg/kg/hari, satu kali sehari pada pagi hari. Beberapa peneliti menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk menghasilkan terapi efektif, cepat, dan cukup aman, dilanjutkan hingga 6 – 8 minggu dan pada kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu. 2. Kortikosteroid intralesi



9



Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma dengan ukuran kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai ulserasi atau dengan komplikasi misalnya terjadi ifeksi berulang pada daerah lesi). Dosis yang diberikan 2 – 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2 bulan. Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan ukuran hemangioma. Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 – 8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek samping terapi kortikosteropid sistemik. Penyuntikan dapat pula dilakukan dengan interval bulanan, sehingga dapat mengurang efek samping yang tidak diinginkan, tetapi dari laporan diketahui laju respon pengobatan dengan cara ini hanya sekitar 85%. Efek samping potensial kortikosteroid intralesi antara lain, berupa, atropi kulit, anafilaksis, perdarahan, nekrosis kulit dan supresi adrenal, tetapi umumnya suntikan dapat ditoleransi dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan pada periokuler. Pada hemangioma jenis ini dosis kortikosteroid intralesi tidak boleh melebihi 3-5 mg/kg triamcinolone setiap sesi suntikan. Beberapa ahli mengemukakan bahwa pemberian kortikosteroid intralesi pada daerah periocular dikontra-indikasikan, sejak diketahui menyebabkan banyak komplikasi seperti atropi kulit, nekrosis, dan oklusi arteri retina sentral, dengan konsekuensi kebutaan. 3. Kortikosteroid topikal Kortikosteroid topikal (langsung pada daerah lesi hemangioma) biasanya efektif pada hemangioma tipe cutaneous. b. Terapi pilihan utama 1. Interferon Alfa-2a dan 2b Interferon alfa dianjurkan diberikan pada bayi dengan hemangioma yang mengancam jiwa bila terjadi kegagalan dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Sewaktu pemberian interferon alpha, status neurologis harus dimonitor secara ketat. Kedua jenis interferon alfa yaitu 2a dan 2b pernah digunakan, biasanya diberikan melalui suntikan subkutan dengan dosis 3 juta unit per m2 permukaan tubuh per hari diulang setiap minggu selama 6 bulan. Penggunaan interferon pada hemangioma masih 10



sangat terbatas karena selain harganya mahal juga belum banyak penelitian yang mendukung. 2. Vinkristin Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang gagal dengan terapi steroid sebanyak dua siklus pengobatan, yang mengalami kekambuhan dan yang tidak dapat mentoleransi pengobatan medikamentosa lain. Vinkristin mempengaruhi mitotic spindle microtubules dan merangsang proses apoptosis pada sel tumor in vitro. Ada laporan yang menyatakan bahwa vinkristin efektif digunakan pada kasus hemangioma yang mengancam jiwa yang resisten terhadap pengobatan steroid. Taki20 dkk, menyatakan bahwa pada kasus intractable Kasabach-Merritt syndrome pemberian vinkristin sangat efektif, sehingga mereka menyarankan pemakaian vinkristin pada kasus demikian. Dosis yang dianjurkan 1.5 mg/m2 per kali suntikan, jika diperlukan dapat diulang satu kali lagi dengan interval 2-3 bulan setelah suntikan pertama. 3. Bleomisin Omidvari dkk24, melaporkan pemberian bleomisin intralesi pada kasus hemangioma yang mengalami komplikasi, yaitu hemangioma yang mengalami infeksi sekunder, permukaannya bergaung dan hemangioma yang tumbuh sangat cepat. Mereka mengambil suatu kesimpulan bahwa pemberian bleomisin mudah, aman dan merupakan terapi yang efektif untuk mengobati hemangioma dengan komplikasi. Ada peneliti lain yang memberikan suntikan local bleomisin pada 210 anak dengan hemangioma kavernosus dengan tingkat keberhasilan 91.2%. Terapi dengan bleomisin tidak efektif pada hemangioma pampiniform yaitu hemangioma yang terjadi akibat malformasi vena di pleksus pampiniform pada skrotum. Dosis bleomisin intralesi 2 mg (diberikan dalam larutan 0.4mg/ml). Suntikan dapat diulang sebanyak 6-10 kali dengan interval 4-6 minggu. c. Vascular-specific Pulse Dye Laser Morelli dkk,26 melaporkan peranan pulsed dye laser pada hemangioma ulseratif. Mereka menemukan bahwa rasa sakit akibat hemangioma jenis ini akan menghilang setelah pengobatan awal pada 6 dari 10 kasus hemangioma. Dua kasus dinyatakan sembuh setelah tiga kali pengobatan. Pada satu studi retrospektif dengan 245 pasien menunjukkkan hasil yang bermakna pada 11



kelompok pengobatan dibanding kontrol. Mereka melaporkan bahwa terapi laser menunjukkan keunggulan jika dihubungkan dengan panjangnya masa pengobatan apalagi jika dihubungkan dengan hasil akhir volume dan bentuk hemangioma. d. Bedah eksisi Indikasi bedah eksisi ialah sebagai berikut: a. Hemangioma yang tumbuh secara progresif. b. Hemangioma yang mengalami infeksi berulang. c. Hemangioma yang permukaannya bergaung, sehingga ditakutkan disertai keganasan. d. Mengganggu secara kosmetika. e. Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa. f. Hemangioma yang bertangkai.



12



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai pada bayi, yang ditandai dengan fase pertumbuhan khas terdiri dari fase proliferasi dan fase involusi. Umumnya hemangioma dapat mengalami involusi secara spontan pada usia rata-rata 9 tahun dan tidak memerlukan pengobatan. Pada beberapa keadaan tidak terjadi involusi spontan atau terjadi involusi tetapi ukuran hemangioma masih besar. Banyak pilihan terapi pada hemangioma tetapi sampai saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan utama dibandingkan operasi atau terapi lain. Terapi steroid merupakan terapi pilihan utama walaupun masih banyak kontroversi sehubungan dengan efek samping yang mungkin terjadi. Pada kasus yang berat dan gagal dengan terapi steroid sebanyak 2 siklus dapat dipertimbangkan untuk melakukan operasi, radioterapi atau pemberian sitostatika seperti vinkristin dan bleomisin.



13



DAFTAR PUSTAKA



Eko Vicky, Rokhaeni. 2018. Penatalaksanan Hemangioma Kaversonal Laring. ORLI, Vol. 48 No.2 tahun 2018, 1-8. Nurfianti, Selvi. Hemangioma Pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 12 No.3 Tahun Oktober 2010, 1-7. Linda, Sinto. 2017. Hemangioma Pada Anak. CDK-253, Vol.44 No.6 Tahun 2017.



14