Makalah Hidrolika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI HIDROLIKA



DISUSUN OLEH : ABID ROHMATULLAH B.



(1541320055)



AYU HUMAIDATUN NISA



(1541320149)



DYAH AJENG RETNO P.E.P



(1541320037)



M. IQBAL FIRDAUS



(1541320100)



SHANGGA BUANA SUKMA P.



(1541320041)



4 MRK 3



PROGRAM STUDI DIV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2018



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrolika adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang perilaku zat cair, terdapat cabang ilmu yang hampir sama namun berbeda yaitu ilmu hidrolika yang mempelajari tentang air hujan debit sungai, banjir dan sejenisnya. Hidrolika merupakan salah satu topik dalam ilmu terapan dan keteknikan yang berurusan dengan sifat-sifat mekanika fluida, yang mempelajari prilaku aliran air secara mikro maupun makro. Air adalah semua air yang terdapat pada di atas maupun di bawah permukaan tanah. Airmerupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itupengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar peraradaban manusia. Secaraumum dapat disebutkan bahwa potensi air permukaan di Indonesia ditentukan oleh beberapafaktor ragawi maupun niragawi, antara lain kondisi daearah aliran sungai (DAS) dan ragam fisik sumber daya air, luas dan volume tampungnya (alami maupun buatan), pengaruh iklim, danaspek pengelolaan sumber daya air itu sendiri oleh manusia. Air bersih bersifat terbatas dan rentan terhadap pengaruh luar, sangat penting untuk menopang kehidupan, pengembangan, dan lingkungan. Karenanya dalam pengembangan danpengelolaan air harus didasarkan atas pendekatan partisipatif, melibatkan pengguna, perencana,dan pembuat keputusan di semua tingkat. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa air mempunyai nilai ekonomi dalam persaingan penggunaannya dan harus di akui sebagai barang yang bernilaiekonomi. Air yang semula hanya benda sosial berubah menjadi suatu benda ekonomi yangmemiliki fungsi sosial. Maka pengelolaan sumber daya air harus didasarkan atas pemahamanbahwa air adalah bagian dari kesatuan ekosistem, sumber daya alam, sekaligus merupakan bendasosial dan ekonomi.



1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang bias diambil sebagai berikut : 1. Bagaimana sifat-sifat cairan khususnya air ? 2. Bagaimana sistem hidrolika pada saluran terbuka dan tertutup ? 3. Bagaimana pengelolaan konsep dasar sumber air secara profesional ?



1.3 Tujuan Berikut adalah tujuan dari penerapan ilmu hidrolika pada bidang teknik sipil : 1. Untuk mengetahui sifat-sifat cairan khususnya air. 2. Untuk mengetahui jaringan system hidrolika pada saluran terbuka dan tertutup. 3. Untuk merumuskan konsp dasar pengelolaan sumber daya air yang profesional.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hidrolika Hidrolika adalah ilmu terapan dari hidronamika, sifatnya empiris, problem tiga dimensi dalam hidronamika seiring hanya dipandang sebagai fenomena dua dimensi. Dalam hidrolika juga dipelajari koefisien-koefisien aliran yang diperoleh dari studi empiris (melalui eksperimen). Symbol dan system saluran ini dipergunakan hampr diseluruh dunia adalah system satuan internasional. Contoh symbol dan system satuan adalah sebgai berikut :



Yang paling penting dari dimensi turunan ialah dimensi gaya, yang terkait langsung denganmassa, panjang, dan waktu oleh Hukum Newton kedua.Sistim Dinamis adalah sistim yangmenetapkan satuan yang didefinisikanadalah massa (M), panjang (L) dan waktu (T).Olehkarena yang didefinisikanadalah M, L, dan T, maka Sistim ini disebut sebagai Sistim MLT dankarena ukuran yang didefinisikan relatif besar maka sistim ini juga disebut sebagai Sistim Dinamis Besar. Dalam pertemuan ahliahli di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional yang ke14 padatahun 1971 ditetapkan Sistim Satuan Internasinal disingkat SI yang mengadopsiSistim Dinamis Besar



(MLT)



namun



dengan



ketentuan



lebih



terperinci.Misalnya,



dimensibesarankecepatanadalah jarak/waktu ( L/ T ) dan dimensigayaadalah massa Γ— jarak/waktuΒ²atau ML / T 2.Berikut adalah beberapa contoh besaran turunan beserta dimensinya :



Jika suatu besaran memiliki satuan yang sama pastidimensinya juga sama. Jadi dimensi, usaha,kerja, energi, energi kinetik, energi potensial, energi mekanik ataupun energi yang lain jugasama. Juga, misalnya tekanan dengan tekanan hidrostatis, gaya dengan gaya berat ataupun gaya Archimedes.



2.2 Sifat-sifat fluida air Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity),kemampatan ( compressibility),



tegangan



permukaan



(surface



tension),



dan



kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan kombinasi darisifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik melibatkan kekentalandinamik dan rapat massa. Berikut adalah sifat-sifat air : a. Kemampatan Kemampatan adalah perubahan volume karena adanya perubahan (penambahan) tekanan, yang ditunjukan oleh perbandingan antara perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal. Perbandingan tersebut dikenal dengan modulus elastisitas (k).



𝐾=βˆ’



𝑑𝑃 (



𝑑𝑉 ) 𝑉



Nilai k untuk zat air sangat besar yaitu 2,1 x 109 N/m, sehingga perubahan volume karena perubahan tekanan akan sangat kecil dan dapat diabaikan, sehingga zat cair merupakan fluida yang tidak dapat termampatkan (incompressible). b. Rapat Massa Rapat massa (𝜌) adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam bentuk massa (m) persatuan volume (V).



𝜌=



𝑀 𝑉



Dimana: M = massa (kg) V = volume (m3) Rapat massa air ( air) pada suhu 4 oC dan pada tekanan atmosfer (patm) adalah 1000 kg/m3. Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat ( ) dan rapat massa air ( air), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat ( ) dan berat jenis air ( air).



Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat dianggap tetap. c. Berat Jenis Berat jenis (g ) adalah berat benda persatuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali antara rapat massa ( ) dan percepatan gravitasi (g).



𝛾 = πœŒπ‘” Dimana : 𝛾 = berat jenis ( N/m3) 𝜌 = rapat massa (kg/dt2) g = percepatan gravitasi (m/dt2)



d. Kekentalan Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (𝜏) pada waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekulmolekul yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (πœ‡) atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis (𝜈). Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik dihubungkan dengan kekentalan kinematik sebagai berikut: πœ‡ 𝜈= 𝜌 e. Specify gravity Specify gravity adalah perbandingan berat jenis cairan terhadap berat jenis air murni pada suhu 4α΅’C



𝜈=



ᡧ 𝑐 ᡧ π‘Ž π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘›π‘–



Dimana :



ᡧ π‘Ž π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘›π‘– = 1000 kg/m3 Sedangkan untuk jenis-jenis aliran zat cair dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti berikut: a. aliran invisid dan viskos Aliran invisid adalah aliran dimana kekentalan zat cair, , dianggap nol (zat cair ideal). Sebenarnya zat cair dengan kekentalan nol tidak ada di alam, tetapi dengan anggapan tersebut akan sangat menyederhanakan permasalahan yang sangat kompleks dalam hidraulika. Karena zat cair tidak mempunyai kekentalan maka tidak terjadi tegangan geser antara partikel zat cair dan antara zat cair dan bidang batas. Pada kondisi tertentu, anggapan =0 dapat diterima untuk zat cair dengan kekentalan kecil seperti air.



Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat cair riil). Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara patikel zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Apabila zat cair riil mengalir melalui bidang batas yang diam, zat cair yang berhubungan langsung dengan bidang batas tersebut akan mempunyai kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair akan bertambah sesuai dengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran sangat dalam/lebar, di luar suatu jarak tertentu dari bidang batas, aliran tidak lagi dipengaruhi oleh hambatan bidang batas. Pada daerah tersebut kecepatan aliran hampir seragam. Bagian aliran yang berada dekat dengan bidang batas, di mana terjadi perubahan kecepatan yang besar dikenal dengan lapis batas (boundary layer). Di daerah lapis batas ini tegangan geser terbentuk di antara lapis-lapis zat cair yang bergerak denga kecepatan berbeda karena adanya kekentalan zat cair dan turbulensi yang menyebabkan partikel zat cair bergerak dari lapis yang satu ke lapis lainnya. Di luar lapis batas tersebut pengaruh tegangan geser yang terjadi karena adanya bidang batas dapat diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal.



b. aliran kompresibel dan tak kompresibel Semua fluida (termasuk zat cair) adalah kompresibel sehingga rapat massanya berubah dengan perubahan tekanan. Pada aliran mantap dengan mantap dengan perbuhan rapat massa kecil, sering dilakukan penyederhanaan dengan menganggap bahwa zat cair adalah tak kompresibel dan rapat massa adalah konstan. Oleh karena zat cair mempunyai kemampatan yang sangat kecil, maka dalam analisis mantap sering dilakukan anggapan zat cair tak kompresibel. Tetapi pada aliran tak mantap sering dilakukan melalui pipa di mana bisa terjadi perubahan tekanan yang sangat besar, maka kompresibilitas zat cair harus diperhitungkan.



c. aliran laminer dan turbulen



Aliran viskos dapat dibedakan dalam aliran laminer dan turbulen. Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminer terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar. Pada aliran turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan aliran besar, saluran besar dan zat cair mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainasi dan di laut adalah contor dari aliran turbulen.



Gambar 1. Aliran Laminer



Gambar 2. Aliran Turbulen



d. aliran mantap (steady flow) dan tak mantap (unsteady flow) Aliran mantap (steady flow) terjadi jika variabel dari aliran (seperti kecepatan V, tekanan p, rapat massa , tampang aliran A, debit Q, dsb) disembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu. Keadaan ini dapat dinyatakan dalam bentuk matematis berikut:



Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada setipa titik berubah dengan waktu:



Contoh aliran tak mantap adalah perubahan debit di dalam pipa atau saluran, aliran banjir di sungai, aliran di estuari (muara sungai) yang dipengaruhi pasang surut. Analisis dari aliran ini adalah sangat



kompleks, biasanya penyelesainnya dilakukan secara numerik dengan menggunakan komputer.



e. aliran seragam dan tak seragam aliran disebut seragam (uniform flow) apabila tidak ada perubahan besar dan arah dari kecepatan dari satu titik ke titik yang lain di sepanjang aliran. Demikian juga dengan variabel-variabel lainnya seperti tekanan, rapat massa, kedalaman. Debit, dsb.



(28) Aliran di saluran panjang dengan debit dan penampang tetap adalah contoh dari aliran seragam. Aliran tak seragam (non uniform flow) terjadi jika semua variabel aliran berubah dengan jarak, atau:



(29) Contoh dari aliran tak seragam adalah aliran di sungai atau di saluran di daerah dekat terjunan atau bendung.



f. aliran satu, dua dan tiga dimensi Dalam aliran satu dimensi (1-D), kecepatan di setiap titik pada tampang lintang mempunyai besar dan arah yang sama. Sebenarnya jenis aliran semacam ini sangat jarang terjadi. Tetapi dalam analisa hidraulika, aliarn tiga dimensi dapat disederhanakan menjadi satu dimensi berdasarkan beberapa anggapan, misalnya mengabaikan perubahan kecepatan vertikal dan melintang terhadap kecepatan pada arah memanjang. Keadaan pada tampang lintang adalah nilai rerata dari kecepatan, rapat massa, dan sifat-sifat lainnya.



Dalam aliran dua dimensi (2-D), semua partikel dianggap mengalir dalam bidang sepanjang aliran, sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada bidang tersebut. Untuk aliran di saluran yang sangat lebar, misalnya di pantai, maka anggapan aliran dua dimensi mendatar adalah lebih sesuai. Kebanyakan aliran di alam adalah tiga dimensi, di mana komponen kecepatan u,v, dan w adalah fungsi dari koordinat ruang x, y, dan z. analisa dari aliran ini adalah sangat sulit.



g. aliran rotasional dan tak rotasional Aliran rotasional terjadi apabila setiap partikel zat cair mempunyai kecepatan sudut terhadap pusat massanya. Partikel zat cair akan berotasi apabila distribusi kecepatan tidak merata. Pada aliran tak rotasional, distribusi kecepatan di dekat dinding batas merata sehingga partikel zat cair tersebut tidak berotasi terhadap pusat massanya.



Dari jenis dan sifat air tersebut, kondisi aliran air bisa dikatakan aliran Kritis, Subkritis dan Superkritis, sebagai berikut : Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai pegangan dalam menentukan dimesi bangunan ukur debit. Pada kondisi tersebut, yang disebut sebagai keadaan aliran modular bilamana suatu kondisi debutnya maksimum dan energi spesifiknya adalam minimum. Fenomena aliran modular pada pintu yang diletakkan di atas ambang untuk satu energi spesifik yang konstan (E0) dapat diidentifikasi melalui 3 (tiga) kondisi seperti berikut :



hmax



subkritis kritis superkritis



hc



Qma



Q



x Gambar 3. Hubungan antara debit dan tinggi air pada kondisi energi spesifik konstan



Aliran subkritis dan aliran superkritis dapat diketahui melalui nilai bilangan Froude (F) . Bilangan Froude tersebut membedakan jenis aliran menjadi tiga jenis yakni: Aliran kritis, Subkritis dan superkritis (Queensland Department of Natural Resources and Mines, 2004). Ketiga jenis aliran dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr = 1) dan gangguan permukaan (cth: riak yang terjadi jika sebuah batu di lempar ke dalam sungai) tidak akan bergerak/menyebar melawan arah arus. b) Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 (Fr1). Untuk aliran superkritis kedalaman relatife lebih kecil dan kecepatan relative tinggi (segala riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah mengikuti arah arus.



Kecepatan air > kecepatan gelombang hulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir.



Gambar 4. Gelombang Kritis, Subkritis, dan Superkritis



Rumus Bilangan Froude :



𝑉2 𝑉 = 1 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ = πΉπ‘Ÿ = 1 2𝑔𝐷 √2𝑔𝐷



2.3 Sistem hidrolika Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam banyak halmempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan tersebut



adalah



pada



keberadaan



permukaan



bebas'



aliran



saluran



terbukamempunyai permukaan bebas, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang saluran. Dengan demikian aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan dengan atmosfer,sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung dengan tekanan atmosfer. a. Jenis saluran Terbuka



Saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara luar (atmosfir). Saluran terbuka di klasifikasikan terhadap beberapa jenis 1. Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan asal usul ο‚·



saluran alam (natural channel) contoh / sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai besar di muara.



ο‚·



saluran buatan (artificial channel) contoh / saluran drainase tepi jalan,



saluan



irigasi



untuk



mengairi



persawahan,



saluran



pembuangan, saluran untuk membawa air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum, saluran banjir. 2. Geometri penampang melintang slauran ο‚·



geometri penampang saluran biasanya seperti berikut /saluran alam (natural channel) / tidak beraturan, bervariasi mulai dari bentuk parabola hingga trapesium.



ο‚·



saluran



buatan



berpenampang



(artificial



channel)



segiempat,segitiga,



terbuka trapepium,



/



beraturan, trapepium



ganda,lingkaran hingga parabola ο‚·



saluran buatan (artificial channel) tertutup/lingkaran, bujur sangkar, elips.



3. Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan geometri penampang melintang: ο‚·



Saluran berpenampang segi empat.



ο‚·



Saluran berpenampang trapesium



ο‚·



Saluran berpenampang segi tiga.



ο‚·



Saluran berpenampang lingkaran.



ο‚·



Saluran berpenampang parabola.



ο‚·



Saluran berpenampang segi empat dengan ujung dibulatkan ( diberi filet berjari-jari tertentu).



ο‚·



Saluran berpenampang segi tiga dengan ujung dibulatkan ( diberi filet berjari-jari tertentu).



4. Saluran buatan di lapangan :



ο‚·



Canal : semacam parit dengan kemiringan dasar yang landau, berpenampang segi empat, segi tiga, trapezium maupun lingkaran. Terbuat dari galian tanah, pasangan batu, beton atau kayu maupun logam.



ο‚·



Got Miring (chute) : semacam selokan dengan kemiringan dasar yang relatif curam.



ο‚·



Bangunan Terjun (drop structure) : semacam selokan dengan kemiringanyang tajam. perubahan muka air terjadi pada jarak yang sangat dekat.



ο‚·



Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup yang melintasi jalan ataumenerobos gundukan tanah dengan jarak yang relatif pendek.



ο‚·



Terowongan ( tunnel) : saluran tertutup yang melintasi gundukan tanahatau bukit dengan jarak yang relatif panjang.



b. Jenis Saluran Tertutup Saluran tertutup adalah saluran yang alirannya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara secara langsung kecuali oleh umum, baik perusahaan-perusahaan sebagai pendistribusian air minum, minyak maupun gas bumi. Demikian juga dengan kebutuhan air pada rumah tangga, penggunaan pipa ini paling banyak digunakan baik untuk penyaluran air bersih maupun sanitasi. 1. kehilangan Tenaga Aliran Melalui Pipa Pada zat cair yang mengalir didalam bidang batas (pipa, saluran, terbuka atau bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya



kehilangan



tenaga



pengaliran.



Apabila



pipa



mempunyai penampang konstan, maka v1 = v2 dan persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana untuk kelagan tenag akibat gesekan.



2. Pertimbangan Pemilihan Jaringan Perpipaan Kriteria Perencanaan 



Diameter pipa dihitung berdasarkan debit aliran puncak jam(peak hour).



ο‚·



Kecepatan aliran rata-rata aliran dalam pipa.



ο‚·



Jalur perpipaan harus diatur sebagai berikut : ο‚· Terletak di tanah pemerintah atau umum (misalnya dipinggir jalur umum). ο‚· Pipa yang menyebrangi jalan umum harus dilindungi.



ο‚·



Setiap sambungan (fitting) harus diberi bantalan (trust block) yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.



ο‚·



Ke dalam pipa minimal 90-120 cm untuk pipa diameter < 900 mm, dan 150 cm untuk pipa dengan diameter > 1000 mm.



ο‚·



Tekanan yang terjadi dalam pipa tidak boleh melebihi 70% tekanan pipa yang yang diijinkan.



ο‚·



Tekanan minimum pada pipa induk adalah 1 kg/cm2



3. Klasifikasi Jaringan Perpipaan Jaringan perpipaan air bersih dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ο‚·



Pipa induk (pipa utama/primer) adalah pipa distribusi air utama pada daerah tertentu sampai kepipa sekunder.



ο‚·



Pipa cabang (pipa sekunder) adalah pipa distribusi yang dipergunakan untuk membagi air dari suatu wilayah pipa primer sampai kepipa tersier.



ο‚·



Pipa pelayanan (pipa tersier) adalah pipa distribusi yang langsung kerumah-rumah (konsumen).



4. Tujuan dan pengklasifikasian jaringan perpipaan ini adalah untuk memisahkan bagian jaringan menjadi suatu sistem hidrolis tersendiri sehingga memberikan keuntungan seperti : ο‚·



Kemudahan dalam pengoperasian, sesuai dengan debit yang mengalir.



ο‚·



Mempermudah perbaikan jika terjadi kerusakan.



ο‚·



Meratakan sisa tekanan dalam jaringan perpipaan, sehingga setiap daerah pelayanan mendapatkan sisa tekanan relatif tidak jauh berbeda.



ο‚·



Mempermudah pengembangan jaringan perpipaan, sehingga jika dilakukan perluasan dan pengembangan tidak perlu mengganti jaringan yang sudah ada, dengan catatan masih memenuhi syarat kriteria hidrolis.



2.4 Pengelolaan Konsep Dasar Sumber Air secara Profesional Pengololaan



sumber



daya



air



adalah



upaya



merencanakan,



melaksanakan,memantau, dan mengevakuasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pengelolaan sumberdaya air bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat.Pengelolaannya direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu(multisektor), meenyeluruh (anta rdaerah, hulu-hilir, kualitas-kuantitas, instream-offstream, air permukaan-air tanah), berkelanjutan (antargenerasi),



berwawasan



lingkungan



(konservasi



ekosistem).Kegiatan



pengelolaan sumber daya air di lakukan secara optimum sekaligus harus menjaga kelestarian air dan sumber-sumber air serta prasarana sumber daya air. Selain itu, partisipasi masyarakat merupakan aspek penting dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya air secara adil, berkelanjutan dan mantap. Untuk pengelolaan air ini dapat didistribusikan dengan menggunakan saluran hidroliak tertutup dan terbuka, sesuai dengan lingkungan dan ketentuan slauran tersebut.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini diantaranya : 1.



Hidrolika adalah ilmu terapan dari hidronamika, sifatnya empiris, problem tiga dimensi dalam hidronamika seiring hanya dipandang sebagai fenomena dua dimensi. Dalam hidrolika juga dipelajari koefisien-koefisien aliran yang diperoleh dari studi empiris (melalui eksperimen).Macam dari sumber air diantaranya : sumber air hujan, air permukaan, dan air dalam tanah ( Ground water ).



2.



Terdapat sifat-sifat fluida air (kemampatan, Specify gravity, kekentala, berat jenis, dan rapat massa)



3.



Untuk penyedia saluran hidrolika ini terbagi emnjadi dua yaitu slauran tertutup dan saluran terbuka, untuk penggunaan tergantung kondisi lingkungan dan juga kebutuhan.



4.



Kegiatan pengelolaan sumber daya air di lakukan secara optimum sekaligus harusmenjaga kelestarian air dan sumber-sumber air serta prasarana sumber daya air. Selain itu, partisipasi masyarakat merupakan aspek penting dalam mengembangkan danmengelola sumber daya air secara adil, berkelanjutan dan mantap.



3.2 Saran Saran dari makalah ini diantaranya : 1. Untuk masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran untuk menjaga kelestarian alam sekitar sehingga kualitas ketersediaan air dan jaringan air yang di daerah mereka tetap bagus dan tidak tercemar.



DAFTAR PUSTAKA Maryono, Agus dan W.Muth. 2003. Hidrolika Terapan. Jakarta: PT Penebar Swadaya https://www.academia.edu/34501575/Dimensi_dan_Satuan https://www.academia.edu/8747750/Sifat-Sifat_Fluida https://www.scribd.com/doc/99078390/tugas-makalah-hidrolika https://www.scribd.com/doc/268712079/saluran-tertutup https://www.academia.edu/8590797/2._SALURAN_TERBUKA_DAN_SIFAT -SIFATNYA https://www.academia.edu/30960222/HIDRAULIKA_1_PROF._DR._IR._BA MBANG_TRIATMOJO_CES._DEA..pdf