Makalah Hiponatremia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Larutan elektrolit sangat penting untuk proses kehidupan dalam tubuh manusia. Gangguan sistem elektrolit dapat menyebabkan tidak berfungsinya sistem metabolisme termasuk gangguan sistem enzim dan gangguan potensial listrik dalam tubuh. Elektrolit dalam tubuh manusia terletak di dalam dan di luar1. Ion Na merupakan ion yang utama di luar sel. Kadar ion Na di luar sel adalah 145 meq/L dan di dalam sel adalah 10 meq/L. Keadaan keseimbangan ini dipertahankan oleh sistem pompa Na-K-ATP-ase. Karena merupakan partikel dengan jumlah yang terbesar maka kadar ion Na sangat menentukan pengaruhnya dalam hal osmolitas cairan ekstra sel. Osmolitas darah juga ditentukan oleh kadar ureum dan glukosa darah. Ureum sifatnya tidak dapat mengikat cairan ekstra sel, sehingga osmolitas yang efektif hanya dipengaruhi oleh ion Na dan glukosa. Dalam keadaan normal osmolitas cairan glukosa dan urea adalah kurang dari 10 mosmol/kg sehingga osmolitas darah yang efektif dapat dikatakan hanya ditentukan oleh kadar ion Na dalam plasma1. Garam sangat penting bagi manusia. Garam dibutuhkan oleh tubuh diantaranya untuk proses metabolisme dan untuk mengatur cairan tubuh, fungsi saraf dan otak. Karena garam diperlukan oleh tubuh, maka tubuh kita jangan sampai kekurangan garam, atau istilahnya hiponatremia. Hiponatremia merupakan gangguan pada garam darah dimana kandungan natriumnya lebih rendah dari normal ( di bawah 135 meq/L ). Hiponatremia umumnya terjadi pada manusia dewasa dan dapat mengakibatkan gangguan hormonal. Walaupun tidak memiliki efek secara langsung, hiponatremia dapat menyebabkan pembengkakan otak dan kematiaan1.



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Hiponatremia Hiponatremia adalah sebuah gangguan elektrolit (gangguan pada garam dalam darah) dimana konsentrasi natrium dalam plasma lebih rendah dari normal, khususnya di bawah 135 meq/L. Sebagian besar kasus hiponatremia terjadi dalam hasil orang dewasa dari jumlah berlebih atau efek dari hormon penahan air yang dikenal dengan nama hormon antidiuretik2. Hiponatremia paling sering merupakan komplikasi dari penyakit medis lain yang dimana banyak cairan kaya natrium yang hilang ( misalnya karena diare atau muntah ), atau kelebihan air yang terakumulasi dalam tubuh pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat dieksresikan. Mengenai hilangnya natrium sebagai penyebab hiponatremia, penting untuk dicatat bahwa kerugian tersebut mempromosikan hiponatremia secara tidak langsung. Secara khusus, hiponatremia yang terjadi dalam hubungan dengan hilangnya natrium tidak mencerminkan ketersediaan natrium memadai sebagai akibat dari kerugian. Sebaliknya, hilangnya natrium menyebabkan keadaan deplesi volume, dengan deplesi volume melayani sebagai sinyal untuk pelepasan ADH. Sebagai hasil ADH dirangsang retensi air, natrium darah menjadi hasil diencerkan dan hiponatremia2.



2.2 Patofisiologi hiponatremia Etiologi hiponatremia dapat dikategorikan dalam tiga cara patofisiologi utama berdasarkan osmolalitas plasma4. 1. Hipertonik hiponatremia, disebabkan oleh penyerapan air yang ditarik oleh osmol seperti glukosa ( hiperglikemia atau diabetes ) atau manitol ( infus hipertonik ).



2



2. Hiponatremia isotonik, lebih sering disebut pseudohiponatremia disebabkan



oleh



kesalahan



laboraturium



karena



hipertrigliseridemia atau hiperparaproteinemia. 3. Hiponatremia hipotonik sejauh ini merupakan jenis yang paling umum. Hiponatremia hipotonik dikategorikan dalam 3 cara berdasarkan status volume pasien darah. 1.



Hipervolemik hiponatremia dimana ada penurunan volume sirkulasi efektif walaupun volume total tubuh meningkat. Volume menurun beredar efektif menstimulasi pelepasan ADH yang menyebabkan retensi air. Hipervolemik hiponatremia yang paling umum akibat dari gagal jantung kongensif, gagal hati atau penyakit ginjal.



2. Euvolemik



hiponatremia



dimana



peningkatan



ADH



sekunder baik fisiolagis namun rilis ADH yang berlebihan ( seperti mual atau sakit parah ) atau disebabkan oleh sekresi yang tidak pantas dan non- fisiologis ADH, yaitu sindrom hipersekresi hormon antidiuretik tidak pantas ( SIADH ). 3. Hipernatremia



hipovolemik



dimana



sekresi



ADH



dirangsang oleh deplesi volume. Klasifikasi volemik gagal memasukkan hiponatremia palsu dan artifikulasi yang dibahas dalam klasifikasi osmolar.



3



algoritma Hiponatremia.



2.3 Tanda dan gejala hiponatremia Gejala hiponatremia adalah mual dan muntah, sakit kepala, kebingungan, kelesuan, kelelahan, kehilangan nafsu makan, gelisah dan iritabilitas, kelemahan otot, kejang, kram, penurunan kesadaran atau koma. Kehadiran dan keparahan gejala yang berhubungan dengan tingkat natrium serum, dengan tingkat terendah natrium serum berhubungan dengan gejala lebih menonjol dan serius. Namun, data yang muncul menunjukkan bahwa hiponatremia ringan ( kadar natrium serum pada 131 meq/L atau di atas ) terkait dengan berbagai komplikasi dan gejala tidak terdiagnosis. Banyak penyakit medis seperti gagal jantung, gagal hati, gagal ginjal atau pneumonia dapat berhubungan dengan hiponatremia5. .



4



Ketika natrium dalam darah menjadi terlalu rendah, kelebihan air masuk sel dan menyebabkan sel-sel membengkak. Pembengkakan di otak sangat berbahaya karena otak dibatasi oleh tengkorak dan tidak mampu berkembang. Gejala neurologis yang paling sering adalah karena sangat rendah kadar natrium serum ( biasanya kurang dari 115 meq/L ), mengakibatkan pergeseran cairan osmotik dan edema otak. Kompleks gejala neurologis dapat menyebabkan herniasi batang otak tentorial dengan komperasi berikutnya dan pernapasan, mengakibatkan kematian pada kasus yang paling parah. Tingkat keparahan gejala- gejala neurologis berhubungan dengan kecepatan dan tingkat keparahan penurunan serum sodium. Penurunan bertahap, bahkan untuk tingkat yang sangat rendah, dapat ditoleransi dengan baik jika terjadi selama selama beberapa hari atau minggu, karena adaptasi saraf5.



2.4 Penyebab hiponatremia Tingkat sodium yang rendah dalam darah mengakibatkan kelebihan air atau cairan dalam tubuh, mengencerkan jumlah yang normal dari sodium sehingga konsentrasinya nampak rendah. Tipe hiponatremia ini dapat menjadi hasil dari kondisi- kondisi kronis seperti gagal ginjal (ketika kelebihan cairan tidak dapat diekskresikan secara efisien) dan gagal jantung, dimana kelebihan cairan terakumulasi dalam tubuh. SIADH (sindrom of inappropriate anti-diuretik hormon) adalah penyakit dimana tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon anti-diuretik, berakibat pada penahanan air dalam tubuh. Mengkonsumsi air yang berlebihan, contohnya selama latihan yang berat, tanpa penggantian sodium yang cukup, dapat juga berakibat pada hiponatremia3. Hiponatremia juga terjadi ketika sodium hilang dari tubuh atau ketika sodium dan cairan hilang dari tubuh, contohnya selama berkeringat yang berkepanjangan dan muntah atau diare yang parah. Kondisi- kondisi medis adakalanya dihubungkan dengan hiponatremia adalah kekurangan adrenal, hypothyroidism dan sirosis hati. Sejumlah obat- obatan juga dapat



5



menurunkan tingkat sodium dalam darah contohnya adalah obat-obatan diuretik, vasopresin, dan sulfonylurea3.



2.5 Pengaruh Hiponatremia terhadap Kesehatan Hiponatremia kronis dapat mengakibatkan komplikasi seperti gangguan neurologis. Komplikasi untuk hiponatremia kronis yang paling berbahaya adalah bagi pasien gariatri. Falls adalah penyebab utama kematian yang berkaitan dengan cedera antara orang- orang yang berusia di atas 65 tahun. Hiponatremia akut dapat mengakibatkan banyak komplikasi yang lebih serius termasuk penyakit otak, herniasi otak, penangkapan cardiopulmunori, edema serebral, kejang, koma, dan kematian5



6



2.6.Pengobatan hiponatremia



Bila kaadaan hiponatremia sampai menimbulkan gejala, tujuan pengobatan yang utama adalah menjaga agar kadar Na plasma tidak kurang dari 120 meq/L. Seperti yang diketahui hiponatremia dapat disebabkan kehilangan Na atau K dan karena retriksi air, sehingga pengobatan ditujukan pada sasaran- sasaran ini6. Kehilangan Na dapat dihitung berdasarkan rumus: Kehilangan Na total = 0,6 x BB x ( 140 – kadar Na plasma ) Bila disertai kehilangan cairan, maka rumusnya: Kehilangan Na total= 0,6 x BB x (140- kadar Na plasma ) + 140 x BB x ( 1- Na plasma/ 140) Kelebihan cairan = 0,6 x BB x ( 1- Na plasma/ 140 ) Pada keadaan hiponatremia yang disertai hipokolemia ( diare, muntah, diuretik ), dengan melakukan koreksi K saja, hiponatremia dapat kembali normal. Jadi pada dasarnya bila hiponatremia menimbulkan gejala, pengobatan dalam larutan dalam larutan NaCl 3 % baru perlu diberikan dengan segera ( kadar Na dalam larutan ini adalah 513 meq/L). Bila tidak menimbulkan gejala, pengobatan ditujukan pada penyebabnya yaitu larutan NaCl isotonis pada kehilangan natrium dan retriksi cairan pada kasus dengan kelebihan cairan7.



7



Sebagai dasar pengobatan dapat diberikan gambaran seperti di bawah ini: NaCl diberikan pada7: -



Deplesi cairan



-



Insufisiensi adrenal



-



Hiponatremia karena diuretic



-



Polidipsia yang psikogen



-



Gagal ginjal



8



BAB III SIMPULAN dan SARAN 3.1 Simpulan Larutan elektrolit sangat penting untuk proses kehidupan dalam tubuh manusia. Gangguan sistem elektrolit dapat menyebabkan tidak berfungsinya sistem metabolisme termasuk gangguan sistem enzim dan gangguan potensial listrik dalam tubuh. Ion Na merupakan ion yang utama di luar sel. Kadar ion Na di luar sel adalah 145 meq/L dan di dalam sel adalah 10 meq/L. Keadaan keseimbangan ini dipertahankan oleh sistem pompa Na-K-ATP-ase. Karena merupakan partikel dengan jumlah yang terbesar maka kadar ion Na sangat menentukan pengaruhnya dalam hal osmolitas cairan ekstra sel. Hiponatremia adalah sebuah gangguan elektrolit (gangguan pada garam dalam darah) dimana konsentrasi natrium dalam plasma lebih rendah dari normal, khususnya di bawah 135 meq/L. Hiponatremia umumnya terjadi pada manusia dewasa dan dapat mengakibatkan gangguan hormonal. Walaupun tidak memiliki efek secara langsung, hiponatremia dapat menyebabkan pembengkakan otak dan kematiaan.



3.2 Saran Larutan elektrolit sangat dibutuhkan oleh tubuh. Gangguan pada sistem elektrolit dapat menyebabkan tidak berfungsinya sistem metabolisme termasuk gangguan potensial listrik dalam tubuh. Untuk mencegah terjadinya hiponatremia disarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, selalu berolahraga dan banyak mengkonsumsi minuman yang banyak mengandung elektrolit terutama ion Na



9