Makalah Investasi Pada Instrumen Ekuitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TERSTRUKTUR



DOSEN PEMBIMBING



Akuntansi Keuangan Lanjutan 1



Jasmina Syafe’i, S.E., M.Ak.CA.



UIN SUSKA RIAU MATERI KAJIAN : “INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS” Di susun oleh : Sinta Vayendora



(11870324190)



Sri Mustika Sari



(11870324056)



Syarifah Nuraini



(11870324037)



SEMESTER LIMA / LOKAL D FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF QASIM RIAU 2020



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpah nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I dengan judul “ Investasi Pada Instrumen Ekuitas”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Jasmina Syafe’i, S.E., M.Ak.CA. yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.



Selasa, 20 oktober 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar.....................................................................................................................



ii



Daftar Isi.............................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................



1



1.1 Latar Belakang.........................................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................



1



1.3 Tujuan......................................................................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................



2



2.1 Karakteristik & Metode Investasi pada Instrumen Ekuitas....................................



2



2.2 Metode Biaya dan Nilai Wajar...............................................................................



4



2.3 Metode Ekuitas ......................................................................................................



5



2.4 Isu Lain eputar Metode Ekuitas ............................................................................. 12 BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16 3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 16 3.2 Saran ...................................................................................................................... 16 Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 17



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan  penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat  posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan  perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana karakteristik dan metode atas investasi pada instrumen ekuitas? 2. Bagaimana metode biaya dan nilai wajar ? 3. Bagaimana tentang metode ekuitas ? 4. Bagaimana tentang isu lain seputar metode ekuitas ? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan metode atas investasi pada instrumen ekuitas. 2. Untuk mengetahui bagaimana metode biaya dan nilai wajar. 3. Untuk mengetahui metode ekuitas. 4. Untuk mengetahui isu lain seputar metode ekuitas.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 KARAKTERISTIK DAN METODE ATAS INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS 1. Karakteristik investasi pada instrument ekuitas a. Definisi Instrumen Ekuitas Dan Investasi Pada Instrumen Ekuitas Menurut PSAK 50 (Revisi 2014) InstrumentKeuangan : Penyajian, instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residualatas asset suatu antitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Pada Perseroan Terbatas , hak residual ini terdapat pada sahamsehingga instrumen ekuitas yang akan dibahas pada bab ini adalah saham biasa. Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan kepemilikan atas sahamyang diterbitkan oleh entitas lain. Pada PSAK 50 ( Revisi 2014 ) dinyatakan  bahwa investasi pada instrument ekuitas yang diterbitkan entitas lain memenuhi definisi instrument keuangan, yaitu asset keuangan. Pihak yang memperoleh kepemilikan saham disebut investor sedangkan pihak yang menerbitkan saham disebut investor. b. Karakteristik Saham Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk : 1) Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2) Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. 3) Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini. Hak suara yang dimiliki oleh investor memungkinkan investor memengaruhi atau mengendalikan keputusan atau kebijakan pada Perseroan Terbatas. Karakteristik inilah yang membedakan dengan investasi pada instrumen utang, dimana hak investor  pada instrument utang hanya sebatas penerimaan bunga dan pengembalian pokok utang. Sedangkan hak investor atas investasi pada instrument ekuitas tidak hanya sebatas penerimaan dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Dampak atas keberadaan hak suara inilah yang menyebabkan pengaruh investor terhadap investee 2



menjadi  berbeda-beda. Tingkat pengaruh investor atas investee dibahas dalam beberapa PSAK terkait seperti PSAK 15 (Revisi 2014 ) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama an PSAK 65 ( Revisi 2014 ) Laporan Keuangan Konsolidasian. c. Pengaruh Signifikan Pengaruh signifikan oleh investor umumnya dapat dibuktikan dengan satu atau lebih indikator berikut : 1) Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee 2) Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya. 3) Adanya transaksi material antara entitas dengan investee 4) Pertukaran personel manajerial. 5) Penyediaan informasi teknis pokok. Dalam



menentukan



pengaruh



signifikan



ataupun



pengendalian



harus



mempertimbangkan hak suara potensial yang berasal dari waran, opsi beli saham, instrument utang atau instrument ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrument sejenis lain yang mempunyai potensi untuk menambah hak suara investor atau mengurangi hak suara investor lain. 2. Metode Akuntansi Atas Investasi Pada Instrumen Ekuitas a.



Metode Biaya Dan Nilai Wajar Dalam PSAK 55 (Revisi 2014), aset keuangan berupa investasi pada instrumen ekuitas diukur pada nilai wajar, sedangkan investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, dapat diukur pada biaya perolehan. Pada metode biaya, investasi diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya, sehingga jika tidak terdapat penambahan atau penjualan sebagian atas investasi tersebut, maka nilai investasi tidak akan berubah dan disajikan juga sebesar biaya perolehan. Karena acuan pengakuan, pengukuran, dan  penyajian adalah biaya perolehan, maka disebut dengan metode biaya. Sementara itu pada metode nilai wajar investasi pada awalnya diakui sebesar biaya  perolehan. Namun, selanjutnya diukur pada nilai wajar dan 3



disajikan pada nilai wajar tanggal pelaporan. Oleh karena acuan pengukuran dan penyajian adalah nilai wajar, maka disebut dengan metode nilai wajar. Pembahasan lebih dalam atas metode biaya dan nilai wajar akan dipaparkan pada bagian berikutnya. b.



Metode Ekuitas Entitas (investee) di mana investor mempunyai pengaruh signifikan disebut antitas asosiasi. Pada metode akuitas , investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, namun selanjutnya diukur dan disajikan sesuai dengan nilai ekuitas entitas asosiasi secara proporsional. Karena acuan pengukuran dan penyajian atas nilai tercatat investasi adalah nilai ekuitas entitas asosiasi, maka disebut dengan metode ekuitas.



2.2 METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR 1. Pengakuan dan pengukuran Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar baiaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika investee mengumumkan dividen, investor mengakuinya sebagai pendapatan secara proporsional atas kepemilikan sahamnya. Nilai investasi denga metode biaya hanya berubah jika ditambah, dijual atau mengalami penurunan nilai. Sedangkan pada metode nilai wajar, perlakuan akuntansinya hampir sama denga metode biaya, kecuali setelah pengakuan awal, investasi diukur pada nilai wajar. 2. Penyajian dan Pengungkapan Pada metode biaya, investasi disajikan tetap sebesar biaya perolehan yang juga merupakan nilai tercatatnya. Sedangkan pada metode nilai wajar, nilai tercatat investasi disesuaikan terhadap nilai wajar pada tanggal pelaporan sesuai ketentuan pada PSAK 55 (Revisi 2014).



4



2.3 METODE EKUITAS 1. Pengakuan dan Pengukuran Berdasarkan PSAK 15 (Revisi 2014) , investasi denga metode ekuitas pada awalnya diakui



sebesar



biaya



perolehan.



Setelah



pengakuan



awal,



investasi



diukur



secaraproporsional terhadap nilai ekuitas entitas asosiasi. Perubahan atas nilai ekuitas entitas asosiasi di antaranya dapat terjadi akibat : 1) Pengakuan laba atau rugi bersih entitas asosiasi (meningkat atau menurun) 2) Pembagian dividen oleh entitas asosiasi (menurun) 3) Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi (meningkat atau menurun). Dengan demikian, investor menurunkan nilai tercatat investasinya secara proporsional karena nilai ekuitas entitas asosiasi turun jika dividen diumumkan. Sebaliknya, nilai tercatat investasiakan meningkat secara proporsional karena nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat jika laba bersih diakui. Demikian juga entitas asosiasi mengakui penghasilan komprehensif lain yang bersifat laba (rugi), maka nilai ekuitas entitas asosiasi naik (turun) sehingga nilai tercatat investasi menjadi meningkat (turun) secara proporsional. Nilai tercatat investasi juga dapat turun akibat penurunan nilai, seperti halnya aset pada umumya. Contoh metode Ekuitas: Pada tanggal 10 Januari 2015, investor A memiliki investasi sebesar 20% atas saham beredar investee dengan biaya perolehan Rp 300.000.000. Setelah dilakukan analisis atas kepemilikan tersebut, investor A memiliki pengaruh signifikan atas investee. Selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar Rp 100.000.000, melaporkan laba bersih sebesar Rp 200.000.000, dan mengakui surplus revaluasi atas aset tetap senilai Rp 30.000.000. Ketika perolehan awal, investor A mengakui investasi sebesar biaya perolehan dengan jurnal :



5



10 Januari 2015 Investasi pada Entitas 300.000.000 Asosiasi Kas



300.000.000



Mencatat pengakuan perolehan awal investasi Pada saat investee mengumumkan dividen, investor A tidak mengakuinya sebagai pendapatan melainkan mengurangi nilai tercatat investasi sebesar 20% x Rp 100.000.000 dengan jurnal : 1 April 2015 Piutang Dividen



300.000.000



Investasi pada Entitas



300.000.000



Asosiasi Mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen. Pengakuan bagian laba bersih oleh investee mengakibatkan nilai ekuitasnya meningkat sehingga investor juga meningkatkan nilai tercatat investasinya sebesar Rp 40.000.000 (20% x Rp 200.000.000) dengan jurnal : 31 Desember 2015 Investasi pada Entitas 40.000.000 Asosiasi Bagian Laba Entitas



40.000.000



Asosiasi Mencatat pengakuan bagian laba atas entitas asosiasi Sedangkan pengakuan surplus revaluasi atas aset tetap oleh investee juga mengakibatkan peningkatan nilai ekuitas, sehingga investor juga mengakui peningkatan nilai tercatat investasi sebesar Rp 6.000.000 (20% x Rp 30.000.000) jurnal  



31 Desember 2015 6



Investasi pada Entitas 6.000.000 Asosiasi Penghasilan



6.000.000



Komprehensif Lain Mencatat pengakuan perolehan awal investasi  Nilai



tercatat



investasi



akhir



tahun



2015



menjadi



Rp



326.000.000



(300.000.000 –  20.000.000 + 40.000.000 + 6.000.000) 2. Alokasi Selisih atas Biaya Perolehan Investasi Biaya perolehan investasi biasa berbeda dengan proporsi atas nilai tercatat ekuitas atau nilai wajar aset neto. PSAK 15 (Revisi 2014) menyatakan bahwa pada saat  perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee dicatat dengan cara sebagai berikut : 1) Goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk dalam jumlah tercatat investasi. Amortisasi goodwill tersebut tidak diperkenankan. 2) Setiap selisih lebih bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee terhadap biaya perolehan investasi dimasukkan sebagai penghasilan dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau ventura bersama pada periode investasi diperoleh. Contoh 2.4 Alokasi selisih atas biaya perolehan investasi Pada tanggal 10 Januari 2015, Investor B memiliki investasi dengan kepemilikan 40% atas saham investee. Biaya perolehan investasi tersebut sebesar Rp. 430.000.000 dan ekuitas investee saat itu terdiri dari saham biasa dan saldo laba yang masing-masing nilainya Rp. 800.000.000 dan Rp. 200.000.000. selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar Rp. 40.000.000, melaporkan laba  bersih sebesar Rp. 100.000.000. nilai tercatat aset dan liabilitas teridentifikasi pada umumnya sama dengan nilai wajarnya, kecuali unuk aset dan liabilitas pada Tabel 2.3.  persediaan diperkirakan akan terjual semua pada tahun 2015. Mesin memiliki sisa masa manfaat 4 tahun. Utang bank akan jatuh tempo selama 4 tahun lagi. TABEL 2.3 Perbandingan Nilai Tercatat dengan Nilai Wajar 7



Akun Persediaan Tanah Mesin nilai



Nilai tercatat 50.000.000 500.000.000 200.000.000



Nilai wajar 55.000.000 600.000.000 160.000.000



neto Utang bank 300.000.000 330.000.000 Langkah pertama adalah menganalisis apakah terdapat selisih antara biaya perolehan dengan proporsi nilai ekuitas dan nilai wajar aset neto. Caranya adalah dengan membuat perhitungan sebagai berikut. Keterangan



Jumlah



Biaya Perolehan



430.000.000  



Nilai tercatat ekuitas (40% x 1.000.000.000)



400.000.000



Selisih (Differential)



30.000.000



Alokasi



Total Selisih



Proporsi Selisih



Amortisasi



Persediaan



5.000.000



2.000.000



(2.000.000)



Tanah



100.000.000



40.000.000



Mesin



(40.000.000)



(16.000.000)



4.000.000



Utang Bank



(30.000.000)



(12.000.000)



3.000.000



Goodwill



16.000.000



Jumlah Alokasi



30.000.000



-



-



Selisih antara biaya perolehan dengan produksi nilai tercatat ekuitas investee (differential ) adalah Rp. 30.000.000. Selisih ini harus dialokasikan terhadap aset dan liabilitas teridentifikasi, yaitu yang berbeda antara nilai tercatat dan nilai wajarnya. Dalam hal ini adalah persediaan, tanah, mesin dan utang bank. Jika masih terdapat sisa atas alokasi, maka diakui sebagai goodwill Alternatif untuk menghitung goodwill adalah dengan membandingkan biaya perolehan dengan proporsi nilai wajar aset neto investee. Jika nilai tercatat aset bersih (ekuitas) adalah Rp. 1.000.000.000 dan selisih nilai wajar dengan nilai tercatat keseluruhan adalah Rp. 35.000.000, maka nilai wajar aset neto menjadi Rp. 1.035.000.000. Nilai goodwill adalah Rp. 430.000.000 - Rp. 414.000.000 (40% x Rp. 1.035.000.000 ) = Rp. 16.000.000. Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat, dan sebaliknya.



8



Alokasi terhadap liabilitas teridentifikasi akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat dan sebaliknya. Langkah selanjutnya adalah membuat jurnal selama tahun 2015, yaitu jurnal perolehan investasi : 10 Januari 2015 Investasi



pada



entitas 430.000.000



asosiasi kas



430.000.000



Mencatat pengakuan investasi awal Pada saat investee mengumumkan dividen, Investor B mengurangi nilai tercatat investasi sebesar 40% x Rp. 40.000.000 dengan jurnal : 1 April 2015 Piutang deviden Investasi



pada



16.000.000 entitas



16.000.000



asosiasi Mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen Pengakuan laba bersih oleh investee mengakibatkan nilai ekuitasnya meningkat sehingga investor juga meningkatkan nilai tercatat investasinya sebesar Rp.40.000.000 (40% x Rp. 100.000.000 ) dengan jurnal : 31 Desember 2015 Investasi



pada



entitas 40.000.000



asosiasi Bagian laba atas entitas



40.000.000



asosiasi Mencatat pengakuan bagian laba atas entitas asosiasi Amortisasi atas alokasi ke persediaan dilakukan sekaligus karena persediaan diperkirakan terjual semua tahun 2015. Alokasi atas persediaan bernilai posistif, sehingga amortisasinya bernilai negatif. Amortisasi negatif berarti dilakukan dengan menurunkan



9



nilai tercatat investasi, dan sebaliknya. Berikut jurnal terkait amortisasi sekaligus atas alokasi kepersediaan : 31 Desember 2015 Bagian laba entitas asosiasi Investasi



pada



2.000.000



entitas



2.000.000



asosiasi Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap persediaan. Amortisasi atas alokasi ke mesin dilakukan selama 4 tahun yaitu Rp. 4.000.000 per tahun. Alokasi atas mesin bernilai negatif, sehingga amortisasinya bernilai positif. Berikut jurnal terkait amortisasi atas alokasi pada mesin : 31 Desember 2015 Investasi



pada



entitas 4.000.000



asosiasi bagian laba atas entitas



4.000.000



asosiasi Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap mesin. Amortisasi atas alokasi ke utang bank dilakukan selama 4 tahun yaitu Rp. 3.000.000 per tahun. Alokasi atas utang Bank bernilai negatif, sehingga nilai amortisasinya bernilai positif. berikut jurnal terkait amortisasi atas alokasi pada utang bank : 31 Desember 2015 Investasi



pada



entitas 3.000.000



asosiasi Bagian laba atas entitas



3.000.000



asosiasi Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap mesin. Jurnal amortisasi atas alokasi di atas dapat juga digabung menjadi satu jurnal agar lebih praktis. Nilai tercatat investasi pada akhir tahun 2015 menjadi Rp. 459.000.000 yaitu : Saldo awal



430.000.000



Dividen diterima



(16.000.000)



Bagian laba entitas asosiasi



40.000.000



10



Amortisasi atas alokasi persediaan



(2.000.000)



Amortisasi atas alokasi mesin



4.000.000



Amortisasi atas alokasi utang bank



3.000.000



Saldo akhir



459.000.000



Nilai tercatat investasi tersebut akan menjadi nilai tercatat awal tahun 2016. Saldo  bagian laba atas entitas asosiasi yang diakui tahun 2015 adalah Rp. 45.000.000 yaitu : Bagian laba entitas asosiasi



40.000.000



Amortisasi atas alokasi persediaan



(2.000.000)



Amortisasi atas alokasi mesin



4.000.000



Amortisasi atas alokasi utang bank



3.000.000



Saldo akhir



45.000.00



Pendapatan tersebut diakui di Laporan Laba Rugi dan tidak diakumulasikan pada tahuntahun berikutnya. Untuk tahun-tahun berikutnya, penyesuaian yang sama tetap dilakukan atas alokasi ke mesin dan utang bank sampai habis masa manfaat atau jangka waktunya. Sedangkan alokasi ke tanah akan diakui di Investor B jika tanah tersebut dijual investee ke pihak lain. 3. Penghentian Pengakuan Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investasinya berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi (hilangnya pengaruh signifikan), yaitu ketika : 1) Investasi menjadi investasi pada anak perusahaan, maka investor mencatat investasinya sesuai dengan PSAK 22 (Revisi 2010) dan PSAK 65. 2) Menjual sebagian investasinya dan sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan aset keuangan, maka investor mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar sesuai PSAK 55 (Revisi 2014). Investor mengakui dalam laba rugi selisih apa pun antara : a. Nilai wajar sisa kepentingan apa pun dan hasil apa pun dari epelepasan sebagian kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama ; dan b. Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan. 11



Ketika investor menghentikan penggunaan metode ekuitas, maka seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui oleh investor dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor pada entitas asosiasi berkurang, tetapi investor tetap menerapkan metode ekuitas, maka investor mereklasifikasi ke laba rugi  proporsi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain. 4. Penyajian dan Pengungkapan Pada metode ekuitas,investasi disajikan pada nilai tercatatnya. Sedangkan Bagian Laba atas entitas asosiasi di sajikan dalam Laporan Laba Rugi dalam pos tersendiri. Pengungkapan yang disyaratkan PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain terkait investasi pada entitas asosiasi adalah untuk setiap entitas asosiasi yang material bagi entitas pelapor : 1) Nama pengaturan bersama atu entitas asosiasi; 2) Sifat hubungan entitas dengan pengaturan bersama atau entitas asosiasi (sebagi contoh, dengan menggambarkan sifat aktivitas pengaturan bersama dan entitas asosiasi dan apakah mereka strategis terhadap aktivitas entitas); 3) Lokasi utama kegiatan usaha (dan negara tempat pendirian, jika dpat diterapkan dan berbeda dari lokasi utama kegiatan usaha) pengaturan bersama atau entitas asosiasi; 4) Proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh entitas dan, jika  berbeda, proporsi hak suara yang dimiliki (jika dapat diterapkan) 2.4 ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS 1. Nilai tercatat investasi negatif pada metode ekuitas Nilai Tercatat Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian investor terhadap rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi nol, tambahan kerugian dicadangkan. Jika entitas asosiasi pada periode selanjutnya melaporkan laba, maka investor mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagiannya atas laba tersebut sama dengan bagian atas rugi yang belum diakui (dicadangkan)



12



Contoh Nilai Tercatat Investasi Negatif Pada awal tahun 2015, investor D memiliki investasi sebesar 40% atas saham beredar entitas asosiasi dengan nilai tercatat kp200,000.000, Selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar Rpl00.000.000, melaporkan rugi bersih sebesar Rp450.000.000, Pada saat entitas asosiasi mengumumkan dividen, investor D mengurangi nilai tercatat investasi sebesar 40% x Rp100.000.000 dengan jurnal: 1 April 2015 Piutang Dividen (D)



40.000.000



Investasi pada Entitas Asosiasi (K)



40.000.000



Mencatat pengakuan plutang atas pengumuman dividen



Pengakuan bagian rugi bersih entitas asosiasi mengakibatkan menurunnya nilai tercatat investasinya sebesar Rpl80.000.000 (40% x Rp450.000.000). Namun nilai tercatat investasi terkini adalah Rpl60.000.000 (Rp200.000.000 Rp40.000.000) sehingga investor D hanya bisa mengurangi nilai tercatat investasinya sebesar Rp160.000.000 sampai menjadi nol dan sisa Rp20.000.000 dicadangkan. Jurnal yang dicatat investor D adalah: 31 Desember 2015 Bagian Laba atas Entitas Asosiasi (D)



160.000.000



Investasi pada Entitas Asosiasi (K)



160.000.000.



Mencatat pengakuan bagian rugi entitas asosiasi



Jika terjadi rugi lebih lanjut atas entitas asosiasi pada tahun 2016, investor C tidak mengakui kerugian tersebut namun masih mencadangkannya. Sebaliknya, jika pada tahun 2016 entitas asosasi mengumumkan laba bersih Rp80.000.000 maka investor D hanya mengakui kenaikan investasi sebesar Rp12.000.000 yaitu sebesar bagian laba yang seharusnya (40% x Rp80.000.000) dikurangi cadangan kerugian tahun 2015 (Rp20.000.000).



2. Transaksi Hulu dan Hilir Dalam praktiknya, banyak terjadi transaksi antara investor dengan entitas asosiasi. Transaksi tersebut dapat berupa jual-beli aset ataupun jasa yang menghasilkan 13



keuntungan atau kerugian. Jika investor bertindak sebagai pihak penjual dan entitas asosiasi sebagai pembeli maka transaksi tersebut disebut transaksi hulu, dan jika sebaliknya disebut sebagai transaksi hilir. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi hilir dan hulu antara investor dan entitas asosiasinya diakui dalam laporan keuangan investor tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas. Bagian investor atas keuntungan atau kerugian entitas asosiasi yang dihasilkan dari ransaksi tersebut dieliminasi. Contoh transaksi hilir adalah penjualan aset dari entitas asosiasi kepada investor. Contoh transaksi hulu adalah penjualan aset dari investor kepada entitas asosiasinya. Contoh Transaksi Hulu dan Hilir PT Invaestee adalah entitas asosiasi dari investor dengan kepemilikan 40%. Pada tahun 2015, PT Ini menjual persediaan kepada investor (transaksi hilir) dengan keuntungan Rp20.000.000. sampai dengan akhir tahun 2015, 20% atas persediaan tersebut belum terjual oleh PT Investor kepada pihak ketiga. Keuntungan Rp20.000.000 sudah diperhitungkan dalam laba bersih yang dilaporkan PT Investor. Keuntungan belum terealisasi bagi investor adalah sebagai berikut: Total keuntungan



25.000.000



Belum terealisasi



20%



Keuntungan belum terealisasi



5.000.000



Bagian investor (40%)



2.000.000



Keuntungan belum terealisasi adalah Rp5.000.000, namun karena transaksi hulu di mana PT Investee hanya dimiliki 40% oleh investor, maka bagian investor atas keuntungan tersebut, yaitu Rp2.000.000, harus dieliminasi dengan jurnal: 31 Desember 2015 Bagian Laba atas Entitas Asoslasi (D)



2.000.000



Investasi pada Entitas Asosiasi (K)



2.000.000



Mencatat keuntungan belum direalisasi atas transaksi hulu



Jika yang terjadi pada transaksi tersebut adalah transaksi hulu, yaitu penjualan dari investor ke entitas asosiasi, maka seluruh keuntungan yang belum terealisasi sebesar Rp5.000.000 adalah bagian (hak) investor, sehingga seluruh bagian investor tersebut dieliminasi dengan jurnal : 14



31 Desember 2015 Bagian Laba atas Entitas Asosiasi



5.000.000



Investasi pada Entitas Asosiasi



5.000.000



Mencatat keuntungan belum direalisasi atas transaksi hilir



Berdasarkan pemaparan pada bab ini, dapat disimpulkan bahwa jurnal investasi yang dicatat oleh investor atas entitas asosiasi dapat meliputi: 1) Investasi awal saat perolehan. 2) Pengumuman dividen oleh entitas asosiasi. 3) Pengumuman laba bersih oleh entitas asosiasi. 4) Amortisasi atas selisih nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee terhadap biaya perolehan investasi. 5) Transaksi hulu dan hilir. 6) Penurunan nilai.



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN



15



Metode pencatatan akuntansi atas investasi pada saham terdiri darimetode biaya, metode nilai wajar, dan metode ekuitas. Metode biaya atau niali wajar digunakan jika investor tidak memiliki pengaruh terhadap investee. Sedangkan metode ekuitas digunakan jika investor memiliki pengaruh signifikan atas investee. Pengaruh signifikan umumnya diperoleh jika kepemilikan investor atas saham investee antara 20% hingga 50% kecuali ada bukti sebaliknya. 3.2 SARAN Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi semua.



DAFTAR PUSTAKA Martani,dwi dkk, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1; Salemba Empat, Jakarta, 2017 16



17