Makalah Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL



OLEH NAMA : WINDI R.M. W SELAN NIM : PO530324019495 TINGKAT : 2 B



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KUPANG JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-nya sarapan menyelesaikan makalah ini dengan baik. saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan sarannya yang bersifat membangun saya nanti kan demi kesempurnaan makalah ini.



Penulis Kupang ,7 maret 2020



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....................................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1 C. TUJUAN................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. PENILAIAN AWAL KEGAWATDARURATAN...............................................................3 B. CARA MERUJUK SECARA CEPAT TEPAT DAN AMAN..............................................3 C. MENCEGAH KEGAWATDARURATAN..........................................................................5 D. RESPON CEPAT TERHADAP SUATU KEGAWATDARURATAN...............................5 E. PRINSIP DASAR KEGAWATDARURATAN....................................................................6 F. PENANGGANAN AWAL KEGAWATDARURATAN.....................................................7 G. PENANGGANAN LANJUD KEGAWATDARURATAN..................................................7 H. PRINSIP



PENCEGAHAN,



PENENTUAN



DAN



PENANGGANAN



SYOK



KEGAWATDARURATAN..................................................................................................8 BAB II PENUTUP A. KESIMPULAN......................................................................................................................11 B. SARAN..................................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kegawatdaruratan maternal dan neonatal merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam jiwa seseoran,hal ini dapat terjadi selama kehamilan,ketika kehamilan bahkana saat hamil.sangat banyak sekali penyakit serta gangguan selama kehamilan yang bias mengancam keselamatan ibu maupun bayi yang akan di lahirkan.kegawatan tersebut harus ditangani ,karena jika lambat ditangani akan menyebabkan kematian pada ibu dan bayi baru lahir .( walyani dan prwoastuti,2015). Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tak terduga atau terjadi secara tiba tiba



sering



kali



merupakan



kejadian



yang



berbahaya



(dorlan,2011).kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhakan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis kurang lebih 28, hari serta membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perunahan psikologi dan kondidi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewakti waktu (Sharieff,Brousseau,2006). Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu pertolongan tepat,cepat,dan cermat untuk mencegah kematian atau kecatatan. Ukuran keberhasilan dari pertoongan ini adalah waktu tanggap (respon time) dari penolong. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja penilaian awal kegawatdaruratan ? 2. Bagaimana cara merujuk secara cepat tepat dan aman ? 3. Bagaimana cara Mencegah kegawatdaruratan ? 4. Bagaimana Respon cepat terhadap kegawatdaruratan ? 5. Apa Prinsip dasar penaganan kegawatdaruratan ? 6. Bagaimana Penaganan awal kegawatdaruratan ? 7. Bagaimana Penaganan lanjut kegawatdaruratan ? 8. Apa Prinsip pencegahan, penentuan dan penaganan syok kegawatdaruratan ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa saja penilaian awal kegawatdaruratan 1



2. Untuk mengetahui bagaimana cara merujuk secara cepat tepat dan aman 3. Untuk mengetahui cara Mencegah kegawatdaruratan 4. Untuk mengetahui respon cepat terhadap kegawatdaruratan 5. Untuk mengetahui apa prinsip dasar kegawatdaruratan 6. Untuk mengetahui penaganan awal kegawatdaruratan 7. Untuk mengetahui penaganan lanjut kegawatdaruratan 8. Untuk mengetahui prinsip pencegahan, penentuan



2



BAB II PEMBAHASAN A. Penilaian awal kegawatdaruratan Penilian awal adalah langkah pertama untuk menentukan cepat kasus obtetri yang membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi. Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal sebagai berikut: 1. Periksa pandang a. Menilai kesadaran penderita : pingsanatau koma, kejang-kejang, gelisah, tampk kesakitaan. b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat. c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas. d. Menilai perdarahan dalam kemaluan 2. Periksa raba a. Kulit : dingin, demam. b. Nadi : lemah atau kuat, cepat atau normal c. Kaki atau tungkai bawa : bengkak 3. Tanda vital Tekanan darah nadi, suhu, pernapasan . Hasil peniaian awal ini, berfokus pada apakah pasien mengalami syok hipovolemik, syok septic, syok jenis lain, koma, kejang-kejang, menjadi dasar pemikiran apakah kasusu mengalami perdarahan, infeksi, hipertensi atau preeklamsi, atau eklamsi, atau penyulit lainnya. Dasar pemikiran ini harus dilengkapi dan diperkuat dengan melakukan pemeriksaan klinik lengkap, tetapi sebelum pemeriksaan klink lengkap selesai dilakukan langkah-langkah, unutuk melakukan pertolongan pertama sudah dikerjakan sesuai hasil penilaiaan awal., misalnya ditemukan kondisi syok, pertolongan pertma untuk meakukan syok sudah harus dilakukan. B. Cara merujuk secara cepat tepat dan aman Rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif, dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehtan maternal dan neonatal yang paripurna dari kompohensif nagi masyarakat yang membutuhkan terutama ibu dan bayi yang baru lhir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan 3



ekonomi manapunagar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal diwilayah mereka berada. Kondisi bagaiamana pasien harus dirujuk? Dirujuk jika fasilitas setempat tidak memadai dan jika penaganan tidak mengalami perubahan atau kondisi pasien yang semakin memburuk. Maka, korban dirujuk segera. Sebelum merujuk maka yang harus dilakaukan adalah mempersiapakan penderita yang biasa disingat BAKSOKUDA yang diartikan sebagai berikut: 1. BIDAN, Pastikan bahwa ibu dan bayi baru kahir didampingi oleh penolong persalian yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obtetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan. 2. ALAT, Bahwa perlengkapan dan bahan –bahan untuk asuhan persalianan, masa nifas dan bayi bau lahir (tabung, suntik, selang IV dll) bersama ibu ketempat rujuan. Perlengkapan dan bahan- bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan. 3. KELUARGA, Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dana tau bayi dan mengapa ibu dan atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dana tau bayi baru lahir ke tempat rujukan 4. SURAT, Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dana tau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasi pemeriksaan, asuhan atau obata-obatan yang diterima ibu atau bayi baru lahir, lampirkan partogaraf kemajuan persalianan ibu pasa satu rujukan. 5. OBAT, Bawa obat-obatan esensial pasa saat megantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan. 6. KENDARAAN, Sapakan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selian tu pastikan bahwa kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tujuan rujukan dalam waktu yang tepat. 7. UANG, Ingatkan pada kelarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan bahan kesehatan selama ibu dan aatau bayi baru lahir tinggla difasilitas rujukan. 8. DARAH, Siapakan darah untuk sewaktu-waktu membantu transfusi darah apabila terjadi perdarahan. 4



C. Mencegah Kegawatdaruratan Cara mencegah terjadinya kegawatdaruratan adalah dengan melakukan perencanan yang baik, mengikuti penduan yang baik dan melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap ibu/klieen. Apabila terjadi kegawatdaruratan anggota tim bagaimana tim seharusnya mengetahui peran mereka dan mengaimanaa tim seharusnya berfungsi untuk berespon terhadap kegawatdarurat dengan cecara efektif. Bidan seharunya tidak panik tetap tenang, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa penjaga atau penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta bantuan.jika ibu tidak sadar lakukan pengkajian jalan napas pernapasan dan sirkulasi dengan cepat.ajak bicara ibu atau klien dan membantu untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital, warna kulit, dan perdarahan yang keluar. Dalam kegawatdaruratan peran anda sebagai bidan antara lain : 1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawatdarurat 2. Stabilisasi klien, dengan oksigen, dan terapi cairan 3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasaran dikamar bersalin 4. Memiliki keterampilan klinik D. Respon cepat terhadap suatu kegawatdaruratan Apa bila terjadi kegawat daruratan, anggota tim seharusnya mengetahui peran mereka dan bagaiman tim seharusnya berfungi untuk merespon terhadap kegawatdaruratan secara paling efektif. 1. Jalan napas dan pernapasan : perhatikan adanya sinosis (kebiruan), distress (pernapasan),periksa kulit : pucat, paru paru : ronchi dan wheezing. Pertimbangan anemi berat, gagal jantung, pneumonia,asma. 2. Sirkulasi (syok) : periksa kulit : dingin dan lembab, denyut nadi cepat (110 atau lebih )dan lemah, tekanan darah rendah (rendah sistolik kurang dari 90mmHg). 3. Perdarahan pervaginam pada awal atau akhir kehamilan : tanyakan apakah hamil usia kehamilan, baru saja melahirkan, baru saja melahirkan. Periksa vulva banyaknya perdarahan, retensio plasenta, robekan yang nyata, uterus atoni, kandung kemih penuh, pada tahap ini jangan melakukan pemeriksaan dalam. 5



4. Tidak sadar atau konvulsi : tanyakan apakah hamil, usia kehamilan, periksa tekanan darah tinggi diastolik 90mmHg atau lebih , suhu 38 derajat atau lebih 5. Demam yang membahayakan : tanyakan apakah lemah letargi, nerkemih sering dan nyeri, periksa, suhu, leher kaku, paru paru pernapasan dangkal, abdomen nyeri tekan hebat, vulva rabas purulent, payudara nyeri tekan. 6. Nyeri abdomen : tanyakan apakah hamil, usia kehamilan, tekanan darah rendah sistolik 90mmHg atau lebih rendah, suhu 38 derajat atau lebih, uterus status kehamilan. E. Prinsip dasar penangganan kegawatdaruratan Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnose) dan tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak panik, walaupun mungkin keluarga pasien ataupun pegantarnya mungkin dalam kepanikan. Prinsip komunikasi dan hubungan, antara dokter, pasien, dalam menerima dan menangani pasien harus tetap diperhatikan. 1. Menghormati pasien Setiap pasien harus diperlakukan dengan penuh hormat, tanpa memandang status social dan ekonominya, dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa dalam kondisi situasi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan keperhatinan wajar bagi setiap manusia dan keluarga yang mengalaminya. 2. Gentleness Dalam melakukan pemeriksaan ataupun pengobatan setiap langkah harus dilakukan dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan pada pasien bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau pemberian pengobatan. 3. Komunikatif Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dengan kalimat dan Bahasa yang lebih tepat, muda dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat.dalam melakukan pemeriksaan petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa yang diperiksa dana pa yang diharapkan. Apabila hasil pemeriksaan normal pasein sudah stabil, upaya harus memastikan hal itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien sangatlah penting. 6



4. Hak pasien Hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak pasien untuk menolak pengobatan, yang akan diberikan, dan kerahasiaan status medik pasien 5. Dukungan keluarga (family support) Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatn harus mengupayakan hal itu anatara lain dengan senantiaasa memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka akan masalah keluarga yang berkaitan denga keterbatasan keuangan, keterbatasan transportasi dan sebagainya F. Penangganan awal kegawatdaruratan Dalam menatalaksanakan kegawatdaruratan hal yang harus dilakukan : 1. Tetap tenang, berpikir secara logis, fokuskan kepada kebutuhan ibu 2. Jangan meninggalkan ibu sendirian 3. Laksanakan tanggung jawab, hindari kebingungan, dengan menunjuk orang lain untuk bertanggung jawab 4. Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan, dan satu orang



lainnya



untuk



mendapatkan



peralatan



dan



kesediaan



barang



kegawatdaruratan seperti tabung oksigen dan alat kegawatdaruratan lainnya. 5. Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan sirkulasinya 6. Jika dicurigai terjadi syok segera terapi walaupun tidak ada tanda syok 7. Atur posisi ibu berbaring miring kiri, dengan meninggikan kakinya. Longgarkan pakaian yang ketat 8. Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang terjadi dan gejala yang dialami 9. Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV dan warna kulit, G. Penangganan lanjut kegawatdaruratan Penangganan kegawatdaruratan tidak hanya membutuhkan sebuah tim medis yang menagani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus kasus kegawatdarurtan. Prinsip penaganan kegawatdaruratan 1. Pastikan jalan napas bebas 7



2. Pemberian oksigen 3. Pemberian cairan intravena 4. Pemberian transfuse darah 5. Pasang kateter kandung kemih 6. Pemberian antibiotic 7. Obat pengurang rasa nyeri 8. Penaganan masalah utama 9. Rujukan H. Prinsip pencegahan penentuan dan penangganan syok kegawatdaruratan Syok adalah kondisi kritis akbiat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui tubuh. Ada kegagalan system peredaran darah untuk mempertahankan aliran darah yang memandaisehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ vitsl terhambat. Kondisi ini juga mengganggu ginjal sehingga, membatasi pembuangan limbah dari tubuh.syok dihasilkan oleh disfungsi empat system yang terpisah namun, saling berkaitan yaitu : jantung, volume darah, resistens arteriol ( beban akhir), dan kapasitas vena.jika salah satu factor ini kacau dan factor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok.jika syok berlanjut, curah jantung menurun dan vasokontriksi perifer meningkat. 1. Pencegahan syok Pencegahan syok dilakukan agar kondisi pasien tidak dalam keadaan yang lebih parah lagi. Sebelum melakukan pertolongan harus ingat bahwa tidak jarang anda memasuki keadaan yang berbahaya. Selain resiko dari infeksi anda juga dapat menjadi korban jika tidak memperhatikan kondisi sekitar pada saat melakukan pertolongan. Ingatlah prioritas keamanan pada saat memasuki daerah tugas : a. Keamanan anda Nampaknya egoistik., naum kenyataannya bahwa keamanan sendiri merupakan prioritas utamakan karena bagaimana kita akan dapat melakuan pertolongan jika kondisi kita sendiri dalam bahaya b. Keamanan lingkungan Karena ini meliputi lingkungan sekitar penderita yang bekum terkena cidera, sebagai contoh adalah saat mendekati mobil yang sudah mengalami 8



kecelakaan, dan keluar asap. Ingatkan degan segera para penonton untuk cepat cepat menyingkir karena ada bahaya ledakan/api. c. Keamanan penderita Betapa ironisnya, tetapi proritas terkahir adalah penderita sendiri, karena penderita ini sudah cidera sejak awal. Curigai atau antisipasi kejadian syok jika terdapat kondisi berikut ini : 1. Perdarahan pada kehamilan muda 2. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau pada persalinan 3. Perdarahan pasca persalinan 4. Infeksi berat (seperti pada abortus septic, metritis) 5. Kejadian trauma 6. Gagal jantung 2. Penentuan syok Kondisi berikut dapat menyebabkan terjadinya syok 1. Dehidrasi (syok hopovolemik) syok ini disebabakan oleh hilangnya cairan atau darah dalam jumlah banyak, misalnya akibta diare, perdarahan pada kecelakaan atau muntah darah 2. Serangan jantung (karidiogenik) Syok ini disebabkan oleh gangguan pada jantun seperti serangan jantung atau gagal jantung. 3. Trauma atau cedera berat 4. Infeksi (syok septic) Syok ini disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah sehingga tubuh mengalami peradangan atau inflamasi. 5. Cedera tulang belakang (syok neurogenic) Syok ini disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang, akibat kecelakaan atau cedera saat berkativitas. 3. Penangganan syok Penangganan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki



perfusi



jaringan,



memperbaiki



oksigenasi



tubuh,



dan



mempertahankan suhu tubuh. Diagnoasa harus segera ditegakan sehingga dapat diberikan pengobatan kasual. Segera diberikan pertolongan pertama, sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan napas (A=Air Way)harus bebas kalua 9



perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. B (B=Breathing) harus terjamin, kalua perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Devisist volume peredaran darah (Circulation) pada syok hopovelemik sejati atau hipovelemik relatif (syok septic, syok neuorganik dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat obatan inotropic untuk mempertahankan fungsi jantung atau oba tvasocontrikto ntuk mengatasi vasodilatasi perifer. Segera menghentikan perdarahan segera yang telihat dan mengatasi nyeri yang hebat yang juga bisa merupakan penyebab syok.



Penentua



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penilian awal adalah langkah pertama untuk menentukan cepat kasus obtetri yang membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi. Cara mencegah terjadinya kegawatdaruratan adalah dengan melakukan perencanan yang baik, mengikuti penduan yang baik dan melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap ibu/klieen. Penangganan kegawatdaruratan tidak hanya membutuhkan sebuah tim medis yang menagani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus kasus kegawatdarurtan. Penaganan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh. Diagnoasa harus segera ditegakan sehingga dapat diberikan pengobatan kasual. Segera diberikan pertolongan pertama, sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan napas (A=Air Way)harus bebas kalua perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. B (B=Breathing) harus terjamin, kalua perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Devisist volume peredaran darah (Circulation) pada syok hopovelemik sejati



atau hipovelemik relatif (syok



septic, syok neuorganik dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat obatan inotropic untuk mempertahankan fungsi jantung atau oba tvasocontrikto ntuk mengatasi vasodilatasi perifer. Segera menghentikan perdarahan segera yang telihat dan mengatasi nyeri yang hebat yang juga bisa merupakan penyebab syok. B. Saran Dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan Bidan seharusnya tetap tenang, jangan panic, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa ada yang menjaga.bila tidak ada petugas lain berteriakalah untuk meminta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan napas, pernapasan dan sirkulasi dengan cepat



11



Penaganan kasus kasus darurat yang seharusnya mendapat prioritas utama adalah



dalam usaha menurunkan angka kesakitan lebih-lebih angka



kematian.walaupun, pencegahan lebi baik dari pada pengobatan.



12



DAFTAR PUSTAKA C. Comeford. 2010. Buku Saku Maternal Neonatal Edisi 2.EGC : Jakarta Dr.Djoko Waspodo. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIRAHARDJO : Jakarta Sylvi Wafda Nur Amelia, S. ST., M. Keb.2019.Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal dan Neonatal. Putaka Baru Press : Yogyakarta. Kurniaish, Hesti, dkk.2017. Buku Saku Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Trans Info Media



13