Makalah Kel 2 (Gerontik) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK “TEORI-TEORI PENUAAN”



Oleh: Kelompok 2



Adelina Rizki Wardani Rangkuti



(183310796)



Bunga Fatihul Rahmi



(183310802)



Laila Utami



(183310811)



Dosen Pembimbing:



Ns. Verra Widhi Astuti, M.Kep



PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas rahmat dan nikmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok membuat makalah Keperawatan Gerontik yang berjudul “Teori-teori Penuaan” dengan lancar. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi kelompok kami khususnya. Atas segala bentuk perhatian, kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.



Padang, 3 Agustus 2021



Kelompok 2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................................ C. Tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Menua .................................................................................................... B. Teori-Teori Penuaan ........................................................................................... C. Teori dan Model Keperawatan ........................................................................... BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................................................................... B. Saran.................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan proses alamiah yang terjadi pada kehidupan manusia. Menua didefinisikan sebagai proses menjadi tua, yang sebenarnya telah terjadi di sepanjang rentang kehidupan semenjak dilahirkan. Namun seringkali penuaan ditakuti ketika telah mencapai usia senja. Orang dengan usia senja disebut lansia, dengan batasan usia 60 tahun keatas (UU No. 13 tahun 1998 dalam Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2016). Banyak teori yang mencoba mengungkap rahasia dibalik penuaan. Menua adalah fenomena yang unik. Menua menimbulkan banyak sekali perubahan. Stamina tubuh tidak lagi sekuat saat muda. Beberapa dari lansia mengeluhkan penurunan fungsi tubuh seperti jalan yang melambat, tubuh yang membungkuk, dan masalah kesehatan lainnya. Perubahan ini tidak hanya terjadi secara biologis namun juga secara psikologis dan sosial. Secara psikologis, umur lansia yang semakin tua menyebabkan terjadinya perubahan sikap. Hal ini pula yang mempengaruhi lingkungan sosial lansia yang bebeda dari sebelumnya. Seperti tahapan usia lainnya, lansia juga memiliki tugas perkembangan yang perlu dipenuhi. Lansia akan mengalami integritas ego, jika perkembangan berhasil. Sebaliknya jika tidak terpenuhi lansia akan mengalami keputusasaan. Perubahan yang ada pada lansia sewajarnya ia terima, dan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang semestinya ia lewati dalam hidup. Lansia yang telah merasa puas dengan hidupnya di masa muda tentu memiliki integritas ego yang kuat. Sebagai perawat, sudah seharusnya kita memahami teori penuaan. Perawat perlu mengerti klien secara holistik, pada semua rentang usia termasuk juga lansia. Teori penuaan membantu perawat dalam memahami segala perubahan yang terjadi pada lansia. Berbekal hal tersebut, perawat dapat meningkatkan rasa empati serta caring-nya. Selain itu, diharapkan perawat juga dapat mengedukasi para lansia agar dapat memaknai pergeseran peristiwa kehidupan sehingga menjadi lansia yang sejahtera.



B. Rumusan Masalah a. Apa konsep menua? b. Apa saja teori-teori penuaan? c. Apa teori dan Model Keperawatan Gerontik? C. Tujuan Masalah a. Untuk mengetahui konsep menua. b. Untuk mengetahui teori-teori penuaan. c. Untuk mengetahui teori dan model keperawatan gerontik.



BAB 2 TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Menua 1. Definisi proses menua Menurut Constantanides (1994 dalam Siti Bandiyah, 2009 dan Abdul Muhith, 2016) Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menua didefenisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang ‘frail’(lemah atau rentan) dengan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial. (Sudoyo, dkk, 2016) Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami semua makhluk hidup (Abdul & Sandu, 2016)



2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua Menurut Siti Bandiyah (2009) penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis usia. Faktor yang mempegaruhi yaitu: a. Hereditas atau genetic b. Nutrisi/makanan c. Status kesehatan d. Pengalaman hidup 1) Paparan sinar matahari 2) Kurang olahraga 3) Mengonsumsi alcohol e. Lingkungan f. Stress (Abdul & Sandu, 2016)



3. Batasan lanjut usia Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur. a. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi: 1) Usia pertengahan (middle Age) usia 45 sampai 59 tahun 2) Lanjut usia (elderly) usia antara 60 sampai 74 tahun 3) Lanjut usia tua (Old) usia 75 sampai 90 tahun 4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun b. Departemen kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai berikut. 1) Pralansia (prasenilis): berusia antara 45 sampai 59 tahun 2) Lansia: berusia 60 tahun lebih 3) Lansia resiko tinggi: berusia 70 tahun atau lebih (depkes RI, 2003) 4) Lansia potensial: lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa (depkes RI, 2003) 5) Lansia tidak potensial: lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada orang lain



4. Tipe lanjut usia Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe tersebut dapat dibagi sebagai berikut: a. Tipe arif bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri, dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, dan rendah hati. b. Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan. c. Tipe tidak puas Konflik lahir menentang penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut. d. Tipe pasrah



Menerima dan menunggu nasib baik, mengikutu kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja. e. Tipe bingung Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.



B. Teori-Teori Penuaan Beberapa individu menua dengan sangat anggun dan penuh energi serta vitalitas hingga usia mencapai 80-an. Akan tetapi beberapa lansia lainnya bahkan tidak berdaya karena penyakit yang diderita pada saat mencapai usia 60 tahun. Usia panjang sering kali dikaitkan dengan peningkatan kapasitas metabolisme dan respon seseorang terhadap stres. Ada juga lansia yang lemah karena banyak kerugian yang dialami seiring bertambahnya usia, namun yang lain pulih dan menemukan harapan dan makna meskipun mengalami kerugian. 1. Biological Theory/Teori Biologi Secara fisik, penuaan dimulai dengan genetika, tetapi seiring bertambahnya usia, proses biokimia dan fisiologis dalam tubuh juga berubah. Ahli biologi seluler dan molekuler telah mengajukan beberapa teori untuk menjelaskan apa yang menyebabkan penuaan. Teori biologis ini fokus kepada kepercayaan di mana penuaan atau rentang hidup merupakan sebuah rancangan dari organisme (kane et al.,2013) Teori penuaan berdasarkan teori biologis dibagi menjadi dua kategori utama yaitu teori terprogram dan teori kesalahan. Teori terprogram menunjukkan bahwa penuaan terjadi berdasarkan beberapa mekanisme biologis internal dalam kode genetik kita. Teori kesalahan menyebutkan bahwa penuaan disebabkan oleh efek lingkungan yang berkepanjangan yang menyebabkan terjadinya waktu, organ dan sistem tubuh memburuk dan berhenti berfungsi (Bonham Howe, 2014) Inti sel berisi petunjuk genetik untuk tumbuh dan berkembang dalam bentuk DNA manusia. Di dalam DNA manusia ada ribuan segmen atau gen melekuler. Salah satu peran gen yang paling penting adalah mengarahkan pembuatan protein seperti kolagen, hemoglobin, hormon, enzim, antibodi dan antigen. Proses produksi protein dimulai saat enzim mengikat DNA.



2. Psychological Theory/Teori Psikologi Teori psikologis mendukung gagasan bahwa kehidupan orang dewasa yang lebih tua berakhir ketika mereka telah mencapai semua tonggak perkembangan psikologis mereka. Teori yang berfokus pada dimensi psikologis termasuk hierarki kebutuhan maslow. Teori ini menyatakan bahwa seorang individu melalui serangkaian tahapan perkembangan dalam kehidupan yang dimulai dari kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan pemenuhan kebutuhan biologis seperti makanan dan air. 3. Moral/Spiritual Theory/Teori Spiritual Teori moral/spiritual mendukung gagasan bahwa begitu seorang individu yang lebih tua menemukan kebutuhan spiritual, semakin dekat individu tersebut dengan akhir kehidupan. Teori yang termasuk kedalam kategori ini adalah teori perkembangan moral dan teori transendensi. Teori perkembangan moral kohlberg menyatakan bahwa seseorang melalui seragkaian aktivitas penalaran moral yang semakin canggih sepanjang hidupnya. Langkah paling canggih dan terakhir adalah penalaran pascakonvensional yang tidak terjangkau oleh banyak individu. Tahapan ini tergantung pada interaksi sosial dan diperoleh ketika seseorang mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri dalam dunia dan menerima siapa mereka sendiri. 4. Programmed Theory/Teori Program Teori terprogram menyatakan bahwa umur panjang dan penuaan ditentukan oleh kode genetik kita atau jadwal yang telah ditentukan sebelumnya dalam genom kita. Rentang hidup seseorang secara genetik diprogram oleh jam biologis yang dimulai dari pembuahan. Pendukung model ini melihat proyek genom manusia untuk melihat apakah gen penuaan dapat diidentifikasi. Mereka ingin melihat apakah proses penuaan dapat diperlambat atau ditunda melalui farmakogenetik. Teori program meliputi imunologi dan neuroendokrin (Bonham Howe, 2014) : a. Imunologi Penurunan fungsi kekebalan yang terprogram membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit, hal ini disebut immunosenescence. Seiring waktu, sistem kekebalan yang melemah secara progresif didespresikan sebagai perubahan terkait usia dan mekanisme pertahanan alami tubuh menjadi kuranf efektif.



b. Neuroendokrin Jam biologis kita mengatur hormon untuk mengontrol penuaan. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi yang diproduksi oleh tubuh yang mengatur pertumbuhan, produksi, metabolisme, peradangan, respons stres dan banyak lagi. 5. Error Theory/Teori Error Dalam teori error/kesalahan, faktor gaya hidup dan lingkungan dapat menyebabkan kerusakan pada DNA, RNA dan properti seluler lainnya. Kerusakan yang dihasilkan dapat menyebabkan mutasi atau kecelakaan hubungan silang ketika DNA, RNA atau protein direplikasi atau direproduksi. Ada efek kumulatif dari kerusakan jangka panjang dan akumulasi mutasi yang merusak fungsi sel yang mengakibatkan penurunan biologis dan penuaan. Contohnya termasuk mutasi somatik, kesalahan hubungan silang, kerusakan akibat radika bebas dan teori keausan. Dua contoh spesifik yang termasuk dalam teori keausan termasuk beban allostatik dan sindrom metabolik. 6. Psychosocial Theory/Teori Psikososial a. Life Course Theory/Teori jalan hidup Saat melihat teori psikososial penuaan, penting untuk mempertimbangkan konteks sejarah, budaya, sosial, ekonomi dan politik. Kohort atau individu yang lahir selama periode waktu yang sama, dihubungkan oleh peristiwa kehidupan. Selama seumur hidup, setiap kelompok mengembangkan kerakteristik unik karena peristowa bersejarah ini membentuk keyakinan, nilai, kebiasaan dan cara hidup mereka. Model jalur kehidupan ini melihat kelompok sebagaimanan mereka ditempatkan di tempat dan waktu seperti norma usia, peran dan transisi peran seperti kebiasaan, peran, jenis kelamin dan perilaku. b. Continuity Theory/Teori berkelanjutan Dalam teori berkelanjutan, penuaan hanya dipandang sebgai bagian normal dari kehidupan dan kebiasaan serta keanehan tetap ada sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Kelanjutan dari ciri-ciri ini dibawa ke preferensi untuk peran dan interaksi sosial. Ciri-ciri kepribadian yang bertahan lama seperti ketergantungan, kemurungan, ramah, sensitif dan percaya diri semuanya dapat memengaruhi kemampuan beradaptasi seseorang terhadap penuaan. c. Disengagement Theory/Teori pelepasan



Teori pelepasan dinyatakan bahwa orang dewasa yang lebih tua seringkali menarik diri dari peran dan menjadi lebih introspektif dan fokus pada dirinya sendiri. Teori pelepasan menyebutkan bahwa lansia mau mengisolasi diri, sedangkan pada kenyataanya, lansia lebih suka tetap aktif terlibat dengan masyarakat. Yang mendasari teori ini adalah adanya proses penarikan bersama antara masyarakat dan lansia yang membantu menjaga keseimbangan sosial. 7. Activity Theory/Teori Aktivitas Teori aktivitas merupakan pendekatan anti penuaan untuk menjalani tahun tahun senior. Teori ini mencakup gagasan untuk menggunakan atau menghilangkannya sebagai dasar untuk penuaan yang sehat. Tujuan dari teori ini adalah untuk menghentikan penurunan fungsional yang berhubungan dengan penuaan dan menunda timbulnya penyakit dan kematian. Penurunan fungsi terkait usia dapat dicegah atau ditunda dengan melakukan aktivitas fisik jangka panjang. Orang dewasa yang lebih tua lebih bahagia ketika mereka terlibat secara fisik dan kognitif. Kualitas hidup meningkat ketika orang tua melakukan aktivitas yang membuat mereka senang.



C. Teori dan Model Keperawatan Gerontik 1. Teori adaptasi Roy Roy mengatakan bahwa tujuan daei keperawatan adalah meningkatkan adaptasi individu dan kelompok pada model adaptif. Sehingga dapat berkontribusi pada kesehatan, kualitas hidup dan meninggal dengan terhormat. Roy menyatakan bahwa manusia merupakan sistem holistic dan adaptif. Sitem manusia meliputi manusia sebagai individu atau kelompok, termasuk keluarga, organisasi, komunitas, dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Menurut Hamid dan Kusman (2017) input tingkat adaptasi merupakan gabungan dari tiga stimulu yaitu : a. Stimulus fokal Stimulus internal atau eksternal bagi sistem manusia yang muncul dengan tibatiba. b. Stimulus kontekstual



Stimulus yang muncul pada situasi yang turut menjadi stimulus fokal. Stimulus kontekstual merupakan semua faktor lingkungan yang muncul bagi seseorang di dalam atau di luar sesuatu yang bukan pusat perhatian atau energy orang tersebut. c. Stimulus residual Stimulus residual merupakan faktor lingkungan dari dalam maupun luar sistem manusia yang memiliki dampak tidak jelas pada situasi saat ini. Menurut Hamid dan Kusman (2017) output terdiri dari dua, yaitu: a. Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam mencapai tujuan sistem manusia b. Respon infektif : respon yang tidak turut meningkatkan integritas dalam mencapai tujuan sistem manusia. 2. Teori Self-Care Lansia akan mengalami perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan kognitif yang terjadi pada lanisa dapat dilihat dari penurunan intelektual terutama pada tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek serta terjadi perubahan pada daya pikir akibat dari penurunan sistem tubuh, perubahan emosi, dan perubahan menilai sesuatu terhadap suatu objek tertentu merupakan penurunan fungsi afektif. Peran perawat sebagai nursing agency dalam memberikan guidance dan teaching sehingga dapat meningkatkan self care agency agar self care agency lebih besar daripada self care demand sehingga tidak terjadi self care deficit (Nurarif, 2013). Melalui peingkatan pengetahuan dan kemampuan mengambil keputusan serta perhatian terhadap kesehatan diharapkan dapat mengatasi self care deficit pada lansia.



BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Menurut Constantanides (1994 dalam Siti Bandiyah, 2009 dan Abdul Muhith, 2016) Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menua didefenisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang ‘frail’(lemah atau rentan) dengan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial. (Sudoyo, dkk, 2016) Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami semua makhluk hidup (Abdul & Sandu, 2016) B. Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk yang membaca agar menambah wawasan mengenai teori penuaan pada lansia.



DAFTAR PUSTAKA Astutik, E., D. (2018). Hubungan Tugas Perkembangan Lanjuut Usia dengan Tingkat Berbasis Teori Adaptasi Calista Roy. [Skripsi]. Jombang: STIKES Insan Cendekia Medika. Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. Prawesti, D., dkk. (2019). Self-Care Agency Berdasarkan Teori Dorothea E. Orem Pada Lansia dengan Rheumatoid Artritis. Jurnal Ristekdikti. Kediri. Widiyawati., W. & Sari, D., J., E. (2020). Keperawatan Gerontik. Malang: Literasi Nusantara. Yenni, F., S., dkk. (2021). Keperawatan Gerontik. Medan: Yayasan Kita Menulis.