Makalah Kel 9 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT



Disusun Oleh : Kelompok 9 1. Atikur Rahman 2. M.Nuril Fariki 3. M.Ali Falih Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Pengantar Filsafat Dosen Pengampu : Ansori,S.Pd.I.,M.Pd



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AT TAQWA BONDOWOSO TAHUN AKADEMIK 2020-2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur Alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat kepada kami. Sehingga kami mampu Menyelesaikan “MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT” sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah pengantar filsafat. Yang meliputi tugas kelompok. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitupula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Bondowoso,1 Desember 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Masalah BAB II A.Pengertian Spiritualisme B.Pengertian Hedonisme C.Pengertian Utilitarianisme BAB III A. Simpulan Dan Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Spiritualisme dalam filsafat merupakan karakteristik dari sistem pemikiran apa pun yang menegaskan keberadaan realitas non-materi yang tidak terlihat oleh indera. Begitu didefinisikan, spiritualisme mencakup beragam pandangan filosofis yang sangat beragam. Paling jelas, ini berlaku untuk filosofi apa pun yang menerima gagasan tentang Tuhan yang tak terbatas , pribadi, keabadian jiwa, atau imaterialitas dari intelek dan kehendak. Yang kurang jelas, itu mencakup kepercayaan pada gagasan-gagasan seperti kekuatan kosmik yang terbatas atau pikiran universal, asalkan mereka melampaui batas-batas interpretasi Materialistik yang kasar. Spiritualisme seperti itu tidak mengatakan apa-apa tentang materi, sifat dari makhluk tertinggi atau kekuatan universal, atau sifat yang tepat dari realitas spiritual itu sendirI.



B. RUMUSAN MASALAH A. Bagaimana Pengertian spiritualisme ? B. Bagaimana Pengertian hedonisme ? C. Bagaimana Pengertian utilitarisme ?



C. TUJUAN PEMBAHASAN A.Untuk mengetaui spiritualisme B.Untuk mengetaui Pengertian hedonisme C.Untuk mengetaui utilitarisme



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian spiritualisme Spiritualisme dalam filsafat merupakan karakteristik dari sistem pemikiran apa pun yang menegaskan keberadaan realitas non-materi yang tidak terlihat oleh indera. Begitu didefinisikan, spiritualisme mencakup beragam pandangan filosofis yang sangat beragam. Paling jelas, ini berlaku untuk filosofi apa pun yang menerima gagasan tentang Tuhan yang tak terbatas , pribadi, keabadian jiwa, atau imaterialitas dari intelek dan kehendak. Yang kurang jelas, itu mencakup kepercayaan pada gagasan-gagasan seperti kekuatan kosmik yang terbatas atau pikiran universal, asalkan mereka melampaui batas-batas interpretasi Materialistik yang kasar. Spiritualisme seperti itu tidak mengatakan apa-apa tentang materi, sifat dari makhluk tertinggi atau kekuatan universal, atau sifat yang tepat dari realitas spiritual itu sendiri. Di Yunani kuno Pindar (berkembang abad ke-5 SM ) menjelaskan dalam odesnya substansi dari mistisisme Orphicspiritualistik dengan menghubungkan asal-usul ilahi dengan jiwa, yang tinggal sementara sebagai tamu di rumah tubuh dan kemudian kembali ke sumbernya untuk hadiah atau hukuman setelah kematian. Pandangan Plato tentang jiwa juga menandai dia sebagai seorang spiritualis, dan Aristoteles adalah seorang spiritualis untuk membedakan yang aktif dari intelek pasif dan untuk memahami Tuhan sebagai aktualitas murni (pengetahuan yang mengetahui dirinya sendiri). RenéDescartes , sering diakui sebagai bapak filsafat modern, memandang jiwa sebagai sumber aktivitas yang unik, berbeda dari, tetapi beroperasi di dalam, tubuh. GottfriedWilhelmLeibniz, seorang Rasionalis Jerman yang serba bisa, mendalilkan dunia spiritualistik dari monad psikis. Idealis FH Bradley, Josiah Royce , dan William Ernest Hocking melihat individu hanya sebagai aspek dari pikiran universal. Bagi Giovanni Gentile , pengarang filosofi aktualisme di Italia, aktivitas murni kesadaran diri adalah satu-satunya realitas. Keyakinan yang teguh pada Tuhan pribadi yang dipelihara oleh Henri Bergson , seorang ahli intuisi Prancis, digabungkan dengan keyakinannya pada kekuatan spiritual kosmik ( élan vital ). Personalisme Modern mengutamakan pribadi dan kepribadian dalam menjelaskan alam semesta. Filsuf Prancis Louis Lavelle dan René Le Senne, yang secara khusus dikenal sebagai spiritualis,



meluncurkan publikasi tersebutPhilosophiedel'esprit ("Filsafat Jiwa") pada tahun 1934 untuk memastikan bahwa roh mendapat perhatian yang tepat dalam filsafat modern. Meskipun jurnal ini tidak mengakui preferensi filosofis, jurnal ini memberikan perhatian khusus pada kepribadian dan bentuk intuitionisme,Dualisme dan monisme, teisme dan ateisme , panteisme , Idealisme, dan banyak posisi filosofis lainnya dengan demikian dikatakan kompatibel dengan spiritualisme selama mereka memungkinkan adanya realitas yang independen dari dan lebih tinggi dari materi. B . Pengertian hedonisme Pengertian hedonisme diambil dari bahasa Yunani, yaitu ‘hedone’, di mana pengertian hedonisme tersebut berarti kesenangan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Beberapa ahli juga menjelaskan bagaimana pengertian hedonisme. Burhanuddin (1997: 81) menjelaskan pengertian hedonisme adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, serta tidak menyenangkan merupakan sesuatu yang dinilai tidak baik.Sedangkan menurut Collins Gem (1993: 97) pengertian hedonisme adalah sebuah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan merupakan hal yang paling penting di dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme merupakan suatu paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata. a.Penyebab Hedonisme Pandangan atau gaya hidup hedonisme ini tentu tidak lahir begitu saja. Ada faktor-faktor yang menjadi penyebab seseorang memutuskan untuk menganut ideologi hedonisme ini. Faktorfaktor tersebut bisa muncul dari dalam diri sendiri (internal), ataupun dari luar (eksternal). ● Faktor Internal Faktor internal atau dari dalam diri sendiri, merupakan penyebab hedonisme yang paling utama. Setiap manusia sudah pasti memiliki sifat dasar yang ingin memiliki banyak kesenangan dan kebahagiaan. Ditambah lagi dengan sifat lain dari manusia, yaitu rasa tidak pernah puas yang mereka miliki. Sifat-sifat inilah yang pada akhirnya mengantarkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup yang hedonisme.



● Faktor Eksternal Penyebab lain seseorang memilih paham hedonisme adalah faktor eksternal atau faktor dari luar. Faktor eksternal ini bisa berasal dari informasi atau juga globalisasi. Apalagi saat ini internet dan media sosial membuat kita bisa melihat bagaimana kehidupan orang lain. Kebiasaan-kebiasaan serta paham yang di dapat di dunia maya atau di lingkungannya, dianggap menjadi penyebab orang-orang tertarik untuk mengadaptasi gaya hidup hedonisme. C. Pengertian Utilitarianisme Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti manfaat atau guna. Ulilitarisme adalah paham atau aliran dalam filsafat moral yang menekankan prinsip manfaat atau kegunaan sebagai prinsip moral yang paling dasar. Tindakan yang secara moral benar adalah tindakan yang berguna. Suatu tindakan dinilai bergunkalau akibat tindakan tersebut secara keseluruhan, dengan memperhitungkan semua pihak yang terlibat dan tanpa membeda-bedakan orang, membawa akibat baik berupa keuntungan atau kebahagianan yang semakin besar bagi semakin banyak orang. The greatest good to the greatest number merupakan diktum yang selalu didengungkan oleh utilitarisme. Paham ini menyatakan bahwa diantara semua tindakan yang di ambil atau diantara semua peraturan yang sejauh dapat diperhitungkan akanpaling memajukan kepentingan banyak orang atau paling membawa kebahagiaan mereka. Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Ciri umum Utilitarisme adalah bersifat kritis, rasional, teleologis dan universal. Utilitarisme sebagai teori etika normatif merupakan suatu teori yang kritis karena menolak untuk taat terhadap norma-norma yang berlaku begitu saja. Utilitarisme menuntut agar diperlihatkan mengapa sesuatu dilarang atau sebaliknya diwajibkan yang memberi nilai moral terhadap tindakantindakan atau peraturan tersebut adalah akibat-akibatnya. Contohnya, para penganut aliran Ulilitarisme tidak dapat menerima begitu saja bahwa hubungan seks diluar perkawinan,sebagaimanapun juga pada dirinya sendiri tidak pernah dapat dibenarkan secara moral. Mereka akan bertanya mengapa tidak boleh melakukan hubungan seks diluar perkawinan,mereka akan menuntut agar dapat diberikan alasan-alasan yang masuk akal. Dengan demikian, rasionalitas penilaian moral atas tindakan ataupun pemberlakuan suatu peraturan



moral ditentukan oleh lebih banyaknya akibat baik yang ditimbulkan dibandingkan dengan akibat buruknya.Sifat kritis dan rasional. Ulilitarisme dalam kalangan etika tradisional dialami sebagai kritik yang membahayakan bagi kepatuhan terhadap norma-norma moral yang secara tradisional berlaku, daripada menerima aturan-aturan tradisional begitu saja, Ulilitarisme menuntut agar peraturan-peraturan yang ada dipertanggungjawabkan berdasarkan manfaat bagi banyak orang dan apabila pertanggungjawaban itu tidak dapat dilakukan, peraturan tersebut supaya dilepaskan.Ulilitarisme juga bersifat teleologis, karena benar-salahnya suatu tindakan secara moral dikaitkan dengan tujuan (telos) yang mau dicapai atau dengan memperhitungkan apakah akibat baik tindakan tersebut lebih banyak daripada akibat buruknya. Hal ini berbeda dengan para penganut etika deontologis. Bagi para penganut Deontologis, ada tindakan-tindakan tertentu yang pada dirinya sendiri tidak pernah dapat dibenarkan secara moral, entah apa pun



+



akibat tindakan tersebut. Bagi Deontologis norma-norma moral selalu wajib diatasi begitu saja



+



tanpa mempertimbangkan apakah akibatnya menguntungkan atau merugikan. Utilitarisme juga bersifat universal dalam arti teori etika ini memperhatikan kepentingan umum dan bukan hanya kepentingan pribadi pelaku moral. Ada dua macam teori etika utilitarisme, yakni utilitarisme tindakan dan utilitarisme peraturan. Utilitarisme tindakan dirumuskan sebagai berikut “Bertindaklah sedemikian rupa sehinga setiap tindakan mu itu menghasilkan akiba-akibat baik yang lebih besar didunia dari pada akibat buruknya.” Pernyataan pokok yang perlu diajukan dalam mempertimbangkan suatu tindakan tertentu adalah “Apakah tindakanku yang tertentu ini, pada situasi seperti ini, kalau memperhatikan semua pihak yang tersangkut, akan membawa akibat baik yang lebih besar dari pada akibat buruknya?” Utilitarisme tindakan sudah banyak dikritik dan hampir tidak ada yang membelanya lagi dengan alasan: dalam praktiknya orang tidak setiap kali membuat pertimbangan baru untuk melihat akibat-akibat dari setiap tindakan.



BAB III PENUTUP A. Simpulan Dan Saran ● Simpulan Perkembangan iman pada anak dari masa bayi sampai usia lanjut sangat diperlukan. Orang tua dan keluarga dalah point terpenting dalam terbentuknya perkembagnan iman anak yang matang. Dalam keperawatan juga dapat dipraktekan, contohnya saja pasien yang memerlukan dukungan sipiritualitas saat sakit, karena dukungan spiritualitas saat sakit dapat membantu kesembuhan pasien. ● Saran Konsep perkembangan iman yang sudah dipaparkan di atas dapat berguna bagi keluarga, orang tua, anak, dan dalam dunia keperwatan dapat diaplikasikan untuk membantu kelancaran daripada kesembuhan pasien.



DAFTAR PUSTAKA



● Berten’s K.2004.Etika.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Brien, O.2009 ● Pedoman Perawat Untuk Pelayanan Spiritual. Jakarta : Bina Media Perintis ● Young, Carolin.2007.Spiritualitas Kesehatan Dan Penyembuhan. Jakarta : Bina Media Perintis ●



 



http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme







 



http://ridhoyahya89.blogspot.com/2009/09/hedonisme.html







 



Ali.imam.Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku.2003.Bandung.Pustaka Hidayah







 



http://dpd.go.id/2011/11/gaya-hidup-hedonistis-pejabat-negara/







 



http://www.sindonews.com/read/2011/11/18/435/531306/istana-terjangkiti-virus-



hedon# ●



 



http://blog.uad.ac.id/arifrahman/2011/12/05/perilaku-hedonisme/







 



http://cheisypuspita-chessypuspita.blogspot.com/factor-faktor yang mempengaruhi gaya



hidup hedonism (online)/06 Mei 2011. ●



 



http://berita.plasa.msn.com/nasional...mentid=5552237







 



http://namakuddn.wordpress.com/2012/01/15/kabar-menyakitkan-dari-gedung-dpr-



senayan/ ●



 



http://gkkk-tamankopoindah.blogspot.com/2009/03/menikmati-kepuasan_18.html