Makalah Kelompok 18 Pemeriksaan Fisik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK Dosen Akademik: Amelia Rattoe, SKM.,M.Kes



KELOMPOK 8 Gabriela Kakiay Tesalonika Lampa Viege Rampengan



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON 2021



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “pemeriksaan fisik”. Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar II di Akademi Keperawatan Bethesda Tomohon. Oleh karena itu, sebagai penulis, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Dasar II Suster Amelia Rattoe, SKM.,M.Kes yang telah memberikan tugas ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan maklalah ini terdapat banyak kekurangan oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................



i



KATA PENGANTAR....................................................................................



ii



DAFTAR ISI...................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN...............................................................................



1



1.1 Latar Belakang......................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah.................................................................................



1



1.3 Tujuan...................................................................................................



1



1.4 Manfaat.................................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN.................................................................................



3



2.1 Pengertian.............................................................................................



3



2.2 Tujuan pemeriksaan..............................................................................



7



2.3 Indikasi.................................................................................................



7



2.4 Manfaat.................................................................................................



8



2.5 Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik..........................



8



2.6 Tindakan pemeriksaan.........................................................................



8



BAB III PENUTUP.........................................................................................



14



3.1 Kesimpulan...........................................................................................



14



3.2 Saran.....................................................................................................



15



iii



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................



iv



16



0



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perawat seringkali menjadi orang yang pertama mendeteksi perubahan pada kondisi klien tanpa memperhatikan latar belakangnya. Oleh karena itu kemampuan berpikir dan menginterpretasi secara kritis tentang arti perilaku klien dan perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi perawat. keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi perawat untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada kesehatan klien. Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk mengkaji pola yang mencerminkan masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi. Perawat bekerja diberbagai tempat, mencari informasi tentang status kesehatan klien. Pemeriksaan fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat adanya masalah kesehatan atau dengan kata lain pemeriksaan fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat dapat membuat tindakan untuk mengatasinya. 1.2 Rumusan masalah Bagaimana pemeriksaan fisik dalam keperawatan? 1.3 Tujuan



1



1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pemeriksaan fisik head to toe. 2. Untuk megetahui apa tujuan dari pemeriksaan fisik head toe toe. 3. Untuk mengetahui apa manfaat dari pemeriksaan fisik head to toe. 4. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan fisik. 5. Untuk mengetahui apa indikasi dari pemeriksaan fisik. 6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan fisik head to toe. 1.4 Manfaat Menjadi informasi dalam memperoleh pengetahuan dan bidang keperawatan



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Pengertian Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon  terhadap terapi tersebut. (Potter dan Perry, 2005) Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif



dan



komprehensif,



memastikan/membuktikan



hasil



anamnesa,



menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010) Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah: 1. Inspeksi Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik. Mulailah melakukan inspeksi pada saat pertama kali bertemu dengan pasien. Amati secara cermat mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh pasien. Amati dari hal-hal yang umum kemudian ke hal-hal yang khusus. Fokus pemeriksaan pada setiap bagian tubuh adalah ukuran tubuh, warna, bentuk,



3



posisi, kesimetrisan, lesi dan penonjolan atau pembengkakan. Perlu di bandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu degan bagian tubuh lainnya. Langkah- lagkah kerja inspeksi adalah : a. Atur pencahayaan yang cukup sebelum mealakukan inspeksi b. Atur suhu dan suasana ruangan yang nyaman c. Buka bagian yang di inspeksi dan yakinkan bahwa bagian tersebut tidak tertutup baju, selimut dsb d. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inspeksi e. Selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang Anda lihat f. Perhatikan kesan pertama pasien yang meliputi : prilaku, ekspresi, penampilan umum, pakaian, postur tubuh dan gerakan dengan waktu yang cukup. g. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandinkan satu bagian sisi tubuh dengan sisi yang lain. 2. Palpasi Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba seperti tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti temperatur, keelastisan, bentuk ukuran, kelembaban dan penonjolan. Ada 2 jenis palpasi : a)



palpasi ringan, banyak di gunakan dalam pengkajian. Dengan cara ujungujung jari pada satu atau dua tangan digunakan secara simultan. Tangan di letakkan pada area yang akana di palpasi dan jari-jari di letakkan ke bawah perlahan-lahan sampai di temukan hasil.



4



b)



palpasi dalam, di kerjakan untuk merasakan isi abdomen. Dapat dilkaukan dengan dua tangan sehingga di sebut bimanual. Satu tangan diguanakan untuk merasakan bagian yang di palpasi, tangan lainya untuk menekan kebawah. Dengan posisi releks, jari-jari tangan kedua diletakan melekat pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh pucuk tangan ke sendi interpalangeal distal. Tekanan di lepaskan sebelum pindah area kecuali untuk mengetahui adanya nyeri tekana. Cara kerja palpasi dapat dilakukan sebagai berikut : a. Pastikan bahwa area yang akan di palpasi benar-benar nampak. b. Cuci tangan sampai bersih dan keringkan. c. Beritahu pasien tentang apa yang dikerjakan. d. Secara prinsip palpasi dapat dilakukan dengan semua jari, tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih sensitive. e. Untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari 2,3 dan 4 secara bersamaan untuk palpasi abdomen gunakan telapak tangan dan beri tekanan dengan jari-jari secara ringan. f. Bila di perlukan lakukan dengan dua tangan. g. Perhatikan dengan seksama muka pasien selama palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan. h. Lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri tentang ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaannya.



3. Perkusi



5



Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah : a.



Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.



b. Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia. c. Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. d. Hipersonor/timpani : suaran



perkusi pada daerah yang lebih



berongga kosong, misalnya daerah cavern persiapan yang diperlukan paru, pada klien asma kronik. 4. Auskultasi Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :



6



a. Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluransaluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC. b. Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru. c. Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma. d. Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.



2.2



Tujuan Pemeriksaan Fisik Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan: 1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien. 2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan. 3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan. 4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan. 5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.



2.3



Indikasi



7



Mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada : 1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat. 2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat. 3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.



2.4



Manfaat Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi profesi kesehatan lain, diantaranya : 1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan. 2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien. 3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat 4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan



2.5



Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik 1. Selalu meminta keadaan atau izin padaklienuntuk setiap pemeriksan fisik 2. Jagalah privasi klien 3. Pemeriksaan harus seksamam dan sistematis 4. Jelaskan appa yang aka dilakukan sebelum pemeriksan (tujuan, kegunaan, cara dan bagian yang akan diperiksa). 5. Beri instruksi spesifik yang jelas 6. Berbicaralah yang komunikatif 7. Ajarkan klien bekerja sama untuk pemeriksaan



8



8. Perhatikan ekspresi atau bahasa konverbal dari klien



2.6 Tindakan Pemeriksaan Fisik Head To Toe Note: sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontrak dengan pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan terminasi/ mengakhiri. Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut: 1.       Kulit, rambut dan kuku 2.       Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut 3.       Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP 4.       Dada : jantung dan paru 5.       Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam 6.       Genetalia 7.       Kekuatan otot /musculosekletal 8.       Neurologi



Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Kulit, Rambut dan Kuku : a. Kulit Tujuan : 



Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit







Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka



9



b. Rambut Tujuan : 



Untuk menbetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut.







Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor



c. Kuku Tujuan : 



Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang







Untuk mengetahui kapiler refill.



2. Pemeriksaan Kepala Tujuan: 



Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala.







Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala.



a. Mata Tujuan: 



Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan pengelihatan, visus dan otot-otot mata).







Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata.



b. Hidung Tujuan : 



Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung







Untuk mendetahui adanya inflamasi/sinusitis



c. Telinga Tujuan : 10







Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga.







Untuk mengetahui fungsi pendengaran.



a. Mulut dan Faring Tujuan : 



Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut.







Untuk mengetahui kebersihan mulut.



b. Leher Tujuan : 



Untuk menentukan struktur integritas leher.







Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan.







Untuk memeriksa sistem limfatik.



3. Dada atau Thorax a.



Paru atau Pulmonalis Tujuan : 



Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru.







Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan.







Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa, peradangan, edema, taktil fremitus.







Untuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya.







Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran udara.



b. Jantung atau Cordis 4. Perut atau Abdomen 11



Tujuan : 



Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut







Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus







Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen



5. Genetalia Tujuan : 



Untuk mengetahui adanya lesi







Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)







Untuk mengetahui kebersihan genetalia



6. Rektum dan Anal Tujuan : 



Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus.







Untuk mengetahui adanya massa pada rectal.







Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid.



7. Pemeriksaan Muskuloskeletal Tujuan : 



Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian.







Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah tertentu.



8. Pemeriksaan Sistem Neurologi Tujuan : 



Untuk mengetahui integritas sistem persyrafan yang meliputi fungsi nervus cranial, sensori, motor dan reflek. 12



13



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Pemeriksaan head to toe adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang di anggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif, memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, mementukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas. Teknik yang diperlukan dalam pengkajian fisik ada 4 yaitu : palpasi, inspeksi, auskultsi dan perkusi. Indikasi mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada : 1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat. 2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat. 3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Prosedur Pelaksanaan : 1). Pengukuran tanda-tanda vital. 2). Pemeriksaan Kulit, Rambut dan Kuku. 3). Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan leher. 4). Pemeriksaan dada( dada dan punggung). 5). Pemeriksaan Abdomen (Perut). 6). Pemeriksaan ekstermitas atas (bahu, siku, tangan).



14



Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki). 8). Pemeriksaan genitalia (alat genital, anus, rectum) 3.2 Saran Diharapkan kepada perawat agar dapat melakukan pemeriksaan fisik head toe secara benar, sesuai dengan persiapan, teknik, dan prosedur yang telah ditentukan.



15



DAFTAR PUSTAKA



https://id.sribd.com/com/293208026-makalah-pemeriksaan-fisik https://www.slideshare.net/mobile/indahsen31/pemeriksaan-fisik-5536300



16