Makalah Pemeriksaan Fisik Abdomen (Kelompok 4) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN



Disusun Oleh : EVA DWI RAHAYU



P07120421009



GHINA AULIA SYAFIATUN



P07120421013



LALU AHMAD RIKOH HAMDANI



P07120421021



LINDA BINDARI



P07120421023



LUH KETUT SOVIA WULANDARI



P07120421025



MUHAMMAD SUHAILI



P07120421026



MUTIARA ROHMAH



P07120421029



SYAKIRATUN NIKMAH



P07120421040



ZULHAN JAUHARI



P07120421046



KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBAGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN(POLTEKKES)MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI STR KEPERAWATAN



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makala kami yang berjudul “PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN” ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik dari diri maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami mengucapkan Terimakasih kepada Ibu Dewi Purnamawati, M.Kep selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I yang telah membimbing sekaligus memberikan tugas ini kepada kami untuk menambah pengetahuan dan wawasan baik bagi pembaca maupun penulis. Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih kepada pembaca walaupun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.



Senin, 13 September 2021



Penyusun



1



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................1 DAFTAR ISI...........................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3 A. Rumusan Masalah...........................................................................................3 B. Tujuan..............................................................................................................3 C. Manfaat............................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5 A. Pengertian........................................................................................................5 B. Pembagian Abdomen.......................................................................................6 C. Tujuan Pemeriksaan Fisik Abdomen...............................................................8 D. Indikasi............................................................................................................8 E. Kontraindikasi..................................................................................................9 F. Prosedur Pemeriksaan Fisik Abdomen..........................................................10 BAB III PENUTUP..............................................................................................14 A. Kesimpulan....................................................................................................14 B. Saran..............................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisikakan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik abdomen? 2. Apa tujuan pemeriksaan fisik abdomen dilakukan? 3. Apa saja indikasi serta kontraindikasi pemeriksaan fisik abdomen itu? 4. Bagaimana prosedur pemeriksaan fisik abdomen tersebut dilakukan? C. Tujuan 1. Pembaca diharapkan mampu memahami pengertian pemeriksaan fisik abdomen 2. Pembaca diharapkan mampu memahami tujuan dari pemeriksaan fisik abdomen 4



3. Pembacadiharapkan mampu memahami indikasi serta kontraindikasi dari pemeriksaan fisik abdomen 4. Pembaca diharapkan mampu memahami dan mempraktikkan prosedur pemeriksaan fisik abdomen D. Manfaat Memperkaya



ilmu



pengetahuan



keperawatan



mengenai



pemeriksaan fisik abdomen



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Abdomen (perut) merupakan suatu bagian tubuh yang menyerupai rongga tempat beberapa organ tubuh yang penting, yaitu lambung, usus, hati, limpa, dan ginjal. Bentuk abdomen yang normal adalah simetris, baik pada orang gemuk maupun orang kurus. Abdomen menjadi besar dan tidak simetris pada beberapa keadaan, misalnya kehamilan, tumor dalam rongga abdomen, tumor ovarium, atau tumor kandung kemih. Abdomen dapat membesar setempat, misalnya pembengkakan hati, ginjal, limpa, atau kantung empedu. Permukaan abdomen normal tampak halus, lembut dengan kontur datar, melingkar, atau cekung. Apabila ada pembesaran, kulit abdomen menjadi tegang, licin, dan tipis. Pada keadaan setelah distensi berat, kulit abdomen menjadi berkeriput, dan pada keadaan ikterik, kulit abdomen akan tampak kuning. gerakan abdomen berkaitan dengan aktivitas pernapasan, yaitu mengempis pada saat ekspirasidan gembung pada saat inspirasi. Gerakan ini menjadi berlawanan bila terjadi kelumpuhan diagfragma. Selain gerakan yang berkaitan dengan pernapasan tersebut, denyutan dapat terlihat pada dinding abdomen, yaitu pada daerah epigastrium khususnya pada orang yang kurus. Aoabila ada tumor aorta, denyutan aorta akan dihantarkan oleh tumor tersebut kedinding abdomen. Pemeriksaan fisik abdomen merupakan prosedur diagnostic yang rutin dilakukan pada berbagai kondisi dan keluhan yang terkait system gastrointestinal seperti diare, gastritis, massa intraabdomen ataupun trauma abdomen. Cavum abdomen dibagi menjadi 4 bagian dengan garis imajiner yang saling tegak lurus melewati umbilicus. Keempat bagian ini adalah kuadran kanan atas dan bawah, serta kuadran kiri atas dan bawah.



6



Kuadran-kuadran ini mempresentasikan organ-organ yang terletak didalamnya. Selain itu, cavum abdomen juga bias dibagi menjadi region hipokondrium kiri dan kanan, epigastrik, umbilical, hipogastrik, lumbar kiri dan kanan, serta inguinal kiri dan kanan. Pemeriksaan fisik abdomen kemudian dapat dilajutkan dengan pemeriksaan



penunjang



lainnya



sesuai



dengan



arah



diagnosis.



Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik abdomen akan menilai segala kelainan organ dan struktur yang berada diabdomen, seperti gastrointestinal, hepar, kandung empedu dan organ-organ genitouria B. Pembagian Abdomen Untuk memudahkan kita mengenali letak topografi dari perut dan dada, Dr. Djoko Setijadji Rahardjo. DTMH (2001) menjelaskan adanya garis-garis yang dijadikan pedoman antara lain : 1. Linea Media Anterior Yakni garis imajiner yang ditarik dari ujung sternum (lekuk supra sternum/sulcus jugularis), lurus ke bawah sampai ke symphisis melalui umbilicus ke atas ke kepala tepat lewat glabella terus ke atas sampai vertex. 2. Linea Mamilaris (Linea Medio Clavicularis) Yakni garis imaginer yang ditarik dari pertenggahan clavicula lurus terus kebawah sampai pada lipatan pangkal paha. 3. Linea Sternalis Yakni garis imajiner yang ditarik dari tepi pertemuan tulang costa dengan sternum, dari atas ke bawah pada arcus costae. 4. Linea Para Sternalis Yakni garis imajiner yang ditarik dari atas kebawah yang berada dari pertengahan antara linea mamilaris dengan linea sternalis. 5. Linea Maxilaris



7



Yakni garis imajiner yang ditarik lurus dari atas kebawah dimulai dari tepi depan ketiak sampai ke spina iliaka superior anterior. 6. Bidang Trans Pylorik Yakni bidang imajiner yang ditarik dari kedua ujung arcus costae kanan dan kiri. 7. Bidang Trans Tuberkuler Yakni bidang imajiner yang ditarik dari kedua spina illiaka superior anterior. Sehingga dengan demikian bila kita mencermati tubuh kita ( thorax dan abdomen ), akan terbagi menjadi 9 bagian atau biasa disebut dengan region, diantaranya : a. Regio Hypochondrica Dextra Yakni regio yang dibatasi oleh kanan linea maxillaris dextra, bawah oleh bidang trans pylorik, kiri oleh linea mamillare/linea medio clvicularis dextra. b. Regio Epigrastica Yakni region yang dibatasi oleh linea mamillar/linea medio clavicularis dextra dan linea mamillaris sinistra, sebelah bawah oleh bidang trans pylorik. c. Regio Hypochondrica Sinistra Regio yang dibatasi sebelah kiri oleh linea maxilaris sinistra dan kanan oleh linea mamillaris/linea medio clavicularis sinistra, bagian bawah oleh bidang trans pylorik. d. Regio Lateralis Dextra Regio yang dibatasi oleh sebelah kanan linea maxillaris dextra, sebelah kiri oleh linea medio clavicularis dextra, sebelah atas oleh bidang trans



pylorik dan pada bagian bawah oleh bidang



transtuberkuler. e. Regio Umbilikalis Yakni region yang dibatasi oleh sebelah atas bidang trans pylorik, sebelah kanan oleh linea medio clavicularis dextra dan bagian bawah



8



dibatasi oleh bidang tuberkularis, disebelah kiri dibatasi oleh linea medio clavicularis sinistra. f. Regio Lateralis Sinistra Regio yang dbatasi oleh sebelah kanan linea medio clavikularis dextra, sebelah atas oleh bidang trans pylorik, sebelah kiri dibatasi oleh linea maxilaris sinistra, bagian bawah dibatasi oleh bidang trans tuberkularis. g. Regio Inguinalis Dextra Yakni region yang dibatasi oleh kanan spina illiaca superior anterior dextra, sebelah atas oleh bidang trans tuberkularis, sebelah kiri oleh linea medio clavicularis dextra, sebelah bawah oleh tepi dari lipatan paha, jadi bentuk region ini adalah berbentuk segitiga. h. Regio Pubica Yakni region yang dibatasi oleh bidang trans tuberkularis, sebelah bawah sepanjang lipatan paha dan melintas pubis, sampai kekiri dibatasi oleh linea medio clavicularis sinistra. i. Regio Inguinalis Sinistra Yakni region yang dibatasi oleh sebelah kanan oleh linea medio clavicularis sinistra, sebelah atas oleh bidang trans tuberkularis sinistra, bagian kiri oleh spina illiaca superior anterior sinistra. C. Tujuan Pemeriksaan Fisik Abdomen Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan untuk mendapatkan gambaran klinis organ-organ dan ruang intraabdomen D. Indikasi Indikasi pemeriksaan fisik abdomen adalah berbagai keluhan dan penyakit yang melibatkan organdan struktur diabdomen. Banyak sekali keluhan yang memerlukan pemeriksaan fisik abdomen untuk evaluasi klinisnya, misalnya: 



Gastrointestinal : diare, konsti[asi, nyeri perut, mual, muntah, anoreksia, kecurigaan alergi atau keracunan makanan







Hepatologi: ikterus, massa abdomen, hepatomegali, splenomegali, ascites, spider naevi 9







Urologi: retensi urin, oliguria, hematuria, disuria, pyuria, kolik renal







Genital dan reproduksi: dismenorea, leucorrhea massa region genital







Trauma: trauma tembus abdomen, trauma tumpul abdomen



Pemeriksaan fisik abdomen juga penting dilakukan dalam penegakan diagnosis berbagai penyakit misalnya: 



Gastrointestinal: ileus obstuktif, ileus paralitik, gastritis, gastroenteritis, gastroesophageal reflux disease, appendicitis, hernia inguinalis dan intususepsi







Hepatologi: sirosis hepatis, hepatitis, kolesistitis, kolelitilasis, pancreatitis







Hematologi: anemia hemolitik, malaria







Urologi: batu ginjal, retensi urin akibat benign prostatic hyperplasia, gagal ginjal, pyelonephiritis







Genital dan reproduksi: abortus, endometritis, pendarahan uterus abnormal







Congenital:atresia ani, atresia bilier, omfalokel







Infestasi



parasit:



askariasis,



ankilostomiasis,



taeniasis,



strongyloidiasis 



Infeksi: demam tifoid, sindrom nefrotik, demam dengue







Keganasan: karsinoma pancreas, karsinoma gaster, neoplasma hepar seperti hepatocellular carcinoma







Trauma: rupture ginjal, rupture uretra, trauma tumpul abdomen, trauma tembus abdomen



E. Kontraindikasi Belum ada kontraindikasi khusus untuk pemeriksaan fisik abdomen. Pemeriksaan fisik abdomen merupakan bagian dari prosedur pemeriksaan fisik umum yang penting dilakukan pada pesien dengan ataupun tanpa keluhan pada area abdomen. Pemeriksaan fisik abdomen



10



sederhana, cepat dan relative aman dilakuka, sehingga tidak menimbulkan resiko komplikasi yang bermakna. F. Prosedur Pemeriksaan Fisik Abdomen No TINDAKAN



NILAI 0 1 2



PERSIAPAN 1. Persiapan alat : 1. Stetoskop 2. Bak instrument 3. Sarung tangan/handscoen 4. Kassa steril 5. Selimut 6. Tissue 7. Bullpen 8. Bengkok 2.



9. Lembar dokumentasi Persiapan perawat : 1. Memperkenalkan diri 2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan 3. Memberikan posisi yang nyaman pada klien



3.



4. Informed consent Persiapan lingkungan : 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman



4.



2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur Persiapan klien : Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai



kebutuhan pemeriksaan. PELAKSANAAN 1. Membaca doa pembuka 2. Perawat mencuci tangan 3. Meletakkan alat didekat klien 4. Memakai handscoon A. INSPEKSI 1. Posisikan pasien telentang dengan nyaman 2. Buka baju pasien, bantu/minta pasien untuk turunkan 3.



celana hingga simfisis Tutup dada dan daerah simfisis pasien menggunakan 11



4.



selimut Amati permukaan abdomen (rata, abdominal frog, scapoid/cekung) kesimetrisan abdomen, kulit (warna, lesi, penyebaran pembuluh darah vena), gerakan dinding abdomen (gelombang peristaltik, pulsasi), umbilikus, pembesaran organ, massa B. AUSKULTASI



1.



1) MENDENGARKAN PERISTALTIK USUS Letakkan diafragma stetoskop pada kuadran kiri bawah



2.



dinding abdomen pada abdomen pasien Dengarkan suara peristaltik usus, hitung selama 1 menit 



1.



Normal dewasa : 5 – 35x/menit



 Normal anak : 5 – 15 x/menit 2) MENDENGARKAN SUARA PEMBULUH DARAH Letakkaan difragma stetoskop, dengarkan bising yang



muncul C. PALPASI 1. Lakukan palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke dalam (jika pasien mengeluhkan nyeri, sebaiknya 2.



diperiksa paling akhir) Jika dinding abdomen tegang, minta pasien untuk menekuk



3.



lutut.



Tekan



daerah



muskulus



rectus



abdominalis, minta pasien nafas dalam 1) PALPASI BIMANUAL (dilakukan dengan 2 tangan, untuk memeriksa organ dalam) Letakkan tangan kiri di pinggang kanan atau kiri pasien, dan tangan kanan pada bagian depan dinding



4.



abdomen 2) PEMERIKSAAN BALLOTTEMENT memberikan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen dan dengan cepat tangan



5. 6. 7.



ditarik kembali Amati gerakan/pantulan abdomen Letakkan satu tangan pada suatu sisi perut pasien Tangan yang lain mendorong/menekan sisi perut yang



8.



berlawanan Rasakan adanya tekanan gelombang cairan pada tangan



12



pertama D. PERKUSI 1. Tentukan bagian abdomen yang akan dilakukan perkusi 2. Tempatkan telapak tangan kiri pada bagian yang akan di 3.



perkusi. Ketuk punggung jari telunjuk/tengah tangan kiri dengan



jari telunjuk/tengah tangan kanan 4. Dengarkan suara yang ditimbulkan PEMERIKSAAN SHIFTING DULLNES 1. Miringkan pasien ke kanan 2. Perkusi abdomen bagian atas dan bawah 3. Mirigkan pasien pada sisi yang berlawanan 4. Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada klien 5. Perawat mengucapkan “doa penutup” kemudian menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah 6. 7.



selesai. Perawat melepaskan handscoon dan mencuci tangan Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status klien



8.



dan merapikan baju klien Evaluasi : 



Klien bersih, rapi dan nyaman







Tempat tidur rapi







Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi







Perawat mampu menyimpulkan apakah ada pembesaran organ dalam, berapa suara bising usus klien, dll



13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Pemeriksaan ini berbeda dengan tahapan pemeriksaan pada organ lain. Auskultasi dilakukan terlebih dahulu sebelum palpasi dan perkusi, agar hasil pemeriksaan lebih akurat karena belum dilakukan manipulasi pada abdomen. B. Saran Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan secara berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.



14



DAFTAR PUSTAKA 123dok.2017.”Makalah



pemeriksaan



fisik



(1)”,



https://text-



id.123dok.com/document/nzwo5rly-makalah-pemeriksaan-fisik-1.html , diakses Rabu, 15 September 2021 pukul 22.13 Dodok,



Raimundus.2019.”Makalah



pemeriksaan



fisik”,



https://www.scribd.com/document/414260555/Makalah-Pemeriksaan-FisikAbdomen-Kelompok-3 ,diakses Selasa, 14 September 2021 pukul 06.31 Felicia.2019.”Pemeriksaan



Fisik



Abdomen”,



https://www.alomedika.com/tindakan-medis/astroentero-hepatologi/pemeriksaanfisik-abdomen , diakses Selasa, 14 September 2021 pukul 07.57 Universitas Muhammadiyah Malang.PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN.



Malang:



https://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/SL



%203%20PROSEDUR%20PEMERIKSAAN%20FISIK%20ABDOMEN.pdf ,diakses Selasa, 14 September 2021 pukul 08.43



15