Makalah Kelompok 5 (Topik 4) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JUDUL



MAKALAH TOPIK 4 “PERKEMBANGAN DAN KEPLASTISAN OTAK” Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : Biopsikologi Dosen Pengampu : Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psi



Disusun Oleh : Naura Sella Sabilla



(1512200374)



Dewi Rukmana



(1512200380)



Febri Andriani Putri



(1512200381)



Amanda Claudiana Putri



(1512200387)



Rahmad Bintang Samudra



(1512200391)



Ammar Hariyadi



(1512200392)



Mochamad Hariyanto



(1512200395)



Elys Qinanti



(1512200411)



KELAS : BIOPSIKOLOGI (H) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2022/2023 i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkambangan Dan Keplastisan Otak” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psi  pada mata kuliah Biopsikologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perkambangan Dan Keplastisan Otak bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psi, selaku Dosen Psikologi Mata Kuliah Biopsikologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Surabaya, 6 Oktober 2022



Kelompok 5



ii



DAFTAR ISI JUDUL...................................................................................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1 1.1



Latar Belakang.......................................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah..................................................................................................................1



1.3



Tujuan Pembahasan...............................................................................................................1



BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2 2.1



Perkembangan Otak...............................................................................................................2



a.



Otak.......................................................................................................................................2



b.



Pertumbuhan dan Diferensiasi...............................................................................................4



c.



Penentu Kesintasan Neuron...................................................................................................7



d.



Rentan Otak Yang Sedang Berkembang................................................................................8



e.



Penyesuaian Melalui Pengalaman..........................................................................................9



2.2



Keplastisan Setelah Kerusakan Otak....................................................................................10



a.



Kerusakan Otak dan Pemulihan Jangka Pendek...................................................................10



b.



Mekanisme Lanjut Pemulihan.............................................................................................11



BAB III PENUTUP.............................................................................................................................14 3.1



Kesimpulan..........................................................................................................................14



3.2



Saran....................................................................................................................................14



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Perkembangan otak anak waktu tumbuh umumnya ditentukan oleh faktor genetik serta faktor lainnya lingkungan, baik lingkungan internal (faktor yang terkandung pada janin atau anak itu sendiri), serta lingkungan eksternal (faktor pada luar anak). Otak yang sedang berkembang rentan terhadap gangguan kimia. Banyak bahan kimia yang pada tahap dewasa hanya menyebabkan gangguan ringan dan sementara, tetapi pada tahap awal perkembangan otak dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak permanen. Penyebab kerusakan otak di usia mudaitu biasa disebabkan oleh benturan keras pada kepala, berhentinya peredaran darah ke otak, dan pecahnya pembulih darh di otak. Apabila salah satu bagia otak mengalami kerusakan, maka aktivits baginlain otak juga menurun kerna hilangnya input.



1.2



Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud Perkembangan otak? b. Bagaimana pertumbuhan dan diferensiasi otak? c. Bagaimana penentu kesintasan neuron? d. Bagaimana rentannya otak yang sedang berkembang? e. Bagaimana penyesuaian melalui pengalaman? f. Bagimana kerusakan otak dan pemulihan jangka pendek? g. Bagaimana mekanisme lanjut pemulihan?



1.3



Tujuan Pembahasan a. Menjelaskan perkembangan otak b. Menjelaskan pertumbuhan dan diferensiasi otak c. Menjelaskan penentu kesintasan neuron d. Mendeskripsikan rentannya otak yang sedang berkembang e. Menjelaskan penyesuaian melalui pengalaman f. Menjelaskan kerusakan otak dan pemulihannya jangka pendek g. Menjelaskan mekanisme lanjut pemulihan



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan Otak Perkembangan otak anak waktu tumbuh umumnya ditentukan oleh faktor genetik serta faktor lainnya lingkungan, baik lingkungan internal (faktor yang terkandung pada janin atau anak itu sendiri), serta lingkungan eksternal (faktor pada luar anak). Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar, gerakan, dan fungsi tubuh homeostasis seperti perilaku detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak terbentuk berasal 2 jenis sel yaitu glia serta neuron. Glia berfungsi buat menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa gosip pada bentuk pulsa listrik yg pada kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh menggunakan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. a. Otak Otak adalah masa jaringan syaraf yang terdapat di dalam kepala. Hubungan antara pikiran atau jiwa-badan terutama otak. Ada 5 tahap perkembangan otak; pertama terjadi selama masih dikandungan, kedua sampai dengan kelima terjadi setelah kelahiran. Perkembangan tidak disebabkan oleh pertumbuhan otak, perkembangan perilaku bayi tidak sepenuhnya tergantung pada pertumbuhan otak, karena seperti halnya orang dewasa, bayi juga belajar.



2



Perkembangan otak anak tumbuh melalui tiga tahapan, mulai berasal otak primitif (otak tindakan), otak limbik (perasaan) otak), serta akhirnya ke neokorteks (pula diklaim otak pikiran). Meski saling terkait, ketiganya memiliki manfaatnya masing-masing: 1. Otak primitif mengatur fisik kita buat bertahan hayati Mengelola refleks, kontrol gerakan motorik, fungsi monitor tubuh, serta memproses gosip yg masuk asal panca indera. saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama-sama menggunakan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi "lawan atau lari" (melawan atau lari respon) untuk tubuh. 2. Otak limbik memproses emosi Seperti suka serta tidak suka cinta dan Benci. Otak ini adalah penghubung antara otak yang berpikir dan otak primitif. ialah, otak primitif bisa diperintahkan untuk mengikuti kehendak otak yang berpikir, pada lain ketika otak yg berpikir dapat "dikunci" buat tak melayani otak limbik dan



primitif selama keadaan



darurat, konkret atau tidak. ada interim otak berpikir, yang ialah bentuk daya pikir tertinggi serta bagian otak yang paling objektif, mendapatkan masukan asal otak primitif serta otak limbik. namun, perlu lebih banyak ketika buat diproses info, termasuk gambar, asal otak primitif serta otak limbik. tiga. 3. Otak piker juga adalah kawasan bergabungnya pengalaman, daya jangan lupa, perasaan, serta kemampuan berpikir buat melahirkan inspirasi dan tindakan.



3



b. Pertumbuhan dan Diferensiasi Pertumbuhan dan Perkembangan Akson Pembentukan dan pengubahan neuron adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan system saraf. Ilmuan neurosains membagi tahap perkembangan menjadi 5 tahap, yaitu : 1. Proliferasi Adalah



pembentukan



neuron-neuron



yang



baru.



Pada



masa



awal



perkembangan, sel-sel yang melapisi ventrikel membelah; sebagian menetap di lokasi awal dan terus menerus membelah (sebagai sel induk), dan sebagian lain berkembang menjadi neuron dan glia primitf yang akan berpindah ke lokasi lain. 2. Migrasi Setelah sel-sel berdiferensiasi menjadi neuron dan glia, sel tersebut melakukan migrasi (bergerak) menuju lokasi akhirnya di dalam otak. Tiap sel tersebut harus bermigrasi dalam jarak yang cukup jauh dengan mengikuti jalur kimiawi yang spesifik untuk mencapai lokasi akhirnya. Apabila terjadi deficit immunoglobulin dan chemokines, dapat menyebabkan terganggunya proses migrasi, penurunan ukuran otak, penurunan pertumbuhan akson, dan keterbelakangan mental. 3. Diferensiasi Pada awalnya, neuron primitf terlihat seperti sel lain pada umumnya, neuron melakukan diferensiasi secara bertahap, membentuk akson dan dendrite yang merupakan cirri khusus neuron. Akson tumbuh lebih dulu, terkadang saat neuron sedang berpindah pada kasus tersebut, neuron berpindah sambil menarik aksonnya yang sedang bertumbuh, neuron tetap mempertahan bagian ujungnya pada atau didekat targetnya. Neuron pada tiap bagian otak berbeda-beda bentuk dan komponen kimianya. Kapan dan bagaimanakah sebuah neuron “memutuskannya”tipe neuron yang akan dipilihnya? Neuron yang belum berkembang secara sempurna dari bagian korteks yang sedang berkembang ditransplantasi secara eksprimentalke bagian korteks lainakan memperlihatkan katarakter lokasi yang baru. 4



4. Mielinasi Adalah tahap lanjutan yang lebih yang lebih lambat. Proses dimana glia menghasilkan materi lemak insulasi yang mengakselerasi transmisi impuls pada sejumlah besar akson hewan vertebrata. Myelin pertama kali dibentuk di sumsum tulang belakang, bagian tengah, dan bagian depan. 5. Sinaptogenesis Tahap akhir, berlanjut seumur hidup kita. Neuron terus-meneurus membentuk sinapsis baru dan menyingkirkan sinapsis lama. Pada sebagian besar manusia usia lanjut, psroses sinapsis dan pemebentukan cabang dendrit baru akan melambat. Neuron Baru di Masa Depan Reseptor olfaktori terpapar kedunia luar dan zat kimia racun yang ada, biasanya hanya dapat bertahan sebulan atu dua bulan. Secara berkala neuron terus membelah. Satu neuron membelah akan terus tetap tidak berkembang, satu neuron lagi berkembang dan menggantikan reseptor olfaktori yang rusak. Neuron yang baru ini akan menumbuhkan aksonnya menuju lokasi yang tepat di otak. Lalu ada penelitian yang menemukan adanya sel-sel di dalam otak yang tidak berkembang, yaitu disebut dengan sel iduk. Masih ada penelitian lanjutan lain dimana penelitian menemukan bukti pembentukan neuron baru di bagian otak yang berbeda. Contohnya, burung berkicau memiliki suatu area pada otak yang menyebabkan dapat berkicau, neuron pada area tersebut tergantikan dengan teratur. Pada bagian hipokampus mamalia, sel induk juga dapat berdiferensiasi menjadi neuron baru, yaitu terbentuk melewati sebuah periode aktif pembentukan dan perubahan sinapsis, sehingga neuron tersebut mungkin menjadi contributor penting pada proses pembelajaran baru.



5



Pencarian Jejak Kimiawi Melalui Akson Paul weiss (1924) adalah seorang biologi terkenal. Ia melakukan penelitian dengan mencangkok kaki tambahan pada seekor salamander dan menunggu hingga ada akson yang tumbuh masuk kedalamnya. Setelah akson tumbuh ke dalam kaki cangkokan, kaki tersebut bergerak seirama dengan kaki sebelahnya. Weiss menolak ide bahwa tiap akson mengembangkan satu cabang yang mengarah ke otot penggerak anggota badan tambaha. Dia mengajukan ide bahwa saraf melekat pada otot pada posisi acak dan melepaskan beragam pesan, dan tiap pesan sesuai untuk otot yang berbeda. Kespesifikan Hubungan Akson Weiss membuat kesalahan. Bukti lanjutan yang ditemukan ternyata mendukung interpretasi yang sebelumnya ia tolak. Kaki tambahan salamander dapat bergerak seirama dengan kaki disebelahnya karena tiap akson menemukan otot yang tepat.



Gradient Kimia Manusia hanya memiliki jumlah gen sekitar 30.000, jumlah yang sedikit untuk menghasilkam penanda bagi miliaran neuron. Akson yang sedang tumbuh akan mengikuti sebuah jalur yang dibentuk oleh molekul permukaan sel, dalam proses yang memandu akson menuju arah yang benar, akson ditarik oleh sebagian zat kimia dan ditolak oleh sebagian lainnya. 6



Beberapa akson mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh zat kimia yang menimbulkan ketertarikan hingga akson mencapai lokasi tengah dimana akson akan menjadi sensitive terhadap zat kimia tersebut dan mulaitertarik atraktan lain. Pada akhirnya akson mengatur dirinya sendiri pada permukaan area target mereka sesuai dengan gradient kimia.



c. Penentu Kesintasan Neuron Pada awalnya, system saraf simpatetik membentuk neuron lebih banyak dari yang dibutuhkan. Apabila salah satu neuron membentuk sinanpsis ke sebuah otot, maka otot tersebut akan mengeluarkan sebuah protein yang diberi nama factor pertumbuhan saraf yang memicu kesintasan dan pertumbuhan akson. Akson yang tidak dapat NGF akan berdegenerasi dan badan selnya mati. Artinya setiap neuron memulai kehidupan dengan sebuah program “ bunuh diri” jika akson sebuah neuron dalam umur tertentu tidak dapat membuat hubungan dengan sel postsinaptik, maka neuron akan bunuh diri melalui proses apoptosis, Fajtofpertumbuhan saraf adalah neurotrofin yaitu senyawa yang menyokong keintasan dan aktivitas neuron. Agar neuron yang belum berkembang sempurna dapat terhindar dari apoptosis dan sintas,maka neuron tersebut perlu mendapat neurotrofin bukan hanya dari sel target, tetapi juga akson yang tumbuh ke arahnya yang menghantarkan stimulus. Setelah proses penewasaan neuron, mekanisme apoptosis menjadi dorman, kecuali pada kondisi traumatis seperti stroke. Neuron tidak lagi membutuhkan neurotrofin untuk kesintasannya. 7



d. Rentan Otak Yang Sedang Berkembang Menurut Lewis Wolpert (1991:12) “Gastrulasi adalah masa terpenting dalam hidup anda, bukan ketika anda dilahrikan, menikah, ataupun mati” maksudnya adalah salah satu tahap awal perkembangan, maka masalah akan muncul sejak saat itu. Tahap-tahap awal perkembangan adalah masa yang kritis terutama pada perkembangan otak. Dimana masa itu masa yang sangat rentan karena itulan gangguan zat kimia yang dapat ditoleransi otak ketika dewasa akan sangat merusak bila terjadi pada masa awal perkembangan. Contohnya, gangguan fungsi tiroid pada orang dewasa akan menyebabkan kondisi letargi sementara, tetapi pada bayi dapat menyebabkan keterbelakngan mental. Otak janin sangat rentan terhadap alcohol. Ibu yang mengonsumsi alkohon semasa hamil akan melahirkan anak dengan sindrom alcohol pada janin, yaitu sebuah kondisi yang ditandai sikap hiperaktif, impulsive, kesulitan mempertahankan perhatian, berbagai tingkat keterbelakangan mental, masalah dengan pergerakan, kelainan jantung, dan kelainan wajah. Ibu yang merokok semasa kehamilan memiliki beberapa kecenderungan, yaitu : 



Ketika dilahirkan berat badannya rendah dan dalammasa awal menderita banyak penyakit







Sindrom kematian bayi mendadak







Gangguan perilaku kurangnya perhatian hiperaktif







Kerusakan system imunitas







Kenakalan dan tindak criminal



8



e. Penyesuaian Melalui Pengalaman Pengalaman dan percabangan dendrite : Dale Purves dan R.D Haley (1985) telah mengembangkan suatu metode penyuntikan pewarna yng memungkinkan kita untuk mengamati struktur neuron hidup dalam wahtu, hari, atau minggu yang berbeda. Mereka melihat bahwa dalam waktu yang berbeda ada percabangan dendrite yang bertambah panjang dan ada pula yang bertambah pendek ataupun hilang.



Penelitian mengungkapkan bahwa ketika dendrite menumbuhkan spina baru (sebuah struktur kecil yang tumbuh pada dendrite dan dapat memperbesar luas permukaan untuk penerimaan sinapsis), contohnya seekor tikus laboratorium hidup sendiri dalam sebuah kandang kelabu. Bayangkan sebaliknya, terkadang peeliti menyebut lingkungan tersebut sebagai lingkungan yang diperkaya, tetapi istilah tersebut berlawnan dengan pengalaman menderita tikus laboratorium yang ditempatkan dilingkungn tersebut. Pada beragam spesies lainnya, lingkungan yang diperkaya juga mendorong pertumbuhan akson dan dendrite. Pertambahan ukuran neuron yang terukur juga telah diperlihatkan pada manusia sebagai akibat dari aktivitas fisik.ketebalan korteks serebrum akan menurun pada usia tua kecuali pada individu yang fisiknya tetap aktif. Pengaruh Pengalaman Khusus : Adaptasi otak pada individu yang buta sejak lahir bahwa area otak memodifikasi fungsinya berdasarkan stimulus yang diterima dan pengaruh latihan yang diperpanjang dengan hasil dapat mengorganiasai ulang otak dengan batasan tertentu.



9



2.2 Keplastisan Setelah Kerusakan Otak a. Kerusakan Otak dan Pemulihan Jangka Pendek Paling umum saat ini adalah cidera kepala tertutup , benturan keras akibat jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau kecelakaan lainnya, penganiayaan atau trauma lain yang terjadi tiba-tiba tetapi tidak langsung melukai otak. Sebagian kerusakan terjadi karena gaya rotasi membenturkan otak dengan bagian dalam tengkorak. Trauma kepala tertutup juga menghasilkan penggumpalan darah yang mengganggu peredaran darah ke otak. Mengurangi Pengaruh Stroke Yang Merugikan : 



Salah satu tipe stroke lebih umum adalah iskemia, yaitu penghambatan peredaran darah pada arteri karena ada penggumpalan darah atau gangguan lain. Kasus ini neuron kehilangan sejumlah besar suplai sehingga neuron oksigen dan glukosa.







Tipe yang jarang terjadi adalah hemoragi, yaitu perdarahan yang disebabkan arteri yang pecah. Neuron dibanjiri oleh kelebihan oksigen, kalisum, dan produk lainnya.



Iskemia dan perdarahan dapat menyebabkan banyak gangguan, seperti edema yang akan meningkatkan kemungkinan terjadi stroke kembali. Sebuah obat dengan nama aktivtor plasminogen jaringan memecah gumpalan darah, obat ini juga memiliki pengaruh yang beragam pada neuron yang rusak. Agar hasil pengobatan signifikan, maka pasien harus mendapatkan Tpa dalam kurun waktu 6 jam setelah serangan. Bahkan jika terjadi keterlambatan penggunaan tPA untuk menyelamatkan neuron-neuron ydi lokasi terjadinya iskemia dan perdarahan, masih ada harapan untuk neuron yang berada pada daerah penumbra yaitu daerah yang mengililingi lokasi kerusakan tersebut. Sejauh ini, metode paling efektif untuk mencegah stroke kerusakan otak pada hewan percobaan setelah mengalami stroke adalah dengan mendinginkan otak. Manusia tidak dapat diturunkan suhunya serendah tikus, tetapi pasien stroke didinginkan hingga suhu 33-36 derajat Celcius pada 3 hari pertama secara signifikan dapat meningkatkan kesintasan dan fungsi perilaku jangka panjang.



10



b. Mekanisme Lanjut Pemulihan 1. Diaschisis Hilangnya suatu perilaku setelah kerusakan otak artinya lebih dari hilangnya fungsi neuron yang telah mati. Aktivitas suatu area otak menstimulasi banyak area lain, maka kerusakan pada suatu area akan menyebabkan hilangnya stimulasi area otak tersebut. Jika diaschisis menyebabkan hilangnya suatu perilaku setelah terjadi kerusakan otak, maka obat stimulant dapat mengurangi efeknya sehingga mendorong pemulihan. 2. Akson yang tumbuh kembali Dalam keadaan tertentu, akson yang rusak dapat tumbuh kembali, walaupun badan sel tidak dapat tergantikan. Sebuah neuron pada system saraf tepi memiliki badan sel yang terletak di dalam sumsum tulang belakamg dan aksonnya memanjang ke dalam salah satu anggota badan. Akson akan tumbuh mengikuti selubung mielinnya kea rah target awal. Kelumpuhan yang karena luka pada sumsum tulang belakang akan bersifat permanen. Lain halnya yang terjadi pada sejumlah spesies ikan setelah dilakukan pemotongan sumsum tulang belakang, akson akan tumbuh kembali memanjang cukup untuk melewati daerah yang dipotong sehingga terjadi pemulihan fungsi mendekati normal. 3. Pertunasan Otak terus menerus menumbuhkan cabang akson dan dendrite baru, sebaliknya otak akan mengeliminasi cabang yang lama. Proses tersebut percepatannya bertambah sebagai respons terhadap kerusakan. Ketika sekelompok akson mati, maka sel yang kehilangan sumber inervasi akan beraksi dengan melepaskan neutrofin untuk merangsang akson lain untuk membentuk cabang baru atau tunas kolateral yang melekat pada sinapsis yang kosong. Gangliosida yaitu gabungan lipid dan karbohidrat dapat mendorong pemulihan otak yang rusak. Yaitu mungkin meningkatkan pertunasan atau membantu pembentukan sinapsis yang sesuai. 11



4. Supersensitivitas denervasi Sel postsinaptik yang kekurangan sebagian besar input sinaptik akan mengembangkan peningkatan sensitivitas terhadap neurotransmitter yang masih diterimanya. Supersensitivitas denervasi adalah peningkatan sensitivitas terhadap satu neurotransmitter pada suatu neuron setelah akson yang tumbuh kea rah neuron tersebut rusak. Juga salah satu cara untuk mengkompensasi input yang berkurang. Pada beberapa kasus, proses tersebut memungkinkan individu untuk mempertahankan perilaku yang mendekati normal, bahkan setelah terjadi kehilangan sebagian besar akson pada suatu jalur informasi. 5. Pengorganisasian ulang representasi sensorik dan anggota badan yang sudah tidak ada Histokimia : Histology adalah ilmu yang mempelajari struktur jaringan. Peneliti menyuntikan zat kimia ke dalam otak hewan percobaan. Ujungnya akson akan menyerap zat kimia tersebut dan mentransportasikan ke badan selnya. Selanjutnya peneliti memberikan perlakuan pada irisan otak dan zat kimia lain yang akan bereaksi dengan HRP sehingga membentuk granula yang akan terlihat di mikroskop. Respons tersebut terasa seperti stimulasi pada lengan, dokter telah lama mengamati bahwa individu yang diamputasi bagian tubuhnya banyak yang mengalami sindrom anggota tubuh badan yang sudah tidak ada (phantom limb) yaitu sebuah sensasi berkelanjutan dari anggota badan yang telah diamputasi. Seperti geli hingga nyeri yang amat sakit. Sekarang metode modern telat dapat mengungkapkan bahwa sindrom tersebut



hanya



muncul



jika



pada



korteks



somatosensori



terjadi



pengorganisasian ulang pada bagian yang merespons organ yang telah diamputasi sehingga menjadi responsive untuk input yang baru.



12



6. Penyesuaian perilaku yang dipelajari Individu penderita kerusakan otak yang sepertinya telah kehilangan beberapa kemampuan, mungkin kemampuan tersebut memang hilang sama sekali atu mungkin juga dapat ditemukan kembali dengan usaha yang memadai. Sejumlah, atau mungkin sebagian besar pemulihan kerusakan otak tergantung pada proses belajar untuk memanfaatkan



sebaik-baiknya



kemampuan yang masih dimiliki. Banyak yang mengalami kerusakan otak, mereka dapat melakukan hal yang lebih banyak daripada yang mereka sadari. Sering kali mereka menemukan cara untuk menyelesaikan sebuah kegiatan harian tanpa bergantung pada kemampuan mereka yang telah terganggu. Contohnya, seseorang yang menderita gangguan bicara akan tergantung pada pasangannya untuk menjadi juru bicara, dan seseorang yang mengalami gangguan padakemampuan pengenalan wajah akan belajar mengenali orang lain melalui suaranya. Terapi



untuk



pasien



kerusakan



otak



titik



beratnya



adalah



memperlihatkan banyak hal yang telah dapat dilakukan pasien dan mendorong mereka untuk melatih kemampuan tersebut. Pengobtan diawali dengan proses evaluasi yang mendetail tentang kemampun yang dimiliki dan tidak dimiliki oleh



pasien.



Evaluasi



tersebut



merupakan



spesialiasi



dari



seorang



neuropsiskologi. Umumnya, terapis menyatakan bahwa mereka dapat mencapai hasil terbaik jika terapi dimulai tak lama setelah pasien terserang stroke. Konsep umum yang perlu diingat adalah bahwa pemulihan perilaku setelah terjadi kerusakan otak membutuhkan banyak usaha dan proses pemulihan itu sendiri adalahhal yang tidak pasti. Seseorang yang kelihatannya memiliki fungsi normal setelah kerusakan otak, justru mengeluarkan usaha yang lebih besar ketika melakukan sesuatu dibandingkan orang normal.



13



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan a. Perkembangan otak anak waktu tumbuh umumnya ditentukan oleh faktor genetik serta faktor lainnya lingkungan, baik lingkungan internal (faktor yang terkandung pada janin atau anak itu sendiri), serta lingkungan eksternal (faktor pada luar anak). b. Neuron berpindah ke lokasi yang sesuai, dan aksonnya yang sedang berkembang akan memanjang ke arah target neuron tersebut mengikuti jalur kimiawi c. Khusus pada masa awal kehidupan kita, dapat mengubah anatomi otak dalam batas-batas teretentu d. Kerusakan otak dapat disebabkan oleh benturan keras, berhentinya peredaran darah, dan beberapa jenis luka lain e. Terdapat banyak mekanisme yang berperan dalam pemulihan otak setelah terjadinya kerusakan, antara lain; restorasi neuron yang tidak rusak hingga memiliki aktivitas penuh, pertumbuhan kembali akson, penyesuaian sinapsis yang tidak rusak, dan penyesuaian perilaku. 3.2 Saran Diharapkan para pembaca dan penulis makalah ini memahami mengenai Perkembangan dan Keplastisan otak atas apa yang diberikan di biopsikologi, serta selalu jaga otak kita sehingga ia dapat berkembang dengan baik dan kerusakan otak tidak akan terjadi.



14



DAFTAR PUSTAKA Sunartini. Deteksi Gangguan Perkembangan Otak Dan Pengembangan Potensi Anak Dengan Kemampuan Dan Kebutuhan Khusus. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada Press, 2008 Prof. Dr. Kris H. Timotius . Otak dan Perilaku. Jakarta : Universitas Kristen Krida Wacana, 2011 J.W. Kalat. 2011. Biological Psychology 9th edition, terjemahan. Jakarta : Salemba Humanika.



15